Live Streaming Aa' gym di USTREAM

Cek terus halaman ini untuk melihat ceramah aa' secara live via ustream. Jadwal live streaming - menyusul, atau kunjungi http://www.ustream.tv/channel/aagym-dt untuk melihat rekamannya.

Kajian Asmaul Husna - tiap Kamis malam pukul 19.30 wib

Live video chat by Ustream

Tuesday, August 31, 2010

MQ Pagi 31 Agustus 2010

Tuesday, August 31, 2010
Materi: Berlomba-lomba menjadi wali Allah

Ringkasan Materi:
Bulan Ramadhan sudah memasuki sepertiga akhir dimana Allah menjanjikan pembebasan api neraka bagi mereka yang mampu memanfaatkannya dengan baik. Tidakkah kita ingin lulus menjadi orang yang bertakwa pada allah dan ketakwaannya tersebut terus melekat tanpa terusik oleh gangguan apapun di dunia?? Sesungguhnya orang yang mampu mencapai ketakwaan seperti itu digolongkan sebagai waliyullah atau wali Allah.

Dalam suatu hadist disebutkan, Dari Abu Hurairah ra, berkata: Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah Swt telah berfirman, “Barangsiapa memusuhi wali-Ku (kekasih-Ku), sungguh Aku telah menyatakan perang terhadapnya, dan tidaklah seseorang bertaqarrub kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai daripada hal-hal yang telah Aku fardhukan. Dan tidaklah seseorang hamba terus menerus bertaqarrub kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Dan apabila Aku telah mencintainya, jadilah Aku pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar dan penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat dan tangannya yang ia gunakan untuk berjuang dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta kepada-Ku pasti Aku akan memberinya, dan jika ia minta perlindungan kepada-Ku pasti Aku memberinya perlindungan.” (HR. Imam Bukhari)

Betapa bahagianya menjadi seorang wali Allah, ketika dengan jelas-jelas Allah menyatakan perang pada orang-orang yang memusuhinya, berjanji menjadi sekaligus pendengarannya, pengelihatannya, tangan dan kakinya dan memastikan perlindungan serta kecukupan apapun yang diinginkannya.

Seorang wali Allah adalah orang yang dicintai oleh Allah, dan untuk mendapatkan cinta Allah tidak ada hal yang lebih disukai Allah selain menekuni ibadah-ibadah fardhu yang telah digariskan. Tentunya beribadah yang sesuai dengan syariat-nya dan meluruskan niat dengan benar, bukan untuk mencari penilaian dari mahluk tetapi semata-mata untuk mendekatkan diri pada cinta Allah. Selain dengan ibadah fardhu, tambahkan pula ibadah-ibadah sunnah seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Kedua hal tersebut jika mampu kita lakukan dengan niat yang lurus akan membawa kita pada kecintaan pada Allah dan Rasul dan sekaligus mendapatkan cinta Allah dan Rasul seperti yang kita dambakan.

Jangan pernah lelah berjuang mendekat kepada Allah karena bukankah Allah berjanji ketika kita mendekat sejengkal, Allah akan mendekat sedepa....ketika kita mendekat sedepa, Allah bergerak mendekat sehasta. Dan pada saat kita berjalan mendekat, Allah mendekati kita dengan berlari. Semoga bulan Ramadhan yang telah mencapai 10 hari terakhir ini dapat menjadi momentum kita menyediakan waktu secara khusus untuk memperdekat diri kita pada Allah. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

MQ Pagi 30 Agustus 2010

Pemateri: Ustadz Fachrudin
Materi: Menjaga keistiqomahan setelah bulan ramadhan

Ringkasan Materi:
Bulan Ramadhan adalah syahrul riyadhoh atau bulan latihan. Target dalam bulan Ramadhan ini menjadi orang-orang yang bertakwa. Seandainya kita mengikuti pelatihan, maka berharap akan ada ilmu dan perubahan setelah mengikuti pelatihan.

Begitu pula dalam bulan Ramadhan ini, berharap tidak hanya ilmu namun keimanan kita juga meningkat. Ilmu dan keimanan yang meningkat seiring juga dengan amalan yang meningkat. Rasulullah SAW berpesan dalam hadist nya:
“Amal yang paling disenangi oleh Allah, ialah amal yang terus-menerus dikerjakan, walaupun sedikit” (Bukhori dan Muslim)
Hadist tersebut harus dimaknai secara mendalam dan menyeluruh tidak bisa sebagian. Inilah yang disebut dengan ISTIQOMAH.

Istiqomah diartikan sebagai peningkatan bukan stagnan. Menurut Usman Bin Affan, istiqomah adalah ikhlash dan terus meningkat dalam melakukan ibadah kepada Allah SWT. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana menjaga amaliah kita setelah bulan Ramadhan?? Ada lima hal yang menjadi pegangan kita agar istiqomah, yaitu:
1. Mu’ahadah, yaitu dengan mengingat janji kita kepada Allah SWT seperti dalam Q.S Al-A’raf (7) ayat 172 yang berbunyi:
“Dan (ingatlah wahai Muhammad) ketika Tuhanmu mengeluarkan zuriat anak-anak Adam (turun-temurun) dari (tulang) belakang mereka, dan Ia jadikan mereka saksi terhadap diri mereka sendiri, (sambil Ia bertanya dengan firmanNya): “Bukankah Aku tuhan kamu?” Mereka semua menjawab: “Benar (Engkaulah Tuhan kami), kami menjadi saksi”. Yang demikian supaya kamu tidak berkata pada hari kiamat kelak: “Sesungguhnya kami adalah lalai (tidak diberi peringatan) tentang (hakikat tauhid) ini”.
2. Mujahadah, yaitu bersungguh-sungguh dalam melakukan perintah Nya dan menjauhi larangan Nya. Setiap amalan yang kita lakukan hendaknya bersungguh-sungguh dalam meninggikan kalimat Allah.
3. Muhasabah, yaitu menghitung atau mengevaluasi diri dengan apa yang telah dilakukan dan apa yang perlu ditingkatkan di hari esok.
4. Mu’aqobah, yaitu berani memberi sanksi terhadap diri sendiri. Inilah fungsi dari riyadhoh bahwa kita tidak bisa mengabaikan saja amalan yang kita lakukan.
5. Muraqobah, yaitu mengupayakan untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dengan lima hal di atas, semoga keistiqomahan kita, khususnya amaliyah Ramadhan, dapat terus terjaga di sebelas bulan berikutnya. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini


View Comments

Monday, August 30, 2010

MQ Pagi 29 Agustus 2010

Monday, August 30, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Tiada kejadian yang sia - sia


Ringkasan Materi:
Dalam hidup tidak ada satu pun “kebetulan” sebab seluruh kejadian, sekecil apapun itu, terjadi dengan izin Allah.

Setiap kejadian pastilah sarat ilmu dan hikmah karena Allah Maha Sempurna dalam perancangan, pengaturan, dan pengurusan suatu kejadian. Lihat saja tubuh kita yang rumit ini, semua diatur dengan sangat sempurna oleh Allah.

Lalu apa yang harus kita lakukan atas kejadian? Selayaknya, setiap kejadian menjadi bahan tafakur kita. Mari bertanya pelajaran apa yang bisa kita ambil? Hikmah apa yang tersembunyi? Ladang amal apa yang sebenarnya dimaksudkan Allah melalui kejadian itu? Kadang kala kita sulit untuk membaca makna sebuah kejadian dan itu terjadi disebabkan oleh hijab karena dosa-dosa kita sendiri.

Semakin banyak kita bertaubat, hati kita akan menjadi lebih bersih dan hasilnya juga menjadi lebih peka. Hati yang peka karena bersih mudah untuk membaca banyak hal termasuk hikmah kejadian yang dapat terbaca secara multidimensional.

Semakin bersih hati, semakin bisa melihat hal-hal besar makna setiap kejadian termasuk yang tersirat dalam AlQuran dan Hadist.

Jadi, tidak ada kejadian yang berbahaya. Yang membahayakan adalah sikap yang salah atas suatu kejadian. Marilah kita tidak tergesa-gesa sakit hati, jengkel, kecewa, dan marah jika ada kejadian yang tidak cocok menurut kita sebelum kita benar-benar tafakur untuk membaca strategi dan maksud Allah atas kejadian itu. Sesungguhnya Allah tidak menciptakan sesuatu tanpa maksud, jadi tidak ada kejadian yang sia-sia.(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

MQ Pagi 28 Agustus 2010

Pemateri: KH. Abdullah Gymnastiar
Materi: Periksa diri di ramadhan yang hampir berakhir


Ringkasan Materi:
Sudah hampir 20 hari Allah menjamu kita di bulan yang mulia ini. Artinya Ramadhan hampir berakhir dan tidak ada jaminan kita bisa bertemu dengan Ramadhan tahun depan. Saatnya lah kita memeriksa diri. Mengevaluasi bagaimana semangat ibadah dan amal shaleh kita di bulan suci ini?

Mari periksa bagaimana bacaan AlQuran kita yang merupakan sumber langsung dari Allah untuk kesuksesan dunia akhirat kita? Bulan Ramadhan adalah waktu yang pas untuk mengakrabkan diri dengan Allah melalui Kitabullah. Kita evaluasi apakah bacaan kita semakin banyak? Bagaimana kualitas bacaannya? Apakah tilawahnya diikuti dengan tadabbur (usaha memahami isinya)? Dan apakah kita sudah benar-benar serius mengamalkan isi AlQuran dan menjadikannya petunjuk dalam hidup?

Kita juga harus evaluasi shalat kita. Mari kita belajar shalat dengan bacaan terindah, gerakan terjaga, dan pemahaman bacaan terbaik. Periksa apakah kita sudah memanfaatkan malam-malam penuh berkah yang diberikan Allah untuk memperbanyak sujud, munajat, dan taubat? Atau justru kita memilih mengisinya dengan tidur atau kegiatan sia-sia yang lain...

