Live Streaming Aa' gym di USTREAM

Cek terus halaman ini untuk melihat ceramah aa' secara live via ustream. Jadwal live streaming - menyusul, atau kunjungi http://www.ustream.tv/channel/aagym-dt untuk melihat rekamannya.

Kajian Asmaul Husna - tiap Kamis malam pukul 19.30 wib

Live video chat by Ustream

Thursday, July 29, 2010

MQ Pagi 29 Juli 2010

Thursday, July 29, 2010
Materi: Tiada yang luput dari pengawasan Allah

Ringkasan Materi:
“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)” (QS Yusuf: 61).
Dari firman Allah tersebut diatas jelas tercermin bahwa Allah Maha Melihat, tidak ada satupun yang luput dari penglihatan-Nya. Demi Allah, setiap gerak, langkah, ucap, dan lintasan hati serta pikiran Allah mengetahui semuanya tanpa ada satupun yang luput. Malaikat hanya bertugas mencatat, sedangkan Allah yang lebih mengetahui isi hati. Tidak ada kejadian yang kebetulan sekecil apapun. Maka, jangan merasa aman berbuat dosa, Allah PASTI melihat. Kalaupun kita mau berbohong, pada dasarnya bukan kita yang pandai berbohong, hanya saja Allah masih menutupi aib. Bisa kapan saja Allah membuka aib jika Dia sudah berkehendak.

Sesungguhnya tidak ada yang hilang dalam pengawasan Allah. Ketika kita merasa kehilangan sesuatu (misalnya: dompet, uang, Hp, Laptop, dsb), itu hanya versi kita saja, karena sebenarnya kita tidak tahu tempatnya ada dimana. Mengapa Allah menguji kita dengan rasa kehilangan, marilah masing-masing diri di cek dosa apa yang telah diperbuat. Siapa tahu musibah itu diundang oleh kesalahan/dosa kita. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Wednesday, July 28, 2010

MQ Pagi 28 Juli 2010

Wednesday, July 28, 2010
Pemateri: Ustadzah Erika Suryani Dewi Lc
Materi: Agungnya ramadhan dan berbagai manfaat puasa

Ringkasan Materi:
Kita sebagai umat Islam sepatutnya bergembira dan sematang mungkin mempersiapkan diri menyambut Ramadhan. Puasa merupakan ibadah yang khusus, seperti termaktub dalam salah satu hadist qudsi, yaitu yang didapatkan Rasulullah SAW langsung dari Allah SWT; “Tiap-tiap amalan hamba Allah langsung kembali kepada dirinya, kecuali shaum.” Puasa adalah ibadah yang khusus ditujukan bagi Sang Khalik, maka nilai puasa akan sesuai dengan kualitas puasa yang dilakukan kita sebagai hamba-Nya.


Puasa akan menjadi perisai bagi orang yang berpuasa dengan hati yang bersih dan ikhlas, serta cara yang benar. Puasa akan mempersempit aliran darah yang menjadi jalan masuk setan ke dalam diri kita. Selain itu, puasa merupakan solusi yang diberikan bagi orang-orang yang belum memiliki kesanggupan dan kelapangan untuk menikah agar terhindar dari hal-hal buruk. Q.S Al Baqarah : 183 menyebut salah satu makna berpuasa, yaitu untuk membentuk pribadi yang takwa.

Perlulah kita ingat kembali bahwa ketakwaan adalah derajat tertinggi seorang manusia di mata Allah.

Bagi hamba-hamba-Nya yang sholeh, hari-hari di bulan Ramadhan akan berlalu dengan sangat cepat. Kita seharusnya merasa khawatir jika ‘hanya’ berpuasa dan tidak menjadikan puasa itu sebagai wasilah (media) pengampun dosa-dosa kita yang telah lampau. Puasa bukan sekedar tidak makan dan minum, tetapi anggota tubuh kita juga harus dijaga dari hal-hal yang makruh dan munkar. Hendaknya kita juga menjadi pribadi yang dermawan dalam membantu orang lain karena berpuasa membuat kita merasakan perihnya saudara-saudara kita saat menahan lapar dan haus.

Bagi siapapun yang memiliki kebimbangan ataupun kegelisahan mengenai hal tertentu, bulan Ramadhan dapat dijadikan momen untuk lebih menggiatkan interaksi dengan Al Quran yang memiliki nama lain; Al Furqon (Pembeda) agar mendapat petunjuk yang mana hal yang benar dan yang bathil sehingga memberikan pencerahan mengenai jalan yang harus diambil.

Untuk mereka yang biasa menjalankan ibadah puasa, baik yang wajib saat Ramadhan maupun yang sunah, Allah menyediakan pintu khusus memasuki surgaNya kelak, yaitu pintu Al-Rayyan.

Jangan sampai ada seorang muslim yang tidak menjalankan ibadah puasa tanpa alasan yang syar’i karena jika meninggalkan puasa karena alasan yang dibuat-buat, sesungguhnya tidak akan tergantikan meskipun diqada di lain waktu. Bahkan untuk mereka yang mendapat keringanan seperti sedang dalam perjalanan, wanita hamil dan menyusui, dan lain-lain pun lebih baik untuk berpuasa. Dengan segala keagungan bulan Ramadhan dan manfaat puasa yang patut untuk kita kejar, mari lakukan persiapan seoptimal mungkin agar puasa kita nanti disenangi dan diterima oleh Allah SWT. Amin, insya Allah.(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Tuesday, July 27, 2010

MQ Pagi 27 Juli 2010

Tuesday, July 27, 2010
Materi: Kemampuan menahan marah

Ringkasan Materi:
Salah satu yang dilatih melalui puasa adalah tingkat kesabaran manusia, termasuk di dalamnya ketahanan kita menguasai rasa marah. Sesungguhnya marah adalah ketidaksiapan kita menerima situasi yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Dan menjelang bulan suci ramadhan ini dapat menjadi momentum bagi diri kita masing-masing untuk memperhatikan kualitas ‘sumbu’ kita masing-masing.

Suatu ketika diriwayatkan Rasulullah sedang duduk bersama Abu bakar lalu datang seseorang menghampiri dan menghina beliau, Rasulullah tenang saja demikian pula dengan Abu Bakar. Namun karena dilakukan terus menerus Abu Bakar tersulut emosinya dan berdiri bersiap untuk membalas orang yang menghina Rasul. Pada saat Abu Bakar bangkit Rasul juga bangkit tapi kemudian pergi meninggalkan kedua orang yang tersulut emosi tersebut. Abu Bakar kemudian mengejar Rasul dan bertanya, “mengapa engkau meninggalkan aku pada saat aku akan membela engkau ya rasul?” dan Rasul pun menjawab “ Sebab ketika kau duduk dan bersabar, kau dikelilingi oleh malaikat, tapi ketika kau berdiri seluruh malaikat itu pergi dan kau dikelilingi oleh syaitan”.

Secara fisik memang sebenarnya dapat terlihat bahwa orang yang sedang marah sangat dikuasai oleh syaitan. Dari profil wajah akan terlihat wajah memerah, mata membesar, napas menderu, gerakan badan tidak terkendali bahkan kadang disertai dengan tindakan merusak. Pilihan kata-kata pun saat marah menjadi tidak karuan, biasanya kata-katanya jauh dari kemuliaan sama sekali. Jika berbicara dari segi kesehatan jelas marah sangat tidak baik, tensi darah akan naik dan, saraf tertekan, asam lambung meningkat dan lain sebagainya.

Tentu menderita sekali jika menjadi orang yang mudah tersinggung, dan hidup akan terasa lebih mudah apabila kita mudah legawa memaafkan keadaan dan orang yang membuat kita kurang nyaman, serta meningkatkan kadar ketarahanan kita dalam menahan marah. Ramadhan dapat menjadi sarana meningkatkan kesabaran dan dapat kita mulai dari sekarang setengah bulan sebelumnya agar kita dapat menjadi pribadi dengan tingkat kesabaran yang lebih baik dari sebelumnya.

Ada baiknya kita berkaca pada anak kecil yang amat sangat mudah memaafkan, jarang tersinggung dan tidak pernah menyimpan dendam. Mengapa demikian mudah bagi anak kecil melakukannya?? Karena mereka berhati bersih, jadi apabila kita juga ingin menjadi pribadi yang tidak mudah marah dan mudah memaafkan, langkah pertama adalah berusaha sekuat tenaga membersihkan hati dari dosa-dosa. Berikut adalah sebuah cerita yang menggambarkan betapa kita dapat belajar dari seorang anak, semoga bermanfaat.

Kuantar kau tidur malam ini, seperti biasa bersama kita ucapkan doa sebelum tidur sambil tanganmu melingkar di leherku, kau tersenyum...Matamu menatapku, bening dan bahagia...

Sudah kau lupakan sedihmu tadi pagi saat aku marah karena kau tidak turuti perintahku...
Kulontarkan anak panah tajam kata-kata, mengkritikmu.....Berapa banyak Nak, yang menancap di hatimu sehingga ia berdarah?

Tak kau kesal padaku juga.....Padahal tadi siang aku menatapmu dengan panasnya amarah....
Hanya karena masalah sepele, yang bahkan akupun tahu kau tak bermaksud melakukannya....
Berapa banyak benih cinta dalam ladang hatimu yang hangus karena tatapanku, Nak?
Tak pernah kau jera untuk mencintaiku....Sementara tadi sore kau tertunduk saat aku tuding kau...sebab kurasa kau tak perhatikan kata-kataku...Tembuskah tombak telunjukku menusuk dalam jantungmu...Nak??

Masih tetap kau cari aku untuk memelukmu....Sesudah saat makan malam tadi aku menghukummu karena tak kau habiskan makananmu yang kubilang dibeli ayahmu dengan susah payah....Menyusutkah rasa sayang dalam kantong jiwamu karenanya,Nak?

Malam ini, kutemani kau tidur seperti biasa..Bersama kita ucapkan doa sebelum tidur...sambil tanganmu melingkar di leherku, kau tersenyum....Matamu yang mengantuk menatapku, bening dan bahagia....

Airmataku meleleh saat kau terpejam dengan senyummu masih dibibir dan tanganmu masih memeluk leherku...Aku mohon maafmu,Nak.. Ajari aku untuk mencintaimu seperti kau mencintaiku.... (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Monday, July 26, 2010

MQ Pagi 26 Juli 2010

Monday, July 26, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Mengobrol: Salah satu jalan dosa

Ringkasan Materi:
Selalu ada jalan/penyebab terjadinya suatu dosa. Bentuk taubat yang perlu dilakukan termasuk menyesali perbuatan kita, meminta ampun kepada Allah, serta mengevaluasi dosa yang telah kita perbuat. Evaluasi ini penting dilakukan agar kita dapat menutup jalan dosa tersebut.

Salah satu sumber dosa adalah mengobrol. Jika tidak hati-hati, mengobrol dapat mengantar pada riya’ akan ilmu, harta, pengalaman dan lain-lain, bisa membuat kita ujub ketika merasa lebih dari orang yang kita ajak bicara, ataupun sifat-sifat lainnya seperti dengki, ghibah, bahkan mengarah ke sumber fitnah. Hal ini merusak nilai pahala kita.

Na’udzubillahi min dzalik.

Maka, sangat perlu bagi kita untuk memahami tauhid.
Q.S. Mujadillah : 7 yang artinya “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Nanti pada hari kiamat pun Dia akan mengungkap semua yang telah kita perbuat.

Jauh lebih baik dianggap pendiam, bodoh, ataupun kuper oleh manusia lain daripada dimurkai Allah karena omongan-omongan kita. Pun jauh lebih baik lebih sedikit berbicara tetapi yang dikatakan berkualitas serta sinkron antara lisan, hati, dan sikap. Kita tidak perlu risau dengan perkataan orang lain terhadap kita. Yang berbahaya sesungguhnya adalah ketika kita ghibah terhadap orang lain, menghina orang lain, menjelek-jelekkan orang lain, bukan sebaliknya.

Berbicara adalah perkara keridhoan dan kemurkaan Allah. Kita benar-benar harus menjaga mulut kita, berpikir sebelum, saat, dan setelah kita berucap. Jangan sampai hal ‘ringan’ seperti mengobrol mengikis amalan kita yang memang hanya sedikit. Orang-orang yang terjaga lisannya niscaya adalah orang-orang yang dekat kepada surga. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Sunday, July 25, 2010

MQ Pagi 25 Juli 2010

Sunday, July 25, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Alur taubat yang sungguh-sungguh

Ringkasan Materi:
Tidak ada manusia yang bersih dari dosa. Dosa merupakan pengkhianatan atas perintah Allah sehingga bukan sesuatu yang bisa kita banggakan. Namun sebesar apapun dosa, ada yang lebih besar lagi yaitu ampunan Allah yang dapat dicapai melalui taubat yang sungguh-sungguh. Hari-hari kita terdiri dari masa lalu, hari ini, dan masa yang akan datang.

Hari-hari yang telah lalu pastilah banyak terisi oleh dosa, khilaf, kesalahan, bahkan kegelapan. Namun kita harus selalu tetap bersikap raja’ (berharap) atas ampunan Allah dan menghindari sikap suudzan padaNya.

Taubat arti katanya kembali, dengan esensi terbesar PENYESALAN atas dosa yang telah dilakukan. Semakin dalam rasa penyesalan kita maka semakin berkualitas pula taubat yang kita lakukan. Karena kita tidak akan menyesal jika tidak merasa bersalah sehingga kadar penyesalan itu menjadi ukuran seberapa besar kita merasa bersalah. Orang yang “bertaubat” tanpa merasa bersalah ibarat membersihkan karat hanya dengan mengusapnya dan bukan menggosoknya. Bisa jadi karat itu malah akan bertambah banyak.

Setelah menyesal dengan dalam dan sungguh-sungguh, alur taubat yang berikutnya adalah mengevaluasi jalur-jalur dosa. Melalui tafakur, kita dapat mengidentifikasi penyebab dosa-dosa yang kita perbuat. Taubat yang lengkap tidak cukup dengan istighfar, apalagi yang hanya di mulut, namun perlu dilengkapi tafakur atas celah-celah diri. Tahap terakhir dari sebuah taubat adalah mengambil tindakan perbaikan atas penyebab dosa yang telah diidentifikasi.

Jadi alur taubat sungguh-sungguh dimulai dari penyesalan yang mendalam atas dosa dan kesalahan, dilanjutkan tafakur atas jalur dan struktur penyebab dosa tersebut, ditutup dengan tindakan perbaikan atas penyebab-penyebab dosa.

Sesungguhnya inilah bentuk taubat yang sebenarnya karena dapat menghindarkan diri sendiri dan orang lain terperosok dalam kesalahan dan dosa yang sama. Allah menjanjikan orang yang banyak bertaubat dengan sungguh-sungguh akan dinyamankan hatinya, dibimbing jalan keluar atas masalah-masalahnya, dan diberi pertolongan atau rezeki dari arah yang tidak diduga-duga.

Semoga kita tergolong dalam kelompok orang yang bertaubat dengan sungguh-sungguh....(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

MQ Pagi 24 Juli 2010

Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Berfungsi sebagai insan yang sesuai misinya


Ringkasan Materi:
Kita diciptakan oleh Allah dengan misi-misi yg jelas.. Yang pertama adalah sebagai HAMBA ALLAH. Artinya, semua yang kita lakukan adalah sebagai pengabdian seorang hamba pada pencipta, pemilik, dan penguasa dirinya yaitu Allah. Dengan misi ini, sudah selayaknya semua hal dilakukan dengan niat yang lurus dan cara yang benar sehingga menjadi amal shaleh. Amal shaleh ini lah yang kemudian akan menjadi bekal kita pulang padaNya. Jadi kita harus yakin segala lelah, letih, dan ikhtiar kita ditujukan dengan niat mengabdi pada Allah sehingga terhitung menjadi amal shaleh.

Misi yang kedua adalah sebagai KHALIFAH DI ATAS MUKA BUMI. Caranya adalah dengan berkarya yang manfaat sebanyak mungkin sesuai dengan bidang kita masing-masing. Jadi dimulai dengan niat yg lurus, cara yang benar, dan hasil yang manfaat. Sudah sepatutnya kita tidak lagi menilai kesuksesan dengan melulu ukuran duniawi namun dengan ukuran kemanfaatan yg dihasilkan.

Seorang profesional dalam Islam memiliki 2 ciri dalam menjemput rezekinya yaitu : SENANTIASA MENJAGA NILAI-NILAI KELUHURAN seperti jujur, tidak mengambil hak org lain, tidak dzalim, dll agar terjaga harga dirinya. Orang yang mencari rezekinya dengan cara yang tidak baik mungkin mendapatkan uang/barang yang berharga namun sejatinya dia kehilangan nilai dirinya sendiri.

Sedangkan ciri yang kedua adalah BERORIENTASI DISTRIBUSI. Profesional muslim yang tangguh akan selalu berpikir tentang menyalurkan setelah mendapatkan hasil atas pekerjaannya. Karena yang menentukan nilai atas sebuah hasil pekerjaan adalah kemanfaatannya. Jika masih menjadi milik, kita baru berperan sebagai penunggu, namun jika sudah menjadi manfaat bg orang lain sesungguhnya itulah rezeki kita. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Friday, July 23, 2010

MQ Pagi 23 Juli 2010

Friday, July 23, 2010
Materi: Syukur nikmat atas setiap kejadian

Ringkasan Materi:
Berbahagialah bagi orang-orang yang pandai bersyukur atas setiap kejadian. Hidup tidak pernah lepas dari ujian dan sesungguhnya penderitaan datang karena tidak mengenal Allah dengan baik. Jika hati telah mengenal Allah maka musibah yang dirasakan menjadi syukur nikmat. Nikmat yang besar sesungguhnya adalah ketika tersingkapnya hati untuk mengenal Allah.

Dalam Q.S Al-Baqarah (2) ayat 155 bahwa sesungguhnya hanya pada orang-orang yang sabar maka musibah dianggap sesuatu yang baik karena hatinya yakin kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT memiliki segala sesuatunya, maka Allah akan berbuat apa saja yang dikehendakinya.

Rasulullah berpesan dalam HR Bukhari: “Tidak satu musibahpun yang menimpa seorang Muslim, seperti penyakit, kesulitan, kesusahan atau kegelisahan, sampai tertusuk duri, melainkan Allah menghapus kesalahan-kesalahannya dengan musibah itu.” Dalam hadist tersebut, sering kita tidak tersadar bahwa segala himpitan sesungguhnya adalah penghapus dosa dan kedekatan dengan Allah lah yang dapat membuat kita tenang dalam menghadapi semua kesulitan.

Tertekannya kita akan suatu masalah sebetulnya bukan karena masalahnya namun bagaimana kita menyikapi masalah tersebut. semoga kita dapat memahami pola derita yang kita alami. Sesungguhnya kebahagiaan bukan datang dari harta, kedudukan melainkan datang dari Allah SWT. Orang yang yakin kepada Allah, maka ia tidak akan sedih terhadap ujian yang dihadapinya. Inilah prioritas hidup kita. Makin ridho terhadap takdir Allah maka semakin ringan kita menjalani hidup ini. Sikapilah setiap kejadian dengan yakin kepada Allah karena inilah sumber kebahagiaan. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Wednesday, July 21, 2010

MQ Pagi 22 Juli 2010

Wednesday, July 21, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Menghadirkan hati pada setiap amal sholeh

Ringkasan Materi:
Pagi ini, kita baru saja melaksanakan sholat subuh. Sholat yang baru saja kita lakukan mungkin sah secara syariat. Namun, apakah sholat kita diterima? Belum tentu. Sholat akan diterima apabila kita mampu menghadirkan hati di dalamnya, mulai dari niat, takbir, membaca fatihah, dan seterusnya hingga salam. Begitu juga dengan amal sholeh yang lain, diterima atau tidaknya bergantung pada kesungguhan hati dalam mengerjakannya.

Berusahalah agar setiap kata yang terucap dari mulut senantiasa sama dengan yang dirasa dalam hati. Bulatkan niat sebelum melakukan amal sholeh, laksanakan amal sholeh tersebut dengan sepenuh hati, mohonlah kepada Allah agar amal sholeh tersebut diterima, dan jagalah amal sholeh tersebut. Contoh penjagaan atas amal sholeh agar diterima adalah dengan tidak menyebut-nyebutnya di hadapan orang lain.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), ……...” (Al-Baqarah: 264)

Orang-orang yang beramal sholeh dengan menghadirkan hati tidak akan ingat dengan pandangan manusia, cukuplah Allah yang menjadi saksi… wakafa billahi syahida…(dicopas dari sini)

Pemateri: KH DR. Miftah Farid
Materi: Menghadirkan hati pada setiap amal sholeh

Ringkasan Materi:
Niat mempunyai posisi yang sangat penting dalam setiap perbuatan. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari-Muslim:
“Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”.
Sebab turunnya hadits tersebut adalah mengenai seorang lelaki yang berhijrah hanya untuk menikahi seorang wanita yang bernama Ummu Qois maka diapun dipanggil dengan sebutan Muhajir Ummu Qois (Orang yang berhijrah karena Ummu Qois).

Sungguh, amal perbuatan itu tergantung niatnya. Amal duniawi bisa bernilai ukhrowi jika diniatkan dengan benar. Begitu juga sebaliknya, amal ukhrowi bisa bernilai sia-sia jika niatnya salah.

Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah ra bahwasanya dia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Manusia yang pertama kali di adili pada hari Kiamat ialah orang yang mati di medan laga. Ia didatangkan kemudian Allah memberitahu nikmat nikmat-Nya kepadanya dan iapun mengakuinya. Allah berfirman, “Apa yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat tersebut?” Orang tersebut menjawab, “Aku berperang di jalan-Mu hingga aku gugur sebagai syahid”. Allah berfirman, “Engkau bohong, engkau berperang agar dikatakan sebagai pemberani dan betul bahwa engkau sudah dikatakan sebagai pemberani”. Kemudian diperintahkan agar orang tersebut diseret dan tersungkur wajahnya sampai ke neraka.”

Pelajaran yang lain dapat kita ambil dari siroh, mengenai seorang yang meninggal dalam peperangan, kemudian para sahabat berkata orang ini syahid. Namun Rasulullah tidak membenarkannya. Malaikat Jibril telah memberitahukan kepada Rasulullah bahwa orang tersebut terluka dalam peperangan dan karena tidak tahan dengan rasa sakit akhirnya dia menusukkan pedangnya ke tubuhnya sendiri. Orang tersebut meninggal karena bunuh diri.

Seseorang yang kelihatannya sedang melakukan amal duniawi bisa jadi nilainya besar di mata Allah jika niatnya benar dan dilakukan dengan ikhlas. Ilmuwan yang melakukan penelitian demi kemaslahatan manusia, suami yang bekerja untuk menafkahi keluarga, seseorang yang menanam pohon demi kelestarian lingkungan, dan berbagai amal “duniawi” lainnya bisa bernilai ibadah jika dilakukan dengan ikhlas dan niat yang benar, niat karena Allah. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

MQ Pagi 21 Juli 2010

Pemateri: Ummu Yusuf
Materi: Wasiat Rasulullah kepada muslimah


Ringkasan Materi:
Muslimah adalah makhluk Allah yang dimuliakan. Betapa bertambah mulianya seorang muslimah di mata Allah SWT kalau para muslimah dapat menjaga dirinya dari hal-hal yang membawa kepada kesia-siaan dan kemudharatan. Rasulullah SAW memberikan wasiat kepada para muslimah:

1. Banyak beristighfar
Rasulullah berpesan kepada muslimah untuk banyak beristighfar. Sering tidak kita sadari akan bahaya lisan. Ketika kita sudah bertemu dengan banyak orang, terkadang pembicaraan berujung pada membicarakan keburukan orang lain sehingga jatuhnya ghibah. Maka dari itu, sangat berhati-hati lah para muslimah jangan sampai terjebak dalam ghibah.
Tidak hanya itu saja, bahaya lisan dapat juga kita jumpai ketika kita tidak sadar memberi pengajaran kepada anak kita dengan berdusta, contohnya seperi memberi janji-janji palsu. Betapa beratnya menjaga lisan kita, namun Allah memiliki balasan keutamaan juga bagi para muslimah yang dapat menjaga lisannya. Untuk itu, kepada para muslimah banyak-banyaklah beristighfar, memohon ampun atas segala khilaf.

2. Shodaqoh
Rasulullah SAW juga berpesan kepada kita para muslimah untuk bershodaqoh. Shodaqoh adalah bentuk atas pembersihan terhadap harta kita. Sesungguhnya ada hak-hak orang lain dalam harta kita. Dengan banyak bershodaqoh maka hati insyaAllah akan terasa tentram.

3. Bersabar dan berdzikir kepada Allah SWT.
Perjuangan seorang muslimah adalah ketika menjadi seorang istri dengan amanah-amanah nya baik di rumah dan di luar. Rasulullah selalu memberi pengajaran kepada para muslimah agar selalu ringan hati yaitu selalu berdzikir agar jiwa menjadi lapang dan selalu bersabar sehingga kelelahan yang kita rasakan menjadi nikmat dan syukur yang tak terhingga.

4. Menaati suami
Menaati suami bukanlah sesuatu yang memberatkan dan sesungguhnya sangat mudah mencari surga dan neraka yaitu dalam kehidupan rumah tangga kita.

Keempat hal tersebut adalah wasiat yang Rasulullah berikan kepada para muslimah. Semoga para muslimah terus membekali diri agar selalu menjadi perhiasan dunia sehingga tinggi derajatnya di sisi Allah SWT. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Tuesday, July 20, 2010

MQ Pagi 20 Juli 2010

Tuesday, July 20, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Penting bagi kita untuk memiliki sifat wara'

Ringkasan Materi:
Wara' adalah sifat kehati-hatian dari sesuatu yang haram. Dalam pengertian yang lebih luas, wara' juga termasuk 'tidak adanya keberanian' untuk melakukan sesuatu yang bisa membawa pada yang haram ...

Penting bagi kita untuk memliki sifat Wara', karena dengan sifat itulah kita dapat menjaga diri kita sendiri dari hal-hal yang tidak disukai Allah. Alangkah beruntungnya orang-orang yang selalu wara' dalam segala hal. Wara' ketika mendapatkan rizki dan wara' ketika menggunakannya. Seorang yang mempunyai sifat wara' akan memiliki kekuatan untuk selalu melakukan instropeksi setiap hari, setiap saat. Orang itu akan selalu bertanya tentang asal-usul hartanya, berkaca atas prilakunya setiap hari, lalu tanpa ragu-ragu bertindak melakukan perbaikan diri. Itulah seorang yang wara', yang melakukan segala sesuatunya disertai kekhawatiran atas ridhonya Allah ...

Teladan pribadi yang bersifat wara' dapat kita jumpai pada diri Khalifah Umar bin Abdul Azis. Meskipun jabatannya sebagai khalifah pendek, namun keteladanannya dalam sifat wara' telah melegenda. Salah satunya tergambar ketika sang Khalifah mematikan lampu ketika menerima tamu, dengan alasan bahwa si tamu membawa urusan pribadi, sedangkan lampu rumah beliau dibiayai oleh negara ...

Bagaimana dengan kita? seberapa jauh sifat-sifat wara' melekat dan terinternalisasi dalam diri kita? seberapa sering kita bertanya tentang kehalalan rizki yang kita terima? Tidakkah kita takut di rumah kita terselip barang haram? sudahkah kita instropeksi atas profesi dan pekerjaan kita, jangan-jangan ada barang tidak halal menjadi sumber nafkah keluarga kita?

Mari kita tumbuhkan sifat wara'. Mari kita memohon pada Sang Malik agar menolong kita, dengan menganugerahi kita sifat wara' .... (dicopas dari sini)
Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Sunday, July 18, 2010

MQ Pagi 19 Juli 2010

Sunday, July 18, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Sifat munafik dalam diri manusia

Ringkasan Materi:
Ada kecendrungan kalau kita mengobrol terkadang suka dilebih-lebihkan sehingga jatuhnya bohong, meremehkan orang lain dan akhirnya menjadi ria dan ujub. Salah satu bahaya ngobrol ada dalam Q.S As-Shaff (61) ayat 2-3 bahwa sesungguhnya amat besar kebencian di sisi Allah kepada orang-orang yang mengatakan apa yang tidak diperbuat.

Mengobrol selain memiliki dampak positif juga dapat mendatangkan kemurkaan Allah jika kita sudah salah menyikapinya. Turunnya ayat tersebut terjadi pada saat perang uhud dimana ada sahabat Rasulullah SAW yang sedang menceritakan masalah perang namun sesungguhnya ia tidak melakukan. Hal ini dapat juga dikategorikan menjadi ciri-ciri orang munafik, yaitu berbeda antara hati dengan mulut atau perkataan. Sesungguhnya ada 2 jenis sifat munafik, yaitu:
  1. Munafik dalam hal perkataan. Seperti yang dicontohkan oleh Abdullah bin Ubay ketika mengingkari sesuatu yang sebenarnya ia katakan kepada pengikutnya.
  2. Munafik dalam hal amalannya
Sesungguhnya dari 2 jenis sifat munafik itu, setiap orang menginginkan orang-orang yang berada di sekelilingnya adalah orang-orang yang jujur. Jujur membuat hati menjadi nyaman. Sementara itu berbohong, menipu dan tidak menepati janji adalah mental bangsa yang korupsi. Dan sesungguhnya bohong itu bagaikan penjara yang selalu melindungi diri untuk terus selalu menjadikan bohong sebagai kebiasaan. Oleh karena itu jangan biarkan diri kita menjadi pribadi yang pengecut dan takut dengan penilaian orang. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

MQ Pagi 18 Juli 2010

Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Indahnya dua sisi nilai gigih dalam islam

Ringkasan Materi:
Tadi malam diadakan puncak perayaan milad DT Jakarta di kebayoran baru. Dan sebagai puncak, seluruh elemen yang tergabung melakukan tafakur diri napak tilas perjalanan DT Jakarta yang dengan izin allah telah mencapai usia 10 tahun.

Sebenarnya inti dari suatu perayaan milad yang terpenting adalah fokus menemukan kesalahan yang masih harus diperbaiki, meskipun tidak dilarang juga mengenang keberhasilan yang didapatkan karena itu merupakan karunia Allah namun sangat rentan menjerumuskan kita pada perasaan memiliki, ujub, sombong dan takabur. Tiada satupun musibah yang datang kepada mahluk Allah selain sudah tertulis dalam ketetapan Allah agar kita tidak terlalu sedih apabila ada sesuatu yang luput dari hidup kita sekaligus juga tidak terlalu berbangga-bangga diri apabila mendapatkan karunia-Nya.

Inilah indahnya sisi nilai kehidupan dalam Islam. Kita diperintahkan untuk meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar.

Berusaha memancangkan niat setulus mungkin kemudian bekerja keras bahkan bersimbah keringat pada saat berikhtiar. Tapi ketika sudah menjadi suatu amalan atau keberhasilan, kita dituntut untuk segera mengganti channel dalam hati kita bahwa apapun karunia yang terjadi dalam hidup tidak lain datangnya dari Allah SWT. Jadi tidak ada tempat bagi diri kita untuk berbangga hati, mengclaim sebagai penyebab dari suatu keberhasilan, karena seluruh jalan yang diberikan tidak lain karena digerakan oleh Allah.

Di satu sisi kita harus gigih meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar, dan di sisi yang lain kita juga harus gigih mengakui bahwa seluruh keberhasilan dari ikhtiar tersebut tidak lain merupakan karunia Allah yang tidak sedikitpun datang karena kepintaran kita. Betapa indahnya nilai yang diajarkan Islam sehingga apabila kita mengikutinya dengan sungguh-sungguh, kita diarahkan Allah menjadi khalifah yang produktif, pekerja keras namun sekaligus seorang yang rendah hati dan bertawadhu’. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Saturday, July 17, 2010

MQ Pagi 17 Juli 2010

Saturday, July 17, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Bersandar hanya kepada Allah


Ringkasan Materi:
Imam Ali pernah memberikan nasehatnya yaitu : “Barang siapa hidupnya bersandar pada harta maka hidupnya akan miskin........Barang siapa hidupnya bersandar pada harga diri maka hidupnya akan hina.......Barang siapa hidupnya bersandar pada akal maka hidupnya akan sesat...........Namun barang siapa hidupnya bersandar hanya pada Allah maka hidupnya tidak akan miskin, sesat ataupun hina”

Seringkali kita resah dan gelisah perihal rizki, padahal tiap hari dalam hidup kita Allah mencukupkan rizki bagi kita. Tugas kita di hanyalah mencari karunia Allah dan itupun tidak selalu identik dengan harta. Hal yang harus kita khawatirkan adalah apakah kita jujur saat mencari harta, bersyukur saat diberikan dan sabar saat Allah mengambilnya kembali. Dan sesungguhnya penghalang rizki kita adalah dosa kita sendiri. Dan dosa yang paling sering menjadi penghalang adalah perasaan tidak yakin, menyangsikan janji dan pertolongan allah, untuk itu periksa dan terus periksa diri sudahkah kita menyandarkan hidup kita pada Allah sang maha kaya ?? (dicopas dari sini)

Pemateri: Syech Kholil
Materi: Kisah Julaibib ra

Julaibib, begitu dia biasa dipanggil. Kata ini sendiri mungkin sudah menunjukkan ciri fisiknya; kerdil. Julaibib. Nama yang tak biasa dan tak lengkap. Nama ini, tentu bukan ia sendiri yang menghendaki. Tidak pula orangtuanya. Julaibib hadir ke dunia tanpa mengetahui siapa ayah dan yang mana bundanya. Demikian pula orang-orang, semua tak tahu, atau tak mau tahu tentang nasab Julaibib. Tak dikenal pula, termasuk suku apakah dia. celakanya, bagi masyarakat Yatsrib, tak bernasab dan tak bersuku adalah cacat sosial yang tak terampunkan.

Julaibib yang tersisih. Tampilan fisik dan kesehariannya juga menggenapkan sulitnya manusia berdekat-dekat dengannya. Wajahnya jelek terkesan sangar. Pendek. Bunguk. Hitam. Fakir. Kainnya usang. Pakaiannya lusuh. Kakinya pecah-pecah tak beralas. Tak ada rumah untuk berteduh. Tidur sembarangan berbantalkan tangan, berkasurkan pasir dan kerikil. Tak ada perabotan. Minum hanya dari kolam umum yang diciduk dengan tangkupan telapak tangan. Abu Barzah, pemimpin Bani Aslam, sampai-sampai berkata tentang Julaibib, “Jangan pernah biarkan Julaibib masuk diantara kalian! Demi Allah jika dia berani begitu, aku akan melakukan hal yang mengerikan padanya!”

Demikianlah Julaibib.

Namun jika Allah berkehendak menurunkan rahmatNya, tak satu makhluq pun bisa menghalangi. Julaibib menerima hidayah, dan dia selalu berada di shaf terdepan dalam shalat maupun jihad. Meski hampir semua orang tetap memperlakukannya seolah ia tiada, tidak begitu dengan Sang Rasul, Sang rahmat bagi semesta alam. Julaibib yang tinggal di shuffah Masjid Nabawi, suatu hari ditegur oleh Sang Nabi saw. “Julaibib”, begitu lembut beliau memanggil, “Tidakkah engkau menikah?”

“Siapakah orangnya Ya Rasulullah”, kata Julaibib, “yang mau menikahkan putrinya dengan diriku ini?”

Julaibib menjawab dengan tetap tersenyum. Tak ada kesan menyesali diri atau menyalahkan takdir Allah pada kata-kata maupun air mukanya. Rasulullah juga tersenyum. Mungkin memang tak ada orang tua yang berkenan pada Julaibib. Tapi hari berikutnya, ketika bertemu dengan Julaibib, Rasulullah menanyakan hal yang sama. “Julaibib, tidakkah engkau menikah?”. Dan Julaibib menjawab dengan jawaban yang sama. Begitu, begitu, begitu. Tiga kali. Tiga hari berturut-turut.

Dan di hari ketiga itulah, Sang Nabi menggamit lengan Julaibib dan membawanya ke salah satu rumah seorang pemimpin Anshar. “Aku ingin”, kata Rasulullah pada si empunya rumah, “menikahkan putri kalian.”

“Betapa indahnya dan betapa barakahnya”, begitu si wali menjawab berseri-seri, mengira bahwa sang Nabi lah calon menantunya. “Ooh.. Ya Rasulullah,ini sungguh akan menjadi cahaya yang menyingkirkan temaram di rumah kami.”

“Tetapi bukan untukku”, kata Rasulullah, “ku pinang putri kalian untuk Julaibib”

“Julaibib?”, nyaris terpekik ayah sang gadis

“Ya. Untuk Julaibib.”

“Ya Rasulullah”, terdengar helaan nafas berat. “Saya harus meminta pertimbangan istri saya tentang hal ini”

“Dengan Julaibib?”, istrinya berseru, “Bagaimana bisa? Julaibib berwajah lecak, tak bernasab, tak berkabilah, tak berpangkat, dan tak berharta. Demi Allah tidak. Tidak akan pernah putri kita menikah dengan Julaibib”

Perdebatan itu tidak berlangsung lama. Sang putri dari balik tirai berkata anggun, “Siapa yang meminta?”

Sang ayah dan sang ibu menjelaskan.

“Apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulullah? Demi Allah, kirim aku padanya. Dan demi Allah, karena Rasulullah yang meminta, maka tiada akan dia membawa kehancuran dan kerugian bagiku”. Sang gadis yang shalehah lalu membaca ayat ini :

“Dan tidaklah patut bagi lelaki beriman dan perempuan beriman, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” (QS. Al Ahzab : 36)

Dan sang Nabi dengan tertunduk berdoa untuk sang gadis shalihah, “Ya Allah, limpahkanlah kebaikan atasnya, dalam kelimpahan yang penuh barakah. Jangan Kau jadikan hidupnya payah dan bermasalah..”

Doa yang indah.

***

Kita belajar dari Julaibib untuk tidak merutuki diri sendiri, untuk tidak menyalahkan takdir, untuk menggenapkan pasrah dan taat pada Allah dan RasulNya. Tak mudah menjadi Julaibib. Hidup dalam pilihan-pilihan yang sangat terbatas.

Memang pasti, ada batas-batas manusiawi yang terlalu tinggi untuk kita lampaui. Tapi jika kita telah taat kepada Allah, jangan khawatirkan itu lagi. Ia Maha Tahu batas-batas kemampuan diri kita. Ia takkan membebani kita melebihi yang kita sanggup memikulnya.

Urusan kita sebagai hamba memang taat kepada Allah. Lain tidak! Jika kita bertakwa padaNya, Allah akan bukakan jalan keluar dari masalah-masalah yang di luar kuasa kita.

Urusan kita adalah taat kepada Allah. Lain tidak!

***

Maka benarlah doa sang Nabi. Maka Allah karuniakan jalan keluar baginya. Maka kebersamaan di dunia itu tak ditakdirkan terlalu lama. Meski di dunia sang istri shalehah dan bertaqwa, tapi bidadari telah terlampau lama merindukannya. Julaibib telah dihajatkan langit mesti tercibir di bumi. Ia lebih pantas menghuni surga daripada dunia yang bersikap tak terlalu bersahabat padanya.

Saat syahid, Sang Nabi begitu kehilangan. Tapi ia akan mengajarkan sesuatu kepada para sahabatnya. Maka ia bertanya diakhir pertempuran. “Apakah kalian kehilangan seseorang?”

“Tidak Ya Rasulullah!”, serempak sekali. Sepertinya Julaibib memang tak beda ada dan tiadanya di kalangan mereka.

“Apakah kalian kehilangan seseorang?”, Sang Nabi bertanya lagi. Kali ini wajahnya merah bersemu.

“Tidak Ya Rasulullah!”. Kali ini sebagian menjawab dengan was-was dan tak seyakin tadi. Beberapa menengok ke kanan dan ke kiri.

Rasulullah menghela nafasnya. “Tetapi aku kehilangan Julaibib”, kata beliau.

Para sahabat tersadar.

“Carilah Julaibib!”

Maka ditemukanlah dia, Julaibib yang mulia. Terbunuh dengan luka-luka, semua dari arah muka. Di seputarannya menjelempan tujuh jasad musuh yang telah ia bunuh. Sang Rasul, dengan tangannya sendiri mengafani Sang Syahid. Beliau saw menshalatkannya secara pribadi. Dan kalimat hari berbangkit. “Ya Allah, dia adalah bagian dari diriku. Dan aku adalah bagian dari dirinya.”

Di jalan cinta para pejuang, biarkan cinta berhenti di titik ketaatan. Meloncati rasa suka dan tidak suka. Melampaui batas cinta dan benci. Karena hikmah sejati tak selalu terungkap di awal pagi. Karena seringkali kebodohan merabunkan kesan sesaat. Maka taat adalah prioritas yang kadang membuat perasaan-perasaan terkibas.

Tapi yakinlah, di jalan cinta para pejuang, Allah lebih tahu tentang kita. Dan Dialah yang akan menyutradarai pentas kepahlawanan para aktor ketaatan. Dan semua akan berakhir seindah surga. Surga yang telah dijanjikanNya..

dia adalah bagian dari diriku
dan aku adalah bagian dari dirinya
-Rasulullah, tentang Julaibib- (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Friday, July 16, 2010

MQ Pagi 16 Juli 2010

Friday, July 16, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Hati yang terus menghisab


Ringkasan Materi:
Banyak orang yang menjalankan ibadah tetapi akhlaknya tidak berubah. Merasa bahwa dirinya sholeh, merasa cukup melakukan berbagai ibadah dan kebajikan, padahal seharusnya merasa kurang, merasa dzalim, merasa kotor akan dosa-dosa.

Q.S Ali Imran ayat 29: “Katakanlah, “Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah Mengetahui.” Allah Mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Allah mengetahui segalanya, tanpa kecuali. Tidak sepantasnya kita merasa sholeh. Allah akan membuat hati para hambaNya yang sholeh untuk selalu bisa melihat dosa-dosa dan kekurangannya sehingga mereka akan terus menghisab diri.

Meskipun mungkin kita berada di atas; memiliki harta, ilmu atau kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan orang lain, tetapi harusnya kita selalu melihat ke bawah dan menyadari bahwa derajat mereka bisa jadi lebih tinggi di mata Allah.

Orang yang sholeh tidak akan bersikap ujub, tetapi malah terus merasa kurang, semakin tawadhu, lebih banyak berpikir daripada berbicara; apakah ibadah yang telah dilakukan sudah benar dan sudah diterima oleh Sang Pemilik Segala.

Hendaklah kita terus menghisab diri, senantiasa mengevaluasi dan mempersiapkan bekal ke akhirat agar dapat bertemu dengan Yang Maha Baik dengan kondisi terbaik pula.(dicopas dari sini)

wallaahu a’lam bish-shawaab

ikuti juga diskusi antara Aa Gym dengan beberapa santri DT yang akan segera diwisuda

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Thursday, July 15, 2010

MQ Pagi 15 Juli 2010

Thursday, July 15, 2010
Materi: Setiap peristiwa terkandung hikmah

Ringkasan Materi:
Di dunia ini tidak ada satupun kejadian yang sia-sia. Karena setiap di dalam kejadian terdapat hikmah, dan orang yang beruntung sesungguhnya adalah orang yang dapat mengambil hikmah dari sebuah peristiwa yang menimpa dirinya maupun orang lain. Maka jangan salah mengambil sikap ketika kita mendapat ujian. Jangan pernah gentar ketika menghadapi ujian. Dan dengan kesabaran diri, akan membuat kita dinaikkan derajatnya oleh Allah setelah mendapat ujian dari-Nya.

Sebagai suatu keharusan bagi kita untuk membiasakan diri mencari hikmah dalam setiap kejadian, seperti pada firman Allah sebagai berikut :
“Dia-lah yang menciptakan segala yang ada di bumi untuk kalian, kemudian ia berkehendak pula menciptakan langit, maka Dia menjadikannya tujuh lapis. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”. (Q.S Al Baqoroh: 29).
Dari ayat tersebut diatas terkandung makna bahwa Allah yang menciptakan seluruhnya seisi langit dan bumi dan segala peristiwa yang ada di dalamnya dengan tidak tanpa maksud. Sesungguhnya Allah memiliki maksud dan tujuan dalam setiap peristiwa dan apa-apa yang diciptakannya, maka pandai-pandailah makhluk ciptaan-Nya untuk dapat mengambil hikmah di dalamnya. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Wednesday, July 14, 2010

MQ Pagi 14 Juli 2010

Wednesday, July 14, 2010
Materi: Meredam kemarahan

Ringkasan Materi:
Sebagai seorang suami kita pasti pernah marah kepada istri, begitu juga sebaliknya. Sebagai seorang ayah atau ibu, kita juga pasti menemui sifat atau perbuatan anak yang membuat kita marah. Sebagai pimpinan mungkin kita juga tidak bisa menghidar dari keinginan memarahi anak buah. Marah memang sifat manusiawi, tetapi bukan sesuatu yang mustahil bagi kita untuk menghindarinya.

Sebagai seorang muslim yang baik, sudah seharusnya kita mencontoh suri tauladan kita, Rasulullah SAW dalam segala sisi kehidupan,termasuk dalam hal meredam kemarahan. Dari Abu Hurairah ra, bahwa seseorang berkata kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam: Berwasiatlah kepadaku. Beliau bersabda: Jangan menjadi seorang pemarah. Kemudian diulang-ulang beberapa kali. Dan beliau bersabda: Janganlah menjadi orang pemarah” (HR. Al Bukhari)

Sangat jelas pesan dari hadits di atas, bahwa Rasulullah tidak menginginkan umatnya mempunyai sifat pemarah. Jangan marah dengan urusan-urusan sepele dan duniawi, tetapi marahlah dengan alasan-alasan yang diperbolehkan oleh Allah dan RasulNya. Rasulullah marah ketika ada hak-hak manusia yang dilanggar oleh orang lain. Para nabi utusan Allah marah saat menyaksikan umatnya tidak mengikuti norma-norma hukum syari’at yang telah ditetapkan Allah. Seorang guru akan marah kepada murid-muridnya yang tidak patuh. Begitu juga para orang tua, mereka akan marah kepada anak-anaknya yang tidak berbakti, melalaikan ibadah, dst.

Kita dapat mencontoh Rasulullah dalam me-manage atau mengendalikan amarah, antara lain dengan:

1. Membaca Ta’awwudz.
Rasulullah bersabda “Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu A’uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk” (HR. Bukhari Muslim).
2. Berwudlu.
Rasulullah bersabda “Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah” (HR. Abud Dawud).
3. Duduk.
Dalam sebuah hadist dikatakan “Kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah” (HR. Abu Dawud).
4. Diam.
Dalam sebuah hadist dikatakan “Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah” (HR. Ahmad).
5. Bersujud, artinya shalat sunnah mininal dua rakaat.
Dalam sebuah hadist dikatakan “Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud).” (HR. Tirmidzi)
(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini


View Comments

Tuesday, July 13, 2010

MQ Pagi 13 Juli 2010

Tuesday, July 13, 2010
Materi: Sebaik-baik manusia adalah manusia yang memberi manfaat...lanjutan

Ringkasan Materi:
"Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya” (HR. Thabrani dan Daruquthni)
Dalam hidup ini, percuma kita mendapatkan banyak hal, namun apa yang kita peroleh tersebut tidak bermanfaat untuk kepentingan yang lebih luas. Bayangkan seekor keledai yang membawa tumpukan buku yang berat, jalannya terseok-seok karena beratnya buku itu, dia hanya sekedar membawa, tidak dapat menyebarkan manfaat, bahkan buku-buku itu sendiri tidak bermanfaat untuk dirinya. Itulah perumpamaan bagi orang yang banyak ilmu namun tidak dapat memberikan manfaat.

Begitu pula ketika kita mengumpulkan harta. Ketika kekayaan terkumpul, sebenarnya kita hanyalah penunggunya saja. Lebih baik kita distribusikan dalam kebaikan. Harta disedekahkan, rumah dimanfaatkan untuk anak yatim, dan seterusnya.

Sahabat, sekali lagi, kemuliaan kita berbanding lurus dengan kemanfaatan, bukan pada besarnya harta yang kita kumpulkan. Maka, mulai sekarang, teruslah bertanya "Apa yang manfaat yang bisa saya berikan". Mari kita pasang radar yang dapat mendeteksi ladang amal dalam bentuk apapun. Tidak bisa dengan harta, kita sumbangkan tenaga kita.

Terakhir, tentu saja apa yang kita berikan harus senantiasa dalam koridor ikhlas. Untuk mendapatkan hal itu, kita harus fokus pada ridho Allah. Jangan pamrih. Lakukan segala kemanfaatan tadi dengan motivasi semata-mata untuk ridho Allah. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini


View Comments

Sunday, July 11, 2010

MQ Pagi 12 Juli 2010

Sunday, July 11, 2010

Materi: Sebaik-baik manusia adalah manusia yang memberi manfaat


Ringkasan Materi:
Orang yang selalu menebar kebaikan dan memberi manfaat bagi orang lain adalah sebaik-baik manusia. Ternyata, derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauh mana diri kita memiliki nilai manfaat bagi orang lain.

Bila kita memiliki ilmu, harta, tetapi kikir tidak memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya , dan naluri kita masih naluri pengumpul, bukan pemberi, maka orang tersebut adalah orang yang miskin hatinya. Silakan mencari ilmu yang baik, silakan menjemput rezeki yang banyak, tetapi berusahalah untuk tidak menjadi orang yang jahat, yaitu orang yang mengeksploitasi orang lain untuk kepentingan pribadi, karena kesuksesan yang hakiki tercermin dari manfaat apa yang dapat kita berikan untuk orang lain.

Kunci dari semua itu adalah ikhlas. Kita tidak usah takut dan ragu, karena sesungguhnya lebih banyak yang kita dapatkan daripada apa yang kita berikan, yang harus kita takutkan adalah kalau kita tidak dapat menyumbangkan apa – apa untuk orang lain . Sekecil apapun yang kita lakukan, bila itu dapat membuat kita bermanfaat , maka lakukanlah .

Detik demi detik haruslah kita menabung manfaat, dengan memanfaatkan diri kita untuk turut menyenangkan orang lain.

Jangan pernah merasa bahwa ada yang hilang bila kita bersedekah, karena itu merupakan bagian dari rizki kita untuk berbagi dengan orang lain. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini


View Comments

MQ Pagi 11 Juli 2010

Materi: Tauhid - Modal utama dalam hidup

Ringkasan Materi:
Rasulullah bersabda bahwa tujuan utamanya diutus di atas muka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlak. Akhlak yang mulia sesungguhnya adalah efek dari tauhid yang bagus. Tauhid yang membuat seseorang merasa selalu ditatap oleh Allah sehingga sadar bahwa tidak ada yang luput dan lalai dari pengelihatan Allah, selalu merasa didengar oleh Allah sehingga setiap ucapannya terjaga, dan selalu merasa hatinya diketahui oleh Allah sehingga setiap lintasan hati terpelihara dari hal-hal yang tidak disukai Allah.

Orang yang ber-tauhid bagus memiliki banyak ciri-ciri yang dengan mudah terlihat, diantaranya :
• Bersifat ikhlas
Ikhlas merupakan prilaku yang sangat bergantung dengan kekuatan tauhid karena artinya melakukan sesuatu tanpa tujuan lain selain lillahi taala. Artinya orang yang ikhlas pastilah mengenal Allah dengan baik dan tidak bertujuan yang lain selain Tuhannya.

• Tidak licik
Bagaimana bisa seorang yang bertauhid baik bersikap licik pada orang lain jika ia mengetahui bahwa Allah lah yang membolak-balik hati dan mengetahui setiap lintasan hati.

• Tidak dengki
Orang yang memiliki tauhid yang baik tidak mendengki dengan nikmat yang diberikan Allah kepada yang lainnya karena mengetahui Allah maha adil dalam membagikan rezeki dan menetapkan setiap takdir sehingga tidak perlu merasa dengki atau iri pada orang lain.

• Tidak banyak mengeluh
Orang yang bertauhid kuat tidak banyak mengeluh karena mengetahui setiap peristiwa dan episode hidup adalah perbuatan Allah. Yang dilakukan setiap terlibat masalah justru memeriksa tauhidnya, apakah ada sandaran lain selain Allah.

• Tidak mengharap apapun dari manusia
Ciri lain yang penting orang yang kuat tauhidnya adalah selalu hanya mengharap ridha Allah. Orang-orang ini tidak menjilat, cari muka, ataupun cari perhatian pada orang lain karena mengetahui manusia hanyalah syariat namun hakikatnya semua dari Allah.

Bagaimana agar kita menjadi manusia yang bertauhid baik? Ada 3 tips yang bisa kita lakukan :
  1. Berniat ingin dekat dengan Allah memulai semuanya dari keinginan yang kuat dari diri sendiri
  2. Mencari ilmunya baik dapat lewat guru, kaset, majelis ilmu, dll
  3. Mujahadah sungguh-sungguh pada Allah dengan mengamalkan setiap ilmu yang dimiliki.
(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

MQ Pagi 10 Juli 2010

Materi: Shalat | Oleh - oleh terpenting Isra' Mi'raj

Ringkasan Materi:
Hari ini kita memperingati Isra Mi’raj yang merupakan peristiwa ketika Allah memperjalankan hamba-Nya (Rasulullah) dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan kemudian ke Sidratul Muntaha dalam 1 malam. Peristiwa ini tentulah bukan bualan bagi orang yang beriman, bahkan merupakan salah satu tonggak sejarah saat diturunkannya perintah shalat yang disampaikan langsung oleh Allah pada Rasulullah.

Shalat memang memiliki nilai-nilai dan keutamaan yang khusus dibandingkan ibadah lainnya. Beberapa keutamaan tersebut adalah :

1) Shalat merupakan tiang agama
Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah mengatakan “Shalat itu adalah tiang agama. Barangsiapa menegakkannya maka sungguh ia menegakkan agamanya, dan barangsiapa meninggalkannya maka sungguh ia menghancurkan agamanya.”
Dari hadist ini, jelas lah bahwa shalat merupakan pengikat agama yang jika ditinggalkan berarti kita mengurai dan menghancurkan agama kita sendiri.

2) Shalat merupakan amal yang pertama kali dihisab
Diantara semua amal yang nanti akan dihitung saat hari perhitungan, shalat merupakan amalan pertama yang akan dihisab sebelum amal-amal yang lain. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berarti : “Paling awalnya sesuatu dimana seorang hamba akan dihisab adalah shalatnya. Jika didapati shalatnya sempurna, maka shalat dan semua amalnya akan diterima. Dan jika didapati shalatnya kurang, maka shalat dan semua amalnya akan tertolak.”

3) Amalan yang paling terakhir hilang dari muka bumi
Kiamat memang rahasia Allah, namun Rasulullah pernah menyebutkan beberapa tanda-tandanya. Salah satunya adalah dalam hadits Rasulullah riwayat HR. ahmad, Ibnu Hibban, dan Hakim dari Abu Umamah yang menyebutkan “ Sungguh, ikatan Islam akan tercabut unsur demi unsur, setiap kali Islam tercabut satu unsur, maka manusia bergantung pada unsur yang berikutnya. Yang pertama kali tercabut adalah hukum dan yang terakhir adalah shalat.”
Dari hadits ini dapat dilihat bahwa selama masih ada hamba yang mendirikan shalat, maka kiamat belum akan datang karena amalan inilah yang paling akhir akan tercabut dari muka bumi.

4) Wasiat Rasul yang terakhir sebelum beliau wafat
Diriwayatkan, saat Rasulullah mengalami sakaratul maut, sebelum wafat, beliau membisikkan pada Ali bin Abi Thalib yang menyerukan umatnya agar selalu mendirikan shalat. Betapa pentingnya amalan ini hingga di akhir hayatnya pun, Rasulullah mengingatkan kembali agar shalat tidak ditinggalkan.

5) Menjadi jalan untuk mendapatkan ridha Allah
Ridha Allah adalah tujuan hidup setiap orang yang beriman dan shalat merupakan jalan yang diberikan Allah untuk mencapai tujuan/visi hidup tersebut. Dalam Al Quran surat Maryam ayat 55 Allah berfirman yang artinya “Dan dia menyuruh keluarganya untuk mengerjakan shalat dan menunaikan zakat, dan dia seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.”

6) Satu-satunya perintah yang disampaikan langsung oleh Allah pada Rasulullah tanpa perantara
Hampir seluruh perintah Allah disampaikan pada Rasulullah melalui malaikat Jibril yang kemudian disatukan dalam kitab AlQuran. Namun perintah untuk melaksanakan shalat adalah satu-satunya perintah yang tidak disampaikan dengan perantaraan malaikat Jibril melainkan langsung diberikan oleh Allah pada Nabi Muhammad SAW saat beliau melakukan Isra Mi’Raj di tanggal 27 Rajab. Tentunya ini menunjukkan betapa pentingnya nilai ibadah ini diantara amal-amal shaleh yang lain.

7) Amal yang tidak bisa diganti dengan apapun
Jika dalam amalan lain, Allah memberikan keringanan bagi yang meninggalkannya, tidak demikian dengan shalat. Dalam puasa, kita mengenal qadha (mengganti puasa), dalam zakat ada orang-orang yang diperbolehkan tidak mengeluarkan zakat bahkan malah menerima zakat, namun dalam hal ibadah shalat, Allah tidak ada memberikan celah tawar menawar dan mutlak harus dilakukan dalam keadaan apapun. Jika tidak kuat berdiri, boleh duduk, berbaring, bahkan dengan isyarat. Jadi ada perintah yang membolehkan untuk meng-qadha shaum namun tidak ada perintah untuk meng-qadha shalat.

Semoga kita semua semakin semangat menjaga dan menegakkan shalat sehingga mendapatkan setaip keutamaannya, amin. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Thursday, July 8, 2010

MQ Pagi 09 Juli 2010

Thursday, July 8, 2010
Materi: Tarbiyatul Quran

Ringkasan Materi:
Allah SWT mendidik umat manusia melalui Al Quran. Jika kita menempatkan Al Quran sebagai rujukan, maka Allah akan memuliakan kita. Perkataan Umar bin Khattab yang dicatat sejarah dengan tinta emas yaitu: “Kita adalah kaum yang dimuliakan Allah dengan Islam. Jika mencari dari selain Islam, maka kita akan dihinakan.”

Sering interaksi dengan Al Quran yang kita lakukan belum mengena karena kita sekedar membaca, menjadikannya rutinitas tanpa kesungguhan. Banyak orang membaca bahkan menghapal tanpa mengerti. Allah menyukai orang-orang yang mengamalkan isi Al Quran meskipun mereka tidak hapal. Rasulullah pun mengingatkan kita bahwa Al Quran dapat menjadi hujjah bagi kita apabila kita mengamalkannya dan akan menjadi hujjah atas kita apabila kita tidak mengamalkannya.

Saat kita jatuh sakit, kita akan pergi ke dokter dan dengan segera menjalankan perintah dokter untuk meminum obat agar lekas diberi kesembuhan. Hal ini dilakukan karena kita yakin bahwa dokter tahu dan cara menangani penyakit kita. Sementara untuk firman-firman Allah, belum tentu kita akan bersegera seperti ini. Masya Allah.

Mari kita sama-sama yakini bahwa Al Quran adalah undang-undang, petunjuk Allah untuk kebahagiaan yang hakiki. QS. Al Baqoroh ayat 2: “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi yang bertakwa.” Ayat ini sungguh menggugah jika kita memaknainya sepenuh hati.

Para sahabat menikmati interaksi dengan Al Quran; tidak tergesa-gesa, membaca sedikit-sedikit, memahami, dan mengamalkannya. Sebelum melakukan ini semua, mereka tidak beranjak ke ayat lain dulu. Bahkan, Umar bin Khattab pernah mengkhususkan dua bulan untuk memaknai dua ayat dari QS. Al Muddatsir, yaitu ayat 8-9: “Apabila ditiup sangkakala,” “maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit.” Kita tidak boleh ketinggalan, kita bisa mulai dengan membaca satu ayat, memahami dan berupaya mengamalkannya, kemudian meningkat menjadi lima ayat, sepuluh, dan seterusnya.

Allah SWT mengistimewakan orang-orang yang benar interaksinya dengan Al Quran, yang bergetar hatinya ketika melantunkan ayat-ayat suci ini, yang membacanya dengan hati, bukan hanya dengan lisan. Al Quran mendidik manusia untuk menuju kebaikan dunia dan akhirat, menuju kebahagiaan yang sejati, insya Allah. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Wednesday, July 7, 2010

MQ Pagi 08 Juli 2010

Wednesday, July 7, 2010
Materi: Makna keadilan

Ringkasan Materi:
“Dan jika kamu memutuskan perkara, maka putuskanlah perkara itu di antara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.” (Q.S Al Maidah: 42)
Pengertian adil yang sesungguhnya bukan berarti membagi sama rata, tetapi menempatkan sesuatu pada tempatnya. Adil berarti keberanian dalam mengambil keputusan tanpa melibatkan perasaan. Jangan sampai karena kita merasa berhutang budi dengan seseorang membuat kita terperangkap tidak sanggup melihat kesalahan karena tertutup kebaikan. Begitu juga jangan sampai mengambil keputusan berdasarkan rasa kebencian yang bersemayam dalam hati kita.

Al Quran telah menjelaskan keadilan itu lebih dekat kepada takwa. Firman Allah SWT dalam Al Quran disebutkan,
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi yang adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al Maidah: 8)
Salah satu kunci agar kita dapat menegakkan kebenaran dan keadilan adalah menghilangkan rasa takut pakhluk ciptaan Allah (misalnya karena hutang budi, karena jabatan yang lebih tinggi, harta yang lebih banyak, dan berbagai macam alasan yang membuat takut). Kunci kedua adalah dengan menjauhkan diri dari “cinta dunia”, sebab orang yang cinta dunia tidak akan dapat bersikap adil. Sesungguhnya kesemuanya itu sudah terdapat hukumnya di dalam Al Quran dan Sunah.

Semakin adil seseorang akan semakin dicintai Allah, dan cinta Allah akan mendatangkan, kemuliaan, izzah,dan harga diri. Sesungguhnya keadilan itu akan mendatangkan ketenangan dan akan banyak disukai meskipun terkadang keputusannya tidak sesuai dengan yang diinginkan. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

MQ Pagi 07 Juli 2010

Pemateri: Ustadzah Rosyida
Materi: Maimunah binti al-Harits


Ringkasan Materi:
Maimunah binti al-Harits adalah istri Rasulullah yang sangat mencintai beliau dengan tulus selama hidupnya. Dalam keluarganya, Maimunah termasuk dalam tiga bersaudara yang memeluk Islam. Ibnu Abbas meriwayatkan dari Rasulullah, “Al-Mu’minah adalah tiga bersaudara, yaitu Maimunah, Ummu-Fadhal, dan Asma’.”

Maimunah dilahirkan enam tahun sebelum masa kenabian, sehingga dia mengetahui saat-saat orang-orang hijrah ke Madinah. Dia banyak terpengaruh oleh peristiwa hijrah tersebut dan juga banyak dipengaruhi kakak perempuannya, Ummul-Fadhal, yang telah lebih dahulu memeluk Islam, namun dia menyembunyikan keislamannya karena merasa bahwa lingkungannya tidak mendukung.

Dia menikah dengan Ibnu Mas’ud bin Amru bin Ats-Tsaqafi sebelum Islam, namun kemudian bercerai. Setelah itu dia menikah dengan Abu Ruham bin Abdul Uzza, seorang musyrik yang mati dalam keadaan syirik. Akhirnya, Maimunah tinggal bersama saudara perempuannya, Ummul Fadhal, istri Abbas bin Abdul Muththalib.

Suatu ketika, kepada kakaknya, Maimunah menyatakan niat penyerahan dirinya kepada Rasulullah. Ummul-Fadhal menyampaikan berita itu kepada suaminya sehingga Abbas pun mengabarkannya kepada Rasulullah. Rasulullah mengutus seseorang kepada Abbas untuk meminang Maimunah. Betapa gembiranya perasaan Maimunah setelah mengetahui kesediaan Rasulullah menikahi dirinya. Dialah satu-satunya wanita yang dengan ikhlas menyerahkan dirinya kepada Rasulullah ketika keluarganya hidup dalam kebiasaan jahiliyah. Allah telah menurunkan ayat yang berhubungan dengan dirinya:
“.. dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukminin…” (QS. Al-Ahzab:50)
Pernikahan Maimunah dengan Rasulullah dilaksanakan pada tahun ke-7 hijriah, setelah perjanjian Hudaibiyah dan Rasulullah bersama kaum muslimin memasuki Mekah untuk melaksanakan ibadah umrah qada.

Keteladanan yang dapat diambil dari beliau adalah:
  1. Maimunah memperlakukan istri-istri Rasulullah yang lain dengan baik dan penuh hormat dengan tujuan mendapatkan kerelaan hati beliau semata. Aisyah menggambarkannya sebagai berikut. “Demi Allah, Maimunah adalah wanita yang baik kepada kami dan selalu menjaga silaturahmi di antara kami.”
  2. Maimunah dikenal dengan kezuhudannya, ketakwaannya, dan sikapnya yang selalu ingin mendekatkan diri kepada Allah. Riwayat-riwayat pun menceritakan penguasaan ilmunya yang luas.
  3. Maimunah adalah wanita pemberani dan berjiwa patriotik, dia tak segan-segan bersikap keras kepada para pelaku kemaksiatan, meskipun orang itu adalah kerabatnya sendiri. Ibnu Sa’ad menyebutkan, dari Yazid bin Al-Asham, dia berkata, “Pada suatu hari, seorang laki-laki kerabat Maimunah datang kepadanya. Dari laki-laki tersebut tercium bau minuman keras. Lantas Maimunah berkata dalam keadaan marah, “Demi Allah, mengapa engkau tidak keluar ke tengah-tengah kaum muslimin, lantas mereka akan mencambukmu?”
  4. Maimunah adalah seorang sahabat wanita yang memiliki kontribusi banyak dalam ranah jihad fi sabilillah. Maimunah ikut membantu mengobati tentara Islam yang terluka, membawa air dan menuangkannya ke mulut para mujahid yang kehausan di medan tempur. Tak hanya itu, dia juga membawakan untuk mereka perbekalan makanan.
  5. Setelah Rasulullah SAW wafat tinggallah Maimunah sendirian hingga 50 tahun. Semuanya beliau jalani dgn baik dan takwa serta setia kepada suaminya. Hingga karena kesetiaannya kepada suaminya beliau berpesan agar dimakamkan di tempat dilaksanakannya Walimatul ‘Ursy dgn Rasulullah
Semoga kaum muslimah bisa meneladani kisah hidup dan keutamaan dari Ummul Mu’minin Maimunah tersebut. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Tuesday, July 6, 2010

MQ Pagi 06 Juli 2010

Tuesday, July 6, 2010
Materi: Hakikat kebahagiaan

Ringkasan Materi:
Siapa pun kita pasti menginginkan kebahagiaan. Namun sebagian dari kita menganggap kebahagiaan dicapai dengan mengumpulkan harta yang banyak. Jika beberapa orang ditanya apakah dengan kekayaan yang berlimpah, kebahagiaan dapat dicapai? Maka akan banyak orang yang tidak bahagia karena itu. Bahkan kebahagiaan itu tidak dapat diperoleh dengan syahwat semata. Sesungguhnya kebahagiaan datang dari 2 perkara:
  1. Perasaan yang aman dengan kondisi kita. Sebaliknya perasaan tidak aman membuat kita takut dan linglung dan kondisi ini sangat jauh dari kebahagiaan.
  2. Menghilangkan hal-hal yang tidak membuat kita bahagia. Contohnya adalah kesedihan. Rasa aman yang kita rasakan namun hati kita terus menerus bersedih maka sesungguhnya kebahagiaan masih belum dapat kita rasakan.
Jadi sesungguhnya kebahagiaan datang dari keistiqomahan kita akan aturan Allah SWT. Dalam Q.S Al-Ahqaf (46) ayat 13 - 14 Allah menegaskan bahwa orang-orang yang istiqomah adalah orang-orang yang tidak pernah takut dan bersedih. Inilah sumber keberkahan yang sebenarnya. Orang-orang yang mendapat keberkahan selalu mengkaitkan segala sesuatunya dengan Allah. Orang-orang akan merasakan kebahagiaan dan ketentraman hati karena selalu istiqomah maka itulah cukup baginya balasan dari Allah SWT.

Selain itu, ridho terhadap apapun yang Allah tentukan juga merupakan sumber kebahagiaan. Oleh karena itu maka kebahagiaan terkait penting dengan keimanan seseorang. Rasulullah pernah menyampaikan bahwa ada 3 hal seorang manusia itu dapat merasakan lezat dan nikmatnya keimanan:
  1. Mencintai Allah dan Rasul Nya melebihi apa pun
  2. Mencintai orang lain karena Allah
  3. Membenci dan menghindari kekufuran
Ketiga hal inilah buah dari kebahagiaan. Dan rasa syukur seorang muslim atas kebahagiaan yang diperoleh dapat tercermin lewat sholatnya yang khusuk dan menjadikan sholat sebagai istirahatnya seperti yang diteladani oleh Rasulullah SAW. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Monday, July 5, 2010

MQ Pagi 05 Juli 2010

Monday, July 5, 2010
Materi: Amalan yang terbaik adalah kebaikan yang membawa manfaat

Ringkasan Materi:
Sesungguhnya kebaikan disertai kemanfaatan adalah amalan yang paling baik dilakukan seorang manusia. Kebaikan yang dilakukan semasa hidup sebaik-baiknya adalah yang memiliki efek kebaikan jangka panjang. insyaAllah keberkahan akan kebaikan yang dilakukan akan terus mengalir sampai kita meninggal. Pahala akan terus mengalir baik untuk orang yang melakukan kebaikan maupun untuk orang yang meniru kebaikan tersebut.

Sibukanlah diri kita untuk meningkatkan amal sholeh karena sesungguhnya amal sholeh dapat menjadi teman kita pada saat hari perhitungan di akhirat nanti. Dalam haditsnya, Rasulullah SAW pernah berpesan yang intinya bahwa ada 3(tiga) amalan yang menjadi bekalan kita di akhirat, yaitu perbanyak ilmu, doa anak sholeh, dan amal jariyah. Perbanyak ilmu harus disertai dengan pengamalan atas ilmu tersebut. Ketiga amalan tersebut sesungguhnya harus disertai dengan keikhlasan. Untuk itu, maka pada saat yang sama kita harus dapat menjaga diri untuk terus ikhlas. Sesungguhnya 1 desahan nafas adalah 1 langkah menuju kematian, oleh karena itu janganlah kita salah strategi dalam beramal.

Beberapa langkah yang harus kita lakukan dalam hidup kita agar tidak salah strategi, yaitu:
  1. Kekuatan niat dalam beramal menjadikannya sebagai sebuah ibadah dan pahala. Sesungguhnya Allah tidak akan mengingkari janjinya, oleh karena itu terus perbaharuilah niat kita karena Allah SWT semata.
  2. Hendaknya sempurnakanlah ikhtiar dengan memaksimalkan potensi yang kita miliki.
  3. Sempurnakanlah urusan kita hanya pada Allah SWT karena sesungguhnya kemampuan kita sangat terbatas. Pasrahkan segalanya hanya pada Allah SWT
(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Sunday, July 4, 2010

MQ Pagi 04 Juli 2010

Sunday, July 4, 2010
Pemateri: Ustadz Mulyadi Al Fadil
Materi: Menghindari kesengsaraan hidup

Ringkasan Materi:
Terdapat 2 kelompok manusia yang hidupnya akan mengalami kesengsaraan. Pertama adalah orang yang memelihara kesyirikan. Orang yang syirik akan sengsara karena dia memilih jalan yang salah. Diibaratkan seperti seorang yang pergi melakukan perjalanan, apabila tidak mengetahui tujuannya dengan jelas maka yang terjadi adalah tersesat, nyasar atau bahkan berputar-putar tanpa kepastian. Ketidakjelasan tujuan akan membawa kita kepada pusaran kesengsaraan. Sebaliknya, seorang muslim yang terbebas dari kesyirikan akan menikmati hidup yang tenang dan bahagia.

Kedua, kelompok yang sengsara adalah orang yang memelihara kemunafikan. Orang munafik adalah mereka yang apabila bicara berdusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila diberikan amanah berkhianat. Orang munafik selalu bergelut dengan kesengsaraan. Bayangkan saja ketika kita berdusta, tidak pernah bisa hanya sekali. Sekali berdusta, pasti akan diikuti dusta kedua untuk menutupi, dan seterusnya. Itulah orang munafik, hidupnya sengsara karena terusterpenjara dalam kebohongan dirinya sendiri.

Lalu, bagaimana agar kita tidak terjebak dalam kesengsaraan tersebut. Mari kita ingat Firman Allah dalam QS. Asy-Syam (91) ayat 8-10 sebagai berikut:

8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
10. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Dari ayat tersebut kita dapati pelajaran kalau kita ingin memilih jalan takwa dan terhindar dengan kesyirikan dan kemunafikan, tidak ada pilihan lain, kecuali kita senantiasa membersihkan hati. Dalam rangka itu, marilah terus secara istiqomah menghadiri majelis ilmu, memperkaya diri kita dengan ilmu manajemen hati. Marilah terus tanpa henti mengingati kesalahan diri dengan terus bertobat dan beristighfar, setiap saat, setiap hari. Dan, marilah kita terus meninjau tujuan hidup kita, lalu pastikan tujuan akhiratlah yang kita tuju, bukan dunia yang fana ini ... (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Friday, July 2, 2010

MQ Pagi 03 Juli 2010

Friday, July 2, 2010
Pemateri: Ustadz Shalahudin
Materi: Tips mendapat hidayah dan petunjuk Allah

Ringkasan Materi:
Memasuki akhir bulan Rajab yang artinya semakin mendekati Bulan Ramadhan tentu kita harus semakin giat mencari cara dalam mendapatkan hidayah dan petunjuk Allah SWT. Dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 183-188 dibahas hal-hal yang terkait dengan Shaum di Bulan Ramadhan dari mulai perintah untuk melakukannya, siapa saja yang wajib melaksanakan, apa saja yang mebatalkan, sampai dengan keringanan-keringanan yang ditetapkan oleh Allah. Sebenarnya jika diperhatikan, ada 1 ayat dalam rangkaian ayat-ayat tersebut yang tidak terkait secara langsung dengan Shaum Ramadhan namun lebih secara langsung bicara tentang hidayah dan petunjuk Allah secara umum. Ayat yang dimaksud adalah ayat 186 yang artinya :

“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaKu. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-ku, agar mereka memperoleh kebenaran.”

Ayat ini dapat di¬-breakdown menjadi beberapa hal yang dapat menjadi tips bagaimanakah cara mendapatkan hidayah dan petunjuk dari Allah SWT ; yaitu :

1) Bertanya
Hal pertama yang menjadi cara untuk mendapatkan petunjuk adalah BERTANYA. Sederhana karena bertanya merupakan obat dari kebodohan dan ketidaktahuan. Oleh karena itu, bertanya harus dilakukan pada orang yang berpengetahuan. Jika dalam ayat di atas, disebutkan bertanya pada Rasulullah, maka di zaman sekarang (ketika Rasulullah sudah tidak ada bersama kita) bertanya dapat kita lakukan pada :
- Peninggalan Rasulullah
Yang dimaksud peninggalan Rasulullah adalah Kitab AlQuran dan Sunah Rasul (Hadist) yang merupakan 2 perkara yang jika kita berpegang teguh pada keduanya maka tidak akan tersesat. Jadi kalau kita ada yang tidak tahu tentang sesuatu, langkah pertama bukalah AlQuran dan Hadist.
- Pewaris Rasulullah
Yang dimaksud pewaris Rasulullah adalah para ulama dengan kapasitas keilmuan yang baik. Sehingga mengikuti majelis-majelis taklim adalah salah satu cara yang bijak dalam mencari petunjuk Allah.

2) Bergabung dengan kelompok hamba-hamba Allah
Agar mendapatkan petunjuk Allah, kita juga harus tergabung dalam kelompok hamba-hamba Allah. Bagaimana kriterianya?? AlQuran surat AlFurqan ayat 63 sampai ayat terakhir (77) menceritakan banyak tentang ciri-ciri orang yang menjadi hamba-hamba Allah. Ciri-cirinya antara lain : rendah hati, senang membalas kejahatan dengan sesuatu yang baik, rajin melakukan shalat di malam hari (qiyamul lail), takut pada neraka, dll.
Jadi jika kita ngin mendapatkan petunjuk Allah, kita harus berusaha agar kita dapat digolongkan sebagai hamba-hamba-Nya dengan melakukan hal-hal yang dicirikan dalam Surat AlFurqan tersebut.

3) Berdoa
Doa adalah perbuatan seorang hamba meminta kepada Allah agar Allah melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Berdoa menunjukkan penghambaan dan pengharapan kepada Allah sehingga sangat krusial dan penting. Ayat ini diletakkan di antara ayat-ayat yang membahas Shaum Ramadhan juga memberi isyarat betapa besar artinya untuk berdoa terutama di bulan Ramadhan.

4) Bersikap responsif dalam melakukan perintah Allah
Maksudnya untuk mendapatkan petunjuk, kita harus sungguh-sungguh dalam melakukan setiap perintah Allah dan bersikap responsif dengan cara tidak lalai/sembrono.

5) Beriman kepada Allah
Yang terakhir namun menjadi paling penting, jika kita menginginkan petunjuk Allah, hendaknya didasari dengan keimanan yang tebal sebab keimanan tersebut merupakan modal dasar sebuah amal shaleh. Amal shaleh yang dilakukan tanpa dasar keimanan diibaratkan debu yang berterbangan dengan sia-sia.
Demikian isyarat-isyarat yang disampaikan Allah dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 186, semoga kita tergolong dalam hamba-hambaNya yang selalu diberi hidayah dan petunjuk, Amiin. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Thursday, July 1, 2010

MQ Pagi 02 Juli 2010

Thursday, July 1, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Tantangan kepemimpinan

Ringkasan Materi:
Dalam kehidupan ini, seringkali perilaku kita mempengaruhi orang lain. Pengaruh tersebut bisa jadi dalam arah positif, bisa juga dalam arah negatif. Mari kita lihat beberapa contoh kasus sebagai berikut:

Ada seseorang menunjukkan informasi tempat kemaksiatan, walaupun hanya berkata "tuh" yang menunjukkan arah tempat tersebut. Jika orang yang ditunjukkan tersebut melakukan kemaksiatan yang dimaksud, maka orang yang menunjukkan "tuh" tadi juga akan menanggung dosanya .. Naudzubillah ...

Ada seorang direktur perusahaan. Setiap hari memberikan motivasi dan juga contoh melakukan shalat. Karyawan-karyawan kemudian tergerak untuk disiplin dalam shalatnya. Maka pahala dan kebaikan pun dipastikan akan juga mengalir pada sang direktur ... Subhanallah ..

Itulah tantangan kepemimpinan kita. Apakah kita akan menjadi trigger(pemicu) kebaikan atau sebaliknya malah jadi pemicu kemaksiatan?? Mari kita melihat diri kita dan peran kita sehari-hari sebagai orang tua, apakah kita memberikan keteladanan baik atau contoh keburukan. Atau kita yang sehari-hari sebagai guru, apakah kita melahirkan murid-murid yang akan berlomba dalam kebaikan. Atau peran kita sebagai mubaligh, jangan-jangan hanya pandai berbicara tetapi kosong dalam keteladanan ...(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments