Live Streaming Aa' gym di USTREAM

Cek terus halaman ini untuk melihat ceramah aa' secara live via ustream. Jadwal live streaming - menyusul, atau kunjungi http://www.ustream.tv/channel/aagym-dt untuk melihat rekamannya.

Kajian Asmaul Husna - tiap Kamis malam pukul 19.30 wib

Live video chat by Ustream

Wednesday, June 30, 2010

MQ Pagi 01 Juli 2010

Wednesday, June 30, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Yang paling berbahaya adalah keburukan diri sendiri

Ringkasan Materi:
Seringkali fokus diri ini tidak sesuai pada tempatnya, seharusnya kita fokus memikirkan keburukan diri sendiri bukan fokus memikirkan keburukan orang lain. Sering memikirkan perilaku orang lain, tetapi tidak memikirkan perilaku sendiri. Tidak akan terancam bahaya apabila orang menghina kita, karena semua nikmat datangnya dari Allah, semua karunia datangnya dari Allah, tidak akan ada yang bisa menghalangi takdir Allah. Maka apa perlunya kita sakit hati dengan orang lain.

Sesungguhnya yang paling berbahaya adalah keburukan diri sendiri. Sebab keburukan diri dapat menghanguskan pahala, seperti api membakar kayu. Tidak perlu kita meragukan pahala yang diberikan Allah, tidak perlu kita memikirkan pahala itu, tetapi sibukkan diri untuk memikirkan apa yang akan merusak pahala kita, apa yang akan menimbulkan dosa. Karena dosa itu yang akan terus mengejar kita.

Apabila kita memang dalam posisi yang benar maka Allah akan menanamkan ketenangan (sakinah) dalam hati. Sering kita merasa bahwa perbuatan salah yang kita lakukan dikarenakan setan, dan kita menyalahkan setan atas perbuatan tercela tersebut, padahal setan hanya membisikkan saja dan akan berbahaya apabila kita mengikuti bisikan tersebut. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini
mohon maaf rekaman hari ini tidak dapat dimaksimalkan karena ada gangguan teknis di radio saat merelay MQ Pagi

View Comments

MQ Pagi 30 Juni 2010

Pemateri: Ustadzah Siti Sumarni
Materi: Pentingnya kewajiban sholat

Ringkasan Materi:
Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada bulan rajab ini adalah isra' mi'raj, peristiwa ini sebagai momentum bagi umat Islam, karena pada peristiwa tersebut rasulullah secara langsung diperintahkan Allah untuk melaksanakan kewajiban shalat lima waktu. Oleh karena itu mengapa shalat menjadi kewajiban bagi umat Islam sampai sekarang.

Shalat sebagai wasiat rasul yang terakhir yang merupakan alat untuk membentengi diri dan sebagai al;at pertahanan diri. maka kalau kita tidak shalat apa yang dapat menjadi pertahanan diri kita?. Dengan shalat akan menjadikan hati menjadi tenang, dan shalat sebagai cahaya hati. Allah telah memperintahkan shalat, dan suatu hari nanti Allah akan meminta pertanggungjawaban pada kita. Tentunya Allah akan memprioritaskan hak kita apabila kita juga mau memprioritaskan hak Allah. Sehingga Allah akan meneguhkan hati kita, seperti firman Allah dalam ayat berikut:
"Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad: 7)
(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Tuesday, June 29, 2010

MQ Pagi 29 Juni 2010

Tuesday, June 29, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Hati yang bergantung pada Allah

Ringkasan Materi:
Allah Maha Menyaksikan segala yang kita lakukan. Sesungguhnya kita tidak perlu pusing dengan apa yang dipikirkan orang lain, apakah mereka tahu atau tidak akan kebaikan dan pengorbanan yang kita lakukan atau tidak. Kita hanya perlu fokus untuk melakukan semuanya dengan ikhlas, juga menjauhkan riya’ dari hati kita.

Apa untungnya pamer prestasi atau kebaikan? Hendaknya kita memahami bahwa segala nikmat dapat dengan mudah dicabut olehNya. Seharusnya kita banyak berdiam, bersyukur, menenggelamkan diri dengan hal-hal yang Allah ketahui tentang kita. Ini mencakup amal-amal yang terselip dalam hati, segala masalah, serta solusinya. Untuk semua hal yang kita anggap kompleks, Allah yang Maha Tahu sudah mempunyai jalan keluarnya. Hal-hal yang berat bagi kita adalah karena kita mengandalkan diri sendiri maupun makhluk lain, bukan bersandar padaNya. Padahal Allah dengan kesempurnaanNya mampu membuat alam semesta ini bekerja dengan seimbang, apalagi untuk menyelesaikan urusan kita.

Jika kita bertakwa kepada Allah, maka akan ditunjukkanNya jalan keluar dan diberikanNya rizki dari jalan yang mungkin tidak diduga-duga. Hati yang hanya bergantung pada Allah tanpa cela akan mudah melewati proses kehidupan ini. Maka, sangatlah penting untuk memeriksa kadar keimanan dalam hati kita, banyak berdzikir, mengevaluasi dosa-dosa yang telah diperbuat, memerhatikan akhlak, dan bertaubat. Hal-hal ini perlu dilakukan di awal ketika menghadapi masalah, jangan melihat hanya di permukaan, misalnya langsung mengadakan rapat, membahas strategi promosi, dan lain-lain. Hal-hal teknis ini pada esensinya hanyalah sarana untuk mencari pemecahan yang diperlukan.

Jika kita bergantung padaNya, Allah akan menjamin semua urusan selesai dengan cara-caraNya yang indah, termasuk yang tidak kita sangka-sangka sebelumnya. Allah adalah pihak pertama yang harus kita jadikan tempat mengadu. Yakinlah dengan kekuasaanNya yang Maha atas langit dan bumi, andalkan dan dekati Dia, maka Allah akan menuntun ikhtiar kita, membukakan pintu-pintu yang tadinya terlihat tertutup, dan menunjukkan jalan-jalan yang tadinya terlihat buntu.

Mudah-mudahan Allah yang Maha Dekat berkenan membuat hati kita senantiasa dekat denganNya. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Monday, June 28, 2010

MQ Pagi 28 Juni 2010

Monday, June 28, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Memiliki hati yang tidak menuntut

Ringkasan Materi:
Q.S Thaha ayat 25-28: “Berkata Musa: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataannku”

Orang yang beruntung adalah orang yang dilapangkan hatinya oleh Allah SWT sehingga kemudahan menyertainya dalam segala urusan dan yang keluar dari mulutnya adalah perkataan-perkataan yang berbobot. Sebaliknya, orang yang sempit hatinya akan menghadapi kesulitan dalam urusan-urusannya dan perkataan-perkataan yang dikeluarkan merupakan sesuatu yang dangkal.

Hendaknya kita tidak pernah menuntut orang lain untuk menjaga perasaan kita, tidak menyebut-nyebut pengorbanan dan jasa-jasa yang telah dilakukan. Mari bayangkan jika seorang pemimpin, baik itu panglima perang, direktur perusahaan, kyai, guru, atau ayah sebagai kepala rumah tangga, berkeluh kesah mengenai hal-hal yang telah dia lalui, masalah-masalah kesehariannya dan lain-lain. Hal ini pasti menimbulkan kesan bahwa mereka adalah pemimpin yang cengeng, mudah mengeluh, dan terlalu berkutat dengan diri mereka sendiri.

Kita harus melatih diri untuk menjadi orang yang mampu meraba perasaan orang lain, tidak perlu mengharapkan orang untuk mengerti perasaan kita. Penting bagi kita untuk berterima kasih kepada orang lain, tetapi tidak perlu untuk mengharap rasa terima kasih orang lain bagi kita. Sebaiknya kita juga senantiasa menghargai orang lain, tidak perlu sebaliknya; berharap agar orang lain menghargai kita. Orang-orang yang mempu melakukan ini adalah orang-orang yang mulia akhlaknya.

Orang-orang yang terlalu menuntut tidak akan pernah merasa tenang, selalu terpenjara oleh ekpektasi yang tinggi terhadap orang lain dan akan merasa sakit hati karena sikap mereka sendiri. Orang-orang di sekitarnya tidak akan merasa respek dengan orang yang bermental miskin seperti ini.

Ada satu lagu sederhana dengan lirik yang sangat bermakna; “Hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya, menyinari dunia”. Lagu ini memang tentang kasih seorang ibu, tetapi jika kita dapat memaknainya dengan lebih luas, maka orang-orang yang dapat memberi tanpa pamrih adalah orang-orang yang memiliki kenikmatan yang hakiki.

Orang-orang seperti ini dapat mengondisikan hati mereka sehingga terasa ringan dan lapang, tidak merasa kehilangan atas yang telah mereka berikan dan tidak berpikir mengenai imbalan yang bisa mereka dapatkan. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Sunday, June 27, 2010

MQ Pagi 27 Juni 2010

Sunday, June 27, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Menuju hati yang tidak mudah tersinggung

Ringkasan Materi:
Menurut teori marah, ada 4 golongan manusia yaitu :
  • Orang yang susah marah, namun sekalinya marah sangat dahsyat dan biasanya terbawa dendam kesumat terus menerus
  • Orang yang mudah marah namun mudah reda
  • Orang yang mudah marah dan sulit berhenti ketika marah
  • Orang yang susah marah dan cepat reda ketika marah
Tergolong dalam jenis manakah diri kita?? Tentu yang paling baik adalah golongan terakhir, walaupun jumlahnya paling sedikit diantara 3 golongan yang lainnya, karena menjadi orang yang tidak mudah marah bukanlah perkara yang mudah. Sesungguhnya memiliki hati yang tidak mudah tersinggung adalah karunia besar dari Allah yang harus diusahakan oleh tiap insan, karena ketenangan hati sangat mahal harganya.