Lihat bagaimana sedekah kita.. Apakah kita semakin ringan mengeluarkan harta yang hakikatnya bukan milik kita melainkan titipan Allah? Atau sebaliknya kita malah semakin pelit, hitung-hitungan, dan takut miskin? Naudzubillah

Periksa pula bagaimana kecintaan dan kerinduan kita terhadap Rumah Allah..Apakah di bulan Ramadhan kita semakin gemar dan memakmurkan mesjid ?

Marilah kita bertafakur lebih banyak karena Ramadhan adalah fasilitas dn karunia tak ternilai yang diberikan Allah pada manusia. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita berusaha melakukan apa yang Allah sukai dan yang Allah inginkan.

Berhati-hatilah karena meremehkan Ramadhan adalah bentuk kesombongan kita sebagai hamba dan penghinaan terhadap jamuan Allah sedangkan kita tidak mampu hidup tanpa pertolonganNya.(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini


View Comments

Sunday, August 29, 2010

MQ Pagi 27 Agustus 2010

Sunday, August 29, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Tausyiah perjalanan umrah

Ringkasan Materi:
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (QS An Nahl:53)
Sesungguhnya perjalanan umroh kita ini terjadi karena nikmat dari Allah. Yang menjadikan kita manusia adalah Allah. Yang memberikan kita hidayah Islam adalah Allah. Yang memberikan taufik untuk berumroh adalah Allah. Yang memberikan kita kesehatan, keselamatan dalam perjalanan, dan ongkos perjalanan adalah Allah.

Lalu jamaah umroh ini membawa apa? Dosa. Mungkin karena saking banyaknya dosa-dosa kita maka Allah memberikan kesempatan umroh agar kita bertobat. Oleh karena itu, dalam perjalanan umroh ini minta ampunlah dan bertaubatlah kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Kita harus meminta ampunan karena selama ini telah mengaku-akui segala titipan Allah. Tidak boleh kita merasa hebat lantaran harta dan jabatan, karena sesungguhnya itu semua titipan Allah.

Di balik semua ketakaburan kita, Allah tau siapa diri kita sebenarnya. Di balik setiap jabatan, Allah tau siapa hamba-hambanya yang ujub dan riya dengan jabatannya itu. Semoga pakaian ihrom ini membuat kita sadar, betapa sering kita ujub dan riya atas sesuatu yang bukan milik kita. Dan betapa sering kita menyebar fitnah, menyimpan dengki dan berbagai aib lainnya.

Bagi pendengar yang ingin diundang ke tanah suci, jangan pernah berputus asa meminta pertolongan Allah. Hanya Allah lah pemilik segala kejadian dan penentu takdir.(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini



View Comments

MQ Pagi 27 Agustus 2010

Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Tausyiah perjalanan umrah

Ringkasan Materi:
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (QS An Nahl:53)
Sesungguhnya perjalanan umroh kita ini terjadi karena nikmat dari Allah. Yang menjadikan kita manusia adalah Allah. Yang memberikan kita hidayah Islam adalah Allah. Yang memberikan taufik untuk berumroh adalah Allah. Yang memberikan kita kesehatan, keselamatan dalam perjalanan, dan ongkos perjalanan adalah Allah.

Lalu jamaah umroh ini membawa apa? Dosa. Mungkin karena saking banyaknya dosa-dosa kita maka Allah memberikan kesempatan umroh agar kita bertobat. Oleh karena itu, dalam perjalanan umroh ini minta ampunlah dan bertaubatlah kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Kita harus meminta ampunan karena selama ini telah mengaku-akui segala titipan Allah. Tidak boleh kita merasa hebat lantaran harta dan jabatan, karena sesungguhnya itu semua titipan Allah.

Di balik semua ketakaburan kita, Allah tau siapa diri kita sebenarnya. Di balik setiap jabatan, Allah tau siapa hamba-hambanya yang ujub dan riya dengan jabatannya itu. Semoga pakaian ihrom ini membuat kita sadar, betapa sering kita ujub dan riya atas sesuatu yang bukan milik kita. Dan betapa sering kita menyebar fitnah, menyimpan dengki dan berbagai aib lainnya.

Bagi pendengar yang ingin diundang ke tanah suci, jangan pernah berputus asa meminta pertolongan Allah. Hanya Allah lah pemilik segala kejadian dan penentu takdir.(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Thursday, August 26, 2010

MQ Pagi 26 Agustus 2010

Thursday, August 26, 2010
Pemateri: KH Miftah Farid
Materi: Komitmen terhadap Al Quran


Ringkasan Materi:
Setiap umat muslim pada malam 17 ramadhan pasti memperingati Nuzulul Qur’an. Malam Nuzulul Qur’an adalah malam dimana pertama kalinya Al Qur’an turun, yaitu ketika nabi Muhammad berada di Jabal Nur, malaikat jibril menyampaikan wahyu dari Allah, yaitu Surat Al Alaq ayat 1-5. Kemudian setelah mendapat wahyu tersebut nabi bercerita kepada istrinya Siti Khadijah, dan beliau mempercayai suaminya. Meskipun warga sekitar menganggap rasul gila, tetapi istri dan para sahabat tetap memberikan dukungannya dan semakin beriman pada Allah.

Singkat cerita, untuk menghadapi sikap masyarakat arab yang mencemooh Rasul, kemudian Allah menurunkan wahyu dengan surat Al Qalam, selanjutnya surat Al Muzammil, dan seterusnya sampai dengan wahyu Allah yang terakhir, yaitu Q.S AL Maidah ayat 3 “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian dan Aku ridha Islam sebagai agama kalian.” Dan ayat tersebut membuat salah satu sahabat menangis, karena dengan turunnya ayat tersebut berarti tidak lama lagi Rasulullah akan berpulang pada Allah.

Tidak lama berselang kurang lebih 80 hari, Nabi wafat. Kemudian untuk menjaga wasiat rasul yang terakhir ini, seluruh ayatnya dikumpulkan, ditulis kembali, dan untuk disusun secara sistematis mengikuti cara rasul. Rasul membaca Al Qur'an bukan dari surat pertama turun (Q.S Al Alaq), tetapi dimulai dari Al Fatihah kemudian surat Al Baqoroh, dan seterusnya, sama seperti susunan Al quran sampai sekarang.

Al Qur'an adalah kekayaan yang sangat berharga umat Islam. Al Qur'an sebagai pedoman hidup umat Nabi Muhammad. Maka sebagai mulim harus memiliki komitmen dengan Al Qur'an. Terdapat 4 bentuk komitmen terhadap AL Quran, yaitu:
  1. Wajib mengimani bahwa Al Quran adalah wahyu Allah
  2. Wajib mengamalkan sebagai pedoman hidup
  3. Wajib mengkaji , mendalami, dan mentadaburi Al Quran
  4. Wajib mendakwahkan Al Quran.
Di bulan ramadhan yang merupakan bulan Al Quran ini, mari kita bangun separuh ramadhan yang tersisa ini dengan semangat tiada hari tanpa Al Quran.(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Wednesday, August 25, 2010

MQ Pagi 25 Agustus 2010

Wednesday, August 25, 2010
Pemateri: Ustadzah Erika Suryani Dewi Lc
Materi: Kekuatan sedekah yang ikhlas

Ringkasan Materi:
Ramadhan telah memasuki pertengahan. Di sepuluh hari kedua ini, mari kita semua meningkatkan fokus kita atas ibadah-ibadah yang kita perjuangkan, mulai dari puasa, shalat, sedekah, juga tilawah Quran. Kita tingkatkan fokus agar ibadah yang kita lakukan benar-benar ikhlas, semata-mata untuk mengejar ridha Allah SWT.

Berikut sebuah kisah tentang zakat yang dilakukan semata-mata untuk keridhaan Allah ...

Ada seorang shaleh di masa tabi'in dulu yang sedang melakukan perjalanan. Dalam perjalanan itu, dia berniat membagikan zakatnya kepada orang-orang yang berhak (mustahik) yang ditemuinya. Maka bertemulah dia dengan orang pertama, seorang gelandangan yang tampak lusuh tidak terurus. Diberikanlah sebagian zakat tersebut untuk gelandangan tersebut. Tak lama kemudian, dia bertemu dengan orang kedua, seorang wanita yang juga tampak seperti gelandangan, lusuh dalam keadaan kepayahan. Derikanlah sebagian zakat itu untuknya. Tak lama kemudian, dia bertemu lagi dengan orang ketiga, seorang musafir yang tersesat, kebingungan jalan dan tampak kehabisan bekal. Maka diberikanlah sebagian zakat untuknya.

Tak berapa lama, ada seorang yang memberitahu orang shaleh tersebut, bahwa zakatnya salah sasaran. Orang pertama tadi sebenarnya adalah seorang pembunuh, orang kedua adalah seorang pezina, dan orang ketiga adalah seorang kaya yang bakhil. Mengetahui hal tersebut, si orang shaleh merasa menyesal, tetapi tidak berbuat apa-apa karena zakat itu telah tersalurkan, hanya kepada Allah sajalah dia menyerahkan segalanya, karena Allah Maha Tahu segala niat dan isi hati, dan Allah pula-lah yang menguasai kejadian.

Singkat cerita, keajaiban terjadi. Ketiga orang yang tadi menerima merasakan gejolak dalam hatinya. Si pembunuh tersentuh, ternyata masih ada kasih sayang orang lain yang bisa dia rasakan. Si pezina merasa kebaikan yang ternyata tidak pandang bulu. Lalu si bakhil malu dengan kekikirannya selama ini. Mereka pun bertaubat ...

Subhanallah. Ternyata benar, sedekah yang penuh ikhlas semata untuk keridhaan Allah tidak hanya membersih harta dan jiwa orang yang memberikan, tetapi juga dapat tembus jiwa orang yang menerimanya sehingga turut pula menjadi bersih ...(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

MQ Pagi 24 Agustus 2010

Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Amalan kecil berkualitas akan membentuk amalan besar berkualitas

Ringkasan Materi:
Layaknya sebuah bangunan dibangun secara bertahap dimana rangkaian besar dari bangunan tersebut dibangun dari rangkaian-rangkaian kecil berupa batu bata, semen, pasir dan sebagainya. Begitu pula dengan amalan kita. Amalan yang besar adalah kumpulan dari amalan-amalan kecil. Oleh karena itu, kalau kita ingin berbuat yang besar dan berkualitas, maka biasakan untuk berbuat dari hal-hal yang kecil berkualitas. Begitu pentingnya hal-hal yang kecil, contohnya sebuah kapal besarulang alik dapat hancur dikarenakan ada komponen kecil yang rusak di dalamnya. Oleh karena itu jadikan Ramadhan ini sukses memanfaatkan jam demi jam yang berkualitas, menit demi menit yang berkualitas, dan tiap saat berkualitas.

Amalan yang berkualitas memiliki 2 ciri yaitu niat yang lurus dan cara yang benar. Lakukanlah yang sanggup kita lakukan dengan berkualitas. Meskipun hal kecil, namun dilakukan setiap saat maka akan menjadi sesuatu besar yang berkualitas.

Nikmatilah amalan-amalan kecil, carilah kebaikan demi kebaikan, jangan merasa rugi untuk menolong orang karena sesungguhnya itu adalah peluang amalan kecil yang berkualitas.

Salah satu amalan baik yang disampaikan Rasulullah SAW setelah birrul walidain adalah sholat tepat waktu. Menjaga waktu sholat adalah hal yang sederhana namun sulit untuk dilakukan. Kalau kita mau menjadikan diri kita berkualitas, maka jagalah amalan-amalan kita yang berkualitas. Sesungguhnya banyak sekali peluang untukberamal, namun tergantung bagaimana kita melihat peluang itu.

Bulan Ramadhan ini perkayalah kita tidak hanya dengan ibadah, tetapi juga dengan akhlakul karimah. Akhlakul karimah merupakan kumpulan dari akhlah-akhlak yang benar,rapi, dan teratur. Dekati Allah dengan menyusun dari hal-hal yang kecil. Semoga Ramadhan ini dapat mengubah kita menjadi pribadi yang senang berbuat kebaikan sekecil apapun karena sesungguhnya Allah tidak melihat dari kecil besarnya amalan seseorang seperti dalam Q.S Al-Zalzalah (99) ayat 7-8 berikut:
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia aka nmelihat (balasan) nya pula"
(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Tuesday, August 24, 2010

MQ Pagi 23 Agustus 2010

Tuesday, August 24, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Warna-warni kehidupan

Ringkasan Materi:
Indera penglihatan kita tentunya senang memandang sesuatu yang berwarna warni, begitu juga dengan hidup yang dibuat oleh Allah dengan berbagai warna. Kadang kala senang, sedih, bangga, sakit, pertemuan, kehilangan, masalah, dan kebahagiaan yang datang dan pergi silih berganti, kesemuanya itu merupakan warna warni kehidupan yang diciptakan Allah agar hidup lebih berwarna.

Sesungguhnya apapun masalah itu, sehat ataupun sakit bukan menjadi masalah, yang menjadi masalah adalah bagaimana kita menyikapi setiap warna yang sedang kita alami. Allah yang menciptakan sehat dan sakit, jadi semua sama saja. Akankah kita dipuji ataupun dicaci juga sama saja, apabila ketika kita dicaci bersyukur dan ketika dipuji juga bersyukur, bahwa sesungguhnya segala puji hanya milik-Nya, semua milik Allah, dari Allah dan akan kembali pada Allah. Pada kondisi seburuk apapun tidak akan ada ruginya bagi orang beriman.

Jangan risaukan warna-warni takdir, tapi risaukanlah dalam menyikapi takdir. Kita harus siap dengan aneka warna kehidupan, harus disadari tidak harus semua yang kita inginkan dapat tercapai. Tentunya niat yang baik dan ikhtiar yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik. Salah satu kunci untuk menghadapi ketentuan Allah adalah dengan bersikap tenang. Sesungguhnya orang yang paling beruntung adalah apabila yang menginginkan sesuatu dan Allah telah menakdirkan hal tersebut padanya.

Warna warni hidup akan bergulir terus, tetap dijalani saja. Sakit, susah, senang, kehilangan, bangga, sedih, dicaci, dipuji, dsb, yakini bahwa semuanya adalah karunia Allah, tidak ada satupun musibah yang menimpa di bumi ini tanpa izin-Nya. Mari kita hadapi hidup ini lebih baik baik dan terus cari hikmahnya.

"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri". QS. al-Hadid (57) : 22-23
(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Monday, August 23, 2010

MQ Pagi 22 Agustus 2010

Monday, August 23, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Nikmat terbesar = raga yang patuh + hati yang yakin

Ringkasan Materi:
Tausyiah pagi ini disampaikan Aa'Gym dari mesjid Cheng Ho di Surabaya. Sesuai dengan namanya mesjid ini memang mayoritas diisi jemaah keturunan tionghoa yang sudah memeluk agama Islam. Sedikit menengok sejarah, Laksamana Cheng Ho adalah seorang pelaut besar di cina. Beliau adalah muslim yang taat dan sangat dipercaya oleh kaisar cina yang berkuasa pada saat itu. Armada yang dipimpinnya sangat besar, terdiri dari paling tidak kapal besar dengan anak buah kapal tidak kurang dari 28,000 orang.Dalam perjalanan keliling dunianya beliau mampir ke tanah Indonesia, namun bukan untuk menjajah melainkan untuk menyambung silaturrahmi dengan para muslim diIndonesia.

Umumnya keturunan tionghoa bukan beragama islam sejak lahir, dan jika terbentuk komunitas muslim biasanya karena proses pembelajaran dan pencarian hingga akhirnya memutuskan untuk menjadi muallaf. Kemuliaan kita di mata Allah bukanlah dari lamanya kita memeluk Islam,namun dari tingkat ketakwaan kita kepada Allah

Hati yang yakin pada Allah dan Lahir yang patuh terhadap Allah adalah kunci dari bahagia kehidupan kita. Bagaimana untuk mencapai hati yakin dan lahiriah yang patuh tersebut? Dengan memperbaiki kualitas kita sebagai seorang muslim yang juga mukmin seperti yang terpapar dalam rukun islam dan rukun iman.

Periksa dan nilai dengan jujur,apakah syahadat kita masih sekedar di mulut atau sudah dibuktikan dengan ibadah shalat dan berpuasa yang baik. Sudahkah kita menunaikan zakat dengan ikhlas....dan seberapa besar keinginan, tekad serta kepercayaan kita untuk dapat beribadah haji ke tanah suci.

Demikian pula dengan kualitas keimanan. Bagaimana kadar tingkatan keimanan kita. Apakah kita yakin karena keilmuan saja, atau yakin semata-mata karena sudah pernah melihatnya, atau kita sudah yakin seutuhnya karena percaya pada Allah.

Semoga dengan jujur menilai kualitas keislaman dan keimanan kita, kita akan dengan serius terus memperbaiki diri demi mendapatkan hidup bahagia karena hati kita yakin dan raga lahiriah kita patuh hanya kepada Allah.(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Sunday, August 22, 2010

MQ Pagi 21 Agustus 2010

Sunday, August 22, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Menjaga ikhlas

Ringkasan Materi:
Mari kita perhatikan lebih seksama apa yang terjadi pada saat kita bersedekah. Kita memberikan sebagian rizki yang merupakan karunia dari Allah, penerima sedekah disediakan takdirnya oleh Allah agar dipertemukan dengan kita, dan keinginan untuk bersedekah dihujamkan oleh Allah dalam hati kita.Jadi apa sebenarnya peran kita karena sesungguhnya perbuatan baik tersebut murni merupakan karya Allah??? Pada saat kita berbuat baik, sesungguhnya tugas kita hanyalah satu, yaitu MENJAGA IKHLAS.

Kadang kita terjebak pada rasa narsis dan ingin mendapatkan pengakuan dari makhluk lain. Padahal salah satu ciri diri kita kurang bersungguh- sungguh tulus karena Allah adalah 'butuhnya'pengakuan akan kebaikan-kebaikan, jasa, amal-amal, perubahan diri, dari orang lain. Senang menyebut-nyebut, menceritakan dan menyebarkannya, demi pengakuan orang.

Sebaiknya kita tidak sibuk mencari pengakuan orang lain, namun lebih sibuk berusaha mendapatkan penerimaan terhadap kebaikan yang kita lakukan dari Allah. Contoh paling nyata seseorangyang seluruh hidupnya diperuntukan untuk mencari pengakuan dan ridha Allah adalah Rasulullah. Meskipun ditempa penghinaan yang luar biasa dalam hidupnyanamun tidak sedikitpun mengurangi kemuliaan beliau. Karena beliau sangat kuat menjaga amalnya hanya untuk Allah, maka Allah memberikan kemuliaan yang tidaktergoyahkan oleh apapun. Rasul menjadi pribadi yang sangat efektif prilakunya, super bertenaga lisannya dan sikapnya selalu menggugah orang lain untuk berbuat lebih baik.

Sesungguhnya barang siapa yg benar2 murni tulus pasti tak akan membutuhkan pengakuan atau penilaian apapun dari selain Allah. Bila kita puas hanya dengan penilaian Allah, niscaya akan sangat tentram hatinya (dicopas dari sini)

Sesi II
Pemateri: Ustadz Mulyadi Al Fadil
Materi: Orang paling bijaksana, berilmu dan kaya

Ringkasan Materi:
Nabi Musa adalah orang yang berkesempatan untuk berdialog dengan Allah, meskipun tidak bertemu secara fisik namun nabi Musa mendengar suara Allah secara langsung dan beliau mempergunakan kesempatan tersebut untuk menyampaikan 3 pertanyaan kepada Allah.

Pertanyaan yang pertama : Wahai Allah, siapakah di antara hamba-hamba-Mu yang paling bijaksana??

Allah menjawab: Hamba-Ku yang paling bijaksana adalah mereka yang memperlakukan orang lain, sebagaimana mereka memperlakukan dirinya sendiri. Mereka yang mengadili orang lain sebagaimana memberi keadilan bagi dirinya sendiri. Mereka yang memberi pada orang lain sebagaimana mereka member pada dirinya sendiri

Pernyataan yang begitu lugas dari Allah dan sesungguhnya mudah untuk dimengerti, meskipun berat untuk dilakukan. Menempatkan diri dalam perspektif yang berlawanan akan membantu kita dalam usaha menjadi hamba yang paling bijaksana.

Kemudian Nabi Musa menyampaikan pertanyaan yang kedua : Wahai Allah, lalu siapakah di antara hamba-hamba-Mu yang paling berilmu?? Allah kemudian menjawab : Orangyang paling berilmu di antara kalian adalah orang yang paling mengenal Aku.

Orang yang paling berilmu menurut Allah bukanlah orang yang memiliki titel berderet, dengan prestasi akademik yang panjang. Namun orang yang paling berilmu di mata Allah adalah orang yang menghabiskan tiap detik, tiap menit,tiap jam dalam hidupnya untuk mengenal Allah dan karunia Allah. Kenal pada Allah akan membuat seorang hamba sulit untuk bersombong diri serta tidak bersyukur.

Lalu Nabi Musa menyampaikan pertanyaan yang terakhir : Wahai Allah, lalu siapakah di antara hamba-hamba-Mu yang paling kaya??

Allah kemudian menjawab : Orangyang paling berilmu di antara kalian adalah mereka yang ridha dengan apa yang telah Aku tentukan setelah mereka berikhtiar dan berupaya secara bersungguh-sungguh.

Kita dituntut berikhtiar semaksimal mungkin secara ikhlas, namun tetapridha dengan segala hasil yang ditentukan Allah, meskipun hasil tersebut tidak sesuai dengan harapan diri kita. Apabila kita mampu menerima dengan hati yang ridha apapun ketentuan Allah setelah kita berupaya sungguh-sungguh, makakitalah orang yang paling kaya di mata Allah.

Semoga kita semua selalu diberi kemampuan dan kesempatan untuk berusaha masuk dalam 3 golongan yang hamba paling bijaksana, paling berilmu dan paling kaya di mata Allah.(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Saturday, August 21, 2010

MQ Pagi 20 Agustus 2010

Saturday, August 21, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Menjadi manusia yang merdeka


Ringkasan Materi:
Indonesia telah merdeka selama 65 tahun, tetapi marilah kitainstropeksi diri, apakah kita telah menjadi pribadi-pribadi yang merdeka? Benarkah manusia-manusia bangsa ini telah merdeka dari segala bentuk penjajahan?

Rupa-rupanya bentuk penjajahan di abad modern ini memiliki bentuk yang lain. Siapa penjajah kita saat ini? Yang paling utama adalah hubbuddunya(cinta dunia). Masyarakat yang hubbuddunya akan diperbudak oleh harta. Seseorang yang diperbudak oleh harta maka seluruh hidupnya akan dihabiskan untuk mengejar harta dan uang. Padahal, tidak ada satupun manusia yang dimasukkan ke liang lahat dengan membawa uang.

Wujud penjajah yang kedua di jaman ini adalah mode. Betapa banyak manusia yang diperbudak oleh mode. Mereka-mereka ini dikenal sebagai korban mode. Manusia yang diperbudak oleh mode terobsesi mengikuti mode agar mendapatkan pujian orang, ingin dianggap gaya, dan sebagainya. Dia tidak peduli meskipun hal tersebut akan mengorbankan nilai-nilai yang seharusnya dipegang oleh seorang muslim.

Rumus agar kita menjadi orang yang merdeka adalah merdekakan diri dari penilaian makhluk. Caranya antara lain:

1. Kalau berbuat kebaikan jangan sengajadi pertontonkan, jangan ingin diketahui orang.

Diam-diam saja ketika kita beramal sholeh, belajarlah merahasiakan amal baik. Amal yang disebut-sebut akan menimbulkan tiga dampak negatif. Yaitu, bisa menjadikan kita riya, menyakiti hati orang yang menerima amal baik kita, serta menyebabkan orang-orang di sekitar kita menjadi dengki, sebel karena kita menyebut-nyebut amal baik kita.

2. Jangan ingin dilihat orang lain.

Ciri-ciri orang yang tidak ikhlas adalah berbeda dalam mengerjakan amal, ketika ada orang dan ketika tidak ada orang.

3. Jangan ingin dipuji, jangan takut dicaci

Apapun yang akan kita lakukan, asal benar di mata Allah maka lakukanlah. Hanya keridhoan Allah lah yang berarti buat kita.

4. Jangan ingin dihargai

Perlukah kita mendapatkan penghargaan sebagai siswa teladan? Tidak, yang perlu adalah kita bisa menjadi teladan bagi orang lain. Perlukah kita mendapatkan ranking satu? Tidak, yang kita perlukan adalah belajar, karena kita menganggap belajar adalah pekerjaan yang Allah cintai. Dengan belajar kita menjadi pintar. Ranking satu itu hanya bonus, jadi jangan jadikan sebagai tujuan ataupun motivasi.

5. Jangan mengharapkan balas budi.

Kita melakukan amal baik kepada orang lain, kemudian kita ingin mendapatkan balas budi dari orang tersebut. Jika Allah tidak mengijinkan, maka tidak akan terjadi. Semuanya ada dalam genggaman Allah.(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

MQ Pagi 19 Agustus 2010

Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Kemanfaatan dalam setiap perintah Allah

Ringkasan Materi:
Allah maha menyaksikan segala-galanya. Segala hal yang Allah larang pasti membahayakan manusia, dan segala sesuatu yang Allah perintahkan pasti membawa manfaat bagi manusia. Wudhu pasti bermanfaat, sholat pun pasti punya manfaat. Dan manfaat yang diberikan Allah tidak hanya satu dimensi. Ada banyak dimensi kemanfaatan dari setiap perintah Allah.

Jasad/fisik, mental,cara berfikir, hubungan kemanusiaan, dimensi dunia, dan juga dimensi akhirat.

Shaum Ramadhan memiliki beberapa dimensi kemanfaatan. Dari segi kesehatan, shaum membuat sistem di dalam tubuh kita lebih cepat recovery ketika kondisi sedang sakit.Shaum juga membantu tubuh membersihkan usus-usus, memperbaiki kerja pencernaan,membersihkan dari sisa-sisa dan endapan makanan, serta mengurangi kegemukan dankelebihan lemak. Dari segi kejiwaan/mental, shaum dapat membentuk kesabaran, menguatkan kemauan, mengajari bagaimana menguasai diri, serta membentuk ketaqwaan yang kokoh.(dicopas dari sini)

Sesi II
Pemateri: KH Miftah Farid
Materi: Bagaimana mengisi kemerdekaan

Ringkasan Materi:
Baru saja kita melewati tanggal 17 Agustus, hari kemerdekaan negara ini. Mengisi kemerdekaan agar negara kita menjadi negara yang baik dan ideal adalah kewajiban semua pihak.

Ada beberapa pernyataan dalam Al-Qur'an yang berkaitan dengan negara, dua diantaranya adalah surah Quraisy dan surah Saba'.
"Karena kebiasaan orang-orang Quraisy. Kebiasaan mereka merantau dagang pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan pemilik rumah ini (Ka'bah).Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan." (QS. Quraisy:1-4)

"Sungguh bagi Saba dahulu kala, ada satu tanda di tempat kediaman mereka – dua buah kebun disebelah kanan dan kiri. Makanlah rizki (yang diberikan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. Sebuah negeri yang makmur dan bahagia, dan Tuhan Yang Maha Pengampun". (QS Saba' : 15)
Dalam kedua surat tersebut, Allah memberikan gambaran sebuah kota (atau negara) yang ideal, yaitu kesejahteraan ekonomi terpenuhi, masyarakatnya terbebas dari rasa takut, serta tumbuh subur pepohonan dan tanaman. Kesejahteraan yang Allah berikan, khususnya untuk kota Mekkah adalah juga karena doa-doa Nabi Ibrahim,
"Ya Allah jadikanlah negeri ini tempat yang aman, berilah penduduknya rezki berupa buah-buahan, bagi mereka yang beriman kepada Allah dan hari kiamat" (QS. Al-Baqarah:126)

"dan jauhkanlah diriku beserta anak keturunanku dari penyembahan berhala." (QS Ibrahim : 35 )

" wahai Rabbku, jadikanlah aku dan keturunanku, sebagai orang-orang yang senantiasa mendirikan shalat. wahai Rabbku, kabulkanlah doaku." (QS Ibrahim : 40)
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa agar negeri kita makmur, aman, dan sejahtera, serta senantiasa mendapatkan ampunan dari Allah, penduduknya harus membebaskan diri dari segala bentuk kemusyrikan, beriman kepada Allah dan hari akhir, serta selalu mendirikan sholat. Jika tidak, maka Allah akan memberikan balasan kepada negeri tersebut seperti yang telah terjadi di negeri Saba',
"Tetapi mereka berpaling(dari Allah) dan Kami datangkan kepada mereka banjir (yang dilepaskan) dari bendungan, dan Kami ganti dua (jajaran) kebun mereka menjadi kebun-kebun yang menghasilkan buah-buahan yang pahit, pohon asl dan sedikit pohon sidr. Demikianlah Kami balas mereka karena kekafiran mereka, dan pembalasan Kami hanya kepada orang kafir." (QS. Saba': 16-17)
(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Wednesday, August 18, 2010

MQ Pagi 18 Agustus 2010

Wednesday, August 18, 2010
Pemateri: Ummu Yusuf
Materi: Menjadi sebaik-baik manusia

Ringkasan Materi:
Bersyukurlah kita atas segala nikmat yang telah Allah beri sehingga sudah sepatutnya kita untuk menjadi manusia yang terbaik di hadapan Nya. Ada beberapa cara bagaimana menjadi manusia yang paling baik di hadapan Allah SWT, yaitu:

* Belajar menjadi orang yang bertakwa

Orang yang beriman adalah orang yang bertakwa. Dalam Q.S Al-Hujurat (49) ayat 13 bahwa" ... Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu." Cara untuk meraih takwa adalah dengan belajar meninggalkan apa yang Allah haramkan dan menunaikan apa yang Allah serukan. Dengan demikian di bulan Ramadhan ini, tunaikanlah amalan-amalan yang dapat menghancurkan dosa-dosa kita.

* Belajar untuk menebar kebaikan

Rasulullah SAW bersabda "Khairunnas anfa'uhum linnas" yaitu "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaat bagi orang lain." Setiap kita diberikan kesempatan oleh Allah SWT keluasan untuk menebar kebaikan, tinggal bagaimana kita memanfaatkan kesempatan yang Allah kasih tersebut. Ada kalanya Allah memberikan kekuatan fisik, keluasan materi yang semua itu dapat bermanfaat untuk orang lain.

Rasulullah SAW juga berpesan "Barang siapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat." Disini Allah menjanjikan bagi siapa yang menebar kebaikan kepada sesama mukmin. Sesungguhnya segala bentuk kebaikan sekecil apapun adalah shodaqoh. Dan seorang hamba Allah yang baik adalah yang dapat menahan dirinya untuk berbuat keburukan terhadap orang lain.

* Khusus untuk para suami adalah yang paling baik akhlaknya kepada istri-istrinya.

Ini adalah anjuran untuk para suami untuk bersikap lemah lembut kepada istrinya dan menuntun sang istri untuk selalu dalam kebaikan.

Semoga hal-hal yang disebutkan di atas dapat memberikan motivasi kepada diri kita untuk terus berbuat kebaikan terutama di Bulan Ramadhan yang hanya 1 bulan ini.(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

MQ Pagi 17 Agustus 2010

Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Hati Sakinah vs Hati Resah

Ringkasan Materi:
Dalam salah satu hadits Rasulullah disebutkan bahwa kebaikan adalah akhlak yang baik sedangkan dosa adalah segala sesuatu yang mengganggu jiwa dan kita tidak senang jika hal tersebut diketahui oleh manusia yang lain. Dalam riwayat yang lain, hadits yang sama diriwayatkan menjadi : jika ingin mengetahui kebaikan, mintakanlah pendapat pada hatimu ; Kebaikan adalah segala sesuatu yang menenangkan jiwa dan hati sedangkan dosa adalah segala sesuatu yang mengganggu jiwa dan menimbulkan keraguan.

Hadits Rasulullah di atas menunjukkan betapa ketentraman hati sangat bergantung pada sikap kita sendiri. Jika kita senantiasa bersikap lurus yang ditandai dengan selalu bersikap dengan niat yang lurus dan melakukan dengan cara yang benar Insya Allah akan dihadiahi hati yang sakinah, tenang, dan mantap. Sebaliknya,jika kita melakukan pekerjaan dengan niat yang riya' dan cara yang salah, hal itu akan diganjar dengan keresahan, penuh keraguan, dan ketidaknyamanan hati.

Orang yang hatinya sakinah ditandai dengan beberapa ciri seperti selalu merasa dekat dengan Allah. Karena orang yang hatinya tenang yakin Allah lebih dekat dari urat nadinya sendiri. Sehingga dimanapun ia berada dan dalam kondisi apapun, ia tidak pernah merasa sendirian melainkan ada Allahyang menemaninya. Ciri yang kedua adalah tidak bersandar pada yang lain selain Allah. Hal ini sekaligus semakin meningkatkan ketentraman hatinya karena orang yang tidak bersandar hatinya pada hal-hal lain selain Allah dijamin akan tenang hatinya.

Jika kita merasa hati kita tidak nyaman, resah, gelisah, dan tidak mantap sebaiknya kita evaluasi diri. Bisa jadi itu semua disebabkan oleh dosa-dosa kita sendiri. Lalu bagaimana tips agar kita memperoleh hati yang sakinah ? Ada 3 cara:
  1. Putuskan harapan dari yang selain Allah
  2. Berbuat hanya hal-hal yang disukai Allah
  3. Perbanyak taubat
Jika kita telah melakukan hal-hal di atas, Insya Allah hati akan semakin bersih dan sensitif karena tidak tebal hijabnya sehingga suaranya bisa dijadikan referensi atas permasalahan-permasalahan yang dihadapi.(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

MQ Pagi 16 Agustus 2010

Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Prioritaskan hidup dengan mengharap ampunan dari Allah SWT

Ringkasan Materi:
Dalam hidup ini kita dibatasi oleh waktu, 1 hari bagi yang mengamalkan duniawi maupun akhirat tetap 24 jam.
Bersyukurlah bagi orang-orang yang dapat mengelola waktu dengan baik. Kunci manajemen waktu adalah cerdas menentukan skala prioritas. Dibulan Ramadhan ini, ibadah kita selama 24 jam akan selalu dalam pengawasan Allah dan ada balasan untuk setiap amalan yang kita lakukan. Oleh karena itu, prioritaskan waktu-waktu kita di Bulan Ramadhan hanya untuk ampunan dari AllahSWT.

Sesungguhnya,orang-orang yang beriman melihat dosa seperti melihat gunung yang akan jatuh menimpanya. Sehingga prioritas yang dilakukan oleh orang-orang beriman adalah ampunan Allah atas dosa-dosanya. Allah SWT telah menjanjikan ampunan Nya di bulan Ramadhan ini.

Dalam Q.S Al-Ankabut (29) ayat 2-3 Allah berfirman bahwa "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." Sesungguhnya dalam ayat tersebut, Allah mengingatkan bahwa setiap manusia pasti ada ujian dalam hidupnya, bedanya adalah Allah akan menunjukan jalan solusi atas masalah kepada orang-orang yang bertaubat. Dan orang-orang yang menang akan ujian hidup, maka ampunan Allah pun turut menyertainya.

Dengan demikian, pilihlah prioritas untuk fokus terhadap dosa diri kita yaitu dosa akibat perbuatan yang kita lakukan terhadap orang lain. Carilah ampunan Allah,terutama di bulan Ramadhan ini dengan memanfaatkan setiap waktu kita denganberibadah dan amalan yang baik. Dan janganlah mengharap imbalan atas setiap yang kita lakukan.(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Tuesday, August 17, 2010

MQ Pagi 15 Agustus 2010

Tuesday, August 17, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Hati yang yakin pada Allah


Ringkasan Materi:
Tidak ada yang tidak diketahui Allah, baik yang sudah terjadi maupun masa depan yang belum terjadi karena Allah adalah penentu takdir setiap manusia. Jika Allah sudah memutuskan sesuatu atas mahkluknya maka akan terjadi.

Kita harus mampu menghadapi setiap keputusan Allah yang tentunya turundengan proses tertentu sehingga manusia juga dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik. Contohnya takdir memiliki anak, dengan mudah Allah menciptakan bayi langsung siap lahir, namun Allah memberinya dengan melalui proses sedikit demi sedikit selama 9 bulan agar semua dapat disesuaikan sesuai kebutuhan dengan lebih baik. Jadi jika Allah sudah memutuskan suatu hal maka pasti akan terjadi,kita harus siap dan ridha, baik terhadap takdirnya maupun terhadap proses yang harus dijalani menuju takdir tersebut.

Hadist riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Allah berfirman kepadaku : " Aku adalah sesuai prasangka hambaKu, dan aku bersama dengan merekasaat mereka berdoa." Dalam hadist yang lain disebutkan bahwa tidak ada yang dapat menolak takdir selain doa.

Dan terkait doa Abu Hurairah berkata dalam kesempatan lain Rasulullah bersabda: "Berdoalah kepada Allah dan yakinlah bahwa doamu akan diterima, Sesungguhnya Allah tidak akan menerima doa yang datang dari hati yang lalai lagi main-main"

Beberapa hadist di atas menunjukan bahwa kunci dari segalanya adalah hati kita yakin terhadap kekuasaan dan ketetapan Allah. Keyakinan hati terus dibawa dalam hidup sehari-hari, ketika berdoa dan saat menerima takdir yang ditetapkan Allah. Hati yang yakin harus sinkron dengan mulut dan sikap dalam keseharian sehingga kita dapat menjalani hidup dengan ringan dan menyenangkan. Sesungguhnya keyakinan terhadap Allah juga berarti selalu mendapatkan tuntunan dari Allahmenuju takdir yang terbaik. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

MQ Pagi 14 Agustus 2010

Materi: Berdzikir dengan hati

Salah satu penamaan lain terhadap bulan Ramadhan adalah Syahrul Tarbiyah (BulanPendidikan) karena pada bulan inilah waktu yang tepat bagi kita untuk mendidik diri kita lebih disiplin (dapat mengatur waktu dengan lebih baik), meningkatkan ketaatan (dengan membiasakan kebiasaan-kebiasaan yang baik), dan mendatangi pusat-pusat ilmu.

Pada Bulan Ramadhan, memang ada kecenderungan kita semangat meningkatkan ibadah dengan berbagai cara seperti lebih banyak shalat di mesjid, memperbanyak tadarus, dll.Ada baiknya, Ramadhan juga kita pakai untuk mengevaluasi kualitas ibadah kita. Apakah yang kita lakukan sudah sesuai dengan yang sepatutnya dan apakah sudah sama dengan yang disukai Allah.

Salah satu ibadah yang harus senantiasa kita evaluasi adalah dzikir. Yang pertama harus kita perhatikan, jangan sampai kita fokus ke jumlah dengan mengabaikan esensi dzikir tersebut. Yang terpenting dari dzikir adalah pengakuan, baik pengakuan akan kesucian Allah, pengakuan kebesaran Allah, kebersyukuran, penyesalan dan permohonan ampun, serta pengakuan-pengakuan yang lain. Seyogyanya pengakuan itulah yang keluar dari hati tanpa terlalu mementingkan jumlah sebab yang dilihat oleh Allah adalah hati kita.

Selain itu, alangkah baiknya jika kita paham apa yang di-dzikir-kan sehingga dzikir menjadi berisi dan tidak hanya di bibir dan di jari. Dzikir yang dipahami akan lebih dapat kita rasakan. Diucapkan tidak perlu dengan keras namun lembut yang penting khusyu' dan meresap.

Karena Allah menilai hati kita, mari kita jadikan Ramadhan untuk mulai berdzikir dengan hati.. khusyu, penuh pengakuan, dipahami,dan dirasakan. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab


View Comments

Friday, August 13, 2010

MQ Pagi 13 Agustus 2010

Friday, August 13, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Shodaqoh yang paling afdhol adalah shodaqoh di bulan Ramadhan

Ringkasan Materi:
Tidak ada bosannya untuk membahas tentang shodaqoh ini karena sesungguhnya shodaqoh adalah investasi akhirat yang pahalanya terus mengalir. Terutama di bulan Ramadhan, balasan Allah akan dilipatgandakan untuksetiap amalan yang dilakukan untuk itu betapa afdholnya jika bersedekah dibulan Ramadhan.

Sibukanlah kita dengan urusan akhirat, yaitu urusan yang dapat mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Apapun urusan kita di dunia,namun bertujuan atau membuat kita lebih dekat kepada Allah itulah urusan akhirat. Begitu pula dengan shodaqoh, jika kita seorang pengusaha namun darihasil usahanya tersebut memberikan peluang dia untuk bershodaqoh maka

kitatelah melakukan amalan untuk urusan akhirat. Jadi dapat disimpulkan bahwasetiap amalan tergantung pada dari niat dan caranya.

Sesungguhnya Allah mengetahui isi hati setiap hambaNya. Oleh karena itu ayo bersedekah dengan harta, ilmu atau apapun yang kitamiliki. Dan jangan mengharap apapun dari sedekah yang kita lakukan karenadisinilah ujiannya yaitu ujian keikhlasan. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

MQ Pagi 12 Agustus 2010

Materi: Kejahatan lidah dapat merusak shaum

Ringkasan Materi:
Kita harus memastikan bahwa Ramadhan kali ini berbeda denga hari biasanya. Menjadi pribadi yang berbeda bukan untuk dipamerkan atau dipuji oleh orang lain. Menjadi berbeda seharusnya karena ingin disukai Allah. Apabila sikap obrolan dan amalan tetap sama berarti tidak menghargai Ramadhan, meremehkan, menghina Allah, tidak menganggap jamuan Allah dan menjadi hamba yang menyia-nyiakan Ramadhan.

Sebagai wujud penghargaan terhadap Ramadhan, salah satunya dengan memiliki "QUALITY CONTROL", yaitu kontrol perkataan, bagaimanakah kualitasnya? Kualitas kebenarannya dan kemanfaatannya. Tidak usah boros kata-kata agar orang terpesona. Kalaupun tidak bicara dengan makhluk, berdzikirlah karena Allah Maha Tahu. Jadikan detik demi detik dalam Ramadhan ini menjadi istimewa. Barang siapa yang tangguh menjaga mulutnya, jauh lebih aman.

Mari kita shaum dari perkataan yang tidak disukai Allah, apabila terasa sia-sia mari kita intropeksi dan bersegeralah untuk taubat. Yakinkan diri bahwa Allah Maha mendengar, malaikat mencatat dan semua akan kembali pada diri sendiri.
"Sesungguhnya pendengaran,penglihatan, dan hati semuanya kelak pasti akan dimintai tanggung jawabnya".(QS. Al Isra' : 36)
(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

MQ Pagi 11 Agustus 2010

Pemateri: Ustdz. Erika Suryani Dewi, LC
Materi: Marhaban ya Ramadhan

Ringkasan Materi:
Bulan ramadhan tiap tahun memang selalu ada. Tetapi, antara ramadhan yang satu dengan ramadhan yang lain tidaklah sama. Jika kita dipertemukan kembali dengan bulan ramadhan, seharusnya kita mampu meningkatkan amal ibadah yang telah kita lakukan pada ramadhan sebelumnya. Begitupula sebaliknya, jika ada kesalahan yang pada ramadhan sebelumnya terlanjur kita lakukan, maka seyogyanya pada ramadhan kali ini kita bisa memperbaikinya. Kesempatan tidak akan terulang untuk kedua kali, kualitas ibadah kita juga dapat dipastikan tidak lagi sama.

Ada beberapa amalan sunnah yang dapat dilakukan saat melakukan puasa
  1. Bersahur dengan mengakhirkannya
  2. Berbuka dengan mendahulukannya
  3. Berdoa ketika berbuka
  4. Memberi makan orang berbuka
  5. Menjaga lidah dan anggota tubuh
  6. Meninggalkan nafsu/syahwat
  7. Memperbanyak shadaqah
  8. Menyibukkan diri dengan tilawah
  9. BerI'tikaf
Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Tuesday, August 10, 2010

MQ Pagi 10 Agustus 2010

Tuesday, August 10, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Persiapkan amalan utama di bulan ramadhan

Ringkasan Materi:
Bulan Ramadhan adalah bulan istimewa. Sungguh orang yang merugi jika kita menghadapi Ramadhan dengan biasa-biasa saja.

Dan tidak mendapat ampunan dari Allah SWT bagi orang yang tidak membedakan amalan-amalan di bulan Ramadhan dengan bulan lain. Ada beberapa amalan yang dapat dijadikan amalan utama di Bulan Ramadhan, yaitu:

1. Sedekah
Janganlah kita takut miskin dengan bersedekah karena Allah SWT sudah menjanjikan bulan Ramadhan adalah bulan dengan pahala berlipat ganda.

2. Qiyamul Lail/Sholat Malam
Janganlah kita meremehkan qiyamul lail di Bulan Ramadhan karena sesungguhnya malam-malam di bulan Ramadhan adalah malam-malam yang penuh berkah.

3. Tilawah Qur’an
Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an. Untuk itu, bedakan tilawah qur’an kita dari bulan lain baik itu kuantitas maupun kualitasnya. Contohnya adalah kalau biasanya kita hanya tilawah saja, usahakan di bulan Ramadhan dapat tilawah dengan membaca dan memahami pula maknanya.

4. I’tikaf
Persiapkan baik-baik bulan Ramadhan ini terutama di 10 hari terakhir dengan ber-i’tikaf karena sesungguhnya pada 10 hari terakhir terdapat malam-malam mulia.

Amalan-amalan di atas akan lebih baik jika disertai dengan hati yang ikhlas dalam menjalankannya. Lumpuhkan penilaian orang lain di Bulan Ramadhan ini. Yakinkan bahwa Allah SWT yang Maha kuasa dan penilai yang terbaik.(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Sunday, August 8, 2010

MQ Pagi 09 Agustus 2010

Sunday, August 8, 2010
Materi: Mengevaluasi ibadah kita

Ringkasan Materi:
Allah Maha Mengetahui; mana dari sekian hamba-hamba-Nya yang benar-benar tulus mendekatkan diri kepada Tuhan mereka. Hidup ini adalah sesuatu yang penuh warna, kita menghadapi berbagai hal, termasuk juga kepahitan. Hal-hal tidak menyenangkan yang kita alami bisa jadi merupakan balasan atas perbuatan kita sendiri, tetapi bisa juga memang telah ditakdirkan, baik untuk menggugurkan dosa ataupun meningkatkan derajat kita di mata Allah.

Untuk menjalani semua kesulitan dan kepedihan, hendaknya kita selalu berusaha untuk meningkatkan ibadah. Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, kita perlu memerhatikan tiga hal, yaitu:

a. Memeriksa niat
Apakah ibadah yang kita lakukan sudah benar-benar ikhlas, bukan karena ingin dikenal sebagai ahli dzikir, orang yang rajin tahajjud; bukan untuk riya’?
b. Merasa lebih dari orang lain yang ibadahnya kurang
Belum tentu orang yang sedikit beribadah lebih buruk dari yang telah banyak melakukan ibadah. Bagi Allah, orang tersebut bisa jadi lebih disukai karena ibadah-ibadahnya yang kecil tetapi dilakukan dengan hati yang murni.
c. Mengecek produktivitas
Grafik ibadah bisa saja menanjak, misalnya dengan tahajjud yang lebih teratur, tetapi kemudian menjadi mengantuk sehingga lalai dari hal-hal lain. Kita harus bisa mengelola diri sebaik mungkin. Kita juga patut terus bercermin kepada Rasulullah SAW. Beliau adalah manusia yang paling produktif, baik dalam beribadah maupun berbuat untuk kemaslahatan umat.

Idealnya, yang kita lakukan sebagai hamba-Nya adalah terus berupaya untuk meningkatkan ibadah, senantiasa membenahi niat, lebih menundukkan hati agar tidak ujub, serta tetap produktif dalam menjalani hari-hari. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaabi

View Comments

MQ Pagi 08 Agustus 2010

Materi: Menjadikan sedekah sebagai amalan utama di bulan ramadhan

Ringkasan Materi:
Allah SWT telah menyedikan satu bulan yang sangat spesial, yaitu bulan Ramadhan. Sayang sekali apabila kita tidak memanfaatkan bulan yang spesial ini dengan sebaik-baiknya. Sudah saatnya pula kita mengintropeksi diri bagaimana kedudukan Allah di hati kita. Ini adalah cara untuk mengetahui kedudukan kita di mata Allah SWT. Kedudukan Allah di hati kita dapat kita contohkan dengan bertambahnya keyakinan terhadap Allah. Di bulan Ramadhan nanti, keyakinan bahwa Allah sangat bermurah hati atas setiap balasan amalan harus ditingkatkan.

Salah satu amalan utama di bulan Ramadhan adalah sedekah. Rumus penting dalam bersedekah adalah seperti tukang parkir yang menganggap bahwa semua kendaraan yang dijaga adalah titipan. Dan sesungguhnya ada tiga jenis orang atas rizki yang diterimanya.
  1. Senang ketika menerima suatu pemberian
  2. Senang dan mengucap terima kasih atas pemberian
  3. Senang, berterima kasih dan menyadari maksud dan tujuan akan pemberian yang diterimanya.
Sesungguhnya orang melihat dunia seharusnya menyadari bahwa Allah memberikan dunia semata-mata untuk lebih dekat kepada Allah. Begitupun dengan bersedekah, sedekah adalah salah satu bentuk pendekatan diri dan syukur kita atas rezeki yang telah kita terima. Untuk itu mulailah sekarang juga kita mentekadkan diri bahwa Ramadhan ini adalah bulan spesial untuk bersedekah.

Perlakukanlah bulan Ramadhan ini beda dengan bulan yang lain. Sesungguhnya sikap yang menyamakan bulan Ramadhan dengan bulan lain adalah sikap yang meremehkan Allah. Dengan demikian, perlakukan juga sedekah dengan sangat spesial yaitu spesial barangnya, jumlahnya dan spesial dalam cara kita memberi. Mari masing-masing kita untuk menggunakan setiap harta, tubuh, ilmu dan setiap fasilitas yang kita miliki sebagai kendaraan untuk bersedekah di bulan Ramadhan. InsyaAllah Allah akan memberi balasan yang lebih di bulan Ramadhan ini.

Wallahu’alam.
(dicopas dari sini)

materi audio dapat didownload disini

View Comments

MQ Pagi 07 Agustus 2010

Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Balasan Allah dengan bersedekah

Ringkasan Materi:
Rezeki yang kita miliki sesungguhnya ada hak orang lain di dalamnya. Ada tiga jenis rezeki, yaitu:
1. Rezeki sebagai penguat tubuh agar kita mampu memilih mana yang halal dan haram
2. Rezeki yang digantungkan.
Rezeki ini apakah akan digunakan dengan jalan takwa atau maksiat. Sesungguhnya keinginan-keinginan kita tidak sembarang ingin. Allah maha tahu setiap keinginan kita. Dan Allah telah memberikan kita pilihan apakah setiap keinginan dimanfaatkan untuk memperoleh rezeki dengan jalan takwa atau sebaliknya.
3. Rezeki yang diundang oleh Allah dengan sedekah.
Sesungguhnya Allah telah menjanjikan bagi yang sedekah, maka rezekinya sudah dijamin. Jadilah ahli syukur dengan rezeki yang sedikit sekalipun.

Dengan demikian maka tidak akan rugi diri kita dengan bersedekah. Bersedekah sesungguhnya hanya mengharap ridho Allah. Boleh saja sedekah dengan mengharap Allah demi terkabulnya suatu hajat atau keinginan. Namun, janganlah ada prasangka buruk terhadap Allah kalau hajat tersebut belum terkabul karena sesungguhnya Allah maha tahu yang terbaik untuk umatNya.

Janganlah merasa berkurang rezeki kita dengan bersedekah karena sesungguhnya Allah telah menyiapkan pengganti atas rezeki yang kita sedekahkan. Pengganti sedekah yang paling mahal harganya adalah bertambahnya keyakinan kita kepada Allah. Dengan bertambah yakin, hidup akan semakin enteng dan kita lebih menghargai apapun rencana Allah dalam hidup kita. Itulah balasan Allah dengan bersedekah bahwa sesungguhnya balasan Allah tidak selalu berwujud.

Semoga Allah yang maha tahu mengubah kecintaan kita terhadap dunia menjadi kecintaan lebih kepada hal-hal yang bersifat akhirat. Janganlah ragu untuk bersedekah dan janganlah resah dengan balasan Allah atas sedekah. InsyaAllah dengan ikhlas menjalani setiap amal, maka kita termasuk hamba Nya yang akan selalu merasakan rahman dan rahim Nya. Wallahu’alam. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

MQ Pagi 06 Agustus 2010

Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Allah sang Penjamin Rejeki

Ringkasan Materi:
Ketika terlahir di dunia, kita tidak tahu apa-apa. Ketika kita bayi, kita benar-benar makhluk yang amat lemah, tak paham apapun, namun ternyata makan, minum, pakaian tercukupi bahkan hingga detik ini. Allah-lah yang mencukupi segala kebutuhan kita, sejak kita lahir, tumbuh menjadi anak-anak, kemudian menjadi dewasa. Allah yang mengurus kita dan Allah juga yang menjamin rizki kita dan semua makhluk ciptaanNYA. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an:
“Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”. QS. Hud (11) : 6
Hanya Allah yang memiliki rizki, yang membagikan rizki dan yang mengetahui tempat rizki setiap makhlukNYA. Tugas manusia bukan mencari rizki, karena rizki telah ditentukan. Tugas manusia adalah menjemput rizki dengan berbagai ikhtiar yang Allah ridhoi. Dan karena Allah yang mengetahui tempat rizki kita maka hendaknya dalam setiap ikhtiar, kita senantiasa bertanya kepada Allah. Bertanya kepada Allah dapat dilakukan melalui doa, ibadah, dan taubat.

Dosa-dosa membuat kita terhalang dari rizki. Ibarat noda di lensa kacamata yang membuat kita tidak bisa melihat hal-hal di sekeliling kita. Jika kita tidak bisa melihat rizki, bukan berarti rizki itu tidak ada. Manusia yang banyak dosa akan sulit melihat rizkinya ada dimana. Sebaliknya, orang-orang yang bertaubat akan diperlihatkan oleh Allah tempat rizkinya, sebagaimana firmanNYA dalam Al-Qur’an:
“Maka Aku katakan pada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai”" QS. Nuh (71) : 10-12
Wallahu’alam. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Thursday, August 5, 2010

MQ Pagi 05 Agustus 2010

Thursday, August 5, 2010
Materi: Sambut bulan suci dengan hati yang bersih

Ringkasan Materi:
Tiap-tiap kita pastilah ingin menjadi hamba-Nya yang baik, tetapi apakah keinginan itu muncul dari lubuk hati yang dalam atau disebabkan oleh alasan-alasan lain seperti ingin dinilai baik oleh orang lain atau bahkan bermaksud riya’?

Sesungguhnya tidak ada kebohongan bagi Allah, Dia akan menghisab semua yang terucap maupun tidak. Salah satu kunci untuk dekat kepada-Nya adalah dengan cara jujur kepada hati kita masing-masing. Idealnya, rajin belajar, menepati janji, berdisiplin, ramah, dan perbuatan/sifat baik lainnya dilakukan/dimiliki hanya untuk menyenangkan Allah, bukan untuk mengejar penghargaan dan pujian orang lain, tidak menuju ke arah kemunafikan dan cenderung merekayasa perbuatan-perbuatan kita.

Bulan Ramadhan sekarang ini telah menjadi bulan bermalas-malas, padahal seharusnya menjadi bulan penuh prestasi (seperti di zaman Rasulullah, kemenangan pada perang Badr dan Fathul Makkah terjadi di bulan Ramadhan). Ramadhan seharusnya menjadi puncak ta’aruf kepada Allah, final dari bulan-bulan lainnya untuk menjemput kemenangan, yaitu Idul Fitri. Pada kenyataannya, Ramadhan menjadi bulan yang sekedar mampir; training center/sarana taubat dari sebelas bulan lainnya.

Dalam salah satu hadistnya, Nabi Muhammad menyatakan bahwa shaum adalah amalan yang dapat menjamin seorang hamba masuk surga, tidak ada amalan yang senilai dengan shaum. Rasulullah SAW menjawab demikian sebanyak tiga kali ketika seorang sahabat bertanya (sebanyak tiga kali pula) mengenai amalan yang dapat menjamin masuk surga. Betapa tingginya nilai berpuasa, apalagi berpuasa di bulan Ramadhan yang wajib hukumnya bagi kita. Tentu yang dimaksud di sini bukan hanya tidak makan dan minum melainkan juga menjaga perbuatan, anggota tubuh, bahkan pikiran serta keinginan yang buruk.

Ramadhan adalah bulan suci yang penuh kemuliaan. Apabila kita memahami esensinya, sungguh kita akan berharap untuk selalu berada di bulan Ramadhan. Mari ktia bersihkan dan mantapkan hati untuk menjalani Ramadhan yang akan segera tiba dengan sebaik-baiknya. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Wednesday, August 4, 2010

MQ Pagi 04 Agustus 2010

Wednesday, August 4, 2010
Pemateri: Ustadzah Rosyida
Materi: Mencari ridho Allah dalam setiak aspek kehidupan

Ringkasan Materi:
Fatimah Az-Zahra adalah putri Rasulullah SAW yang lahir di Kota Mekkah pada saat pembangunan Ka’bah. Fatimah Az-Zahra memiliki nasab yang sangat baik. Ayahnya adalah Muhammad SAW, seorang guru dan dermawan yang terbaik bagi umat manusia. Ibunya adalah Ummul mukminin Khadijah ra., yaitu istri Rasulullah yang merupakan salah satu dari empat wanita penghuni surga yang paling mulia. Suaminya adalah Ali bin Abi Thalib yang tingkat kesholehannya sudah tidak diragukan lagi. Dan pamannya adalah singa Allah yaitu Hamzah.

Dapat kita perhatikan bahwa Fatimah Az-Zahra dikelilingi oleh orang-orang yang punya kualitas keimanan dan kesholehan yang sangat baik. Fatimah Az-Zahra sangat mengetahui dan mengikuti masa-masa berat dakwah Rasulullah SAW di Mekkah.

Sejak kecil, Fatimah Az-Zahra sudah merasakan pedihnya dakwah yang dilakukan Rasulullah SAW betapa kaum quraisy begitu menolak dakwah Rasulullah sehingga segala bentuk gangguan kepada Rasulullah dilakukan oleh kaum quraisy. Kondisi inilah yang menjadikan Fatimah sabar dan tegar menghadapinya. Fatimah Az-Zahra tumbuh menjadi remaja yang sholehah meskipun mengalami penderitaan yang sangat gelap dan Fatimah Az-Zahra selalu mendampingi ayahnya yaitu Rasulullah SAW dalam menghadapi ujian ini.

Fatimah Az-Zahra juga diberi gelar sebagai Ummu Abbisah, karena kemampuannya menggantikan posisi ibunya, Khadijah, yang telah meninggal dunia. Posisi Khadijah dalam rumah tangga sangat baik dilakukan oleh Fatimah Az-Zahra. Pada tahun kedua Hijriah, pada saat setelah perang Badar, Ali bin Abi Thalib meminang Fatimah Az-Zahra, tidak ada penolakan dari Fatimah Az-Zahra karena sudah sangat tahu dengan kesholehan yang dimiliki oleh calon suaminya.

Pernikahan Fatimah Az-Zahra dengan Ali bin Abi Thalib adalah pernikahan yang barokah walaupun kehidupannya penuh dengan keterbatasan. Kehidupan mereka adalah kehidupan manusia biasa dimana ada pertengkaran di dalamnya. Namun, semua itu tidak terlepas dari kebahagiaan yang mereka alami yaitu dengan lahirnya empat orang anak, yaitu Hasan, Husein, Zaenab dan Ummu Kultsum. Dua anak lelaki yaitu hasan dan husein merupakan cucu yang sangat dicintai oleh Rasulullah SAW.

Begitulah kehidupan seorang Fatimah Az-Zahra yang hidup dengan ketakwaan, pengorbanan dan perjuangan. Fatimah Az-Zahra adalah salah satu wanita penghuni surga yang paling mulia selain Khadijah, Maryam, dan Asiyah. Selain terkenal karena kemurahan hatinya, Fatimah Az-Zahra termasuk perempuan yang sukses dalam mendidik anak-anaknya contohnya Hasan dan Husein yang menjadi pemuda-pemuda pemberani. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Tuesday, August 3, 2010

MQ Pagi 03 Agustus 2010

Tuesday, August 3, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Mencari ridho Allah dalam setiap aspek kehidupan

Ringkasan Materi:
Semoga Allah yang maha menguasai segala sesuatu memberikan keselarasan antara mulut, hati dan sikap kita dalam setiap lini kehidupan. Karena salah satu ciri kemunafikan adalah tidak sesuainya mulut, hati dan sikap seseorang. Orang yang tauhidnya bagus tidak hanya baik dalam hal ibadah saja, atau hanya dalam cerita lewat mulut saja tapi juga tercermin secara komprehensif dalam kehidupan sehari-hari.

Sering kali terucap dari mulut kita bahwa kita berada di dunia ini tidak lain untuk mencari ridha allah. Sesungguhnya ridha Allah terdapat pada hal-hal yang disukai Allah, termasuk diantaranya hal-hal yang tidak secara langsung berhubungan dengan ibadah ritual. Contohnya Allah menyukai kebersihan, menyenangi kerapihan, ketepatan waktu dan banyak lainnya.

Seorang yang rajin beribadah akan selaras jika dalam kesehariannya memiliki kebersihan dan kerapihan. Bagaimana mungkin kita meng-claim sedang mencari ridha allah jika kita shalat dengan pakaian shalat yang kotor dan bau. Kebersihan bukan hanya menyangkut lingkungan atau tempat tinggal, tapi juga termasuk didalamnya kebersihan diri. Mandi teratur 2x sehari apabila diniatkan untuk mencari ridha allah berupa kebersihan diri juga dapat menjadi ibadah tanpa kita sadari. Apabila seorang rajin beribadah tapi tempat shalatnya kotor, kamarnya berantakan, bajunya bau pastilah ada sesuatu yang tidak benar dalam dirinya. Paling tidak dia masih berpikir bahwa beribadah hanya berupa ibadah ritual padahal tidak demikian adanya.

Demikian pula dengan ketepatan waktu. Sering kali dalam prosesi sebuah acara, orang-orang yang datang tepat waktu dihukum demi kesalahan orang – orang yang datang terlambat dengan diminta menunggu mereka yang datang terlambat. Padahal sejatinya seharusnya kita menghargai orang yang datang tepat waktu karena merekalah yang mendapatkan ridha allah karena Allah menyukai keteraturan dan ketepatan waktu. Bukankah dalam hal beribadah ritual juga kita dituntun untuk selalu menghargai waktu, shalat dianjurkan untuk tepat pada waktunya, berbuka puasa juga diminta untuk disegerakan tanpa banyak menunda.

Memang benar urusan kedisiplinan ini memiliki standard yang berbeda-beda tiap individu namun kita harus bertekad untuk meningkatkan terus standard kedisiplinan kita demi mengejar ridha allah dalam kehidupan sehari-hari. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

MQ Pagi 02 Agustus 2010

Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Menjadi ulil albab yang senantiasa mengingat Allah

Ringkasan Materi:
Dalam Q.S Ali-Imran (3) ayat 190-191, Allah SWT mengingatkan bahwa “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):` Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

Dalam pandangan Al Qur’an, kecerdasan seseorang tidak diukur dari kecepatan dalam memecahkan masalah atau menemukan solusi. Ulil albab menurut pandangan Al Qur’an adalah orang-orang yang senantiasa ingat kepada Allah dalam segala kondisi. Segala makhluk maupun kejadian di bumi akan mengingatkannya kepada Allah dan akan menambah keimanannya. Bahkan melihat ikan di akuarium pun akan menggetarkan hatinya, karena ingat akan kebesaran Allah.

Setidaknya ada 4 hal yang membuat kita harus mengingat Allah dalam setiap kondisi:

a. Semuanya karena izin Allah
Apapun bentuk nikmat maupun musibah yang menimpa seseorang, semuanya terjadi karena izin Allah. Bergabung jin dan manusia untuk mencelakakan seseorang, tidak akan bisa jika Allah tidak izinkan.

b. Semuanya milik Allah
Tubuh kita ini milik Allah. Gigi yang tumbuh kemudian berhenti tumbuh itu milik Allah. Allah yang menciptakan dan Allah pula yang memilikinya. Obat yang kita minum ketika kita sakit adalah amal sholeh atas ikhtiar kita, karena sesungguhnya kesembuhan juga milik Allah.

c. Semuanya dalam kekuasaan Allah
Burung yang terbang dikuasai oleh Allah. Nyamuk yang menemani manusia juga dikuasai Allah. Allah yang menetapkan siapa yang akan digigit oleh nyamuk. Tetesan air hujan adalah Allah yang meneteskan. Dan tidak ada selembar daun pun yang jatuh di kegelapan malam kecuali Allah yang menguasainya. Tidak ada yang luput dari penguasaan Allah, mulai dari zat terkecil hingga yang paling besar di dunia ini.
Innallaha ma’a kulli syai’in kodir

d. Semuanya akan kembali kepada Allah
Semua yang ada di dunia ini akan kembali kepada Allah dan segala sesuatu akan ada hitungannya. Tidak ada satupun kejahatan yang lepas dari hitungan Allah. Orang yang mencuri sesungguhnya dia mencuri milik Allah dan pasti akan ada balasannya. Koruptor yang hingga ajal menjemputnya tidak tertangkap di dunia juga pasti mendapatkan balasannya di sisi Allah. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Monday, August 2, 2010

MQ Pagi 01 Agustus 2010

Monday, August 2, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Tergantung dan yakin hanya pada Allah

Ringkasan Materi:
Allah berfirman dalam AlQuran Surat Yunus ayat 107 yang artinya : ”Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu pada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hambaNya dan Dia la Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ayat ini secara gamblang mengungkapkan bahwa Allah lah penentu, penguasa, dan pemilik segala-galanya termasuk kejadian karunia ataupun musibah. Sebagai hamba, seharusnya kita memiliki rasa ketergantungan yang tidak pada siapa-siapa kecuali pada Allah sang penguasa kejadian. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, sebab semua sudah tercatat di lauhul mahfudz baik yang terang-terangan maupun yang tersembunyi.

Orang yang yakin pada Allah setidaknya memiliki 2 ciri, yang Pertama, SELALU MENYEMPURNAKAN IKHTIAR. Jadi orang yang yakin pada Allah justru akan menyempurnakan setiap usahanya sebelum berserah dan ikhlas atas apapun kehendak Allah karena setiap ikhtiar akan dicatat tanpa perlu kita hitung-hitung. Pertolongan yang dihadirkan Allah pun belum tentu seperti yang kita bayangkan dan bisa datang dari mana saja. Contohnya Siti Hajar ketika ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim atas perintah Allah di suatu tempat yang tandus tanpa penghuni. Walaupun yakin itu semua adalah ketetapan Allah, Siti Hajar tetap berusaha mendapatkan air untuk bayinya Ismail dengan berlari 7x dari Shafa-Marwah. Inilah yang disebut menyempurnakan ikhtiar. Ketika pertolongan Allah hadir berupa air zam-zam yang ternyata letaknya tidak di Shafa ataupun Marwah tidak lagi menjadi soal karena setiap ikhtiar yang dilakukan oleh Siti Hajar sudah tercatat di sisi Allah dan pertolongan itu nyata bagi ibu dan anak tersebut.

Ciri kedua orang yang yakin pada Allah adalah SENANTIASA MINTA TOLONG PADA ALLAH DIMANAPUN DAN DALAM KESEMPATAN APAPUN. Orang yang yakin pada Allah, tidak akan cengeng, merengek, memelas, dan berharap pada makhluk. Dengan selalu meminta tolong pada Allah, ia yakin, Allah lah yang akan menggerakkan hati makhluk yang diinginkannya. Dengan menjadi orang yang disukai oleh Allah, Allah lah yang kemudian akan menanamkan cinta di hati makhluknya yang lain untuk menyukai dan menolong kita.

Mari kita menjadi orang yang selalu yakin dan bergantung hanya pada Allah. Hasbunallah wani’mal wakiil, ni’mal maulaah wa ni’mannashiir. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments