Live Streaming Aa' gym di USTREAM

Cek terus halaman ini untuk melihat ceramah aa' secara live via ustream. Jadwal live streaming - menyusul, atau kunjungi http://www.ustream.tv/channel/aagym-dt untuk melihat rekamannya.

Kajian Asmaul Husna - tiap Kamis malam pukul 19.30 wib

Live video chat by Ustream

Thursday, September 30, 2010

MQ Pagi 01 Oktober 2010

Thursday, September 30, 2010
Materi: Ujian dalam hidup

Ringkasan Materi:
Orang-orang yang tidak lulus ujian adalah mereka yang tidak sadar bahwa sedang diuji dan yang tidak mengerjakan/melalui ujian dengan seharusnya (salah menyikapi ujian tersebut). Sedangkan mereka yang lulus adalah yang serius menjalani ujian, menjawab dengan sebaik-baiknya. Ujian yang diberikan Allah SWT bertujuan untuk mengetes kualitas diri dan keimanan kita. Hal ini termaktub dalam QS Al Ankabut ayat 2 yang artinya:
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?”
serta dalam QS Al Ankabut ayat 3 yang artinya:
“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
Ujian yang diberikan pasti sesuai dengan kemampuan/ilmu kita. Namun, seberat apapun, dengan campur tangan Allah, segalanya akan menjadi mudah. Siapkan diri kita (semakin banyak bicara dan semakin tinggi ilmu kita, akan semakin banyak ujian yang datang) serta bersikaplah sabar (dengan keseluruhan hati, pikiran dan tindakan). Kita pun perlu terus menghisab diri, bisa jadi dosa-dosa kitalah yang mengundang ujian-ujian yang ada. Memang mungkin berat, sakit, perih, dan membuat kita menangis, tetapi Allah Maha Tahu, Dia telah mengukur kadar kemampuan kita dengan sempurna.

Ketika melihat ujian yang dialami orang lain, kita harus berbaik sangka dan mendoakan. Seringkali hal ini menjadi lebih solutif dibandingkan ikut campur yang tidak pada tempatnya. Sesungguhnya orang-orang yang ditimpa ujian yang berat, jika lulus dengan gemilang, akan memiliki hati yang lebih bersih dan lebih bening, serta menjadi hamba-hamba Allah SWT yang utama dengan derajat yang ditinggikan olehNya. Insya Allah.(dicopas dari sini)

wallahu alam

materi audio: tidak ada

View Comments

MQ Pagi 30 September 2010

Materi: Pengendalian diri

Ringkasan Materi:
Ketidak hati-hatian bisa menyebabkan celaka. Lisan, pendengaran, sikap, dan perbuatan, harus senantiasa terjaga, insya Allah dengan demikian kita akan lebih selamat. Serta, yang paling utama yaitu menjaga hati dengan sebaik-baiknya.

Tubuh sama seperti kendaraan, atau pesawat dalam aerobatic yang harus selalu waspada untuk dikontrol dan dikendalikan, jika tidak bisa celaka. Pernah ada kejadian sayap pesawat patah dalam suatu manufer aerobatic, tapi pilot bisa mendaratkan pesawatnya dengan selamat, itu bisa terjadi kalau pilotnya sudah terlatih, demikian juga kita butuh terus berlatih mengendalikan lisan, pendengaran, sikap, dan perbuatan, maka insya Allah kita akan selamat, meskipun kondisinya sedang sulit.

Beberapa cara untuk melatih pengendalian diri antara lain yaitu tidak dendam terhadap orang2 yang menyakiti kita, tetap taqarub pada Allah meskipun sedang dlm kesempitan rizki, tidak menggerutu dan mengeluh, juga pengendalian diri untuk selalu memenuhi janji, pengendalian diri untuk tidak marah, tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas, bersikap yg didasari kemarahan. Rasulullah bersabda “marah itu bagaikan api, yang bisa membakar apapun yang disentuhnya, jadi jika kita bertemu dengan sesuatu yang membuat kita marah perbanyaklah istighfar dan membaca ta'awudz.

Intinya adalah apabila hidup kita ingin selamat maka harus bisa mengendalikan diri. (dicopas dari sini)

wallahu alam

materi audio: tidak ada

View Comments

MQ Pagi 29 September 2010

Pemateri: Ustadzah Siti Sumarni
Materi: Keutamaan Sujud

Ringkasan Materi:
Berbagai ibadah telah kita lakukan di bulan ramadhan. Saat ini kita telah berada di bulan Syawal, saat yang tepat untuk mengevaluasi kembali kualitas ibadah kita. Jika ibadah-ibadah di bulan ramadhan kemarin kita lakukan karena bulan ramadhannya, maka sesunguhnya bulan itu telah berlalu. Tetapi jika ibadah tersebut kita lakukan karena kecintaan kita kepada Allah maka kualitas maupun kuantitas ibadah akan tetap bertahan di bulan-bulan selain ramadhan.
Di bulan syawal ini juga, ada baiknya kita melakukan rekronstruksi tujuan hidup kita. Apakah tujuan hidup tersebut telah sesuai dengan tujuan penciptaan kita, yaitu untuk penhambaan total kepada Allah, Rabb Sang Pencipta. Penghambaan total seorang hamba terlihat dalam sujud-sujudnya.

Seorang muslim akan melakukan sujud minimal 34 kali dalam sehari, melalui sholat 5 waktu. Sujud memiliki beberapa keutamaan, di antaranya adalah:

1. Sujud membuat hidup menjadi lapang dan terarah
Pada saat sujud, posisi kepala berada di bawah. Ini adalah posisi penghambaan yang sempurna. Kita merendahkan diri di hadapan Allah, kita menyerahkan segala urusan duniawi kepadaNya. Dengan demikian Allah akan meninggikan derajat hamba-hambaNya yang bersujud.

2. Sujud yang dilakukan dua kali dalam satu rakaat sholat memiliki filosofi bahwa manusia diciptakan dari tanah dan akan kembali kepada tanah.

3. Dengan bersujud tubuh akan menjadi lebih segar (fresh)
Pada saat kita sujud, bumi akan menyerap energi negatif yang ada di tubuh dan kita akan menyerap energi positif dari bumi, sehingga tubuh akan menjadi lebih segar.

4. Sebaik-baik doa adalah doa yang dilakukan dalam sujud
Dalam sujud inilah saat-saat terdekat seorang hamba dengan Rabbnya. Ketika mendapatkan nikmat, Rasulullah senantiasa bersujud, sujud syukur. Dalam hadits juga disebutkan bahwa sujud dapat menggugurkan dosa-dosa. (dicopas dari sini)

wallahu alam

materi: download disini


View Comments

MQ Pagi 28 September 2010

Pemateri: KH. Abdullah Gymnastiar
Materi: Hikmah dari rahasia kematian

Ringkasan Materi:
Siapapun yang menyikapi setiap kejadian dengan keimanan menjadi semakin meningkatkan keyakinan. Begitu pula dengan kematian yang merupakan misteri Ilahi. Misteri kematian ini meliputi tiga hal, yaitu:
  1. Waktu. “Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan (QS. Al-Ankabut ayat 57). Allah merahasiakan kapan kematian itu datang. Tidak ada seorang pun yang mengetahuinya dan setiap orang ada waktunya masing-masing.
  2. Tempat. Kita tidak tahun dimana nyawa kita akan dicabut.
  3. Cara. Dan kita juga tidak tahu bagaimana nanti kematian kita. Kita berharap maut akan menjemput kita dalam keadaan khusnul khotimah.
Hikmah dari dirahasiakannya kematian agar kita semakin yakin dan siap setiap saat ketika maut menjemput. Tidak ada yang dapat menolak kematian dan dunia sesungguhnya dijadikan bekal untuk akhirat nanti. Oleh karena itu maka kematian dan keimanan adalah sebaik-baiknya nasehat, tidak boleh luput dari obrolan kita.

Hikmah lain dari rahasia kematian adalah mengingatkan kita untuk:
  • Jangan sampai menunda suatu amalan
  • Jangan sampai menunda untuk bertaubat
  • Jangan sampai kita meninggal dalam keadaan dosa. Dengan mengingat mati maka akan mencegah kita untuk berbuat maksiat.
  • Dan jangan menyia-nyiakan kesempatan. Pergunakanlah waktu-waktu kita untuk hal-hal yang bermanfaat.
Oleh karena itu bertafakurlah dengan bertafakur untuk selalu mengingat kematian karena dengan melihat kematian maka semakin sadar bahwa sesungguhnya diri kita dekat dengan kematian. (dicopas dari sini)

wallahu alam

materi: download disini


View Comments

Tuesday, September 28, 2010

MQ Pagi 27 September 2010

Tuesday, September 28, 2010
Pemateri: KH. Abdullah Gymnastiar
Materi: Bermanfaat dalam berbicara dapat menjaga derajat keislaman

Ringkasan Materi:
Kualitas seseorang bisa terlihat dari bagaimana dia menahan diri, salah satu nya adalah menahan diri dari berkata-kata yang tidak manfaat. Sekalipun kita berbisik-bisik, tetapi ada Allah Yang maha Mendengar. Allah tahu persis apa yg ada dalam hati, lintasan hati, dan niat berbicara dalam hati. Allah Maha merekam segala-galanya. Seperti dalam firman Allah Q.S Mujadilah ayat 7 dan 9 sebagai berikut:
Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. QS. al-Mujadilah (58) : 7.
Wahai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan. QS. al-Mujadilah (58) : 9
Dari kedua ayat tersebut sudah jelas, bahwa kita harus sangat menjaga lisan, jangan berbicara yang tidak bermanfaat. Ketika kita disakiti dengan perkataan orang lain, jangan khawatir. Sesungguhnya perkataan orang tidak akan berbahaya bagi kita, yang berbahaya adalah perkataan kita sendiri. Perkataan kita akan kembali pada diri sendiri. Jangan sampai perkataan kita menjadi dosa, dan menyakiti orang. Sebagai muslim yang baik, kita harus menjaga keislaman diri, salah satu caranya dengan menjaga bicara. Yang paling baik derajat keislaman adalah orang yang paling manfaat bicaranya. Hidup di dunia ini, urusan terpenting bagi kita adalah membuat Allah menyukai kita. (dicopas dari sini)

wallahu alam



View Comments

MQ Pagi 26 September 2010

Pemateri: Abdul Wahab
Materi: Berusaha dan bertawakkal


Ringkasan Materi:
Ketika hidup di dunia, kita tidak pernah terlepas dari niat, ibadah dan tawakkal. Jika kita telah berazzam(kebulatan tekad), maka serahkanlah segala urusan kita kepada Allah. Datangnya penyakit memang sudah seharusnya ditangani sesuai dengan syariat yang telah Allah tetapkan, tetapi hati harus selalu yakin bahwa yang menyembuhkan adalah Allah.

Sama seperti ketika kita ingin diampuni dosa, maka syariatnya adalah menjalankan sholat 5(lima) waktu, kemudian dilaksanakan sesuai tata cara yang telah ditentukan, tidak boleh lebih ataupun kurang. Dan yang perlu diingat adalah bukan sholatnya yang menghapus dosa, tetapi Allah. Begitu pula dengan ibadah haji dan amal ibadah yang lain. Meskipun ada beberapa hal yang Allah karuniakan tanpa perantaraan syariat.

wallahu alam

materi: download disini


View Comments

Sunday, September 26, 2010

MQ Pagi 25 September 2010

Sunday, September 26, 2010
Pemateri: KH. Abdullah Gymnastiar
Materi: Cermat menyikapi takdir Allah


Ringkasan Materi:
Percayalah bahwa tidak ada satupun kejadian di atas muka bumi ini yang merupakan suatu ‘kebetulan’ belaka, bahwa seluruh kejadian terjadi atas izin Allah sang penguasa kejadian.
Bandung Air Show yang tengah berlangsung kemarin heboh dengan kecelakaan pada salah satu pesawat yang terjatuh pada saat sedang melakukan manuver salto. Jika kita memandang dengan kacamata tanpa iman kita akan menganggap peristiwa itu sebagai sekedar peristiwa.

Namun jika kita pikirkan lebih dalam dengan semangat menambah keimanan, peristiwa tersebut sarat dengan hikmah. Pilot yang bertugas merupakan pilot dengan jam terbang di atas 2000 jam, lulusan dari Australia yang sudah teruji dalam berbagai penugasan, namun kecelakaan tetap terjadi. Tentu karena Allah memiliki rencana yang terbaik bagi sang pilot, bagi penyelenggara, bagi penonton dan bagi kita semua yang mengetahuinya.

Begitu pula menjelang pemberangkatan haji tahun ini, calon jemaah haji yang mengadakan syukuran. Jangan berprasangka buruk apabila setelah hajatan syukuran selesai namun tidak jadi berangkat ke tanah suci dengan berbagai macam sebab. Pada saat dihadapkan situasi seperti ini, kita dituntut untuk lebih peka menyibak hikmah yang tersembunyi. Tidak jadi berangkat haji padahal syukuran bukan berarti Allah menolak niat yang bersangkutan, mungkin Allah merencanakan haji yang lebih sempurna di kemudian hari setelah calon jemaah ini mempertebal iman dan ilmunya pasca tertunda keberangkatan hajinya.

Tidak ada yang buruk dalam tiap peristiwa, karena Allah selalu memberikan yang terbaik bagi mahluknya. Ingatlah bahwa tidak ada yang mencintai kita lebih dari yang menciptakan. Yang berbahaya dan bisa menjadi keburukan adalah cara kita menyikapi peristiwa takdir Allah. Jika tidak berhati-hati kita dapat terjebak dalam keputusasaan, dendam, jengkel, tidak menerima keadaan dan hal-hal tidak berguna lain yang membuat kita tidak dapat bergerak maju. Berusahalah untuk mencari hikmah dari setiap peristiwa dan yang terpenting berprasangka baik terhadap setiap takdir Allah.

Bertaubat yang sungguh-sungguh akan membantu membeningkan hati kita. Semakin bening maka akan semakin mudah kita mencerna maksud dari setiap peristiwa yang diizinkan Allah, semakin bersih hati kita akan semakin peka pula kita akan hikmah takdir Allah. Maka dari itu sering-seringlah bertaubat dan mari cermat meyikapi takdir Allah.(dicopas dari disini)

Wallahu alam

materi audio : download disini

View Comments

Friday, September 24, 2010

MQ Pagi 24 September 2010

Friday, September 24, 2010
Materi: Kiat untuk mencapai kebahagiaan

Ringkasan Materi:
Semua orang pasti ingin bahagia. Banyak di antara kita rela bekerja siang dan malam atau BP3 (Berangkat Pagi Pulang Petang) agar punya penghasilan besar untuk mendapatkan kebahagiaan. Tetapi benarkah kebahagiaan itu diukur dari banyaknya harta? Benarkah pangkat berkorelasi positif dengan kebahagiaan?

Syaikh Abdur Rahman an Nasir dalam bukunya mengemukakan 23 kiat untuk mencapai kebahagiaan. 4 di antaranya akan diuraikan berikut ini:

1. Al Imanu billah wa amilu sholihah (Beriman kepada Allah dan beramal sholeh)

Dalam Al Qur’an, Allah berfirman yang artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan ia beriman, maka sesungguhnya akan Kami karuniakan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka lakukan." [An-Nahl: 97]

Keimanan adalah keyakinan. Kita harus yakin dengan jaminan dan pertolongan Allah. Allah menciptakan semua makhluknya sudah sekaligus dengan ketetapan atas rizkinya. Sejak usia 4 bulan di dalam rahim ibu, Allah telah mempersiapkan rizki untuk kita. Tugas kita adalah menjemput rizki tersebut. Keyakinan kita itu juga harus dibuktikan dengan perbuatan kita, berupa amal sholeh

2. Berperilaku baik, memiliki budi pekerti yang baik, menjaga hubungan baik kepada sesama manusia.

Kita harus berusaha memenuhi semua hak-hak saudara kita sesama muslim. Di antara hak muslim ke sesama muslim adalah mengucap salam jika bertemu, menjenguk ketika sakit, mendoakan ketika bersin, mengantar jenazah, dan memenuhi undangan.

3. Bersikap adil dan bijaksana dalam bergaul

4. Meraih dan melakukan al-fadha’il (tindak-tindak utama)

Di antara sarana yang dapat membawa ketentraman adalah meraih dan melakukan al-fadha’il (tindakan-tindakan utama berupa apapun).(dicopas dari disini)

Wallahu alam

materi audio : tidak ada

View Comments

Thursday, September 23, 2010

MQ Pagi 23 September 2010

Thursday, September 23, 2010
Pemateri: KH. Abdullah Gymnastiar
Materi: Hanya Allah tempat kita bersandar


Ringkasan Materi:
Sebagai manusia yang takwa, harus sabar dan ikhlas ketika Allah menempatkan kita dalam posisi dan kondisi apapun, jangan menjadikannya suatu masalah, sebab sesungguhnya yang terpenting adalah mendapatkan ridho Allah. Tidak jarang kita merasa masalah yang sedang diderita adalah persoalan yang sangat rumit, padahal ada yang lebih rumit dari kesemuanya itu yang tidak pernah terpikirkan, salah satunya yaitu cara kerja tubuh kita sendiri yang sudah di buat oleh Allah sedemikian rupa sehingga metabolisme tubuh dapat bekerja dengan baik membuat kita bisa makan, minum, bernafas normal, peredaran darah lancar, energi tubuh, bisa bergerak, dan sebagainya yang mungkin tidak pernah tebayangkan betapa rumitnya tubuh ini. Tetapi semuanya itu dapat dicukupkan oleh Allah, tidak ada masalah bagi-Nya.
Sesekali, bandingkan antara kerumitan tubuh ini dengan kerumitan permasalahan kita, apakah sebanding. Banyak yang Allah telah cukupi, yang kita tidak tahu. Jadi, jangan takut tertekan, stress, ataupun nelangsa, sesungguhnya semua rasa itu adalah karena banyaknya dosa, maksiat, dan hati yang kotor. Allah sudah menjajikan akan mencukupkan semua kebutuhan dan memberi jalan keluar atas permasalahan pada hambanya yang patuh dan tawakal. Bahkan manusia yang tidak takwa, Allah mencukupi kebutuhannya, apalagi pada hambanya yang takwa, subhanallah! Ketentraman lahir dan batin akan menjadi miliknya.
Maka jangan bersandar pada siapapun selain pada Allah. Allah tidak mungkin melupakan hambanya. Kegelisahan datang karena kita bersandar pada selain Allah. Tugas yang terpenting kita hidup di dunia adalah untuk mencari ridho-Nya..(dicopas dari disini)

Wallahu alam

materi audio : tidak ada

View Comments

Wednesday, September 22, 2010

MQ Pagi 22 September 2010

Wednesday, September 22, 2010
Pemateri: Ustadzah Erica Suryani Dewi, Lc
Materi: menjaga fitrah setelah ramadhan


Ringkasan Materi:
Ibadah Ramadhan yang telah kita lakukan baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah sesungguhnya bertujuan untuk mengembalikan fitrah kita. Bukanlah hal yang mudah untuk mengembalikan fitrah, seperti dalam hadits Rasulullah SAW yang intinya bahwa tidaklah kembali menjadi putih atau fitrah, jika ibadah puasa kita hanya menahan lapar dan haus. Dalam Q.S Ar-Ruum (30) ayat 30 yang berbunyi:
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
Dari ayat tersebut dikatakan bahwa fitrah adalah anugrah dan manusia dimuliakan karena diberikan fitrah yang suci dan fitrah tidak tergantikan oleh apa pun. Kebersihan tauhid dan akidah adalah fitrah yang murni, tidak boleh dicemari oleh kesesatan dan tidak keluar juga dari jalan lurus yang kita tempuh. Dan sesungguhnya di dalam fitrah ini, Allah melimpahkan Rahman dan Rahim-Nya.

Agar selalu kita terjaga dalam fitrah-Nya, maka ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu:
  • Menjaga lingkungan
Lingkungan adalah godaan utama dan Rasulullah pun mengingatkan kita untuk menjaga peran teman dan sahabat. Untuk itu maka pandai-pandailah kita memilih teman dekat, sahabat dan lingkungan kita.
  • Ikhlas dan ridho mengembalikan segalanya kepada Allah
Allah akan ridho kepada orang yang ikhlas, tidak menawar dan tidak menimbang-nimbang lagi akan ketetapan Allah.
Semoga di 11 bulan setelah Ramadhan ini kita bisa menjaga fitrah dengan selalu menyadari apa yang kita dengar dan kita lihat.(dicopas dari disini)

Wallahu alam

materi audio : download disini

View Comments

Tuesday, September 21, 2010

MQ Pagi 21 September 2010

Tuesday, September 21, 2010
Pemateri: KH. Abdullah Gymnastyar
Materi: Taubat, kunci menghadapi kesulitan


Ringkasan Materi:
Setiap insan yang berpijak di muka bumi tentunya pernah mengalami kesulitan hidup. Tidak ada orang yang tidak punya masalah. Allah menciptakan bumi dan isinya lengkap dengan segala permasalahan dan solusinya. Ketika kita mengalami kesulitan sesungguhnya jalan keluarnya adalah dengan bertaubat. Dengan bertaubat pintu gerbang kemudahan dan kelapangan akan terbuka. Insan yang gemar bertaubat adalah insan yang bertakwa, sedangkan orang yang mudah tersinggung apabila diingatkan untuk bertaubat sesungguhnya itulah salah satu ciri dosanya besar.

Seperti dalam firman Allah berikut:
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS Al Hujurat ayat 12)

Terdapat beberapa penyebab mengapa orang tidak suka atau enggan bertaubat, penyebab tersebut antara lain adalah:
1. Karena ujub. Merasa dirinya baik sehingga seakan-akan tidak ada salah
2. Karena sibuk melihat kesalahan orang lain daripada dirinya sendiri. Orang-orang yang hanya fokus pada dirinya sendiri, merasa diri yang terdzalimi maka tidak akan pernah lekang oleh rasa menderita, justru penderitaannya akan emakin panjang, dan tak kunjung sembuh.

Sesungguhnya penderitiaan itu awet karena kita sendiri yang membuatnya menjadi awet.
Mari sekarang kita periksa diri masing-masing, sudahkah kita menjadi insan yang gemar bertaubat, sebab sebenarnya itulah kuci jalan keluar dari kesulitan dan kesempitan. Jangan salahkan siapapun jika kita merasa menderita. Bertaubat, bertaubat, dan terus bertaubat! (dicopas dari disini)

Wallahu alam

materi audio : download disini

View Comments

MQ Pagi 21 September 2010

Pemateri: KH. Abdullah Gymnastyar
Materi: Taubat, kunci menghadapi kesulitan


Ringkasan Materi:
Setiap insan yang berpijak di muka bumi tentunya pernah mengalami kesulitan hidup. Tidak ada orang yang tidak punya masalah. Allah menciptakan bumi dan isinya lengkap dengan segala permasalahan dan solusinya. Ketika kita mengalami kesulitan sesungguhnya jalan keluarnya adalah dengan bertaubat. Dengan bertaubat pintu gerbang kemudahan dan kelapangan akan terbuka. Insan yang gemar bertaubat adalah insan yang bertakwa, sedangkan orang yang mudah tersinggung apabila diingatkan untuk bertaubat sesungguhnya itulah salah satu ciri dosanya besar.

Seperti dalam firman Allah berikut:
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS Al Hujurat ayat 12)

Terdapat beberapa penyebab mengapa orang tidak suka atau enggan bertaubat, penyebab tersebut antara lain adalah:
1. Karena ujub. Merasa dirinya baik sehingga seakan-akan tidak ada salah
2. Karena sibuk melihat kesalahan orang lain daripada dirinya sendiri. Orang-orang yang hanya fokus pada dirinya sendiri, merasa diri yang terdzalimi maka tidak akan pernah lekang oleh rasa menderita, justru penderitaannya akan emakin panjang, dan tak kunjung sembuh.

Sesungguhnya penderitiaan itu awet karena kita sendiri yang membuatnya menjadi awet.
Mari sekarang kita periksa diri masing-masing, sudahkah kita menjadi insan yang gemar bertaubat, sebab sebenarnya itulah kuci jalan keluar dari kesulitan dan kesempitan. Jangan salahkan siapapun jika kita merasa menderita. Bertaubat, bertaubat, dan terus bertaubat! (dicopas dari disini)

Wallahu alam

materi audio : download disini

View Comments

MQ Pagi 21 September 2010

Pemateri: KH. Abdullah Gymnastyar
Materi: Taubat, kunci menghadapi kesulitan


Ringkasan Materi:
Setiap insan yang berpijak di muka bumi tentunya pernah mengalami kesulitan hidup. Tidak ada orang yang tidak punya masalah. Allah menciptakan bumi dan isinya lengkap dengan segala permasalahan dan solusinya. Ketika kita mengalami kesulitan sesungguhnya jalan keluarnya adalah dengan bertaubat. Dengan bertaubat pintu gerbang kemudahan dan kelapangan akan terbuka. Insan yang gemar bertaubat adalah insan yang bertakwa, sedangkan orang yang mudah tersinggung apabila diingatkan untuk bertaubat sesungguhnya itulah salah satu ciri dosanya besar.
Seperti dalam firman Allah berikut:
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS Al Hujurat ayat 12)
Terdapat beberapa penyebab mengapa orang tidak suka atau enggan bertaubat, penyebab tersebut antara lain adalah:
1. Karena ujub. Merasa dirinya baik sehingga seakan-akan tidak ada salah
2. Karena sibuk melihat kesalahan orang lain daripada dirinya sendiri. Orang-orang yang hanya fokus pada dirinya sendiri, merasa diri yang terdzalimi maka tidak akan pernah lekang oleh rasa menderita, justru penderitaannya akan emakin panjang, dan tak kunjung sembuh. Sesungguhnya penderitiaan itu awet karena kita sendiri yang membuatnya menjadi awet.
Mari sekarang kita periksa diri masing-masing, sudahkah kita menjadi insan yang gemar bertaubat, sebab sebenarnya itulah kuci jalan keluar dari kesulitan dan kesempitan. Jangan salahkan siapapun jika kita merasa menderita. Bertaubat, bertaubat, dan terus bertaubat! (dicopas dari disini)

Wallahu alam

materi audio : download disini

View Comments

MQ Pagi 21 September 2010

Pemateri: KH. Abdullah Gymnastyar
Materi: Taubat, kunci menghadapi kesulitan


Ringkasan Materi:
Setiap insan yang berpijak di muka bumi tentunya pernah mengalami kesulitan hidup. Tidak ada orang yang tidak punya masalah. Allah menciptakan bumi dan isinya lengkap dengan segala permasalahan dan solusinya. Ketika kita mengalami kesulitan sesungguhnya jalan keluarnya adalah dengan bertaubat. Dengan bertaubat pintu gerbang kemudahan dan kelapangan akan terbuka. Insan yang gemar bertaubat adalah insan yang bertakwa, sedangkan orang yang mudah tersinggung apabila diingatkan untuk bertaubat sesungguhnya itulah salah satu ciri dosanya besar.
Seperti dalam firman Allah berikut:
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS Al Hujurat ayat 12)
Terdapat beberapa penyebab mengapa orang tidak suka atau enggan bertaubat, penyebab tersebut antara lain adalah:
1. Karena ujub. Merasa dirinya baik sehingga seakan-akan tidak ada salah
2. Karena sibuk melihat kesalahan orang lain daripada dirinya sendiri. Orang-orang yang hanya fokus pada dirinya sendiri, merasa diri yang terdzalimi maka tidak akan pernah lekang oleh rasa menderita, justru penderitaannya akan emakin panjang, dan tak kunjung sembuh. Sesungguhnya penderitiaan itu awet karena kita sendiri yang membuatnya menjadi awet.
Mari sekarang kita periksa diri masing-masing, sudahkah kita menjadi insan yang gemar bertaubat, sebab sebenarnya itulah kuci jalan keluar dari kesulitan dan kesempitan. Jangan salahkan siapapun jika kita merasa menderita. Bertaubat, bertaubat, dan terus bertaubat! (dicopas dari disini)

Wallahu alam

materi audio : download disini

View Comments

Monday, September 20, 2010

MQ Pagi 20 September 2010

Monday, September 20, 2010
Pemateri: KH. Abdullah Gymnastyar
Materi: Mendapat kemudahan dengan berlapang dada


Ringkasan Materi:
MQ pagi kali ini menghadirkan seorang penerbang yang membagi pengalamannya selama menjadi penerbang. Sesungguhnya menjadi penerbang adalah suatu amanah dari Allah SWT dan hendaknya amanah tersebut dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT di hari akhir nanti. Dalam menjalankan amanahnya menjadi penerbang, ada poin penting yang menjadi kunci dalam melakukan tugasnya, yaitu:

Check list perencanaan
Check list ini terkait dengan disiplin terhadap hal yang detil. Sudah menjadi standar bagi seorang penerbang sebelum melakukan tugasnya untuk membuat daftar hal-hal yang harus dilakukan sekecil apa pun. Hal ini dilakukan agar target yang diinginkan dapat tercapai. Tidak hanya penerbang saja sebenarnya yang harus melakukan ini, profesi apapun janganlah pernah kita menganggap remeh kelalaian sekecil apa pun karena profesi adalah amanah dari Allah SWT.

Komunikasi yang baik
Komunikasi menjadi penting bagi seorang penerbang dalam melakukan tugasnya. Kesalahan atau ketidakefektifan dalam komunikasi akan mengakibatkan pelaksanaan tugas terganggu.

Disiplin pribadi
Disiplin pribadi adalah faktor utama yang melingkupi semua aspek penting dalam setiap profesi.
Ketika ketiga hal penting di atas sudah dapat dilakukan maka InsyaAllah hidup akan lebih tenang sehingga keputusan-keputusan cepat dalam diambil. Dan sesungguhnya setiap profesi dengan dilandasi keimanan maka pola hidup akan semakin lebih baik. (dicopas dari disini)

Wallahu alam

materi audio : download disini

View Comments

Sunday, September 19, 2010

MQ Pagi 19 September 2010

Sunday, September 19, 2010
Pemateri: KH. Abdullah Gymnastyar
Materi: Mendapat kemudahan dengan berlapang dada


Ringkasan Materi:
Sebuah doa pernah dipanjatkan oleh nabi Musa AS, yaitu terekam dalam Al Quran surat Thaha ayat 27 yang artinya "Ya Allah ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku."

Kemudahan urusan, kemudahan berkata-kata dan berurusan dengan orang lain ternyata berawal dari kelapangan dada. Sebagai ilustrasi, jika kita memasukan garam satu sendok ke dalam segelas air, maka air tersebut akan langsung berasa asin, sedangkan jika sesendok garam itu kita masukan ke dalam air danau maka tidak akan terasa pengaruh yang berarti dari garam tersebut. Demikian pula seekor tikus kecil kita letakan di dalam kamar tertutup yang ukurannya kecil, tentu akan menjadi masalah. Namun seekor tikus jika ada di lapangan terbang tidak berpotensi menimbulkan masalah seperti halnya tikus di dalam kamar.

Jadi segala permasalahan biasanya timbul di tempat yang sempit. Termasuk hati yang sempit. Semua masalah yang terkait dengan masalah pribadi sesungguhnya selalu menyertai setiap kehidupan, namun bagaimana persepsi dan penerimaan terhadap masalah tersebut sangat tergantung dari kelapangan dan keluasan hati seseorang. Seseorang yang hatinya sempit, biasanya tingkat sensitivitas atas kepentingan diri sendirinya tinggi sekali sehingga akibatnya mudah kecewa dan sering sakit hati juga merasa terabaikan dan tidak dihargai. Jika sudah demikian tentu masalah yang dihadapi akan terasa lebih runyam dan berat.

Kita dapat belajar tentang kelapangan hati dari sikap anak balita. Betapa sering dimarahi oleh orang tuanya, dengan cepat seorang anak melupakan dan kembali bersikap manis terhadap orang yang memarahinya. Tentu saja anak kecil mampu melakukan hal seperti itu karena mereka masih bersih hatinya. Jadi jika kita ingin juga memiliki kelapangan hati seperti halnya seorang balita, kita harus belajar menjadi orang yang ikhlas dan terus membersihkan hati.

Dengan berlapang dada dan menjadi orang yang ikhlas, kita tidak akan pusing dengan penilaian orang lain, dengan komentar dan pendapat orang lain, namun hanya sibuk dengan penilaian Allah dan tentu dengan demikian segala permasalahan akan dapat dilalui dengan penuh kemudahan.
(dicopas dari disini)

Wallahu alam

materi audio : tidak ada

View Comments

MQ Pagi 18 September 2010

Pemateri: KH. Abdullah Gymnastyar
Materi: Menyikapi perbedaan dengan takwa


Ringkasan Materi:
Allah SWT berfirman dalam surat Al Hujuraat ayat 13 tentang perbedaan di antara manusia, yang arti lengkapnya “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangs dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Seharusnya kita melihat orang lain yang berbeda dengan kita dengan sikap tidak meremehkan karena setiap orang tidak memesan keadaaannya saat lahir dan di saat yang sama kita juga tidak perlu minder atas keadaan kita. Semua Allah yang menciptakan sehingga ketika kita melihat diri kita atau orang lain, sesungguhnya kita sedang melihat ciptaan Allah jadi untuk apa merasa minder dan untuk apa pula kita merendahkan.

Sudah saatnya kita merubah paradigma tentang siapa yang paling baik di antara kita. Selama ini kita terjebak dalam perlombaan lahiriah yang sesungguhnya bukanlah esensi. Jika paradigma sudah digeser, maka perlombaan itu akan menjadi perlombaan menjadi yang paling dekat dengan Allah. Sehingga persepsi siapa yang terbaik di antara kita menjadi sesuai dengan yang disebutkan Allah dalam ayat di atas yaitu yang paling takwa kepada Allah.

Takwa maknanya adalah orang yang iman/keyakinan pada Allahnya kokoh ; terlihat melalui sikap, hati, dan sikap yang sama. Hal ini akan sangat terlihat terlebih pada saat ditimpakan ujian Allah. Orang dengan keyakinan yang kokoh pada Allah, saat diberi nikmat akan bersyukur, saat diberi ujian akan bersabar dan semakin istiqamah beribadah. Akhlak yang baik menjadi pengejawantahan atas ketakwaan yang tinggi.

Jadi mari kita sadari siapapun –apapun sukunya, rasnya, bahasanya,warna kulitnya- adalah ciptaan Allah. Jika kita semakin menyadari, maka kita akan selalu kagum pada kemahabesaran Allah sehingga muncul sikap tawadhu atas diri kita yang akhirnya menjadi amal shaleh.

(dicopas dari disini)

Wallahu alam

materi audio : tidak ada

View Comments

Saturday, September 18, 2010

MQ Pagi 17 September 2010

Saturday, September 18, 2010
Materi: Silaturahim

Ringkasan Materi:
Silaturahim akan menjalin tali persaudaraan baik yang muslim atau yang non muslim,dengan silaturahim dapat memanjangkan umur kita.

Banyak masyarakat kita melakukan tradisi mudik, memang tidak ada dalam islam yang mengharuskan untuk mudik tetapi kita di haruskan menjaga silaturahim.

Ketika kita datang usahakan jangan memberi kabar yang jelek-jelek, sampaikanlah Alhamdulilah semua sehat semua berjalan lancar dan usahakan dalam silaturahim jangan sampai timbul sifat sombong, takabur dan riya.

Dan juga dalam silaturahim jangan sampai kita merendahkan orang yg kita kunjungi, dan hindarkan sifat ketidak sopanan yang dapat menimbulkan buruk sangka.

Rumus silaturahim ada lima S yaitu:
  1. Senyum
  2. Salam
  3. Sapa
  4. Sopan
  5. Santun.
(dicopas dari disini)

Wallahu alam

materi audio : tidak ada

View Comments

MQ Pagi 15 September 2010

Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Jaga lisanmu

Ringkasan Materi:
Sehebat apapun ilmu tapi jika hati kita belum yakin kepada Allah maka perilakunya juga tidak akan hebat.

Dalam hadist diriwayatkan:
Perbuatan-perbuatan yang dapat membuat manusia memasuki surga dan menjauhi neraka antara lain:
  1. Beribadah kepada Allah
  2. Tidak berbuat musrik
  3. Tegakkan sholat
  4. Tunaikan Zakat
  5. Puasa
  6. Melaksanakan ibadah haji
Pokok dari segala perkara adalah Islam, tiangnya adalah sholat dan puncaknya adalah jihad. Semua itu dapat diraih dengan cara MENJAGA LISAN/LIDAH. Berbicara itu mudah tapi berbicara yang diridhoi Allah tidak mudah.

Berikut ini adalah ciri/kelompok orang yang derajatnya dinilai dalam hal menjaga lisannya:
  1. Kelompok pertama adalah orang yang berbicara lebih banyak dzikir, bicaranya menjadi ilmu, bicaranya menjadi manfaat/solusi dan bicaranya membawa hikmah.
  2. Kelompok kedua adalah orang yang bicara sibuk menceritakan peristiwa.
  3. Kelompok ketiga adalah rendahan yaitu orang yang kalau bicara sibuk dengan perkataan negatif, menghina, ngerasula.
  4. Kelompok keempat adalah kelompok yang derajatnya paling rendah yaitu orang yang terdangkal yaitu orang yang sibuk menunjukkan siapa dirinya, kekayaannya, jabatannya. Ini adalah kegagalan iman.
Bagaimana melatih diri kita? yaitu dengan memperbanyak diam, dan selalu bersyukur, yakin bahwa semua nikmat itu dari Allah SWT.

Jadi bicaralah dengan hati, lidah hanya sebagai penyampai saja, harus lurus bersih tidak pakai akting dan tidak mengharapkan pujian. Yang penting kata-kata kita diterima oleh Allah, dapat dipertanggungjawabkan, karena Allah lah penguasa setiap hati.
(dicopas dari disini)

Wallahu alam

materi audio : tidak ada

View Comments

Friday, September 17, 2010

MQ Pagi 14 September 2010

Friday, September 17, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Ijin dan ridha Allah

Ringkasan Materi:
Walau bergabung jin & manusia memberikan manfaat atau mudharat tidak akan pernah terjadi tanpa ijin Allah.

Yang kita cari bukan ijin Allah, tetapi ridha Allah. Allah ridha dengan apa yang disukaiNya, tidak ridha dengan yang tidak disukaiNya. Apa yang diijinkan terjadi, belum tentu diridhaiNya. Sebuah aksi pencurian pasti terjadi dengan ijin Allah, tetapi dipastikan Allah tidak meridhainya.

Maka, kita harus terus berupaya agar apa yang kita lakukan, kita upayakan, semuanya diridhai Allah. Ini harus menjadi perhatian kita, karena seringkali kita terjebak dalam sebuah kejadian yang ditakdirkan terjadi di sekitar kita. Kita sering lupa bahwa kejadian itu terjadi dengan ijin Allah, dan oleh karenanya kita salah bereaksi. Seandainya selalu ada kesadaran bahwa setiap yang kita dengar, kita lihat dan kita rasakan semuanya merupakan ijin Allah, maka komentar dan respon kita akan terkendali, dan pada akhirnya kita bahkan akan mendapati hikmahnya Allah. (dicopas dari disini)

Wallahu alam

View Comments

MQ Pagi 12 September 2010

Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Keyakinan kepada Allah sebagai kunci

Ringkasan Materi:
Iman dan keyakinan kepada Allah adalah kunci untuk mendapatkan kesuksesan, ketenangan dan kebahagiaan. Dengan keyakinan itulah segala ucapan dan tindakan kita akan terkendali yang pada akhirnya akan berujung pada ketenangan dan kebahagiaan yang hakiki.

Seorang yang yakin bahwa Allah lah penguasa kejadian akan tenang saja menghadapi rencana mutasi di kantornya. Orang seperti itu yakin betul apapun hasil mutasinya merupakan kehendak Allah yang pastinya memberikan kebaikan untuknya.

Seorang yang belum bertemu dengan jodohnya biasanya akan cemas dan gelisah, apalagi mengingat umur yang terus bertambah. Namun, bagi yang sangat yakin kepada kekuasaan Allah, akan menyikapi hal tersebut dengan tenang, bahkan akan menemukan hikmah-hikmah tertentu.

Keyakinan pada Allah juga akan membuat kualitas ibadah terjaga. Keyakinan yang menghunjam di hati bahwa Allah Maha Melihat akan membawa kita tidak sibuk mencari perhatian, akting, atau berbagai sikap dan tindakan untuk mencari pujian. Kesadaran akan kehadiran Allah semakin mendorong konsistensi ibadah.

Pada akhirnya, keyakinan pada Allah akan membuat kita berakhlak mulia. Sebuah akhlak yang terlahir bukan untuk memikat manusia lain, tetapi semata karena keyakinan pada Allah. Akhlak mulia yang tercermin dalam kejujuran, kesabaran, dan sebagainya akan terus terlahir karena orang yang yakin tidak pernah capek. (dicopas dari disini)

Wallahu alam

materi audio : tidak ada

View Comments

MQ Pagi 11 September 2010

Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Fokus pada penilaian Allah

Ringkasan Materi:
Apa yang mau kita perhatikan, penilaian orang atau penilaian Allah?? Perhatian kita yang terfokus pada penilaian Allah itulah yang akan menyelamatkan kita. Sebaliknya, fokus kita pada penilaian orang akan membawa pada kesengsaraan.

Seseorang yang menjadikan pujian sebagai aksesoris hidupnya sejatinya dia sedang memakai topeng. Maka, orang itu akan sibuk dengan topengnya, agar terlihat bagus, tanpa cacat. Jadi tukang topeng – sibuknya ngurusin topeng. Energi hidupnya akan tersedot dengan urusan topeng itu, dan tidak punya waktu lagi untuk memperhatikan Allah.

Dalam sesuatu yang kita senangi, terdapat nafsu bermain. Apa yang kita senangi tersebut cenderung membuat kita lalai, membuat kita mabuk, setelah itu mendorong kita hari ke hari terus mencarinya. Begitu pula dengan pujian, sekali kita menerima dan menyenanginya, maka kita akan terus bertindak dalam rangka pujian itu datang kembali. Alangkah capeknya jikalau kita terjebak dalam pusaran seperti itu!!Kita harus hijrah, beralih dari penilaian orang ke penilaian Allah ... (dicopas dari disini)

Wallahu alam

materi audio : tidak ada

View Comments

Tuesday, September 14, 2010

Mohon Maaf

Tuesday, September 14, 2010
Dikarenakan cuti lebaran, Insya Alloh website ini akan kembali diupdate pada tanggal 20 September 2010.

admin

View Comments

Wednesday, September 8, 2010

MQ Pagi 08 September 2010

Wednesday, September 8, 2010
Materi: Zakat, Amaliah di ujung ramadhan

Ringkasan Materi:
Di penghujung Ramadhan seorang muslim yang mampu dalam ekonomi wajib membayar sebagian harta yang dimiliki kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Hukum zakat adalah wajib bila mampu secara finansial dan telah mencapai batas minimal bayar zakat atau yang disebut nisab.
Bila seseorang mengintropeksi diri kenapa ibadahnya terkesan malas, mungkin karena ada racun yang dimakan atau orang tersebut telah mencampur adukan hartanya kedalam yang hak dan bathil. Karna didalam harta kita ada sebagian hak – hak orang lain. (dicopas dari disini)

Wallahu alam

View Comments

Tuesday, September 7, 2010

MQ Pagi 07 September 2010

Tuesday, September 7, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Mengevaluasi kebiasaan ber-Ramadhan

Ringkasan Materi:
Ramadhan tinggal beberapa hari lagi. Hendaknya kita tidak menyia-nyiakannya, apalagi sampai memiliki Ramadhan yang lebih buruk dari tahun kemarin.
Ada beberapa fenomena yang identik dengan bulan puasa dan Lebaran, misalnya kebiasaan berbuka bersama. Hal ini tentu saja dimaksudkan baik, tetapi terkadang hal ini malah merusak kewajiban yang harusnya didahulukan; sholat Maghrib yang terlambat atau bahkan digugurkan karena terlarut dengan obrolan dan kebersamaan berbuka tadi.

Pada hari-H, setelah sebelumnya takbiran dan terlambat tidur, terkadang waktu Subuh terlewat begitu saja. Orang pun lebih mengutamakan pergi sholat Ied, padahal tidak semestinya yang sunah mengalahkan atau merusak kualitas ibadah yang wajib.

Mudik adalah kejadian yang juga tidak dapat dipisahkan dari masyarakat kita. Untuk melakukannya, orang-orang rela tidak berpuasa, melewatkan waktu bertarawih, men-jama’ atau meng-qashar sholat. Mari kita sama-sama meluruskan niat bahwa mudik (dan kebiasaan lainnya) dimaksudkan untuk bersilaturrahim. Dua maslahat utama dari silaturrahim adalah keberkahan rezeki serta panjangnya usia. Panjang usia di sini bukan berarti Allah akan mengubah takdirnya dan menambah jumlah umur kita, melainkan kita akan mendapat doa dari orang-orang yang sholeh serta ladang-ladang amal yang tiada putus nilainya. Insya Allah.
Mari berusaha agar segala yang kita lakukan diniatkan dengan sempurna sehingga tidak membuat Allah murka, termasuk dengan tidak membiarkan amalan-amalan sunah mengalahkan yang wajib. (dicopas dari disini)

Wallahu alam

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Monday, September 6, 2010

MQ Pagi 06 September 2010

Monday, September 6, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Merasakan tatapan Allah


Ringkasan Materi:
Semoga kita tergolong dalam orang-orang yang yakin bahwa Allah mengetahui dengan maha teliti apa yang kita lakukan. Tidak ada keraguan akan kebenarannya bahwa memang Allah adalah zat sempurna yang mengetahui secara sempurna pula tiap langkah dan isi hati mahluknya.

Dalam Alquran surat Huud ayat 56 disebutkan : “Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata-pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus”.
Dalam ayat tersebut disebutkan dengan gamblang bahwa Allah maha mengusai setiap mahluknya, dan bahwa Allah akan selalu berbuat adil di jalan yang lurus. Rasul menambahkan dalam sebuah hadist terkait dengan kenyataan bahwa Allah maha menatap dan bersama mahluk-mahluknya.

Dalam sebuah hadist riwayat Turmudzi disebutkan, Nabi Muhammad pernah bersabda : Wahai ananda,akan aku ajarkan beberapa perkara. Jagalah Allah maka Dia akan menjagamu, Jagalah Allah maka Ia akan berada di hadapanmu, dan jika engkau menginginkan sesuatu, mintalah pada Allah, dan jika kau memohon pertolongan, mohonlah pertolongan Allah. Sesungguhnya jika seluruh umat berkumpul untuk mendapatkan manfaat terhadapmu, maka tidak akan terjadi satu manfaat atas dirimu kecuali apa yang sudah ditetapkan Allah. Dan jika berkumpul seluruh umat untuk mencelakakanmu, maka tidak akan dapat mencelakakan kecuali apa yang sudah ditetapkan oleh Allah.

Dalil –dalil yang kuat diatas selayaknya membawa kita menjadi semakin yakin bahwa tidak ada saat ketika kita tidak ditatap oleh Allah. Dan semoga keyakinan tersebut membawa kita menjadi pribadi yang ikhlas dan takut hanya kepada Allah, tidak tergoyahkan oleh kepentingan penilaian manusia dan istiqamah di jalan Allah. Amin ya rabbal alamin. (dicopas dari disini)

Wallahu alam

View Comments

MQ Pagi 05 September 2010

Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Menghilangkan Ujub


Ringkasan Materi:

Memasuki hari-hari terakhir Ramadhan, kita perlu mengevaluasi penyakit-penyakit hati yang mungkin menempel pada diri kita. Salah satu yang rawan adalah penyakit ujub yang intinya adalah penyakit “merasa” yang tidak pada tempatnya. Merasa lebih tinggi, lebih baik, lebih shaleh, lebih banyak ibadahnya, lebih baik bacaan quran-nya, lebih suci, lebih diterima amalnya, dan lain-lain. Dengan merasa lebih itu, orang ujub menjadi meremehkan orang yang lain.

Kita memang harus untuk senantiasa menambah ilmu dan memperbanyak amal namun semua itu harus dibarengi dengan waspada atas ujub dan hanya berharap agar amal kita diterima oleh Allah SWT. Esensi ujub adalah merasa lebih spesial dan beda dari orang lain. Berbahayanya, orang yang ujub akan lebih sibuk memikirkan cara agar tetap spesial dan dikagumi orang lain sehingga lupa atas niat lillaahi ta’ala. Niat yang tidak karena Allah akan diganjar dengan dicabutnya ketenangan hati dari diri manusia tersebut. Itulah sebabnya orang yang ujub akan lebih gelisah, keras hati, mudah tersinggung dan marah.

Oleh karena itu, mari periksa hati dan periksa pula cacat atas amal-amal kita. Rumus untuk menghilangkan perasaan ujub adalah : Lakukan amal sebaik-baiknya kemudian lupakan. Ingatlah bahwa apapun amal yang kita lakukan sesungguhnya bukan karena kemampuan kita namun dimampukan dan merupakan karunia Allah SWT semata. Semoga kita semua terhindar dari perasaan ujub atas amal serta terbebas dari perasaan “merasa” yang berlebihan dan tidak pada tempatnya. Amiin ya Rabbal aalamiin. (dicopas dari disini)

Wallahu alam

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Sunday, September 5, 2010

MQ Pagi 04 September 2010

Sunday, September 5, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Memelihara diri dari obrolan sia-sia


Ringkasan Materi:
Rasulullah SAW adalah pribadi sempurna yang menjadi suri tauladan kita agar menjadi manusia yang mulia dan bahagia. Salah satu ciri kepribadian Rasulullah yang penting untuk diteladani adalah terpelihara dari kesia-siaan. Semua tutur kata, gerak gerik, dan perbuatannya menimbulkan manfaat. Dalam hidup kita yang pendek dan hanya satu kali ini, seharusnya kita tidak berbuat bodoh dengan melakukan perbuatan yang sia-sia sebab kita dilahirkan terhormat sedang perbuatan sia-sia hanya akan memcoreng kehormatan tersebut.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Mu’minuun ayat 1-11 menjabarkan tentang karakteristik orang-orang mu’min yang beruntung yang salah satunya disebut di ayat 3 yaitu “orang yang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna”. Agar menjadi mu’min yang beruntung, kita perlu evaluasi perilaku kita sehari-hari. Salah satu kegiatan kita yang paling sering terpapar kesia-siaan adalah aktivitas mengobrol.

Mengobrol adalah aktivitas sederhana yang mudah dilakukan oleh siapapun namun kalau tidak hati-hati bisa membahayakan. Dalam mengobrol, kita bisa terjebak dalam beberapa sifat buruk seperti riya’, ujub, dengki, berlebih-lebihan ataupun ghibah. Obrolan menjadi riya’ jika kita terjebak memamerkan ilmu, wawasan, atau pengalaman pada lawan bicara. Menceritakan ilmu, wawasan, atau pengalaman tidak apa-apa dilakukan namun perlu dipikirkan dengan sangat apakah perlu untuk dibicarakan atau hanya akan menimbulkan perasaan riya’. Obrolan menjadi ajang kita ujub dan dengki ketika dalam pembicaraan tersebut kita menjadi merasa lebih dari orang lain atau sebaliknya tidak suka dengan isi pembicaraan orang lain. Yang juga bahaya adalah potensi ghibah dalam mengobrol ketika kita terjebak untuk membicarakan keburukan orang lain walaupun hal itu adalah fakta.

Obrolan yang tidak terjaga dan sia-sia mengakibatkan hal-hal seperti :
  • Menghilangkan pahala dan menambah dosa
  • Membuat kita berbuat dzalim pada orang lain
  • Terjerumus dalam maksiat (jika dalam obrolan mengeluarkan kata-kata kotor yang tidak pantas)
  • Kufur nikmat (jika terjebak menceritakan penderitaan secara tidak proporsional)

Oleh karena itu, Rasulullah memberikan resep dalam salah satu hadistnya yang artinya “Berkata yang baik atau diam”. Kalau kita tidak yakin dengan apa yang akan kita katakan maka sebaiknya memilih diam.

Di bulan penuh barakah ini,mari kita evaluasi dengan serius kualitas obrolan kita. Kita ciptakan obrolan yang wajar, normal, proporsional sambil tetap menjaga hati dan niat agar pembicaraan itu menjadi obrolan yang manfaat, pemicu amal shaleh, dan dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. (dicopas dari sini)

Wallahu alam

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Friday, September 3, 2010

MQ Pagi 03 September 2010

Friday, September 3, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Kepekaan hati

Ringkasan Materi:
Bulan Ramadhan adalah bulan suci dan mensucikan, bulan yang dilimpahkan rahmat oleh Allah SWT. Itu semua hanya bisa dirasakan oleh hati kita. Peningkatan rasa di hati menambah kepekaan hati kita. Kepekaan hati terkait juga dengan dosa-dosa yang kita lakukan. Semakin banyak dosa yang terkikis karena taubat yang kita lakukan, maka dapat menambah kepekaan hati.

Pengaruh dari kepekaan hati adalah mudahnya kita mengendalikan lisan dan hati akan reflek dengan hal-hal, baik yang dilarang maupun yang boleh dilakukan.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan perubahan hati. Semakin baik kondisi hati, maka akan semakin khusyuk ibadah kita, semakin tersentuh hati kita dengan bacaan-bacaan Al-Qur’an dan keMaha Agungan Allah SWT. Diri kita akan selalu merasa dipandang Allah jika hati kita peka. Setiap perbuatan yang kita lakukan akan menjadi amal kalau ada kepekaan hati dan waspada bahwa Allah adalah maha menatap. Hari demi hari di bulan Ramadhan ini marilah kita lebih memperhatikan kondisi hati, harus ada penambahan kualitas hati kita terutama di sepuluh hari terakhir ini. Ciri Ramadhan yang sukses sesungguhnya dapat kita lihat dari bagaimana reaksi kita terhadap orang lain bukan reaksi orang terhadap kita.

Kunci dari hati yang tidak berkualitas adalah MERASA, yaitu selalu ingin merasa lebih dari orang lain dan merasa ingin dinilai orang. Inilah justru yang membuat hati menjadi bebal.
Inilah renungan Ramadhan untuk hati kita. Semoga di akhir Ramadhan ini hati kita menjadi lebih bening, lebih peka, dan lebih dekat dengan Allah SWT. Periksakan selalu setiap kondisi dari hati kita karena Allah sesungguhnya Maha Tahu persis kondisi hati kita dan tidak ada yang luput satu pun dari genggaman Allah. Semoga hati kita selalu sangat sibuk dengan Allah meskipun saat ini banyak kesibukan lain yang dapat membuat kita lalai. Namun Allah sesungguhnya selalu member jalan bagi kita untuk selalu dekat dengan Nya. (dicopas dari sini)

Wallahu alam

materi audio dapat didownload disini


View Comments

Thursday, September 2, 2010

MQ Pagi 02 September 2010

Thursday, September 2, 2010
Pemateri: KH Miftah Farid
Materi: Tingkatkan kualitas amal di 10 hari terakhir Ramadhan

Ringkasan Materi:
Alhamdulillah, sampai hari ini Allah masih memberi kesempatan kita untuk merasakan sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Sepuluh hari pertama dimana Allah menjanjikan rahmah Nya telah kita lewati. Begitu pula dengan sepuluh hari kedua Ramadhan dimana Allah memberikan ampunan yang besar kepada hamba-Nya juga telah kita lewati. Saat ini kita sudah memasuki sepuluh hari terakhir dimana Allah menjanjikan pembebasan dari api neraka. Oleh karena itu, sepuluh hari terakhir ini harus lebih berkualitas dari hari ke hari. Sepuluh hari terakhir ini merupakan puncak dan klimaks dari seluruh taqarrub kita kepada Allah, yaitu saat-saat dimana lebih banyak asma Allah disebut, lebih banyak lagi dibacakannya kalam Allah. Banyak maghfirah yang dicurahkan oleh Allah di malam-malam sepuluh terakhir ini.

Sebentar lagi kita akan berpisah dengan bulan Ramadhan, yaitu bulan dengan berlipatnya pahala untuk setiap amalan dibanding jika dilakukan di bulan lain. Mari kita tekadkan dalam diri kita untuk menjadikan sepuluh hari terakhir ini lebih berkualitas. Jadikan sepuluh hari terakhir ini menjadi lebih bermanfaat dan membawa maslahat bagi orang lain. Tekadkan juga dalam diri kita untuk tidak ada seorang pun yang kita sakiti, kita lecehkan, kita diskreditkan dan kita dzalimi di sepuluh hari terakhir ini.

Perbanyaklah untuk berbuat kebajikan, tebarkan terus doa untuk kebaikan kita, orang tua dan untuk orang-orang yang pernah kita dzalimi atau kita sakiti. Bersegeralah menunaikan hal-hal yang masih tertunda untuk dilakukan di sepuluh hari terakhir ini sehingga nilai pahala Ramadhan masih dapat kita peroleh. Semoga amalan dan ibadah kita di bulan Ramadhan ini terutama di sepuluh hari terakhir ini dapat menjadikan kita pribadi-pribadi yang memiliki kualitas takwa. (dicopas dari sini)

Wallahu alam

materi audio dapat didownload disini


View Comments

Wednesday, September 1, 2010

MQ Pagi 01 September 2010

Wednesday, September 1, 2010
Pemateri: Ummu Yusuf
Materi: Nikmat berupa penjagaan Allah

Ringkasan Materi:
Syukur patut senantiasa kita panjatkan kepada Rabb semesta alam atas segala nikmat dan karuniaNya yang tiada banding. Salah satu nikmat Allah bagi kita adalah penjagaanNya, baik untuk diri kita sendiri maupun orang-orang terdekat kita. Rahasia agar Allah menjaga kita disampaikan oleh Nabi Besar Muhammad SAW kepada Ibnu Abbas, yaitu: “… jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu, kamu akan mendapati Dia di hadapanmu”.

Menjaga Allah adalah dengan menjaga hak-hak dan batasan-batasan Allah, atau dengan kata lain perintah-perintah serta larangan-laranganNya. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga Allah, diantaranya:

1. Menjaga tauhid
Hal-hal kecil seperti ramalan (sekarang mudah sekali ditemukan, termasuk di tayangan televisi) yang jika kita 'hanya' bertanya pun, sholat kita selama 40 hari tidak akan diterima, apalagi jika mempercayai ramalan tersebut, kita tergolong orang yang melakukan syirik besar, na’udzubillah.
Di masyarakat kita juga cukup banyak perbuatan syirik terkait kebiasaan berziarah kubur dengan maksud dan cara yang salah. Banyak orang mentradisikan nyekar untuk meminta kebaikan atau semacamnya kepada orang-orang yang telah terlebih dahulu meninggal. Padahal, ziarah kubur dilakukan agar kita mengingat kematian, menyiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapinya saat waktu kita tiba nanti, serta tentunya mendoakan mereka yang telah mendahului kita.
2. Menjaga sholat wajib
3. Menjaga tharahah (menyucikan diri dan hati)
4. Menjaga perbuatan kita, khususnya kepala (pendengaran, penglihatan, serta lisan) dan perut.
5. Menghisab dosa-dosa kita dan bertaubat.

Apabila kita berusaha sepenuh hati untuk menjaga Allah, maka Allah akan memberi kita kemaslahatan (kebaikan), baik di dunia dalam bentuk penjagaan atas jasmani, keluarga dan harta kita, serta kemaslahatan di akhirat berupa penjagaan atas agama dan keimanan kita. (dicopas dari sini)

Wallahu alam

materi audio dapat didownload disini


View Comments