Mengapa manusia merasa tersinggung?? Sejatinya karena merasa dirinya ‘LEBIH’ daripada orang lain, sehingga ketika ada sesuatu yang menyundul ‘kelebihan’nya tersebut dengan sangat mudah sumbunya tersengat dan kemudian merasa tersinggung. Bila dibiarkan lama kelamaan perasaan lebih ini akan berkembang menjadi sombong. Penyebab lain orang merasa tersinggung karena mendengar perkataan yang menurut hati kecilnya memang mendekati kebenaran, sehingga mudah menyulut emosinya.

Marah memang suatu hal yang manusiawi, namun ketika marah kepentingannya adalah nafsu. Dan ketika kita hanya mengedepankan nafsu, tentu bukan kebaikan yang akan didapatkan. Untuk itu ada beberapa langkah yang dapat kita usahakan untuk menuju hati yang tidak mudah tersinggung, yaitu antara lain :

(1) Bertanya dan jujur pada diri sendiri
Ketika ada hal yang berjalan di luar kenyamanan kita, bertanyalah pada diri kita....”perlukah perkataan ini melukai saya?”, “perlukah kejadian ini merusak ketenangan saya?, “ Perlukah saya merusak suasana dengan membesar-besarkan perkara ini?”, kemudian jujurlah untuk menjawabnya. Jika memang jawaban jujurnya adalah tidak dan memang tidak ada manfaatnya bagi diri kita untuk merasa tersakiti maka bersikaplah tenang yang biasa saja. Jangan biarkan ketenangan dan kebahagiaan hidup kita tercuri oleh hal-hal yang remeh yang sebenarnya tidak ada gunanya bagi siapapun.

(2) Tingkatkan empati pada orang lain
Cobalah untuk menilai segala sesuatu dari sudut pandang orang lain dan mengembangkan pikiran positif agar empati kita meningkat. Ketika kita memposisikan diri kita pada posisi orang lain, kita akan lebih mudah memaklumi setiap perkataan dan perlakuan orang lain terhadap kita.

(3) Legawa dan lapang dada
Belajar untuk melapangkan hati, melapangkan dada, dan bersikap ikhlas terhadap setiap takdir. Dengan menyadari bahwa segala sesuatu terjadi atas ijin allah tentu akan membantu kita berlapang diri menghadapi situasi yang lazimnya menyulut nafsu marah manusia.

Semoga kita semua mendapatkan kekayaan berupa kesabaran dan kesabaran tersebut menjadi modal untuk bersama-sama memiliki hati yang tidak mudah tersinggung, amiin. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Saturday, June 26, 2010

MQ Pagi 26 Juni 2010

Saturday, June 26, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Mengkombinasikan hati yang yakin dan ikhtiar yang sempurna

Ringkasan Materi:
Manusia diciptakan ntuk menyempurnakan ibadah kepada Allah. Tugas kita adalah mencari cara agar setiap aktifitas yang kita lakukan diterima sebagai ibadah kepada Allah. Bagaimana caranya kita belajar agar segala sesuatu mendekatkan diri kita dengan allah dan selalu dapat member manfaat bagi hamba Allah yang lain. Karena salah satu kesuksesan dimata Allah bukanlah dari tingkat kepopuleran atau banyaknya pujian dari manusia melainkan dari banyaknya manfaat yang dapat kita bagi dengan orang lain.

Ukuran kesuksesan lain akan terlihat pada keadaan mendapatkan tekanan dan ujian. Jangan terkecoh dengan keadaan aman dan tenang karena seringkali hikmah datang disertai dengan badai cobaan bersamanya, sehingga dalam keadaan seperti inilah kualitas keimanan seseorang akan benar-benar terlihat. Apalagi ketika cobaan dan ujian dari Allah diberikan justru ketika seseorang menuju suatu kebaikan atau berniat melakukan ibadah besar seperti umrah dan haji.

Saat ini berkembang berbagai ujian baru terkait pemberangkatan umrah dan haji. Pemerintah Arab Saudi memberlakukan peraturan-peraturan baru terutama terkait pemberian VISA, yang sebenarnya bermaksud baik demi melindungi calon jemaah namun sayangnya aturan tersebut tidak disosialisasikan dengan baik sehingga terlambat sampai pada penyelenggara umrah dan akhirnya menyulitkan pengaturan pemberangkatan.

Namun kiranya, adanya peraturan baru dan ujian-ujian dalam pemberangkatan umrah ini jangan menjadikan kita kecil hati. Demikian pula halnya menyikapi melambungnya harga yang harus dibayar untuk melakukan ibadah tersebut. Jangan terhalang niat karena perkara uang, karena sesungguhnya Allah yang mengundang, Allah yang akan mencukupi ongkosnya, memberikan kesehatan dan menyiapkan waktu serta detail keberangkatannya. Tugas kita adalah terus meningkatkan keyakinan, menjadikan hati kita haqul yakin bahwa segala sesuatu berada di tangan Allah yang menguasai kejadian dan mengkombinasikan dengan penyempurnaan ikhtiar termasuk di dalamnya bertobat dan berserah diri secara total pada Allah.

Seluruh jalan berliku yang saat ini harus dijalani menuju pemberangkatan ke tanah suci, sesungguhnya adalah variasi dari Allah agar kita semua, baik jemaah, pembimbing, maupun pelaksana kembali untuk meluruskan niat masing-masing. Semoga Allah selalu melimpahkan keyakinan dalam hati kita bahwa segalanya berada di tangan-Nya dan yang terjadi adalah yang terbaik menurut Allah, sang penguasa kejadian. (materi dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

MQ Pagi 25 Juni 2010

Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Makna kesuksesan sesungguhnya

Ringkasan Materi:
Rasul telah bersabda: "Sebaik-baik manusia ialah orang yang memberi manfaat pada manusia (termasuk meratakan kasih sayang)". Riwayat At Tabrani

Selama ini paradigma suskes adalah hanya sebatas banyak harta, pendidikan tinggi, kedudukan tinggi, memiliki pangkat jabatan, fisik sempurna, terkenal, banyak dipuji orang dan sebagainya. Tapi apalah arti semuanya itu apabila tidak dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Inti dan makna dari kesuksesan bukan pada aksesorisnya, tetapi pada manfaat yang dapat diberikan. Maka alat ukur kesuksesan yang sesungguhnya adalah kemanfaatan. Semakin kita banyak memberi manfaat, berarti semakin sukses.

Orang kaya dan populer tetapi korupsi akan membawa kemudharatan, memiliki jabatan tetapi tidak manfaat untuk orang lain, kesemuanya itu dikarenakan miskin jiwanya. Maka dimanakah letak kesuksesannya?

Dimanapun posisi kita berada, menjadi pelayan kecil ataupun pemegang jabatan tertinggi, apabila dapat memberikan manfaat pasti kita akan sukses. Dengan catatan manfaat yang diberikan lillahita’ala. Dilakukan hanya karena Allah semata. Sebab Allah maha menggenggam apa yang di langit dan di bumi, Dia maha mengetahui, sekecil apapun kebaikan yang dilakukan pasti Allah melihat, sekalipun itu lebih kecil dari kuman, partikel, dan sel. Semua yang kita lakukan itu akan kembali pada diri kita. Jangan dipikirkan balasan apa yang akan diterima, harus ikhlkas. Dan jangan ragukan lagi janji Allah.

Ketika menerima sesuatu dari orang lain, balas dengan berlipat kebaikan agar kita tergolong yang memberi manfaat. Menjadi orang yang banyak memberi manfaat tentu lebih baik daripada hanya sekedar menerima manfaat. Selain itu hal yang perlu diperhatikan adalah kemampuan diri, ukur diri sendiri seberapa mampu kita dapat memberi manfaat.

Mari tanamkan dalam hati: “ Sukses adalah manfaat di jalan Allah, manfaat karena Allah”. Maka jangan pelit melakukan kebaikan. Berlomba lomba-lah untuk memberi bukan untuk menerima. (materi dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Thursday, June 24, 2010

MQ 24 Juni 2010

Thursday, June 24, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Tafakur bila hati resah

Ringkasan Materi:
Apabila hati resah dan tidak tenang, sumber kegelisahan tersebut adalah dari diri kita sendiri. Inti terbesarnya adalah karena kita tidak berharap pada Allah, tidak menyandarkan diri pada Allah, tetapi lebih berharap pada manusia. Tidak pantas hati ini bersandar pada makhluk ciptaan-Nya, karena seluruh nikmat yang telah kita peroleh datangnya hanya dari Allah. Allah sudah berfirman sebagai berikut:
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan”. (QS. An-Nahl: 53)
Kunci agar kita dapat menjadi manusia yang menggantungkan diri pada Allah adalah dengan memiliki keyakinan yang kokoh pada Allah, bahwa semua karunia datangnya hanya dari Allah. Sebagai contoh, nikmat keinginan beribadah dan bersedekah, jangan sampai kita merasa bahwa kebaikan itu bersumber dari kita. Niat, harta , dan ladang untuk bersedekah telah disiapkan Allah agar kita dapat bersedekah, semua sesungguhnya hanya datang dari Allah. Jangan pernah merasa diri sudah membuat kebaikan. Mari kita periksa kembali sesungguhnya kita berbuat baik untuk apa, apakah karena ingin mendapat penilaian makhluk, ingin dipuji, ingin dilihat baik, ingin dihormati, dsb, sesungguhnya hal itu yang membuat kita gelisah. Allah maha tahu apa yang ada dalam hati, karena Dia adalah penguasa alam semesta, dan maha membolak-balikkan hati. Apabila Allah ridho pada kita maka hati ini akan dibuat nyaman.

Masalah kedua pada hati yang gelisah adalah karena dosa. Kegelisahan datang dari dosa. Maka periksa apakah dosa yang telah kita lakukan. Sebaik-baik manusia pasti memiliki dosa, maka segerakan bertaubat, dan Allah lah yang berkuasa akan menolong kita, Allah dapat melihat diri kita yang sebenarnya.

Kegelisahan dan keresahan sesungguhnya bersumber dari diri kita sendiri, maka tafakuri diri setiap saat dan setiap waktu. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

MQ Pagi 23 Juni 2010

Pemateri: Ustadzah. Erika Suryani Dewi, LC
Materi: Persiapan fiskd an ruh dalam menyambut bulan Ramadhan

Ringkasan Materi:
Dalam QS. Ibrahim (14) ayat 7 Allah SWT berfirman Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Makna dari surat tersebut menyadarkan kita bahwa segala sesuatu yang dirasakan sampai sekarang adalah nikmat. Begitu pula dengan nikmat yang Allah beri sampai pada bulan Rajab ini. Untuk menyambut bulan Ramadhan, banyak sekali yang harus kita persiapkan. Persiapan bulan Ramadhan terus menjadi pembahasan karena begitu mulianya bulan Ramadhan. Maka sangat sayang jika kita menyia-nyiakan nikmat Allah di bulan Rajab ini. Sesungguhnya Allah telah memberi kesempatan bagi kita untuk meningkatkan amal ibadah baik secara kuantitas maupun kualitas. Di bulan Rajab inilah hendaknya dijadikan menjadi bulan latihan untuk memperbaiki amal ibadah kita. Dan sesungguhnya Allah SWT akan ridho jika dalam beribadah, kita memperhatikan rambu-rambunya, jadi tidak hanya kuantitas yang diperhatikan tapi juga kualitas ibadah.

Dalam menjalani bulan Ramadhan nanti, kita berharap tidak hanya fisik kita yang kuat tetapi hati kita juga harus kuat. Oleh karena itu dibutuhkan pula persiapan hati dan ruh kita dengan selalu menjaga hati dari perilaku yang tidak disukai oleh Allah SWT. Persiapan ruhiyah ini dapat kita lakukan dengan memperbanyak doa. Amal dan ibadah yang baik tapi tidak diiringi dengan niat & ruh yang bersih maka akan sia-sia ibadah kita.

Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan yang disucikan oleh Allah, maka barang siapa yang menyambut bulan Ramadhan dengan baik maka Allah akan pula menyambut kita dan sebaliknya. Untuk itu maka persiapkanlah diri kita dengan memohon kepada Allah agar Allah SWT menjaga amal ibadah kita sampai pada bulan Ramadhan nanti karena semata-mata untuk meraih keutamaan, keberkahan dan ampunan dari Nya. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Tuesday, June 22, 2010

MQ Pagi 22 Juni 2010

Tuesday, June 22, 2010
Kemuliaan di sisi Allah swt adalah ketakwaan

Ringkasan Materi:
Kehidupan dalam dunia ini adalah sementara. Seberapa cintakah kita pada dunia? Cara mengukur hubbud dunia atau cinta dunia dapat dilihat dari 2 hal berikut:
  1. Barang yang kita miliki adalah ciptaan Allah. Jangan sampai barang yang kita miliki menjadikan kita merasa terhormat. Sesungguhnya kemuliaan di sisi Allah bukan dilihat dari harta benda yang kita miliki, melainkan ketakwaan lah yang membuat seseorang mulia di mata Allah.
  2. Kenalan kita. Terkadang kita merasa bangga memiliki teman yang punya jabatan tinggi atau terkenal. Sesungguhnya yang membuat kita bersyukur adalah ketika memiliki kenalan orang-orang yang bertakwa.
Janganlah merasa bangga dengan memiliki kenalan yang punya jabatan atau populer. Janganlah kita menebeng beken dari mereka karena sesungguhnya jabatan atau popularitas adalah aksesoris dunia. Dalam Q.S Al-Hujurat, Allah SWT berpesan dalam ayatnya bahwa sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang Bertakwa. Standar sukses dan keberhasilan seseorang dijadikan standar dalam hidup di dunia maka kita akan selalu hidup dengan topeng.

Evaluasilah diri kita setiap hari, bahwa Allah SWT yang berhak menilai. Sesungguhnya jabatan, popularitas dan semuanya yang melekat pada manusia adalah sama di mata Allah yang membedakan adalah ketakwaannya. Dan sesungguhnya takwa adalah sebaik-baik bekal dalam hidup kita. Allah SWT mengulang-ulang kata takwa di Al-Qur’an. Hal ini menandakan bahwa begitu penting dan banyak keutamaan dari takwa.

Kerugian dan kesengsaraan yang paling dirasakan oleh manusia adalah ketika menghadap Allah dengan tidak menggunakan pakaian takwa seperti dalam QS. al-A'raf (7) ayat 26. Hakekat ketakwaan di mata Allah adalah ketika kita menaati Allah di atas cahaya Allah dan meninggalkan kemaksiatan pun di atas cahaya Nya. Mari kita periksa hati kita karena sesungguhnya dunia ini hanya sementara dan semoga Allah menempatkan dunia dengan tepat di hati kita. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Monday, June 21, 2010

MQ Pagi 21 Juni 2010

Monday, June 21, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Mengungkit dan membangga-banggakan amal

Ringkasan Materi:
Salah satu yang harus kita latih dalam diri kita adalah belajar lupa kepada kebaikan dan amal yang kita lakukan. Faktor yang paling penting dalam beramal adalah keikhlasan. Ada 3 tipe ikhlas dalam beramal, yaitu:
  1. Niat yang salah dari awal sebelum beramal.
  2. Pada waktu beramal, niatnya berubah.
  3. Di ujung beramal, niat kita ingin diketahui oleh orang lain.
Ketiganya sama-sama mengurangi pahala beramal dan pada intinya adalah lebih merasa ingin dinilai orang. Dalam Q.S Al-Baqarah (2) ayat 264, Allah SWT berpesan bahwa janganlah kita mengungkit sedekah. Sedekah adalah salah satu amalan yang terpuji namun menjadi tidak bermakna kalau amal baik tersebut dipamerkan ke orang lain. Sesungguhnya amal yang kita lakukan adalah sebuah seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu. Jika ada hujan lebat maka batu itu akan licin seperti semula dan tidak berbekas. Seperti itulah amalan yang terus kita ungkit dan bangga-banggakan maka tidak akan memberi manfaat lagi amalan yang telah kita lakukan.

Patut disadari bahwa dalam beramal, kita hanya sebagai perantara, melainkan Allah lah yang sebetulnya memberi. Jadi mulai belajarlah untuk tidak menyebut-nyebut amalan yang dilakukan, lupakan dan serahkan hanya kepada Allah.

Dan sesungguhnya penghormatan dan penghargaan orang lain kepada kita bukan karena amalan-amalan yang kita lakukan. Orang akan lebih dihargai dan dihormati jika orang tersebut dapat menghargai dirinya sendiri dengan tidak sombong maka dengan sendirinya orang lain akan selalu mengingat kebaikan dan jasanya. Pada dasarnya sombong atau mengungkit-ungkit amalan dapat mempersempit hati. Jika kita merasa diri kita tidak dihargai dan dihormati maka bersegeralah instropeksi dan taubat. Karena hanya inilah yang dapat menjadi penolong kita. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

MQ Pagi 20 Juni 2010

Pemateri: Ustadz Fachrudin
Materi: Meningkatkan amaliyah di bulan Rajab

Ringkasan Materi:
Salah satu doa yang dicontohkan baginda Rasul di bulan sya’ban yaitu Allahumma Baariklana fi rajab wa sya'ban wabaalighna Ramadhan. Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada Kami pada bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikanlah usia kami pada bulan Ramadhan.

Keberkahan yang dimaksud dalam doa tersebut adalah apapun yang keberadaannya meningkatkan kebaikan dalam diri kita dan membawa kita semakin mengenal serta dekat dengan Allah. Untuk mendapatkan keberkahan baik harta yang barakah, ilmu yang barakah atau jabatan yang barakah terutama di bulan rajab yang merupakan satu dari 4 bulan haram yang ditulis dalam al quran mari kita meningkatkan amaliyah kita. Teruslah berusaha meningkatkan amal shaleh dan tidak lelah berlomba-lomba dalam kebaikan.

Amaliyah utama kita usahakan dalam rangka mempersiapkan diri menuju ramadhan di bulan rajab ini adalah MENINGKATKAN KUALITAS IBADAH SHALAT KITA. Usahakanlah untuk memperbaiki setiap hal terkait dengan persiapan maupun pelaksanaan shalat kita seperti antara lain :

  • Shalat tepat waktu, karena sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah adalah shalat tepat pada waktunya
  • Menyempurnakan shalat sunnah rawatib yang mengiringi shalat fardhu. Paling tidak 10 rakaat yang muakkad kita belajar tekuni tiap harinya agar nantinya menjadi hal yang terbiasa dan tidak lagi menjadi beban untuk mengerjakannya.
  • Khusyuk. Salah satu caranya dengan membatasi hal-hal yang sekiranya akan mengganggu kekhusyukan kita saat shalat, misalnya men-silent hp, mematikan televisi, dan lain-lain
  • Meningkatkan kebersihan diri dan kebersihan pakaian shalat. Tentu sulit berkonsentrasi apabila kita shalat dengan badan penuh keringat, atau shalat disebelah orang yang berbau kurang sedap, atau menggunakan mukena yang bau. Mulailah untuk meningkatkan kebersihan diri sendiri agar membantu meningkatkan kualitas ibadah shalat kita
  • Meningkatkan silaturrahim setelah shalat.
materi di copy paste dari sini

Wallaahu a’lam bish-shawaab

Materi audio dapat didownload disini

View Comments

Sunday, June 20, 2010

MQ Pagi 19 Juni 2010

Sunday, June 20, 2010
Pemateri: Mulyadi Al Fadil
Materi: Memaksimalkan bulan Rajab dalam menjemput Ramadhan

Ringkasan Materi:
Al Quran surat At Taubah ayat 36 menyebutkan “ Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan buni, di antaranya terdapat empat bulan haram. Itulah (ketetapan) afama yang lurus, maka jangan kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu sebagaimana mereka memerangi kamu dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang – orang yang bertakwa”

Salah satu dari 4 bulan haram yang dimaksud dalam ayat diatas adalah bulan rajab yang saat ini sudah kita jalani selama 6 hari. Mengapa bulan Rajab masuk dalam kategori bulan haram,salah satunya adalah karena di bulan ini banyak keutamaannya hingga Rasulullah juga diriwatkan selalu mempergunakan bulan ini semaksimal mungkin untuk mempersiapkan diri menghadapi ramadhan.

Setelah memahami keistimewaan bulan Rajab, kita akan tergerak untuk memanfaatkannya secara maksimal agar dapat menghadapi ramadhan dengan kesiapan yang sempurna baik fisik, mental maupun ketebalan keimanan. Sebuah hadist menyatakan bahwa Rasul sangat senang beribadah di bulan Rajab dan sya’ban padahal antara bulan rajab sampai dengan ramadhan merupakan waktu yang paling sering dilalaikan oleh manusia lainnya.

Untuk mengisi bulan Rajab yang istimewa ini, ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu :

(1) Memperbanyak amaliyah puasa

Puasa dapat dilakukan di 3 hari pertengahan bulan, yaitu pada tanggal 13,14,15. Selain itu dapat juga melatih diri berpuasa dengan memperbanyak berpuasa senin-kamis. Bagi yang sudah terbiasa senin kamis dapat ditingkatkan dengan mecoba berpuasa daud. Dengan berlatih puasa, selain tubuh kita tidak akan terlalu kaget menghadapi puasa sebulan penuh di bulan ramadhan nantinya, tubuh kita juga akan segar dan sehat menyongsong bulan Ramadhan karena seperti kita ketahui berpuasa salah satu cara menyehatkan badan.

(2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas qiyamul lail

Di bulan Ramadhan kita dituntut untuk bangun di malam hari untuk sahur. Jika kita tidak membiasakan diri, tentu kegiatan sahur yang meski diperuntukan untuk makan pun menjadi hal yang berat. Untuk itu lakukanlah latihan bangun malam untuk melalukan qiyamul lail agar kita terbiasa. Selain itu juga usahakan meningkatkan kualitas ibadahnya agar membantu menambah keimanan kita, dan kita dapat sampai ke bulan ramadhan dengan kualitas keimanan yang baik.

(3) Mulai berlatih meninggalkan yang tidak bermanfaat dan beralih pada hal-hal yang membawa kemanfaatan bagi diri kita

Ringkasan materi di copy paste dari sini

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

MQ Pagi 18 Juni 2010

Pemateri: Syech Kholil dari Madinah bersama Ustadz Roni Abdul Fattah
Materi: Makanlah sesuatu yang halal dan baik

Ringkasan Materi:
Allah berfirman “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik, yang Kami berikan kepadamu, dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu benar-benar menyembah kepada-Nya (QS. Al Baqarah: 172)
Kenapa pada ayat ini Allah menyebut orang yang beriman? Karena orang beriman adalah orang yang hidup dalam kebenaran, berbeda dengan orang yang kafir, Allah menyebut orang kafir sebagai orang yang tuli, bisu dan buta
"Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti" (QS. Al Baqarah: 171)
Dan pahamilah, tatkala keimanan kita bertambah, maka akan bertambah pula kehidupan kita disisi Allah. Hal ini akan menyebabkan buahnya juga akan bertambah, seperti: kesungguhan untuk mengamalkan yang perbuatan yang baik. Makanan yang disebutkan pada surat Al Baqarah: 172 ini adalah makanan yang setidaknya mempunyai 2(syarat) pertama, makanan ini dihalalkan oleh Allah kedua, cara mendapatkannya juga harus halal.

Rasulullah bersabda: “Dari Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah saw bersabda: ” Sesungguhnya Allah baik tidak menerima kecuali hal-hal yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mu’min sebagaimana yang diperintahkan kepada para rasul, Allah berfirman: “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”

Dan firmanNya yang lain: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu” Kemudian beliau mencontohkan seorang laki-laki, dia telah menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut serta berdebu, ia menengadahkan kedua tangannya ke langit: Yaa Rabbi ! Yaa Rabbi ! Sedangkan ia memakan makanan yang haram, dan pakaiannya yang ia pakai dari harta yang haram, dan ia meminum dari minuman yang haram, dan dibesarkan dari hal-hal yang haram, bagaimana mungkin akan diterima do’anya”. (HR. Muslim)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio bisa didowload disini

View Comments

Thursday, June 17, 2010

MQ Pagi 17 Juni 2010

Thursday, June 17, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Allah Maha Memiliki

Ringkasan Materi:
"Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". QS. al-Baqarah (2) : 284

Dari ayat tersebut di atas sudah jelas bahwa apa yang kita miliki sesungguhnya bukan milik kita. Tubuh ini bukan milik kita, apabila milik kita tentu bisa diatur sendiri, jangan tua, jangan sakit, tidak usah berpikir makan dan minum, bisa cegah buang angin karena malu. Pada kenyataannya tua tidak bisa dilarang, yang kemudian pada akhirnya kita akan mati.

Dunia ini hanya tempat mampir sementara. Oleh karena itu kita harus memiliki bekal untuk pulang kembali pada Allah. Sebagai bekal di akhirat kelak, selama didunia kita harus memperbanyak amal ibadah, menjadi khalifah untuk bekarya, dan yang terakhir berdakwah, berdakwah tidak harus padai bicara tetapi jadikan diam sebagai dakwah dan perilaku sebagai dakwah.

Selalu yakini dan yakini bahwa diri milik Allah, bukan milik kita. Harta, tubuh, keluarga, anak jabatan bukan milik kita. Anak hanya sebagai amanah, jabatan hanya sebagai ujian, semua hanya titipan.

Dan ketika sudah melakukan kebaikan dan amal sholeh, sesungguhnya semua datangnya dari Allah, merupakan nikmat Allah yang diberikan pada hambaNya. Maka jangan diakui bahwa itu adalah murni dari kita. Apa yang sesungguhnya yang kita miliki? jawabannya adalah DOSA. Dosa seutuhnya milik kita, karena dosa adalah pilihan kita sendiri. Allah sudah memberi petunjuk untuk tidak berbuat dosa tetapi terkadang manusia memilih untuk melanggarnya. Oleh karena itu dosa merupakan milik kita yang harus diwaspadai dan harus ditebus dengan taubat.

Apabila kita sombong, apa yang dapat kita sombongkan, yang pada dasarnya hanya dosa yang kita miliki? (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload dari sini


View Comments

MQ Pagi 16 Juni 2010

Kajian Wanita: Menunaikan kewajiban kepada Allah swt

Ringkasan Materi:
Esensi penciptaan manusia adalah untuk menghamba kepada Allah SWT. Kita memiliki berbagai kewajiban yang harus ditunaikan, yaitu:
1. Kewajiban yang dilakukan langsung kepada Allah.
  • Ibadah hati - Kita hendaknya selalu berusaha untuk dapat beriman dan bertauhid kepadaNya dengan sungguh-sungguh.
  • Ibadah lisan - Berdoa dan berdzikir merupakan kegiatan yang termasuk ibadah lisan. Hal ini sesuai dengan perintah Alllah kepada kita untuk senantiasa mengingatNya.
  • Ibadah fisik - Yang termasuk ibadah ini adalah aktivitas yang melibatkan fisik kita seperti sholat, shaum, dan haji.
2. Kewajiban kepada Allah yang dilakukan dengan menunaikan kewajiban kepada diri sendiri.

Pada suatu kesempatan, Rasulullah SAW mendatangi majelis wanita dan memberi wejangan khusus, yaitu agar menjaga lisan. Ini dilakukan Rasulullah karena Beliau melihat sebagian besar wanita menghuni neraka dan banyak yang tidak bersyukur kepada suami mereka. Rasulullah menganjurkan untuk banyak bersedekah dan sering mengucap istighfar.

Bahkan, jika ada tetangga yang memberi hanya seujung kaki kambing pun, kita tidak boleh mencelanya.

Di samping itu, para wanita yang sudah baligh diwajibkan untuk menutup aurat. Perintah ini turun agar kita menghormati diri sendiri dan sebagai bentuk penjagaan Allah kepada kita.

3. Kewajiban kepada Allah yang dilakukan dengan menunaikan kewajiban kepada orang lain.

Salah satu kewajiban kita terhadap orang lain yang paling penting adalah birrul walidain (berbakti kepada orang tua). Orang tua memiliki hak yang besar atas anak-anak mereka. Kedudukan mereka di mata anak-anak sangatlah istimewa. Perintah untuk berbakti kepada orang tua adalah yang harus kita lakukan setelah mentauhidkan Allah.

Orang tua di sini adalah yang merupakan jalan lahir kita, yaitu ayah dan ibu. Bahkan ketika para orang tua tidak mengurus anak mereka, bercerai, atau kondisi lainnya, status anak dan orang tua tetap ada. Kewajiban anak terhadap mereka pun tidak terputus.

Hal-hal umum yang dapat kita perbuat untuk memuliakan mereka adalah:
a. Berkata-kata yang baik dan lemah lembut.
b. Berdoa sepenuh hati untuk mereka, termasuk dengan benar-benar memaknai doa untuk kedua orang tua.
Jika orang tua dan anak berbeda keyakinan, yang dapat dilakukan oleh sang anak adalah ‘sebatas’ mendoakan agar Allah memberi hidayah agar mereka ber-Islam karena doa-doa lain akan tertolak.
c. Memosisikan diri lebih rendah meskipun kita lebih berpendidikan atau lainnya.

Ridho Allah didapatkan oleh kita ketika orang tua kita ridho kepada kita. Kebaikan yang dilakukan kita kepada orang tua dapat menjadi wasilah (perantara/media/jalan) sampainya pertolongan Allah di saat kita mengalami kesusahan.

Para wanita yang sudah menikah pun tetap dapat melakukan bakti kepada orang tua, yaitu terus memperbaiki diri agar menjadi hamba yang sholehah agar doa-doa bagi orang tua diijabah oleh Allah. Selain itu, bisa juga dengan bersedekah dengan niat pahala yang ditujukan bagi orang tua. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Tuesday, June 15, 2010

MQ Pagi 15 Juni 2010

Tuesday, June 15, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Melapangkan hati bag. 2

Ringkasan Materi:
Pada bagian pertama telah dibahas mengenai dua hal yang bisa dilakukan agar hati menjadi lapang, yaitu dengan memiliki sifat pemaaf dan jujur. Yang ketiga yang harus kita lakukan agar memiliki hati yang lapang adalah dengan tidak berharap kepada makhluk.

Banyak berharap dari makhluk, seperti keinginan untuk dipuji, dihargai, dihormati, diberikan balas budi, dan lain sebagainya akan menyempitkan hati. Semakin kita banyak berharap dari makhluk maka akan semakin sempit hati kita. Kita akan semakin sering kecewa, jengkel, dan uring-uringan jika harapan-harapan tersebut tidak terpenuhi.

Cukuplah Allah yang maha melihat, maha mendengar, maha menguasai seluruh jagat raya ini sebagai satu-satunya tempat kita menggantungkan segala harapan. Seperti janji Allah dalam kitabnya,
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (QS. Al-Baqarah: 186)
Jadi, berbuat baiklah lalu lupakan. Beramal sholehlah lalu lupakan.
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS At Taubah : 105)
Yang keempat adalah ridho terhadap takdir Allah. Tidak ada satu kejadian pun di dunia ini yang terjadi tanpa kehendak Allah. Orang yang tidak ridho terhadap takdir Allah pasti banyak mengeluh. Persoalan-persoalan remeh akan sumber keluhan yang tidak ada habis-habisnya. Segala bentuk ujian, cobaan, dan kejadian apapun yang menimpa diri dapat menjadi penggugur dosa apabila kita ikhlas dan ridho dalam menjalaninya.

Biasanya orang yang lapang hatinya, urusannya akan mudah dan dikaruniai Allah perkataan yang berbobot.

“Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku, permudahkanlah urusanku, dan bukalah simpulan dari lidahku, agar mereka memahami perkataanku”. (Q.S Thaha : 25-28) - dicopas dari sini

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Monday, June 14, 2010

MQ Pagi 14 Juni 2010

Monday, June 14, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Melapangkan hati

Ringkasan Materi:
Salah satu doa Nabi Musa AS yang terkenal adalah “Rabbi syrah li sodri, wa yassirli amri, wahlul ‘uq datan min lisaniy, yafqahu qauliy”, yang bermakna “Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku, permudahkanlah urusanku, dan bukalah simpulan dari lidahku, agar mereka memahami perkataanku”.

Berdasarkan doa Nabi Musa yang tertulis dalam Q.S Thaha ayat 25-28 tersebut, hati yang lapang menjadi kebutuhan bagi setiap muslim. Dengan hati yang lapang permasalahan duniawi tidak akan memusingkan kita. Sebaliknya, jika hati sempit maka masalah kecil akan terasa besar dan berat. Bagaimana agar hati menjadi lapang?

Yang pertama adalah punya sifat pemaaf. Orang yang pemaaf adalah orang yang sibuk mencari ampunan Allah. Penghinaan atau perbuatan menyakitkan dari orang lain pada hakekatnya adalah pintu menuju ampunan Allah. Dan sesungguhnya, penghinaan orang terhadap kita jauh lebih sederhana daripada kehinaan kita. Sebaliknya, hati yang penuh rasa kebencian, dengki, dan dendam akan mempersempit hidup kita. Orang yang penuh dengki akan sibuk dan lelah memikirkan orang lain yang dibencinya.

Yang kedua adalah jujur. Orang yang jujur hatinya akan lapang. Abdullah bin Mas’ud berkata: “Bersabda Rasulullah : Kalian harus jujur karena sesungguhnya jujur itu menunjukan kepada kebaikan dan kebaikan itu menunjukkan kepada jannah. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk jujur sehingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian dusta karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada keburukan dan keburukan itu menunjukkan kepada neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk berdusta sehingga ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta” (HR Muslim) Shohih Muslim hadits no : 6586.

Bohong biasanya muncul karena takut kepada manusia. Orang yang gemar berbohong dunianya sempit. Sesungguhnya kemarahan orang (karena kita berkata jujur) lebih sederhana dibandingkan tertekannya hati (akibat berbohong).

Jangan biarkan hati kita tercuri oleh perkara-perkara yang kecil, yang remeh. Seorang muslim seharusnya lebih banyak memikirkan sesuatu yang lebih besar, tentang akhirat. Tentang kemungkinan apakah diri ini dapat berjumpa dengan Allah di surgaNya kelak? Jangan sampai masalah-masalah yang kecil mencuri hati kita sehingga menjauhkan kita dari Allah. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

MQ Pagi 13 Juni 2010

Pemateri: Ustadz Roni Abdul Fattah
Materi: Jangan sombong

Ringkasan Materi:
Rasulullah saw bersabda, ”Tidak akan masuk surga siapa yang didalam hatinya ada kesombongan walau seberat dzarah. Sombong yaitu menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim).
Sombong merupakan penyakit hati yang berbahaya. Iblis, ketika diperintahkan oleh Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam a.s, iblis menolak dengan alasan karena dia merasa lebih baik dari Nabi Adam yang tercipta dari tanah, sedang iblis tercipta dari api.
(Allah) berfirman,"Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?" (iblis) menjawab,"Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." (QS. Al A'raf: 12)
Lalu, apakah yang menyebabkan orang sombong:
  1. Ilmu
  2. Keturunan/Nasab
  3. Harta
  4. Popularitas
Allah melarang seseorang bersikap sombong, hal ini tertulis dalam QS. Luqman: 18 yang berbunyi "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri", dalam hadist qudsi Allah berfirman "Kesombongan adalah selendang-Ku dan keagungan adalah pakaian-Ku. Barangsiapa yang melepas salah satu dari keduanya maka Aku akan melemparkannya ke dalam neraka Jahannam." (Hadits Qudsi Riwayat Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

Materi audio dapat didownload disini

View Comments

Friday, June 11, 2010

MQ Pagi 12 Juni 2010

Friday, June 11, 2010
Pemateri: Ustadz Shalahudin
Materi: Ma’rifatul Nafsi - mengenal diri manusia


Ringkasan Materi:
Ma’rifatul Nafsi atau Ma’rifatul insaan adalah ilmu untuk mengetahui hakikat diri manusia. Banyak ayat di dalam Alquran yang menyebutkan tentang hakikat diri manusia. Bila dikelompokkan dalam bagian yang lebih kecil, kita dapat bagi proses pengenalan terhadap diri ini menjadi 3 yaitu :

(1) PROSES KEJADIAN MANUSIA
Dalam AlQuran Surat Al-Hajj ayat 5 diterangkan secara detil proses kejadian manusia sejak dari tanah dan setetes mani yang kemudian berubah menjadi segumpal darah dan segumpal darah untuk kemudian ditiupkan ruh serta ditetapkan takdirnya di dalam rahim. Setelah lahir, menjadi bayi yang kemudian tumbuh dewasa, dengan sebagian diwafatkan dan sebagian lagi dipanjangkan umurnya hingga mencapai fase pikun. Ayat ini secara gamblang menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang berproses dan tidak instan serta diadakan oleh Allah dari ketiadaannya.

Selain ayat di atas, dalam AlQuran surat Ar-Ruum ayat 54 juga menyebutkan bahwa manusia diciptakan dalam keadaan lemah, untuk kemudian menjadi kuat, dan lemah kembali. Manusia memang datang ke dunia dalam keadaan lemah, setidaknya lemah dalam 3 hal yaitu dalam bentuk fisik (ketampanan/kecantikan), lemah dalam harta, dan lemah dalam akal. Dalam prosesnya, akan menjadi kuat untuk kemudian dilemahkan kembali oleh Allah.

(2) PERBEDAAN-PERBEDAAN DALAM MANUSIA (Bahasa,Warna Kulit, dll)
Allah menciptakan manusia dalam perbedaan-perbedaan yang kaya dan semuanya itu merupakan tanda-tanda kebesaran Allah. Dalam AlQuran surat Ar Ruum ayat 22 disebutkan bahwa di antara tanda-tanda kekuasaan Allah adalah Ia menciptakan langit dan bumi dan bahasa serta warna tubuh yang berlain-lainan. Yang terpenting dari perbedaan ini adalah bila berkolaborasi seharusnya bisa menjadi takaful (saling menanggungjawabi) dan menjadi kebaikan.

Selain itu dalam ayat yang lain, di surat Al-Hujuraat ayat ke 13 juga dijelaskan tentang kondisi manusia yang berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal satu sama lain.

(3) PERHIASAN MANUSIA
Allah juga menciptakan manusia lengkap dengan perhiasan yang akan memperindahnya. Dalam surat Ali Imran ayat 14 dipaparkan bahwa perhiasan dunia manusia dapat terdiri atas pasangan (suami/istri), keturunan (anak-anak), dan harta yang berbentuk uang,kendaraan, ternak, dan tempat usaha.

Walaupun perlu diingat bahwa semua itu adalah perhiasan dunia yang seharusnya menjadi alat untuk menggapai perhiasan hakiki yakni surga. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

MQ Pagi 11 Juni 2010

Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Menjaga niat dan perilaku

Ringkasan Materi:
Semua tindakan kita ada perhitungannya, tidak ada satu pun yang lepas dari hitungan Allah. Dampak dari semua perbuatan akan kembali kepada kita, sekecil apapun, semua akan dibalas, baik ataupun buruk. Penghinaan orang lain tidak akan membuat diri kita celaka, justru sikap kita dalam menghadapi penghinaan itulah yang akan berdampak. Jika kita membalas penghinaan itu maka kita akan kehilangan pahala yang harusnya diperoleh karena kesabaran kita dalam menanggapi penghinaan itu. Demikian pula sebaliknya, jika kita membalasnya dengan sesuatu yang lebih buruk maka kita akan mendapat dosa dari tindakan kita.
Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat. Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithan dan syaithan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al Isra’: 25-27)
Inilah kenapa orang yang memiliki banyak ilmu agama tetapi perilakunya sama sekali tidak mencerminkan bahwa dia beragama, segala yang dia bicarakan sama sekali tidak tampak pada perbuatannya. Memang benar dia memiliki ilmu tentang Allah, tetapi hatinya tidak menuju pada Allah. Allah hanya pergunakan sebagai komoditi, barang jualan. Semua hal dilakukan bertujuan untuk mengharapkan sesuatu dari makhluk. Orang seperti ini layaknya keledai yang membawa banyak buku tebal. Orang seperti ini bisa menipu manusia lain, tetapi Allah Maha Tahu Segalanya.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Thursday, June 10, 2010

MQ Pagi 10 Juni 2010

Thursday, June 10, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Menjaga diri dari kesia-siaan

Ringkasan Materi:
Sangatlah beruntung bagi manusia beriman yang terpelihara dari kesia-siaan. Sebab Salah satu ciri orang yang mendapatkan kebahagiaan adalah yang terhindar dari kesia-siaan. Tanpa disadari, kita sering kagum pada kesia-siaan. Sebagai contoh kita kagum pada seorang yang banyak bicara (terlihat seperti pandai bicara), tetapi sesungguhnya isinya hanya kosong belaka, bicara hanya untuk menarik perhatian orang agar dinilai hebat dan sebagainya, dan tidak jarang kita malah sering mengagumi hal tersebut.

Seorang muslim yang baik adalah yang serius menjaga dirinya, sebab setiap gerak gerik akan dipandang, dicatat, dan dihitung oleh Allah, walaupun sekecil apapun itu pasti ada perhitungannya. Sekalipun perkataan kecil dan sekilas, Allah pasti melihat, mendengarnya dan menghitungnya. Maka lebih baik dan aman, harus bicara yang serius, berkata baik, dan menjaga gerak tubuh atau lebih baik diam. Kualitas keimanan seseorang dapat dilihat dari perkataan dan bicaranya.

Rosulullah telah mencontohkan bahwa setiap berbicara selalu bermakna, ingat Allah, dzikir, berhikmah dan berilmu, serta memberikan solusi. Semoga kita bisa mencontoh Rosul, dan menjaga diri dari perbuatan yang sia-sia. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Wednesday, June 9, 2010

MQ Pagi 09 Juni 2010

Wednesday, June 9, 2010
Pemateri: Ustadzah. Erika Suryani Dewi, LC
Materi: Keluh kesah sebagai bentuk dari kufur nikmat

Ringkasan Materi:
Dalam Q.S Ibrahim ayat 7 Allah telah mengatakan bahwa Allah sudah memaklumi sifat manusia yang berkeluh kesah. Maka jika manusia bersyukur atas nikmat Nya, Allah akan melipatgandakan nikmat kepada orang tersebut.

Banyak dari kita manusia yang kufur nikmat daripada syukur nikmat. Kesuksesan yang diperoleh, dianggap hanya daya upayanya sendiri bahkan melupakan campur tangan Allah yang maha kuat & menghendaki. Memang manusia diciptakan dengan segala kelemahannya. Oleh karena itu, kita harus menyadari kelemahan kita dan kita hanya kuat kalau bersandar kepada Allah SWT.

Salah satu sifat kelemahan kita adalah kalau mendapat kesusahan maka akan berkeluh kesah, tapi kalau mendapat kesenangan sedikit saja sampai lupa daratan. Bagaimana cara untuk terjaga dari sifat keluh kesah, yaitu:
  1. Memperbaiki waktu & kualitas shalat
  2. Rajin memberikan sebagian dari rizki kita
  3. Percaya pada hari pembalasan
  4. Takut dengan azab Allah
  5. Menjaga kemaluannya
  6. Menjaga amanat & janji
Semoga keenam resep di atas dapat menjadi bekalan di dunia & akhirat sehingga kita dapat terus bersyukur atas nikmatNya. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Monday, June 7, 2010

MQ Pagi 08 Juni 2010

Monday, June 7, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Jangan merasa sepi, Allah selalu bersama kita

Ringkasan Materi:
Semoga Allah menggolongkan kita menjadi orang yang tidak pernah merasa sendiri, karena memang hakekatnya kita tidak pernah benar-benar sendiri. Meskipun berada di hutan rimba yang lebat, atau kamar tertutup, di jalan sepi dan dimanapun juga sesungguhnya Allah pasti ada bersama dengan kita. Seperti dijanjikan Allah dalam penghujung ayat 4 surat Al Hadiid “Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan”

Ketika kita menyadari dengan sepenuh hati bahwa Allah maha dekat dan maha mengetahui kebutuhan dan isi hati, kita tidak akan pernah merasa kesepian. Karena Allah tidak menyerupai dan diserupai apapun, tidak berarti Allah menjadi lebih jauh dari yang kita sangka. Tertulis dalam Al Quran surat Qaaf : 16 “ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”

Siapapun yang memahami ayat di atas tidak akan pernah merasa sepi dan selalu ingat bahwa allah menyertai tiap langkah, tiap perbuatan dan bahkan tiap pemikiran yang melintas dalam kepala kita. Dengan menyadari hal tersebut, manusia tidak akan mudah terpancing untuk curhat permasalahan kepada manusia lain yang tidak jauh berbeda lemahnya dengan kita, tidak akan mencari perlindungan kepada mahluk lain tapi hanya selalu berlari dan berlindung serta mencurahkan seluruh isi hati pada yang menguasai setiap hati yaitu Allah. Dalam hal inipun Allah berfirman dengan sangat gamblang dalam surat al hadiid : 6 “ Dan Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia maha mengetahui segala isi hati”

Untuk Itu teruslah berzikir mengingat allah, agar kita jauh dari perasaan kesepian dan kehampaan hati karena Allah sesungguhnya terus menyertai tiap langkah kita. (dicopas dari sini)

Ikuti juga tausyiah dari Ustadz Kholil yang diterjemahkan oleh Ustadz Roni Abdul Fattah, materi hari ini tidak terlalu jauh dari materi yang disampaikan pada tanggal 13 Februari 2010 dan 30Maret 2010

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

MQ Pagi 07 Juni 2010

Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Ridho adalah bukti cinta kita kepada Allah

Ringkasan Materi:
Ridho kepada takdir Allah adalah bukti cinta kepada Allah SWT. Sangatlah penting untuk menanamkan hal ini karena banyak dari kita mengobral cinta. Ridho kepada takdir Allah dapat diartikan ridho dengan apapun yang Allah tetapkan tentang diri kita. Janganlah mempersalahkan kelahiran kita karena Allah telah meniupkan takdir dalam hidup kita sejak 4 bulan dalam kandungan. Ridholah dengan setiap episode dalam hidup kita. Janganlah kita menyalahi episode hidup dan segeralah bertaubat kepada Allah. Bertambahnya umur dalam hidup kita gunakanlah untuk meningkatkan rasa syukur kepada Allah. Bertambah umur juga bertambah waktu kita untuk lebih memperbaiki diri untuk dekat kepada Allah. Bentuk kecintaan yang tulus kepada Allah akan terjadi kalau perpindahan episode dalam hidup kita tidak dirasakan berat. Sebaliknya perasaan tertekan dalam hidup, menandakan cinta kita masih kepada dunia.

Sesungguhnya tidak ada takdir Allah yang buruk, hanya kita harus siap dengan berbagai episode. Sadarilah bahwa hidup kita tidak selalu sesuai dengan harapan. Allah telah membuat hidup kita dimana ada masa-masa jemu. Rasa jemu dalam hidup adalah variasi hidup yang terbaik yang telah Allah ciptakan dan semata-mata menyuruh kita untuk dekat dengan Nya. Dalam Q.S Al-Furqon (77) ayat 2 bahwa “yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. Maka dari itu tidak ada yang meleset dari perhitungan Allah atas semua tindakan kita dan ketaatan kita kepada Allah adalah kemuliaan dunia dan akhirat.

Jadi jangan pernah risau dengan peraturan Allah tentang hidup kita. Apabila kita merasa tertekan, jalanilah dengan ridho Allah. Ingatlah bahwa Allah bersama kita dan banyak rahasia atau mukjizat dari Allah yang tidak kita ketahui. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini



View Comments

Sunday, June 6, 2010

MQ Pagi 06 Juni 2010

Sunday, June 6, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Menyikapi Sakit dengan Iman

Ringkasan Materi:
Sesungguhnya setiap kejadian adalah sempurna dari sudut manapun karena Allah pembuatnya juga sempurna. Kegagalan atau keburukan yang kita lihat adalah karena hawa nafsu sehingga kita salah menyikapinya. Termasuk ketika Allah memberikan kita takdir sakit. Seharusnya ketika kita sakit, bukan sakitnya yang kita sesali tapi dosa yang membuat kita ditakdirkan sakit yang harus kita sesali.

Sakit, jika disikapi dengan benar, justru akan menjadikan kita insan yang lebih baik karena ketika dalam sakit ada hikmah seperti :
  1. Meningkatkan keyakinan kepada Allah ; sakit dapat mempertebal iman kita dengan cara belajar untuk yakin bahwa semua hal terjadi atas izin Allah dengan segala kesempurnaannya. Alangkah beruntungnya jika sakit membawa kita pada kesadaran bahwa Allah tidak mungkin mencelakai kita dan yakin akan pertolongan Allah.
  2. Dengan sakit kita dapat lebih merasakan kesulitan dan ketidaknyamanan orang lain yang sehari-harinya hidup dalam keterbatasan ; misalnya mata yang sakit,seharusnya membuat kita dapat menyelami kehidupan saudara-saudara kita yang terbatas pengelihatannya dan kita dapat menjadi lebih empati dan mensyukuri apa yang kita hadapi.
Oleh karena itu, yang harus kita lakukan ketika sakit adalah :
  • RIDHA ; Allah yang memiliki kita berhak melakukan apapun termasuk menjadikan kita sakit, maka ridha dan ikhlas menjalaninya adalah satu kewajiban yang harus kita lakukan.
  • JANGAN BERKELUH KESAH DAN MENDRAMATISIR KEADAAN ; terkadang kita tergoda untuk mendramatisir dan mengeluh berlebihan demi mendapatkan perhatian. Umumnya ini karena kita tidak ridha akan ketentuanNya. Sikap yang wajar, proporsional, dan manfaat adalah pilihan yang bijak untuk kita lakukan.
  • Jadikan momentum sakit sebagai saat untuk PERIKSA SETIAP FILES DOSA-DOSA KITA; Sudah seharusnya kita tafakur apa saja dosa yang telah kita perbuat dan memperbanyak taubat atas dosa-dosa tersebut.
  • TAFAKURI ORANG LAIN YANG LEBIH MENDERITA ; dengan cara ini kita akan lebih mudah bersyukur walaupun dalam keadaan sakit.
(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

MQ Pagi 05 Juni 2010

Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Tak Ada yang Sia-Sia Dalam Ciptaan dan Kehendak Allah


Ringkasan Materi:
Dalam AlQuran Surat Ali Imran ayat 190-191, Allah berfirman yang artinya “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal ; (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka tetap memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan Kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini sia-sia, Mahasuci Engkau, lindungi kami dari azab neraka”.

Dalam ayat ini, Allah jelas-jelas menyebutkan bahwa orang yang disebut dengan ulil albab (orang-orang yang berfikir) adalah orang yang tidak bisa lupa pada Allah. Semua yang didengar, dilihat, dan dirasa mengingatkannya pada Allah dan tidak ada satupun ciptaan Allah yang sia-sia. Begitu pula dalam setiap kejadian, sudah seharusnya setiap kejadian menjadi pengingat kita akan Allah baik kejadian baik maupun buruk menurut kita.

Yang berbahaya dari suatu kejadian adalah ketika kejadian itu menjauhkan kita Allah. Sepanjang suatu kejadian bisa membuat kita dekat dengan Allah, kita bisa menganggapnya sebagai berkah. Oleh karena itu, jadikanlah setiap episode hidup sebagai momentum untuk menjadi lebih dekat kepada Allah.

Lalu apakah gerbang pembuka pintu hikmah?? Jawabnya adalah RIDHA. Harus disadari bahwa ALLAH BERHAK BERBUAT SESUKA ALLAH. Tugas kita sebagai hambaNya adalah bertanya apa dosa kita sehingga Allah menimpakan suatu kejadian, periksa diri kita, dan taubat atas dosa-dosa. Sehingga sikap ridha atas setiap kejadian membawa hikmah pada digiringnya kita untuk semakin dekat dengan Allah.

Setidaknya 2 pemahaman yang membuat kita harus bersikap ridha atas setiap keputusan Allah :
  1. Kesadaran bahwa kita adalah milik Allah dan sepenuhnya milik Nya ; Dengan pemahaman ini kita akan lebih mudah ridha karena memang Allah, sebagai pemilik, berhak melakukan apapun terhadap kita.
  2. Kesadaran bahwa Allah LEBIH SAYANG dan LEBIH TAHU diri kita dibanding kita sayang dan tahu diri kita sendiri ; Melalui pemahaman ini, kita akan ridha karena kita yakin setiap kejadian yang terjadi adalah hadiah dari Allah agar kita kembali dekat denganNya.
(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Thursday, June 3, 2010

MQ Pagi 04 Juni 2010

Thursday, June 3, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: "Menagih" janji Allah dengan berdoa sepenuh hati

Ringkasan Materi:
Allah sang pemilik segala sesuatu, penggenggam langit, bumi, dunia dan seisinya telah berjanji pada mahluk-mahluknya seperti tertuang dalam surat Al Baqarah ayat 186 : “ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Dan ketika kita menjalani kehidupan ini yang penuh dengan masalah dan ujian hidup, ingatkah ketika dengan janji Allah tersebut? Seringkali kita justru sibuk mencari bantuan pada manusia lain yang hakekatnya sangat lemah juga seperti kita, kita ‘berlari-lari’ tak tentu arah mencari pertolongan akan hutang yang membelit, akan sakit yang mendera, kemiskinan yang menghimpit dan ujian hidup lainnya tapi tidak terpikir untuk meminta dan memohon kepada sang penguasa kejadian yang menjadikan masalah-masalah itu datang serta memegang kunci jalan keluarnya.

Sesungguhya yang membuat kita sengsara adalah kebodohan dan ke-sok tahuan diri kita sendiri. Apabila kita terus dalam koridor ketauhidan yang kuat, kita akan selalu sadar bahwa sesungguhnya Allah telah menyiapkan segala kebutuhan kita, Allah telah menyiapkan ujian hidup lengkap dengan solusinya, sehingga yang harus kita lakukan adalah mempertebal keimanan dan memenuhi segala perintah-perintah Nya kemudian kita dapat ‘menagih’ janji Allah melalui doa yang bersungguh-sungguh.

Apabila kita yakin dengan pertolongan Allah tentu kita tidak akan lagi berdoa sambil berbasa-basi, namun berdoa dengan sepenuh hati. Dalam surat Al Kahfi ayat 10 dicontohkan doa yang diucapkan pemuda-pemuda yang akan berlindung di gua kahfi Rabbanaa atinaa mil ladunka rahmah wa hayya’ lanaa min amrinaa rasyadaa, artinya “ Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).

Doa ini salah satu doa yang dapat kita gunakan ketika sedang terhimpit dalam kerumitan dengan tentunya sambil terus menghadirkan keyakinan dalam hati dengan bersungguh-sungguh bahwa tidak ada tempat lain untuk bersandar selain Allah sang penguasa yang kekal.(dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

MQ Pagi 03 Juni 2010

Pemateri: KH DR. Miftah Farid
Materi: Taubat dan Amal Kebaikan sebagai Penghapus Dosa

Ringkasan Materi:
Manusia pada dasarnya dilahirkan dengan sifat yang baik, tidak ada manusia yang berbakat untuk jahat. Namun, lingkungan lah yang membuat manusia berbuat dosa dan khilaf. Setiap kita yang terlanjur berbuat dosa, bersegeralah beristighfar, kemudian menyadari dosa kita dan jangan penah berlarut-larut dalam dosa. Rasulullah SAW berpesan bahwa beristighfarlah secara rutin sehabis shalat. Dari pesan ini, kita dianjurkan untuk menghisab diri kita setiap hari sebelum diri kita dihisab. Sangat beruntung bagi orang-orang yang bisa memeriksa diri kita sendiri dengan kejadian apa pun sehingga bersegera untuk bertaubat.

Amalan baik juga merupakan salah satu cara penghapus dosa dan kesalahan. Contoh amalan baik adalah puasa, infak, shodaqoh atau ibadah lainnya. Setiap musibah yang sedang qt alami, kalau kita hadapi dengan sabar, itu juga sebagai kafarat atau penghapus dosa. Langkah sederhana yang dapat kita lakukan sebagai penghapus dosa, adalah:
  • Beristighfar
  • Berhenti dari melakukan dosa
  • Menyesal atau malu kepada Allah
  • Berjanji atau berikrar untuk tidak mengulangi dosa
  • Dan menjadikan semua amal kebaikan sebagai penghapus dosa
Sesungguhnya tidak ada tindakan yang luput dari penglihatan Allah. Dalam Q.S Al-Isra ayat 36 bahwa tidak ada tempat yang tertutup bagi Allah. Oleh karena itu bersegeralah bertaubat dengan dosa atau khilaf yang dilakukan. Kalau dosa terhadap orang lain, maka taubat yang dilakukan harus diiringi dengan permintaan maaf. Apabila, dosa terkait dengan harta dan kekayaan, maka kita harus mengembalikan dahulu hak mereka, lalu bertaubat. Mudah-mudahan kita tergolong orang-orang yang diterima taubatnya dan selalu terjaga amal kebaikannya. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

MQ Pagi 02 Juni 2010

Pemateri: Ustadzah Rosyida
Materi: Belajar Sabar dan Tawakal dari Kisah Ummu Habibah R.A

Ringkasan Materi:
Ada banyak kisah shahabiyah yang patut diteladani, salah satunya adalah istri Rasulullah SAW yaitu Ramlah binti Abi Sufyan atau lebih dikenal dengan Ummu Habibah. Ummu Habibah R.A dilahirkan pada 17 tahun sebelum kenabian oleh seorang ibu bernama Sofiah, yang merupakan bibi dari khalifah Ustman bin Affan. Keislaman Ummu Habibah diperoleh bersama suami pertamanya yaitu Ubaidilah pada saat mengatahui kenabian Rasulullah SAW. Untuk menghindari siksaan kaum quraisy saat itu, maka Ummu Habibah beserta suaminya dan orang-orang yang waktu itu baru masuk Islam hijrah ke Habsyah atas perintah Rasulullah SAW.

Namun, kehidupan Ummu Habibah setelah hijrah dipenuhi dengan banyak cobaan, yang diawali dengan murtadnya Ubaidilah kembali memeluk Nasrani. Karena Allah SWT telah berpesan bahwa seorang muslimah tidak boleh menikah dengan non muslim, maka Ummu Habibah memutuskan untuk bercerai. Setelah perceraiannya ini, kehidupan Ummu Habibah mengalami penderitaan, terlebih lagi ayahnya Abu Sufyan yang belum berhijrah ke Islam memaksa Ummu Habibah untuk keluar dari Islam. Namun, Ummu Habibah sangat yakin dengan ayat Al-Qur’an Surat At-Thalaq (65) ayat 2 bahwa barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Ayat ini sangat melekat di diri Ummu Habibah, sehingga buah dari ketawakalannya, datanglah sebuah isyarat lewat mimpi akan dinikahi oleh Rasulullah SAW. Singkat cerita, ternyata benar adanya Rasulullah SAW akan menikahi Ummu Habibah dan pernikahannya adalah pernikahan yang diberkahi Allah SWT. Dalam hidupnya bersama Rasulullah SAW, Ummu Habibah sangat memegang dien yaitu tegas terhadap musuh Islam tapi berlemah lembut kepada sesama muslim.

Dari carita Ummu Habibah ini, ada 3 keutamaan yang bisa diteladani, yaitu:
  1. Ummu Habibah R.A adalah seorang yang sangat tabah dan sabar menghadapi cobaan dengan meyakini ayat-ayat Allah
  2. Ummu Habibah selalu menjadikan Allah sebagai tempat bersandar, tidak ada kekuatan lain selain kekuatan Allah SWT.
  3. Ummu Habibah menjadi istri Rasulullah yang keras terhadap kaum kafir, terutama yang memusuhi Islam
Semoga kaum muslimah bisa meneladani kisah hidup dan ketiga keutamaan dari Ummul Mu’minin Habibah R.A tersebut. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini


View Comments

Wednesday, June 2, 2010

MQ Pagi 01 Juni 2010

Wednesday, June 2, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Bagaimana agar ucapan sama dengan hati

Ringkasan Materi:
Allah yang Maha melihat, menatap, Maha mengetahui setiap isi hati hamba-Nya, tidak ada rahasia bagi Allah. Allah tau apa yang ada di dalam lubuk hati terdalam kita, sekalipun mulut berkata lain dengan di hati, niat dihati Allah Maha tahu. sering kita berkata tetapi apa yang ada dalam ucapan berbeda dengan di hati, sebagai contoh kecil ketika kita mengucapkan salam, tanyakan pada diri apakah ketika kita mengucapkannya apakah hati benar-benar juga sedang berdoa. Ketika kita sedang bertanya sesuatu hal kecil untuk menunjukkan perhatian pada orang lain, tanyakan pada diri apakah itu asli dari dalam hati kita, ataukah hanya untuk basa basi saja tidak memakai hati. Ini keanehan sikap kita yang sering tanpa disadari sering dilakukan, mulut ingin kelihatan sempurna tetapi "tidak nyambung" dengan hati.

Tidak jarang kita mengucapkan maaf dan terima kasih, apalagi ketika lebaran. Pada siapa saja kita minta maaf, tapi apakah permohonan maaf tersebut dibarengi dengan rasa menyesal dan memang benar-benar butuh kemaafan, atau hanya ucapan dimulut saja. Hakikat minta maaf sesungguhnya adalah mengakui kesalahan, berharap semua hutang dosa sesama manusia bisa lunas, hidup di dunia ini dengan penuh kemaafan.

Sebagai contoh lain, ketika bertemu anak yatim, ada orang yang sok akrab dan perhatian karena sedang ada orang lain. Ingin dirinya membuat orang kagum, terpesona, berdecak takjub karena kebaikannya. Ini semua sesungunya hanyalah kepalsuankemunafikan dan kebohongan.

Hindari kamuflase, rekayasa, artificial. Tidak apa-apa berbicara seadanya. menjadi sosok yang proporsional saja lebih baik, daripada menyiksa diri sendiri, ingin di"wah" orang, dipuji, dan dianggap lebih. Sesungguhnya kehidupan ingin dinilai orang lebih dari kenyataan akan membuat kita aneh. Keanehan diri membuat kita tidak nyaman, rugi, banyak terluka dan sakit hati.

Tampil apa adanya meskipun belum sempurna akan dapat membersihkan hati. Apabila bersih dari munafik hati akan bersih. Dengan kemunafikan membuat kita lelah dan resah, membuat langkah hidup tidak mantap. Kita harus memiliki program untuk menghindari sifat munafik, lain di mulut lain di hati. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini


View Comments

MQ Pagi 31 Mei 2010

Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Dialah Allah Sang Penguasa Mutlak

Ringkasan Materi:
Bisikan hati, langkah kaki, gerak tubuh, dan semua yg dilakukan diri ini Allah tahu. Mau kita berbuat maksiat atau kebaikan pun pasti disaksikan oleh Allah. Dan tidak hanya kita saja yang disaksikan Allah, tetapi orang yang memiliki rasa tidak suka pada kita juga diawasi Allah. Semua sudah nyata, jelas, lengkap, utuh, tidak ada rahasia bagi Allah. Tidak ada yang luput dari pengawasan-Nya

Apabila terjadi takdir pada diri hal yang baik maupun buruk, semua juga dalam penguasaan Allah. Hanya dengan doa kita bisa merubah suatu takdir menjadi takdir yang lain. Dalam diri harus diyakinkan bahwa tidak ada yang lupu dari penguasaaan Allah, baik itu nikmat atau musibah

"Bertasbih kepada Allah apa yang di langit dan yang di bumi. Dan Dia (Allah) adalah al-‘Aziz (Yang Maha Perkasa), lagi al-Hakim (Maha Bijaksana).Kepunyaan-Nya (kepunyaan Allah) kerajaan langit dan bumi, Dia (Allah) menghidupkan dan mematikan, dan Dia (Allah) terhadap segala sesuatu adalah al-Qadir (Maha Kuasa)". (QS. Al Hadid : 1-2) (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments