Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Berbicara benar dan manfaat
Ringkasan Materi:
Seringkali kita terjebak mengatakan sesuatu yang tidak bermanfaat dan sia-sia. Berpikirlah sebelum berbicara, perkataan ibarat anak panah yang melesat dari busurnya - tidak dapat dikejar dan ditarik lagi ketempat semula tanpa meninggalkan bekas. Bicaralah yang benar dan manfaat, disaat yang tepat dan pada orang yang tepat. Tidak semua hal harus disampaikan, kita harus bisa meletakkan perkataan dengan tepat. Bicara seperlunya saja, tidak usah ditambah-tambahi, tidak usah segala dibicarakan, sehingga membuat kita tergoda untuk berbicara lebih banyak, lebih baik, dan cenderung mengada-ada.
catatan admin:
Dewasa ini banyak sekali hal-hal yang cukup menggoda untuk dibuat bahan pembicaraan, mulai dari makelar kasus, makelar pajak, dan lain sebagainya. Pertanyaannya, apakah kita perlu membicarakannya? apakah kita tahu kebenaran dibalik semua kejadian ini? andaikan kita tahu apakah pantas kita mempergunjingkannya?
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan)dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yaang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al Hujurat: 11-12)Sesi II
Pemateri: Ustadz Fachrudin
Materi: Indikator Kebahagiaan
Ringkasan Materi:
Setiap kita pasti ingin bahagia. Menurut Ibnu Abbas indikator orang bahagia dunia akhirat adalah:
- Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur
- Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh
- al auladun abrar, yaitu anak yang soleh
- albiatu hasanah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita
- al malul halal, atau harta yang halal
- Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama
- umur yang barokah
Wallaahu a’lam bish-shawaab