Live Streaming Aa' gym di USTREAM

Cek terus halaman ini untuk melihat ceramah aa' secara live via ustream. Jadwal live streaming - menyusul, atau kunjungi http://www.ustream.tv/channel/aagym-dt untuk melihat rekamannya.

Kajian Asmaul Husna - tiap Kamis malam pukul 19.30 wib

Live video chat by Ustream

Sunday, February 28, 2010

MQ Pagi 01 Maret 2010

Sunday, February 28, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Keterbatasan bag. 2

Ringkasan Materi:
Kemarin kita membahas tentang saudara-saudara kita yang memiliki keterbatasan. Bagi yang melihat ini adalah sebuah kecacatan penciptaan, maka orang ini imannya belum kuat, bukankah Allah Maha Sempurna? Bagaimana bisa dibayangkan DIA menciptakan sesuatu yang tidak sempurna? Keterbatasan secara fisik maupun mental, bukanlah ukuran untuk menilai bahwa seseorang itu cacat, tidak sempurna. Boleh jadi dengan keterbatasan ini Allah melebihkan hati mereka, menjadi manusia yang lebih dekat dan mulia di sisi Allah.

Ada sebuah kisah, seorang ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus ditanya oleh temannya, seorang ibu yang mempunyai anak normal.
"Ibu, dimana mereka memperoleh pendidikan?" tanya wanita ini dengan takjub
"di SLB (Sekolah Luar Biasa)" jawab si Ibu dengan singkat
Tiba - tiba, sambil menangis wanita ini berkata "Ibu ini dititipi gelas yang retak, tapi karena ibu telaten mengurusnya, gelas itu menjadi sebuah gelas yang indah. Tetapi, saya yang dititipi gelas yang utuh, karena tidak terampil dalam mengurus, gelas saya pada akhirnya pecah"

Kisah ini mengajarkan kita bahwa keterbatasan fisik ataupun mental tidaklah menjadi halangan untuk seseorang menjadi berharga, sebaliknya dengan kelengkapan fisik dan mental, bila tidak dipergunakan dengan baik malah akan membuat seseorang menjadi manusia yang tidak bermanfaat.

Mempunyai anak dengan kebutuhan khusus memang sangat menguji, akan ada banyak hal yang terasa berat. Tapi, disaat semua terasa menghimpit, segeralah kembali kepada Allah. Kembalikan semua kepada Allah, karena semua hal yang ada adalah titipan Allah. Bagi orang tua yang mempunyai anak seperti ini seyogyanya harus bisa ridha, memperbanyak taubat, dan memperbanyak doa. Di setiap ujian yang ada, bersujudlah meminta bantuan Allah, mintalah ampun atas segala kesalahan yang kita lakukan secara tidak sadar. Jangan lupa untuk menyempurnakan ikhtiar, didik anak ini dengan baik, masukkan ke sekolah yang memang bisa membantu anak ini bisa lebih terdidik dengan baik.

Bukan maksud saya untuk menggurui, tetapi semua yang ada adalah milik Allah, meski biaya pengobatan dan pendidikan anak ini mahal, ikhlas saja, karena semua ini adalah titipan Allah, buat apa ditahan, kalau memang sudah waktunya keluar pasti akan keluar juga.

Almarhum adik saya juga seperti ini, keterbatasan adik ini tidak lantas membuatnya putus asa, meski tiap hari kemampuan fisiknya terus menurun ,adik saya masih tetap istiqomah untuk sholat berjamaah di masjid dan sholat tahajud. Suatu hari ketika dia melihat ikan di kolam dia menangis, saya bertanya "Kenapa?" dia menjawab, "Lihatlah, betapa indah ciptaan Allah".

Dari kebersamaan ini saya berharap, para pendengar MQ Pagi yang pasti berasal dari berbagai latar belakang bisa bersinergi untuk menjadi lebih dekat dengan Allah, bermanfaat bagi makhluk, dan menjadikan kebersamaan ini menjadi lebih maksimal lagi. Semoga

View Comments

MQ Pagi 28 Februari 2010

Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Keterbatasan


Ringkasan Materi:
Tidak semua manusia diciptakan dengan 'fasilitas' lengkap, ada beberapa diantaranya yang mempunyai keterbatasan. Mereka yang terlahir dengan keterbatasan seperti ini tidak boleh dihina, karena menghina mereka sama saja dengan menghina penciptanya, yaitu Allah. Seperti saat kita berada di pameran lukisan, ketika kita mencela lukisan yang jelek, siapa yang tersinggung? Tentu saja pelukisnya, karena dia yang membuat. Keterbatasan fisik ataupun mental bukanlah tanda ketidaksempurnaan. Karena segala ciptaan Allah adalah sempurna.

Bagi orang tua maupun guru yang dipercaya dan mendapat titipan anak dengan kebutuhan khusus adalah orang terpilih, orang tua dan guru seperti ini harus bisa ridha dan bersabar dengan kondisi mereka, karena semua hal yang terjadi tidak luput dari pengawasan Allah, semua bakal ada hitungannya, tidak ada satu kejadian-pun yang sia-sia, semuanya akan dibalas secara sempurna oleh Allah. Jadikan semua hal yang ada menjadi jalan untuk lebih dekat dengan Allah.

Sedangkan bagi kita yang terlahir secara 'sempurna' harus bisa lebih bersyukur dengan kondisi yang ada, kita harus bisa lebih mempertanggung jawabkan segala nikmat yang telah Allah berikan dengan lebih baik lagi. Mulai periksa, apakah mata, kaki, tangan, dan anggota tubuh ini telah dipergunakan dengan baik untuk melaksanakan kehendak Allah? lebih banyak digunakan untuk ibadah atau maksiat?

Saat ini, banyak saudara kita yang berkebutuhan khusus ini mendapat pembinaan dari orang diluar islam, sebagai umat rahmatan lil alamin kita seharusnya malu, bukankah mereka saudara kita? tapi kenapa bukan kita yang merawat dan mendidik mereka?

View Comments

Saturday, February 27, 2010

MQ Pagi 27 Februari 2010

Saturday, February 27, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Ketaqwaan Rasulullah

Ringkasan Materi:
Segala sesuatu adalah milik Allah, tidak ada yang tersembunyi, semua dalam kekuasaannya. Mutlak. Sempurna.

Kita oleh Allah diciptakan dan diturunkan ke dunia adalah untuk diuji keimanannya. Tinggal bagaimana sikap kita terhadap Allah, mau menurut atau tidak. Jikalau kita mau mendekat padaNYA, pasti bakal ditolong oleh Allah.

Sebagai seorang hamba, Rasul adalah seseorang yang turut, patuh, dan tunduk kepada Allah. Kemuliaan yang beliau peroleh tidak lantas membuatnya sombong. Beliau sangat tawadhu, tidak mengandalkan hebatnya penampilan, kekuasaan dan kekayaan untuk memperoleh sesuatu dari mahkluk.

Beliau adalah pemimpin yang lebih suka melayani daripada dilayani. Meskipun diuji dengan cobaan yang bertubi-tubi, dicaci maki, diboikot, di ancam akan dibunuh, beliau tenang-tenang saja, mantap, tidak takut. Ketaqwaan beliau betul-betul teruji.

Taqwa tidak selalu identik dengan kemudahan, kelapangan hidup, dan pujian. Tetapi juga bisa dalam bentuk kesedihan, kesulitan, dan kesengsaraan. Seseorang bisa dikatakan bertaqwa apabila diberi kemudahan dia bersyukur, tidak terlena, dan bila diberi kesulitan dia mampu bersabar.
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikan berita gembira kepada orang-orang yang sabar". (QS. Al Baqarah: 155)
Taqwa tidak bisa diilhat dari aksesori duniawi yang melekat, tapi lebih kepada hati. Hati yang mantap dan jernih pada setiap keadaan, yakin bahwa segala sesuatu berasal dari Allah. Yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah untuk membersihkan hati kita dari selain Allah. Tidak ada sesuatu yang buruk, yang perlu kita lakukan hanyalah memperkuat tekad, bertobat, tingkatkan taat, dan beri manfaat agar hati ini menjadi lebih dekat kepada Allah.

Sesi II
Pemateri: Ust. Fuad
Materi: Mencintai Rasulullah

Ringkasan Materi:

Ada banyak cara agar kita dicintai Allah, salah satunya adalah dengan mencintai Rasulullah saw. Lantas, bagaimana cara kita membuktikan cinta kita kepada Rasulullah. Berikut beberapa diantaranya:
  • Dengan mengimani kenabian dan kerasulan beliau
  • Perbanyak sholawat kepada Rasul
  • Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.(QS. Al Ahzab: 56)
  • Menjadikan Rasul sebagai contoh/teladan dala semua hal (akidah, ibadah, dan akhlak)
  • Dengan menghidupkan sunnahnya
  • Mencintai apa yang dicintai Rasul dan membenci apa yang dibenci Rasul
  • yang dicintai Rasul: memakmurkan masjid, sholat berjamaah, meolong orang lain, sedekah
  • Melanjutkan risalah dakwahnya
  • Menjaga citra baik Islam yang telah diperjuangkan Rasul
Keuntungan mencintai Rasul, antara lain:
  • Dicintai Allah
  • Dosa-dosa diampuni
  • "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah, “Taatilah Allah dan Rasul-Nya. Jika kalian berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir." (QS Ali Imran: 31-32).
  • Dicintai Rasul
  • Bersama-sama dengan Rasul di surga
  • "Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, berarti ia mencintaiku, dan barangsiapa yang mencintaiku maka ia akan bersamaku di surga" (HR. Bukhari)
  • Termasuk umat yang diakui oleh Rasul
  • Mendapatkan syafaat Rasul
  • Dapat mencicipi telaga milik Rasul
  • "Sesungguhnya aku menunggu (kedatangan) kamu sekalian di telaga. Barangsiapa melewati, dia pasti minum. Dan barangsiapa minum, maka dia tidak akan dahaga selamanya." (HR.Bukhari)
Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Friday, February 26, 2010

MQ Pagi 26 Februari 2010

Friday, February 26, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Pribadi Rasulullah

Ringkasan Materi:
Di dunia inim tidak ada orang yang lebih mengenal dan tahu jalan terbaik dalam mengenal Allah selain Rasulullah saw. Allah dengan sengaja menciptakan Rasulullah sebagai hamba yang ditugaskan untuk memandu kita umat islam dalam menjalani hidup. Di saat para pemikir sibuk mencari jalan terbaik dalam mengenal Sang Pencipta, umat islam telah dengan mudahnya mendapat petunjuk melalui perantaraan Muhammad Rasulullah.

  • Rasul adalah seseorang dengan fisik tegap, rupawan, rambut ikal, dan berhidung mancung. Proporsional.
  • Dengan penampilan seperti ini tidak lantas membuat Rasul menjadi sombong dan mengandalkan fisiknya. Tidak seperti kita yang terkadang terlalu berlebihan dalam menilai penampilan, yang fisiknya 'sempurna' cenderung sombong, yang fisiknya 'tidak sempurna' cenderung tidak pede. Sebenarnya, tidak ada sesuatu yang tidak sempurna, semua hal yang ada pada tubuh ini telah diciptakan sesuai, hidung terbaik yang cocok untuk wajah kita ya hidung yang saat ini menempel, tidak perlu dimancung-mancungin atau diubah-ubah lagi.
  • Badan Rasulullah harum, sampai-sampai jalan yang dilalui beliau akan tercium harum tubuhnya.
  • Rasul adalah pribadi yang rendah hati dan ikhlas dalam melakukan sesuatu, tidak ada rekayasa ataupun penipuan. Semua hal dilakukan hanya karena mengharap ridha dari Allah, tidak ada sedikitpun keinginan mendapatkan sesuatu dari makhluk. Tawadhu beliau adalah murni kerja hati, bukan kerja otak.
  • Kalau menerima tamu, beliau tidak suka membeda-bedakan, mau yang datang pejabat, orang kaya, kaum dhuafa, semua diperlakukan sama. Rasul tidak menghormati seseorang dari penampilan dan topeng keduniaan, melainkan lebih kepada hati mereka. Cara penghormatannya pun juga proporsional, tidak berlebihan.
  • Bila bersalaman beliau senantiasa mengulurkan tangan terlebih dahulu.
  • Bila dipanggil, seluruh tubuh beliau ikut menoleh, tidak hanya sebatas kepala saja.
  • Setiap orang yang bertemu dengan Nabi selalu mempunyai perasaan yang sama, yaitu: mereka merasa yang paling disayangi oleh Rasul.
  • Rasul adalah pribadi yang selalu bertindak dengan sepenuh hati, lahir-bathin sama, tidak ada yang ditutup-tutupi, baik itu ucapan maupun perbuatan.
  • Dengan kemuliaan yang Allah anugerahkan pada beliau, rasul tidak ingin dispesialkan dan diperlakukan khusus, jika memang terlambat masuk masjid, beliau duduk dibelakang. Kalau pun ada perintah untuk bershalawat kepada beliau, itu bukan karena beliau yang meminta, tapi karena keinginan Allah. Bayangkan dengan kita, apakah demikian?
  • Rasul tidak memiliki istana mewah, mahkota, singgasana, maupun baju yang bertabr tanda jasa. Beliau hidup sangat sederhana.
  • Mari, jadikan peringatan Maulid Nabi ini sebagai momen untuk hidup seperti Rasulullah, hidup tanpa rekayasa, murni, ikhlas karena Allah.
Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Wednesday, February 24, 2010

MQ Pagi 25 Februari 2010

Wednesday, February 24, 2010
Sesi I
Pemateri: KH DR. Miftah Farid
Materi: Menjadikan Rasulullah sebagai teladan

Pengantar oleh KH Abdullah Gymnastiar

Salah satu perilaku yang bisa ditiru dari Rasulullah adalah ketenangan hati beliau. Siapapun yang berjumpa akan merasa segan dan cinta, karena wibawa beliau itu asli, tidak ada rekayasa, segala sikap perilakunya terkendali, tidak ada yang sia-sia. Begitulah seharus akhlak seorang pemimpin.

Menurut artikel KH Didin Hafidhuddin yang ditulis di Republika, paling tidak terdapat tiga ciri pemimpin yang memiliki hikmah, yaitu:
  1. kasrotun 'ilmi , atau memiliki berbagai macam ilmu pengetahuan (dari berbagai bidang)
  2. kasrotul hilmi , atau memiliki kesabaran dan kedewasaan yang matang, tidak mudah mengeluh dan tidak mudah menyalahkan orang lain.
  3. kasrotul unah , atau memiliki kehati-hatian dan kewaspadaan, baik dalam ucapan apalagi tindakan. Ucapannya terukur, jelas, dan gamblang, tidak sembarangan.
Pemimpin tidak identik harus dengan presiden, kepala daerah, dan atasan. Karena, kita ini sejatinya adalah pemimpin, pemimpin bagi diri sendiri ataupun bagi keluarga. Pemimpin harus bisa memelihara diri, melakukan segala sesuatu murni hanya karena ingin beribadah kepada Allah, kalaupun nanti mendapat pujian, jangan sampai melenakan dan membelokkan niat.

Jadilah pemimpin yang baik, mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil, mulai saat ini.

Besok tanggal 12 Rabi’ul Awwal kita merayakan maulid Nabi Muhammad saw. Sebenarnya, tidak ada petunjuk maupun contoh khusus dari Nabi dan para sabahat untuk merayakannya, tetapi disekitar abad pertengahan ada ide dari para pemimpin islam saat itu untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw sebagai salah satu cara untuk mengobarkan semangat juang umat Islam. Oleh karena itu, perayaan maulid Nabi hendaknya dapat dijadikan sebagai momen untuk mengingat pentingnya misi kenabian, dan perjuangan beliau dalam berdakwah.

Allah mewajibkan atas setiap orang Islam supaya beriman kepada semua rasul yang diutus, dan tidak ada satu umat pun yang tidak diutus seorang rasul kepada mereka. Kita, paling tidak telah mengenal ada 25 nama nabi, dan yang terakhir adalah Muhammad Rasulullah.

Menurut Al Qur'an, Muhammad adalah :
  • nabi yang diutus untuk seluruh manusia,
  • nabi dan rasul yang terakhir, tidak ada nabi lagi setelah beliau
  • seorang ummi, yang tidak pernah berguru kepada makhluk untuk mendapatkan ilmu tertentu, tetapi langsung mendapat pengajaran dari Allah
  • beliau adalah Rahmatan lil Alamin, Nabi yang diutus bukan hanya untuk menjadi rahmat bagi manusia saja (baik umat islam maupun kafir), tetapi juga bagi seluruh alam
  • seseorang berakhlak mulia yang layak dijadikan teladan, akhlaknya tidak ditunjukan pada saat menjadi rasul saja, bahkan sebelum menerima risalah kenabian-pun beliau dikenal sebagai orang jujur, amanah, tangguh dalam menjalani kehidupan, ulet dan mandiri
Dikarenakan kemuliaan akhlaknya, para sahabat berusaha untuk menghafal semua perilaku Nabi untuk kemudian disampaikan kepada generasi berikutnya dan pada akhirnya ditulis dalam kitab-kitab hadist. Sebuah biografi terlengkap yang pernah dibuat manusia. Semua hal yang berkaitan dengan beliau ditulis dengan terperinci, mulai dari ibadah, kehidupan rumah tangga, sikap beliau disaat menjadi pemimpin perang, pemimpin keluarga, kepala negara, bahkan sampai posisi tidur-pun ada.

Oleh sebab itu kita seharusnya kita mampu mencontoh segala perilaku beliau, semampu dan semaksimal mungkin, meski tidak sempurna.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Tuesday, February 23, 2010

MQ Pagi 24 Februari 2010

Tuesday, February 23, 2010
Sesi I
Pemateri: Ustdz. Erika Suryani Dewi, LC
Materi: Menjadikan Rasulullah sebagai teladan

Ringkasan Materi:
Momen maulid Nabi sebaiknya digunakan untuk kembali merenungi sejarah kehidupan Rasulullah pada saat menegakkan ajaran agama Islam. Saat dimana beliau menyebarkan risalah ketauhid-an, dan mengumandangkan kebenaran dengan sabar, meskipun harus dicela, dicaci-maki, dan disiksa secara fisik.

Pada momen ini kita harus bisa merefleksikan dan mencontoh segala perilaku beliau, yang rela berkorban, lahir-bathin, demi agar manusia memperoleh hidayah dan mampu mengenal Allah dengan baik.
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat/memuji Allah." (QS Al Ahzab:21)
Rasulullah adalah teladan(uswah) terbaik yang layak untuk dicontoh perilakunya. "Wah, kalau harus meniru Rasul, berat" Kenapa berat? bukankah beliau juga manusia biasa seperti kita? Dengan menjadikan Allah sebagai tujuan, setiap saat selalu mengingat Allah dan tidak mencintai dunia, insya Allah akan terasa ringan. Memang, Rasul adalah manusia yang oleh Allah diberi kemuliaan dan secara khusus dijaga dari perbuatan dosa (ma'sum), sehingga apabila beliau berbuat kekhilafan, Allah langsung menegur beliau.

Dikisahkan, pada permulaan dakwah, Rasulullah sering mengadakan dialog dgn pemimpin-pemimpin Quraisy seraya mengharap semoga mereka masuk Islam. Beliau sangat ingin mereka menerima dakwah dan menghentikan penganiayaan terhadap para sahabat beliau. Sementara beliau berunding dgn sungguh-sungguh tiba-tiba Abdullah bin Ummi Maktum datang mengganggu minta dibacakan kepada ayat-ayat Alquran. Kata Abdullah “Ya Rasulullah ajarkanlah kepadaku ayat-ayat yg telah diajarkan Allah kepada Anda!” Rasulullah terlengah memperdulikan permintaan Abdullah. Bahkan beliau agak acuh terhadap interupsinya itu. Lalu beliau membelakangi Abdullah dan melanjutkan pembicaraan dgn para pemimpin Quraisy tersebut.

Selesai berbicara dgn mereka Rasulullah bermaksud pulang. Tiba-tiba Allah mewahyukan firman-Nya kepada beliau “Dia bermuka masam dan berpaling karena seorang buta datang kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya atau dia mendapatkan pengajaran lalu pengajaran itu memberikan manfaat kepadanya? Adapun orang yg merasa dirinya serba cukup maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada atasmu kalau mereka tidak membersihkan diri . Adapun orang yang datang kepadamu dengan bergegas sedangkan ia takut kepada maka kamu mengabaikannya. Sekali-kali jangan ! Sesungguhnya ajaran itu suatu peringatan. Maka siapa yg menghendaki tentulah ia memperbaikinya. terdapat di dalam kitab-kitab yang dimuliakan yang ditinggikan lagi disucikan di tangan para utusan yg mulia lagi berbakti.” Ayat pada surat Abasa inilah yang membuat Rasulullah setiap kali bertemu dengan Abdullah bin Ummi Maktum beliau selalu memeluknya dengan hangat seraya berkata “Inilah orangnya, yang membuat aku ditegur oleh Allah"

Itulah akhlak Rasulullah, setelah beliau ditegur, beliau langsung sadar, bertaubat, dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sangat penting bagi kita untuk mencontoh perilaku Rasulullah ketika beliau menghadapi musibah, menyampaikan kebenaran, bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, dan ketika melakukan aktifitas pribadi.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Monday, February 22, 2010

MQ Pagi 23 Februari 2010

Monday, February 22, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Ikhlas

Ringkasan Materi:
Semoga Allah mengkaruniakan kepada kita hati yang ikhlas. Tidak ada ketenangan, kedamaian dan ketentraman hakiki tanpa adanya hati yang ikhlas. Kalau ingin bahagia, segala urusan dan kebutuhan dijamin, amal yang kecil diterima oleh Allah, kuncinya adalah ikhlas.

Ikhlas berarti melakukan segala sesuatu hanya karena mengharapkan keridhaan Allah semata, tidak ada keinginan ataupun harapan akan mendapat balasan dari makhluk, baik berupa pujian ataupun penghargaan. Kalau memang sudah tiba waktunya, segala yang kita kerjakan pasti akan dibalas dengan sangat baik oleh Allah.

Tugas kita hanyalah menyempurnakan ikhtiar, berbuat yang terbaik, dan tidak terlalu memikirkan hasil. Seperti halnya Rasulullah, beliau adalah contoh terbaik bagi yang ingin belajar mengenai keikhlasan. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, semua hal yang beliau lakukan hanya karena mengharapkan ridha Allah, tidak ada satupun hal yang beliau perbuat karena mahkluk. Meskipun dihina dan dicaci, beliau tetap istiqomah dalam berbuat. Hati, perkataan dan perilaku beliau sama, tidak ada yang ditutup-tutupi. Bening. Tidak seperti kita yang seringkali bertindak bertentangan dengan hati.
Katakanlah (Muhammad), "Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha-Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Ali Imran: 26)
Berbuatlah dengan ikhlas, dan biarlah Allah yang Maha Melihat, Maha Pemilik Segalanya, Maha Dekat dan Maha Pemberi yang membalas. Cukuplah hanya karena Allah.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

MQ Pagi 22 Februari 2010

Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Israf (berlebihan)

Ringkasan Materi:
Allah menginginkan kita untuk berpikir tengah-tengah, tidak berlebihan. Dalam bersikap kita harus tawadhu - tidak sombong ataupun minder, dalam membelanjakan harta tidak boleh boros ataupun kikir, dalam bertindak tidak boleh nekat ataupun bersikap pengecut.

Berlebihan adalah tindakan yang terbentuk karena kita terlalu memperturutkan nafsu, melakukan sesuatu atas dasar keinginan, bukan karena kebutuhan.
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al Araaf: 31)

"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian." (QS. Al Furqan: 67)

"Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlahkamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithan dan syaithan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS. Al Israa: 26-27)
Dalam contoh sehari-hari, saat menggunakan air wudhu dan saat makan janganlah berlebihan, kalau kurang lebih baik menambah daripada mengambil secara berlebihan dan sisanya terbuang percuma. Ingat, semua perbuatan kita akan dipertanggung jawabkan, termasuk kelebihan yang mubadzir tadi.

Berbicara pun juga demikian, ibarat peluru/anak panah, kata-kata yang terlepas dari mulut tidak akan dapat ditarik lagi. Maka dari itu, bicaralah seperlunya saja, tidak usah ditambah-tambahi agar terlihat pintar.
"Dari Hafsh bin ‘Aashim, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Cukuplah seseorang dianggap pendusta jika ia mengatakan setiap apa yang ia dengar” (HR. Muslim)

"Sesungguhnya Allah melarang kamu banyak omong, yang diomongkan tidak bermanfaat dan menyia-nyiakan harta serta banyak bertanya." (HR. Asysyihaab)

“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang diridhai ALLAH SWT yang ia tidak mengira yang akan mendapatkan demikian sehingga dicatat oleh ALLAH SWT keridhoan-NYA bagi orang tersebut sampai nanti hari Kiamat. Dan seorang lelaki mengucapkan satu kata yang dimurkai ALLAH SWT yang tidak dikiranya akan demikian, maka ALLAH SWT mencatatnya yang demikian itu sampai hari Kiamat.” (HR Tirmidzi dan ia berkata hadits hasan shahih; juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah)
Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Sunday, February 21, 2010

MQ Pagi 21 Februari 2010

Sunday, February 21, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Kunci Akhlak Rasulullah

Ringkasan Materi:
Suatu ketika Rasulullah saw ditanya “Ya Rasulullah mengapa engkau diutus ke bumi?” Maka jawaban Rasulullah sangat singkat sekali “Sesungguhnya aku diutus ke bumi hanyalah untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR. Bukhari)
Akhlak adalah respon spontan terhadap suatu kejadian. Pada saat diam tak akan kelihatan bagaimana akhlak kita. Tetapi ketika kita ditimpa sesuatu, baik kejadian menyenangkan ataupun sebaliknya, respon terhadap kejadian itulah yg menjadi alat ukur akhlak kita. Kalau respon spontan kita itu yg keluar adalah kata-kata yang baik berarti memang seperti itulah akhlak kita. Tanpa harus dipikir, tanpa harus direkayasa. Sebaliknya kalau tiba-tiba sandal kita hilang atau ada orang yg membunyikan klakson dengan nyaring tiba-tiba sumpah serapah keluar dari mulut kita, maka respon spontan itulah yg akan menunjukkan bagaimana akhlak kita.
Rasulullah saw bersabda: "Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya, dan apabila ia jelek maka jeleklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati" (HR. Bukhari dan Muslim)
Pada saat kita mendamaikan seseorang yang sedang bertengkar, yang terpenting bukanlah perkara berjabat tangan atau tidak, memang secara fisik jabat tangan diindikasikan sebagai proses berdamai, tetapi ada yang lebih penting, yaitu hati. Percuma saja kalau fisiknya berdamai tetapi hatinya tidak. Itu namanya munafik.

Rasulullah adalah sosok yang hati, ucapan, dan tindakannya bersih, jujur, tidak ada yang ditutup-tutupi, lahir dan bathinnya sama.

Kenapa bisa begitu? karena tauhid. Ya, tauhid yang bersih akan membuat kita terhindar dari cinta dunia, sikap munafik, bergantung pada mahkluk, menuhankan selain Allah (uang, jabatan, mahkluk), dan berbuat dzolim terhadap orang lain. Dengan lebih mengenal Allah, kita akan sadar bahwa kita selalu ada dalam pengawasanNYA, bahwa segala perbuatan kita akan dibalas oleh Allah, dan bahwa segala sesuatu adalah dari Allah.
Sa’id bin Hisyam bercerita: Aku masuk menemui Aisyah ra. dan bertanya kepadanya tentang akhlak Rasulullah saw. Aisyah menjawab dengan pertanyaan, “Apakah engkau membaca al-Qur’an?” Aku pun menjawab “Ya.” Aisyah berkata, “Akhlak Rasulullah saw adalah al-Qur’an.” (HR. Ahmad, al-Baihaqi, Abu Na’im, al-Bukhari, as-Suyuthi, dan al-Hindi)
Dan ingatlah, bahwa sesuatu yang disampaikan dan berasal dari hati, dapat dipastikan akan sampai ke hati. Tembus, itulah mengapa nasehat-nasehat Nabi bisa kuat bertahan selama 1400 tahun lebih, ini dikarenakan semua tindakan beliau berasal dari hati. Dengan tidak mengesampingkan campur tangan Allah.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Friday, February 19, 2010

MQ Pagi 20 Februari 2010

Friday, February 19, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Ujian

Ringkasan Materi:
Ujian hidup akan menjadi mudah untuk dijalani apabila iman kita kepada Allah mantap. Karena segala sesuatu yang terjadi adalah karena ijin Allah.
"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."

"(kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri"
(QS. Al Hadiid: 22-23)
Saat ini Aa' sedang berada di Padang untuk meresmikan masjid yang baru saja dibangun dengan dana dari Dompet Peduli Ummat (DPU) sebesar 1.2 milyar. Masjid ini diperkirakan akan tahan terhadap gempa hingga 10 skala richter. Terima kasih kepada para donatur yang sudah menjadi jalan yang menyebabkan masjid ini selesai dibangun.

Hikmah dari terjadinya gempa disini antara lain adalah semakin banyaknya orang yang datang dan memakmurkan masjid. Tetapi, setelah proses recovery berjalan, infrastruktur mulai tertata, masjid mulai sepi lagi, paling tidak ada pengurangan shof ketika sholat berjamaah.

Ujian kelapangan dan kemudahan sering kali menjadi lebih berbahaya dibandingkan dengan ujian kesempitan. Karena, disaat ditimpa kesusahan kita menjadi lebih mudah tersungkur sujud di hadapan Allah, tapi setelah kemudahan datang, ibadah kita sudah tidak lagi segigih dulu. Satu hal yang menarik, walikota disini juga mencanangkan program hafal asmaul husna dan juz 30. Semoga, hal ini akan semakin menumbuhkan kecintaan pada Allah dan Al Quran.

Sesi II
Pemateri: Ust. Fuad
Materi: Memakmurkan Masjid

Ringkasan Materi:
"Apabila seorang anak Adam meninggal maka terputuslah amalnya kecuali karena tiga hal, yaitu: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau, anak shaleh yang mendoakannya" (HR. Muslim dan Ahmad)
Hal terpenting setelah pembangunan masjid adalah memakmurkannya, dan hanya orang beriman saja yang mampu melakukan hal itu.
"Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk" (QS. At Taubah: 18)
Dalam beberapa hadist juga disebutkan tentang keutamaan membangun dan memakmurkan masjid, antara lain:
“Barang siapa yang mendirikan masjid, Allah akan mendirikan sebuah rumah baginya di surga” (HR. Muslim)

Rasulullah saw bersabda: "Ada tujuh golongan manusia yang akan diberikan naungan Allah pada hari tak ada lagi naungan selain naungan-Nya, mereka adalah imam (penguasa) yang adil, pemuda yang tumbuh dalam nuansa ibadah kepada Allah, seseorang yang hatinya selalu tertambat pada masji, dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berhimpun karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang lelaki yang dibujuk rayu oleh seorang wanita berkedudukan tinggi dan cantik, kemudian lelaki itu berkata: sungguh aku ini takut kepada Allah, seseorang yang bershadaqah dengan sesuatu lalu dia menyembunyikannya, sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya, Seseorang yang berdzikir kepada Allah pada saat sunyi senyap lalu kedua matanya meneteskan air mata." (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka dari itu berlomba-lombalah untuk menafkahkan rizki kita pada saat pembangunan masjid dan memakmurkannya pada saat masjid itu telah berdiri. Rasulullah sendiri sangat senang memakmurkan masjid, hampir semua kegiatan beliau pusatkan di masjid, dan ini merupakan sunnah beliau. Bahkan, saat hijrah dan sampai di madinah, beliau membangun masjid terlebih dahulu.
"Barang siapa yang menghidupkan sunahku, sungguh ia cinta padaku dan barang siapa yang cinta kepadaku, maka ia akan disurga bersamaku." (HR. Bukhari dan Muslim)
Gempa di Padang terjadi karena ijin Allah, karena
"Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. At Taghaabun : 11)
Adakalanya musibah adalah peringatan dari Allah atas dosa dan kesalahan kita, memang tidak ada manusia yang bisa terbebas dari dosa, tetapi jangan pernah bermain-main dengan dosa, karena setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban di hari akhir.

Dikisahkan, seorang ahli hikmah, Ibrahim bin Adham didatangi oleh orang yang mengaku ahli maksiat. Ia mengutarakan niatnya untuk keluar dari kubangan dunia hitam.

Ibrahim bin Adham memberikan nasihatnya, seraya berkata, “Jika ingin menerima lima syarat dan mampu melaksanakannya, maka tak mengapa kamu meneruskan kesukaanmu berbuat maksiat.”Mendengar perkataan Ibrahim, ahli maksiat dengan penasaran bertanya, “Ya Abu Ishaq (panggilan Ibrahim bin Adham), apa syarat-syaratnya? ”

Ibrahim bin Adham berkata, “Pertama, jika ingin melakukan maksiat kepada Allah, janganlah kamu memakan rizki-Nya.”

“Lalu aku harus makan dari mana? Bukankah semua yang ada di bumi ini rizki Allah?” kata sang ahli maksiat keheranan.

Ibrahim bin Adham berkata lagi, “Ya, kalau sudah menyadarinya, masih pantaskah kamu memakan rizki-Nya, sedangkan kamu melanggar perintah-pertintah- Nya.” “Kemudian syarat yang kedua, kalau ingin bermaksiat kepada-Nya, maka janganlah kamu tinggal di bumi-Nya. ”

Ya Abu Ishaq, kalau demikian, aku akan tinggal di mana? Bukankah semua bumi dan isinya ini kepunyaan Allah?” kata lelaki itu.

“Ya Abdullah, renungkanlah olehmu, apakah masih pantas memakan rizki-Nya, sedangkan kamu masih hendak melanggar perintah-Nya? ” kata Ibrahim.

“Ya benar, ” kata lelaki itu tertunduk malu.

Ibrahim bin Adham kembali berkata, “Syarat ketiga, kalau ingin juga bermaksiat, mau makan rizki-Nya, mau tinggal di bumi-Nya, maka carilah suatu tempat yang tersembunyi dan tidak dapat dilihat-Nya. ”

“Ya Abu Ishaq, mana mungkin Allah tidak melihat kita?” ujarnya.

Sang ahli maksiat itu pun terdiam merenungkan petuah-petuah Ibrahim. Lalu ia kembali bertanya, “Ya Abu Ishaq, kini apa lagi syarat yang ke empat?”

“Kalau malaikat maut datang hendak mencabut ruhmu, katakanlah, “Undurkanlah kematianku. Aku ingin bertaubat dan melakukan amal sholeh.” kata Ibrahim.

“Ya Abu Ishaq, mana mungkin malaikat maut mau mengabulkan permintaanku itu.” jawab lelaki itu.

“Baiklah ya Abu Ishaq, sekarang sebutkan apa syarat yang ke lima?” tanyanya lagi.

“Kalau malaikat Zabaniyah hendak membawamu ke neraka di hari kiamat, janganlah engkau mau ikut bersamanya.”

“Ya Abu Ishaq, jelas saja mereka (malaikat Zabaniyah) tidak akan mungkin membiarkan aku menolak kehendak-Nya. ” ujar lelaki itu.

“Kalau demikian, jalan apa lagi yang dapat menyelamatkanmu ya Abdullah?” tanya Ibrahim bin Adham.

“Ya abu Ishaq, cukuplah! Cukup! Jangan engkau teruskan lagi, mulai detik ini aku mau beristighfar dan mohon ampun kepada Allah. Aku benar-benar ingin bertaubat.” ujar lelaki itu sambil menangis penuh.

Maka dari itu, sering-seringlah bertaubat, dan berbuat amal sholeh, untuk menembus segala dosa yang telah kita lakukan. Jadilah manusia yang tahu diri dan pandai bersyukur.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Thursday, February 18, 2010

MQ Pagi 19 Februari 2010

Thursday, February 18, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Proporsional

Ringkasan Materi:
Sebaik-baiknya urusan adalah yang pertengahan, dalam hal membelanjakan harta tidak boleh boros ataupun kikir, pada saat bersikap tidak boleh takabur ataupun minder. Islam mengajarkan untuk mengerjakan segala sesuatu secara proporsional, pas, tidak lebih dan tidak juga kurang.

Sesuatu yang dikerjakan tidak dalam porsinya akan membuat hidup menjadi tidak tenang. Hiduplah dengan normal, tidak usah ingin terlihat hebat, intelek, sholeh, mulia, ataupun kaya. Cukup tampil apa adanya, biasa saja, tidak usah bersembunyi dibalik topeng.

Dahulu, seorang istri pernah mengeluhkan sikap suaminya yang selalu berpakaian compang camping agar terlihat zuhud dan wara' kepada Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, kemudian Ali menegur sang suami agar berpakaian sewajarnya karena dia mampu untuk melakukannya. Dari kisah ini kita bisa belajar untuk menaruh segala sesuatu pada tempatnya. Adil, karena berlaku adil lebih dekat dengan taqwa.

Tambahan materi updated : 27 Maret 2010

Ketika Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib pergi menjenguk kesehatan sahabatnya al-'Ala' ibn Ziyad al-Haritsi, Al-'Ala' berkata kepadanya: Ya Amirul Mukminin, saya hendak mengadu kepada Anda tentang saudara saya, 'Ashim ibn Ziyad.

Amirul Mukminin bertanya: Ada apa dengan dia?

Al-'Ala' berkata: la memakai baju bulu domba (kasar) dan menjauhkan dirinya dari dunia.

Amirul Mukminin berkata: Hadapkan dia kepada saya.

Ketika ia tiba, Amirul Mukminin berkata: Wahai musuh diri Anda sendiri. Sungguh iblis telah menyesatkan Anda. Apakah Anda tidak merasa kasihan kepada istri dan anak-anak Anda? Apakah Anda percaya bahwa apabila Anda memakai pakaian yang dihalalkan Allah bagi Anda maka la tidak akan menyukai Anda? Anda terlalu tak penting bagi Allah untuk itu.

la berkata: Ya Amirul Mukminin, Anda pun memakai pakaian kasar dan memakan makanan kasar.

Kemudian ia menjawab: Celakalah Anda, saya tidak seperti Anda. Sesungguhnya Allah Yang Mahatinggi telah mewajibkan pada pemimpin yang sesungguhnya supaya mereka menyesuaikan diri pada tingkat rakyat yang rendah sehingga orang miskin tidak menangis karena kemiskinannya.• (Nahjul Balaghah khotbah 208)

Sesi II
Pemateri: Ust. Roni Abdul Fattah
Materi: Tidak berlebih-lebihan dalam beribadah

Ringkasan Materi:
Islam dihadirkan sebagai umat wasatha, umat pertengahan. Sehingga, dalam beribadah kita tidak boleh berlebihan, beribadahlah sesuai dengan tuntunan Rasul, sebatas kemampuan kita.

Dalil berikutnya yang memerintahkan kita untuk beribadah tanpa disertai sikap ghuluw adalah sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim rahimahumallah dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:
Tiga orang sahabat datang ke rumah istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka ingin menanyakan tentang ibadah yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah mereka memperoleh kabar tentang ibadah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka merasa seakan-akan ibadah Nabi sedikit. Mereka menyatakan, “Di manakah posisi kita dibandingkan Nabi? Padahal Nabi telah mendapatkan ampunan untuk dosa yang telah lewat dan yang akan terjadi.”

Akhirnya salah seorang di antara mereka berkata, “Adapun saya, saya akan menegakkan shalat malam selamanya (tidak akan tidur malam).” Yang kedua berkata lain, “Sedangkan saya akan berpuasa selamanya dan tidak ingin berbuka walau sehari.” Adapun sahabat terakhir bertekad, “Saya akan menjauhi wanita dan tidak ingin menikah selamanya.”

Kemudian, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui mereka dan bertanya: “Apakah benar kalian yang mengatakan demikian dan demikian? Demi Allah, sesungguhnya aku adalah manusia yang paling takut kepada Allah dibandingkan kalian. Aku adalah orang yang paling bertakwa kepada Allah dibandingkan kalian. Akan tetapi, aku berpuasa dan tetap berbuka. Aku shalat malam dan terkadang juga tidur. Aku pun menikahi kaum wanita. Maka, barangsiapa membenci sunnahku, dia tidak termasuk golonganku.” (HR. Bukhari - Muslim)

Materi: Macam Penyakit

Ringkasan Materi:
Menurut Imam Ghazali, penyakit dibedakan menjadi dua, yaitu: Penyakit Lahir dan Penyakit Batin.

Penyakit lahir ini biasanya yang punya lebih tahu dari pada orang lain, paling parah berujung pada kematian, dan bisa jadi kematian ini adalah awal dari kebahagiaan yang abadi. Sedangkan penyakit batin/hati ini biasanya orang lain lebih tahu dari yang punya, dan apabila belum sembuh, hal ini akan menimbulkan kesengsaraan, meskipun kematian datang menjemput. Tidak ada ceritanya orang masuk neraka gara-gara penyakit lahir. Tetapi, penyakit hati sangat berpotensi untuk membawa seseorang masuk neraka.
"Tidak akan masuk surga barangsiapa yang di dalam hatinya ada sebesar zarrah kesombongan. (Yaitu) menolak kebenaran dan meremehkan orang lain" (HR. Muslim)
Secara global, penyakit hati bisa disembuhkan dengan :
  1. berdoa kepada Allah agar diberi hati yang sehat
  2. membaca Al Qur'an lengkap dengan maknanya
  3. “ Dan kami turunkan Al-Quran suatu yang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan dalam Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim kecuali kerugian “ (QS. Al-Israa: 82)
  4. sholat malam
  5. berkumpul dengan orang sholeh
  6. puasa, dan
  7. berdzikir
Wallaahu a’lam bish-shawaab

catatan admin: Mohon maaf, dikarenakan ada gangguan teknis saat me-relay siaran, jadi ada beberapa point ceramah ust. Roni yang tidak saya transkrip.

View Comments

Wednesday, February 17, 2010

MQ Pagi 18 Februari 2010

Wednesday, February 17, 2010
Sesi I
Pemateri: KH DR. Miftah Farid
Materi: Taubat

Pengantar oleh KH Abdullah Gymnastiar
“Seorang mukmin memandang dosa-dosa seakan-akan ia duduk di bawah sebuah gunung yg ditakutkan akan jatuh menimpanya. Sementara seorang fajir/pendosa memandang dosa-dosa seperti seekor lalat yg lewat di atas hidung ia cukup mengibaskan tangan utk mengusir lalat tersebut.” (HR. Bukhari)
Dosa dalam pandangan seorang mukmin adalah sebuah hal yang menakutkan, oleh karena itu seorang mukmin dapat dipastikan akan senang beristighfar dan bertaubat agar dosanya diampuni oleh Allah. Taubat adalah gerbang untuk menyelesaikan permasalahan, dengan bertaubat kita akan mendapatkan kelegaan hati dan rizki dari arah yang tidak kita duga.

Setiap permasalahan pasti dilengkapi dengan solusi. Hanya saja kadang tidak terlihat karena kotornya hati.

Salah satu ciri orang yang taqwa adalah apabila terlanjur berbuat dosa, segera sadar dan bertaubat.
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali Imran: 135)
Orang baik bukanlah orang yang tidak pernah berbuat kesalahan, tetapi jikalau mereka berbuat suatu kesalahan, mereka akan segera ingat, mengakui kesalahan, meminta maaf, dan malu untuk mempertontonkan dosanya.

Manusia terlahir suci dan bersih, tetapi setelah akil baligh maka potensi berbuat dosa menjadi ada. Bahkan para nabi yang ma'shum (dijaga dari dosa) pun pernah melakukan kekhilafan, seperti hal Nabi Adam yang memakan buah terlarang.

Dosa ada dua macam, yaitu: dosa yang berkenaan dengan Allah dan yang berkenaan dengan manusia.

Dosa kepada Allah cukup ditebus dengan beristighfar, bertaubat, dan berbuat amal sholeh. Ada beberapa amalan yang mampu menggugurkan dosa, antara lain: sholat malam, berinfak, khidmat kepada orang tua, sholat, shaum, dan haji. Meskipun ada beberapa dosa yang mengharuskan kita mendapat hukuman secara langsung, seperti dosa zina.
"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian" (QS. Adz Dzaariyaat: 15-19)
Sedangkan untuk dosa yang berkenaan dengan manusia, disamping meminta maaf kepada Allah melalui istighfar dan bertaubat. Kita juga diharuskan untuk meminta maaf kepada manusia yang bersangkutan, dan dalam kaitannya dengan harta kita diwajibkan mengembalikan setiap harta dan hak yang telah kita ambil.

Satu hal yang harus diyakini adalah bahwa Allah Maha Penerima Taubat, Allah berjanji akan mengampuni setiap dosa asalkan yang bersangkutan mau bertaubat dengan sungguh-sungguh dan berjanji tidak mengulangi perbuatan dosa itu. Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

catatan admin: Mohon maaf, dikarenakan radio ditempat saya terlambat me-relay, mungkin ada beberapa point yang belum bisa saya transkrip.

View Comments

Tuesday, February 16, 2010

MQ Pagi 17 Februari 2010

Tuesday, February 16, 2010
Sesi I
Pemateri: Ummu Yusuf
Materi: Islah

Ringkasan Materi:
Agama dan akhlak baik adalah dua hal yang harus dimiliki dan dipelihara oleh seorang muslim. Maka dari itu beragamalah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah, mencontoh cara beragama para sahabat.
Rasulullah telah bersabda "Sebaik-baik manusia ialah yg hidup di zamanku, kemudian yg sesudah mereka" (HR Bukhari Muslim)
Dalam kehidupan keluarga, apabila terjadi pertengkaran antara orang tua dan anak. Disaat orang tua berbuat salah maka hendaklah anak tetap berbuat baik pada mereka. Maafkanlah mereka, bersabarlah dengan tidak marah dan mengatakan perkataan yang dapat menyakiti hati kedua orang tua kita. sekalipun mereka musyrik.
Allah SWT berfirman: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” (QS. Al Isra: 23-24)
Demikian juga apabila anak berbuat kesalahan, seyogyanya kita sebagai orang tua harus berbesar hati untuk memaafkan, kita harus mengoreksi diri. Mungkin ada yang salah dalam cara kita mendidik mereka. Bisa jadi kita terlalu memanjakan dan mempercayai mereka, tidak ada komunikasi yang hangat sehingga kita tidak mengetahui dengan siapa dia berteman dan pada lingkungan bagaimana dia bergaul. Yang terpenting, pada saat berselisih, jangan sampai kita mengeluarkan kata-kata yang menekan dan memojokkan anak.

Bagi pasangan suami - istri, apabila terjadi pertengkaran ada baiknya mereka menghilangkan egonya masing-masing, jangan ada yang merasa paling benar, sadarilah kesalahan masing-masing dan saling memaafkan. Seperti perkataan Abu Darda’ pada istrinya, “Jika engkau melihatku marah, maka redakanlah kemarahanku. Jika engkau melihatmu marah kepadaku, maka aku akan meredakanmu. Jika tidak, kita tidak akan harmonis."
Dari Jabir berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air kemudian menyebarkan bala tentaranya dan yang paling dekat kedudukannya adalah yang paling besar fitnahnya, salah satunya datang lalu berkata, saya telah melakukan ini dan ini, lalu iblis mengatakan, kamu tidak berbuat apa-apa. Kemudian datang yang lain dan mengatakan, tidaklah aku meninggalkan manusia sehingga dia berselisih dengan keluarganya, maka iblis mendekatkan dia hingga dia mengatakan, kamu adalah sebaik-baik teman.” (HR.Muslim)
Kehidupan berkeluarga tidak akan pernah lepas dari kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu, jika terjadi pertengkaran antar anggota keluarga, baik antara orang tua dan anak ataupun suami - istri, maka berdamailah. Andaikata tidak mampu berdamai secara mandiri, maka carilah orang yang mau dan mampu mendamaikan.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Monday, February 15, 2010

MQ Pagi 16 Februari 2010

Monday, February 15, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Semua perbuatan pasti dibalas


Ringkasan Materi :
Saat ini banyak teknologi yang mampu digunakan sebagai alat pengintai. Dengan teknologi ini, berbagai aktifitas manusia dapat direkam dan diputar ulang. CCTV dan Perekam Suara adalah salah satu contoh dari sekian banyak alat sekarang sering digunakan. Bahkan, pergerakan kita diluar rumah pun mampu dideteksi oleh satelit yang berada di luar angkasa. Tetapi, ada banyak hal yang belum mampu 'dilihat' oleh alat-alat itu. Misalnya, kelicikan dan perilaku curang seseorang.

Bagi Allah yang Maha Menyaksikan, tidak ada yang luput dari pandanganNYA. Setiap kebaikan dan keburukan pasti dibalas dengan adil, meskipun hanya sebesar zarrah.
"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai." (QS. Al Israa: 7)
Kalau balasan dari perbuatan baik adalah kebaikan, lantas kenapa banyak orang berdosa terlihat hidup berkecukupan?

Orang berdosa mungkin terlihat enak dengan duniawinya, tetapi bagaimana dengan kondisi hati mereka? apakah ada ketenangan di hati mereka? pasti tidak ada. Karena, hanya dengan berdzikir kepada Allah hati menjadi tentram. Buat apa punya dunia kalau hati gelisah, makan tidak tenang, tidur tidak nyenyak.
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’du : 28)
Balasan terbaik bukanlah dunia, tetapi hati yang semakin mantap, yakin dan istiqomah dalam beribadah kepada Allah. Disaat kita memiliki niatan yang baik, kita lantas dituntun oleh Allah, bersabar dalam berusaha, sehingga saat bertemu dengan rizki semua dilakukan dengan penuh keberkahan. Ditambah dengan dikeluarkannya sedikit dari rizki yang kita dapat untuk berjuang di jalan Allah. Semua perbuatan bernilai ibadah. Subhanallah.

Jangan pernah merasa bebas, karena semua hal yang kita lakukan diawasi oleh Allah. Semua hal akan dipertanggungjawabkan, karena pada hari perhitungan, anggota tubuh ini akan bersaksi.
"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan." (QS. Yaasiin: 65)
Oleh karena itu, berhati hatilah dalam menjaga pikiran dan sikap kita. Terus bersihkan hati, agar kita semakin mudah dalam merasakan kehadiran dan pengawasan Allah.

Sesi II
Pemateri: ust. Hilman Rosyad Shihab, Lc
Materi: Kasih Sayang

Ringkasan Materi :
Hari-hari ini orang sibuk dengan Valentine Day, sebagai muslim kita tahu bahwa kasih sayang adalah hal yang harus lestari setiap saat.

Muslim satu dengan Muslim yang lain itu ibarat satu tubuh. Jika satu disakiti, maka yang lain juga akan menderita. (HR Muslim)

“Dan orang-orang yang bersama dengan dia (Muhammad) adalah keras terhadap orang-orang kafir tetapi berkasih sayang dengan sesama mereka” (QS. Al Fath: 29).

"Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (QS. Al Mumtahanah: 8)
Dari ayat diatas kita dapat belajar bahwa muslim satu dengan yang lain ibarat satu tubuh, jadi sudah seharusnya kita saling berkasih sayang, dan bersikap keras terhadap orang kafir yang secara nyata memusuhi kita, bukan pada orang kafir yang bersikap baik kepada kita.

Kasih sayang pun ada tingkatannya, kasih sayang terhadap suami/istri, tidaklah sama dengan kasih sayang antara orang tua kepada anak ataupun kasih sayang terhadap tetangga. Oleh karena itu, berikanlah kasih sayang kepada orang lain sesuai dengan proporsinya, tidak lebih - tidak kurang. Jangan lupa juga, bahwa cinta paling utama adalah cinta kepada Allah.

Islam adalah agama rahmatan lil alamin, Islam memerintahkan kita untuk mengelola alam ini dengan baik, karena manusia yang paling baik adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain. khairunnaas anfa uhum linnaas.

Cintailah seluruh mahkluk hanya karena Allah.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Sunday, February 14, 2010

MQ Pagi 15 Februari 2010

Sunday, February 14, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Allah Maha Menyaksikan

Ringkasan Materi :
Seseorang yang tauhidnya bagus, dapat dipastikan bahwa akhlaknya juga terjaga. Karena, dia yakin bahwa Allah Maha Melihat, sehingga dia akan sibuk dengan Allah tanpa perlu berakting dan berpura-pura.
"Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Qur'an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Yunus: 61)

"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (QS. Al-An'aam: 59)
Dari kedua ayat diatas, kita bisa mengetahui bahwa tidak ada satupun perbuatan yang terjadi melainkan Allah menjadi saksi.Dan, karena Allah yang menciptakan dan memelihara segala sesuatu, maka tidak ada satupun hal yang luput dari pandangan Allah.

Kita tidak akan pernah tahu sesuatu yang terjadi di masa depan. Saat ujian, dapat dipastikan bahwa sebagai murid, kita tidak akan pernah tahu materi yang nantinya akan keluar. Tapi satu hal yang pasti, Allah Maha Tahu. Jadi...bergantung saja pada Allah, berdoa dengan sungguh-sungguh, ikhtiar dengan benar dan baik, dan lakukanlah hal-hal yang Allah sukai, dan berharaplah semua akan dimudahkan.

Tetapi, ada yang perlu dijaga yaitu niatan ibadahnya. Jangan sampai keinginan kita untuk memperoleh sesuatu membuat ibadah kita menjadi giat, tapi setelah hal yang kita inginkan terwujud, ibadah menjadi kendor.

Misalnya, karena terlilit hutang, menyebabkan tahajud kita kuat, tapi begitu hutang lunas, tahajud juga ikut lunas. Bayangkan, kalau Allah sayang pada kita, bisa-bisa kita dibuat terus menerus terlilit hutang, agar supaya kita menjadi dekat dengan Allah. :)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

MQ Pagi 14 Februari 2010

Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Meluruskan Niat

Ringkasan Materi :
Setiap hari, Allah selalu memberi kita pilihan, baik dan buruk, semua ada ganjarannya
"maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya." (Q.S Asy-Syams: 8)
Di saat kita sakit dan ingin sembuh, maka kita pun berikhtiar dengan berobat. Mau sesuai dengan syar'i atau tidak, itu terserah pada kita. Karena, pada setiap ikhtiar yang kita lakukan, selalu ada takdir yang mengiringi. Satu hal yang harus di ingat, bahwa sebab kesembuhan adalah Allah, bukan medianya(obat-obatan, air putih ataupun ayat Al Quran). Jadi, pada saat berobat hendaknya kita lakukan dengan niatan yang lurus, memohon kesembuhan dengan cara yang diridhai Allah.

Di saat mencari ilmu dan beribadah-pun, seyogyanya kita lakukan dengan hati yang bening, tidak usah ada keinginan agar dipuji oleh mahkluk. Ingin terlihat pintar dan sholeh, tidak perlu. Ikhlas saja, lakukan semuanya hanya karena Allah, berharap segala sesuatu yang kita lakukan menjadi amal ibadah yang diterima Allah, tidak ada rekayasa, akting, dan topeng.

Allah yang Maha Dekat, Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Mengetahui pasti tahu setiap niatan yang terlintas dihati kita. Jadi apa untungnya bersembunyi dibalik topeng?

Untuk bisa meluruskan niat ada beberapa latihan yang bisa dilakukan, salah satunya adalah dengan menyendiri. Saat tahajud, latihlah kepekaan kita akan kehadiran Allah, sibukkanlah diri ini untuk selalu melihat aib yang Allah tutup, mencari kekurangan dan kesalahan diri.

Dengan latihan seperti itu, kita akan mengetahui bahwa sebenarnya pujian itu hanya pantas ditujukan ke Allah. Karena, dengan begitu banyaknya kekurangan diri yang telah Allah tutupi, tidak sepantasnya kita memperoleh pujian. Bahkan, hinaan yang ditujukan pada diri kita pun sebenarnya terlalu dangkal. Mungkin, seandainya aib kita terbuka, kita lebih pantas dihina dengan hinaan yang lebih buruk lagi.

Lakukanlah segala sesuatu hanya karena Allah, bulatkan tekad untuk mengabdi pada Allah. Untuk bisa mendapatkan keyakinan ini, kita harus banyak-banyak bertobat, menguras isi hati, melihat keburukan diri dan aktif meningkatkan ketaatan dengan perilaku seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah.

Mulailah memberi manfaat dengan ikhlas.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Friday, February 12, 2010

MQ Pagi 13 Februari 2010

Friday, February 12, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Lokasi: Masjid Baitul Amal - Batam
Materi: Ridho


Ringkasan Materi :
Kunci dalam menghadapi setiap persoalan hidup adalah kemampuan untuk ridho, karena dengan ridho, hati akan menjadi sejahtera, jiwa menjadi tentram. Karena, dengan tidak adanya ridho akan membuat masalah terasa semakin menekan, dan pada akhirnya menyebabkan stress yang berkepanjangan.

Segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak dan ijin Allah, dan pasti terbaik buat kita. Semua telah diatur dan direncanakan oleh Allah yang Maha Baik, jadi tidak mungkin ada kedzoliman.

Karena semua kebaikan "yang menimpa" kita berasal dari "sisi Allah" dan keburukan "yang menimpa" kita adalah disebabkan diri kita sendiri (dari nafs kita sendiri), karena ketika kita mengikuti segala perintah Allah dan cara-caranya, maka yang menimpa kita semuanya berupa kebaikan, dan sebaliknya.
"Boleh jadi kamu sangat tidak menyukai peristiwa yang menimpa diri kamu, padahal itu sangat baik sekali bagimu. Boleh jadi sesuatu itu yang sangat kamu sukai, padahal sesuatu itu yang sangat tidak baik bagi kamu. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui, kalian tidak tahu apa-apa" (QS. Al Baqarah: 216)
Ridho bukanlah pelarian atas kejadian yang menimpa, jangan lantas bersembunyi dibalik sikap ini ketika ada masalah menghampiri. Ridho bukan berarti berpasrah tanpa ikhtiar.

Ridho adalah awal dari solusi. Bila nasi telah menjadi bubur, yang pertama kali harus kita lakukan adalah ridho, dilanjutkan dengan mencari cakue, kacang polong, ayam dan bawang goreng. Jadikan bubur ayam special. Baru setelah itu kita evaluasi diri, kenapa kok bisa niat memasak nasi kok jadi bubur, temukan masalahnya, ambil hikmahnya, dan berubahlah untuk menjadi lebih baik.

Sesungguhnya, kita menderita bukan disebabkan kenyataan, tetapi dikarenakan tidak bisa menerima kenyataan yang ada. Karena, mau ridho ataupun tidak, segala sesuatu yang ditakdirkan Allah pasti terjadi.

Setiap masalah yang ada, kejadian demi kejadian seyogyanya bisa dijadikan bahan renungan, karena tidak ada kejadian sia-sia, tidak ada kejadian kebetulan, semua telah direncanakan oleh Allah.

Sesi II
Pemateri: Syech Kholil dari Madinah bersama Al Ustadz Roni Abdul Fattah
Lokasi: Masjid Daarut Tauhid - Bandung
Materi: Akhlak Baik

Ringkasan Materi:
Buah dari akhlak baik, antara lain:
  1. Menjadi penyebab masuknya kita kedalam surga Allah swt
  2. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang sebab paling banyak yang mengakibatkan orang masuk surga? Beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan akhlaq mulia”. Beliau juga ditanya tentang sebab paling banyak yang mengakibatkan orang masuk neraka, maka beliau menjawab, “Mulut dan kemaluan”
    (HR. Tirmidzi, dia berkata : ‘Hadits hasan shahih).
  3. Kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah
  4. Memberatkan timbangan di hari kiamat nanti
  5. "Tidak ada sesuatu yang dapat memperberat timbangan (kebaikan) seorang mukmin pada hari Kiamat selain kebaikan akhlaknya". (HR. Tirmidzi)
  6. Allah akan mencintai kita
  7. Rasulullah menyatakan dengan sangat gamblang bahwa hamba yang paling Allah suka adalah manusia yang paling baik akhlaknya.Hamba yang paling Allah suka di sisi-Nya adalah yang terbaik akhlaknya (Shahih al-Jami' al-Shaghir : 179)
  8. Kita akan bersama Rasul di hari kiamat
  9. “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat kedudukannya denganku di hari kiamat kelak adalah orang yang terbaik akhlaqnya. Dan orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku pada hari kiamat kelak adalah tsartsarun, mutasyaddiqun dan mutafaihiqun”. Sahabat berkata : “Ya Rasulullah…kami sudah tahu arti tsartsarun dan mutasyaddiqun, lalu apa arti mutafaihiquun?” Beliau menjawab, “Orang yang sombong” (HR. Tirmidzi, ia berkata ‘hadits ini hasan gharib’. Hadits ini dishahihkan oleh al-Albani dalam kitab Shahih Sunan Tirmidzi)
  10. Manusia akan mencintai kita
Akibat dari akhlak buruk, antara lain:
  1. Kita akan bangkrut dari amal kebaikan di akhirat
  2. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dia berkata,
    “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wasallam bersabda:
    “Tahukah kamu siapa sebenarnya orang yang bangkrut?”

    Para shahabat menjawab,
    “Orang yang bangkrut menurut pandangan kami adalah seorang yang tidak memiliki dirham (uang) dan tidak memiliki harta benda”.

    Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wasallam berkata,
    “Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari Kiamat membawa pahala shalat, pahala puasa dan zakatnya, (tapi ketika hidup di dunia) dia mencaci orang lain, menuduh orang lain, memakan harta orang lain (secara bathil), menumpah kan darah orang lain (secara bathil) dan dia memukul orang lain, lalu dia diadili dengan cara kebaikannya dibagi-bagikan kepada orang ini dan kepada orang itu (yang pernah dia zhalimi). Sehingga apabila seluruh pahala amal kebaikan nya telah habis, tapi masih ada orang yang menuntut kepadanya, maka dosa-dosa mereka (yang pernah dia zhalimi) ditimpakan kepadanya dan (pada akhirnya) dia dilemparkan ke dalam neraka.”
    (HR. Ibnu Hibban, Muslim, at-Tirmidzi, Ahmad dan selain mereka)
  3. Kita akan jauh dari majelis Nabi
Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Thursday, February 11, 2010

MQ Pagi 12 Februari 2010

Thursday, February 11, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Kesamaan Visi

Ringkasan Materi :
Ketika menonton permainan sepakbola, kita bisa melihat bahwa mulai dari pemilik klub, pelatih, pemain, dan supporter menginginkan satu hal yang sama yaitu menang. Dalam episode ini, mereka bekerjasama melakukan tugas sesuai dengan porsinya masing-masing agar cita-cita mereka terwujud. Pemilik klub menyediakan segala sarana dan prasarana untuk membuat sebuah tim yang solid, pelatih berusaha mentransfer ilmu sepakbola kepada para pemain, setiap pemain berjuang sesuai dengan keahliannya untuk mencetak gol, sedang supporter dengan antusias memberikan semangat kepada para pemain.

Saat melihat masjid, kita dapat melihat berbagai macam bahan bangunan bersatu, saling mendukung, mereka saling menguatkan. Semen, batu bata, kayu, paku, dan pasir yang sebelumnya hanya bahan remeh dan nyaris tanpa fungsi. Setelah bersatu, mereka dapat menjadi sebuah masjid yang penuh maslahat. Kenapa hal ini bisa terjadi, karena ada visi yang sama.

Kesamaan visi menyebabkan semua hal yang terjadi berjalan dengan baik, tidak ada perpecahan. Karena semua berada pada frekuensi yang sama. Satu visi.

Untuk bisa mewujudkan visi/cita-cita dibutuhkan tenaga yang besar, proses ini tidak mudah. Rasulullah, sebelum mendapat risalah dakwah, beliau selalu dipuji karena kebaikan akhlaknya. Tetapi, setelah muncul untuk memberitakan Islam, beliau dikucilkan, diboikot, dicaci, dan di dzolimi selama 13 tahun.

Lantas, apakah yang membuat beliau mampu bertahan dan pada akhirnya Islam berkembang dengan pesat? Hal ini bisa terjadi karena tauhid-nya mantap. Jadi, selama 13 tahun di Mekkah, umat islam benar-benar mendapat gemblengan tauhid, sehingga pada saat harus hijrah untuk mengembangkan islam mereka siap.

Para sahabat dari kalangan Muhajirin dan Anshor telah membuktikan, bahwa tauhid telah membuat mereka bersatu dan membuat islam berkembang dengan pesat. Semua dilakukan karena Allah. Tauhid-lah yang mempersatukan mereka.
"Dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah lah yang telah mempersatukan hati mereka. Sungguh Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (QS. Al Anfal: 63)
Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Wednesday, February 10, 2010

MQ Pagi 11 Februari 2010

Wednesday, February 10, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Munafik

Ringkasan Materi :
Dari 2(dua) hal berikut ini, manakah yang lebih baik: orang buruk yang terlihat buruk atau orang buruk yang terlihat baik?
Orang buruk yang terlihat buruk adalah lebih baik, karena kita bisa mewaspadainya. Sedangkan yang cuma terlihat baik, ini bisa menjadi sesuatu yang sulit dihadapi.

Ciri orang munafik ada 3, yaitu: berkata bohong, tidak menepati janji, dan bila dipercaya berkhianat.

Munafik adalah pemain watak, bermuka dua, selalu ingin terlihat baik dan sholeh, tetapi pembicaraan dan perbuatannya sangat berbeda dengan keadaan hatinya. Dia merasa sudah sholeh dan mendapat ampunan. Padahal segala sesuatu dilakukan agar dilihat mahkluk, Allah sudah tidak penting lagi, menggunakan agama hanya sebagai komoditas, naudzubillah min zalik.

Agar terhindar dari sifat ini, seyogyanya kita sering-sering mengukur diri sendiri, apakah kita sudah dekat dengan Allah atau tidak. Kita harus berani untuk mengetahui siapa diri kita sebenarnya, buanglah topeng kekuasaan, keilmuan, kekayaan yang selama ini melekat.

Cari tahu kekurangan diri ini. Salah satu cara untuk mengenal diri adalah dengan bertanya kepada teman disekitar kita, orang yang setiap hari bergaul dengan kita, minta pendapat mereka, karena pendapat mereka sangat obyektif. Beranilah mencari keburukan dan kekurangan diri.

Sesi II
Pemateri: KH DR. Miftah Farid
Materi: Amanah (Kejujuran)

Ringkasan Materi :
Seseorang bertanya kepada Nabi SAW, "Ya Rasulullah, terangkan kepadaku, apa yang paling berat dan apa yang paling ringan dalam beragama Islam?"
Nabi bersabda, "Yang paling ringan dalam beragama Islam ialah membaca syahadat atau kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah Rasulullah."
"Sedang yang paling berat adalah hidup jujur (dapat dipercaya). Sesungguhnya, tidak ada agama bagi orang yang tidak jujur. Bahkan, tidak ada shalat dan tidak ada zakat bagi mereka yang tidak jujur." (HR Ahmad Bazzar).
Kejujuran menjadi salah satu sifat utama para Nabi, salah satu akhlak penting orang-orang yang saleh. Bahkan Nabi Muhammad dikenal dengan sebutan Al Amin dikarenakan kejujuran beliau.

Seperti kisah Umar bin Khaththab berikut,
Umar bin Khaththab pernah bertemu dengan seorang anak yang sedang menggembalakan kambing. Dia meminta kepadanya untuk menjual seekor kambingnya kepadanya.
Kemudian penggembala itu berkata, "Kambing-kambing ini bukan milikku, dan majikanku tidak mengizinkanku untuk menjualnya."
Umar mengatakan, "Juallah satu ekor kambing itu kepadaku, aku akan memberikan uangnya kepadamu. Kemudian katakan kepada majikanmu bahwa seekor serigala telah memakan seekor kambingnya."
Penggembala itu menjawab, "Kalau begitu, di mana Allah ?"
Keesokan harinya Umar menemui tuan si pengembala dan dibelinya kambing itu sehingga pemuda itu bisa dibebaskan dari perbudakan.

Kejujuran adalah kunci keberkahan. Kalau kejujuran sudah hilang di tengah-tengah masyarakat, keberkahannya pun akan hilang pula. Dan, apabila keberkahan sudah hilang, kehidupan menjadi kering, hampa tanpa makna. Lautan tinggal lautan, hujan tidak lagi menjadi rahmat, bahkan sinar mataharipun berubah menjadi ancaman.

Mari hidup dengan jujur, karena jujur itu nikmat, jujur itu barokah

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Tuesday, February 9, 2010

MQ Pagi 10 Februari 2010

Tuesday, February 9, 2010
Pemateri: Ustdz. Erika Suryani Dewi, Lc
Lokasi: -
Materi: Konsep Keimanan dalam Syariat Islam

Ringkasan Materi :
Iman adalah sesuatu yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan anggota tubuh

Hal tentang keimanan ini dijelaskan dalam QS. an-Nisa': 136
"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya."
Segala sesuatu yang kita kerjakan harus dilaksanakan dengan konsep keimanan. Sebelum bertindak, pikirkan dahulu, apakah sudah sesuai dengan konsep keimanan dan bercirikan muslim.

Iman selalu dikaitkan dengan amal sholeh. Jadi, iman haruslah dibuktikan dengan tindakan dan perbuatan. Bukan sekedar kata. Iman itu aktif, produktif, bergerak.

Dalam QS. Al-Maun: 1-7 disebutkan bahwa seseorang disebut mendustakan agama jika dia: menghardik anak yatim, tidak menganjurkan memberi makan orang miskin, menelantarkan sholatnya (lalai, bermalas-malasan, mengerjakan diakhir waktu), berbuat riya', dan enggan menolong orang lain.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Monday, February 8, 2010

MQ Pagi 09 Februari 2010

Monday, February 8, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Lokasi: Ponpes DT Jakarta: Jl. Sukamulya 5 Kampung Dukuh Desa Serua - Ciputat
Materi: Tauhid

Ringkasan Materi :
Tauhid: Rububiyah, Uluhiyah

Tauhid Rububiyah adalah tauhid yang menyakini bahwa Allah adalah tuhan. Tuhan Yang Maha Pencipta dan segala perbuatan – perbuatanNya.

Tauhid Uluhiyah adalah tauhid yang mengesakan Allah dengan perbuatan – perbuatan hambaNya atau mengesakan Allah melalui niat dan ibadah yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah semata

Pokok tauhid adalah meniadakan (sesuatu selain Allah) dan menisbatkan/menetapkan (segala sesuatu datang dari Allah)

Goal dari setiap pertemuan ini adalah untuk membersihkan hati dan memurnikan ketauhid-an

Hal-hal yang merusak tauhid, salah satunya adalah riya'.
Kenapa bisa muncul riya'? karena kita masih membutuhkan selain Allah dan kita ingin orang lain mengetahui siapa diri kita (pamer)

Latihan yang bisa mencegah riya':
  • Menahan/meminimalisir diri dari menceritakan diri sendiri
Belajar untuk kuat dalam menahan diri. Cukup hanya Allah saja yang tahu diri kita.
Berpuas diri dengan Allah. Cukup hanya Allah

Sesi II
Pemateri: ust. Hilman Rosyad Shihab, Lc
Lokasi: -
Materi: Imlek, Valentine Day, Maulid Nabi saw

Ringkasan Materi :
Untuk mengungkapkan kasih sayang, sebagai muslim - kita tidak mengenal musim, kasih sayang harusnya ada disepanjang waktu, tidak ada kekhususan untuk hari kasih sayang. Apalagi ada banyak hal negatif dari perayaan Hari Valentine.

Imlek adalah budaya, kita sebagai umat islam harus bisa menghormati tanpa harus mengikutinya

Sedang untuk Maulid Nabi, tidak ada perintah dalam Al-Quran dan Hadist. Hal ini adalah produk budaya semata, dan jangan sampai peringatan ini menyerupai peringatan yang dibuat oleh Umat Nasrani kepada Nabi Isa.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments