Live Streaming Aa' gym di USTREAM

Cek terus halaman ini untuk melihat ceramah aa' secara live via ustream. Jadwal live streaming - menyusul, atau kunjungi http://www.ustream.tv/channel/aagym-dt untuk melihat rekamannya.

Kajian Asmaul Husna - tiap Kamis malam pukul 19.30 wib

Live video chat by Ustream

Friday, April 30, 2010

MQ Pagi 01 Mei 2010

Friday, April 30, 2010
Semoga kita tidak pernah lelah belajar mengenal Rasulullah dengan lebih baik, mencintainya dengan lebih besar hingga terus berusaha meneladani apa yang dicontohkan oleh beliau untuk mendapatkan kehidupan yang lebih sentosa lahir batin.

Rasulullah ada pribadi yang sangat sehat baik secara batin dengan kekuatan imannya maupun secara fisik lahiriah. Selama 63 tahun hidupnya hanya 2 kali rasulullah menderita sakit, itupun bukan sakit parah yang mengancam. Rasulullah dikaruniai dan mampu menjaga 2 nikmat yang paling tinggi nilainya yaitu NIKMAT IMAN berupa kesentosaan batin dan NIKMAT SEHAT. Sehat memang bukan segala-galanya namun dengan sehat nikmat-nikmat yang lain akan lebih bisa ternikmati.

Rasulullah memberi contoh bagaimana mengelola tubuh amanah dari Allah yang terdiri dari lebih 100 triliun sel yang saling terintegrasi dalam sistem yang sempurna. Salah satunya dengan memelihara lambung sebagai organ paling penting di dalam tubuh karena kesehatan kita tergantung dari apa yang kita makan dan diolah oleh lambung ini.

Rasulullah mengisi perutnya dengan 3 komponen secara sangat proporsional yaitu udara, makanan dan air. Beliau makan ketika sudah merasa lapar dan akan berhenti sebelum merasa kenyang. Beliau tidak pernah makan berlebihan tapi memperbanyak minum air putih. Air yang dikonsumsi pun bukan air yang sesuai dengan kehendak lidah semata namun air zamzam yang konon menurut penelitian merupakan air yang mengandung molekul-molekul yang sangat mudah diserap oleh darah dalam tubuh.

Demikian apa yang dicontohkan rasul semoga dapat membantu kita mencapai kesehatan lahir agar dapat menjadi salah satu kekuatan kita untuk terus berjuang mendapatkan kesejahteraan batin

di copas dari sini

View Comments

MQ Pagi 30 April 2010

Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Merasakan karunia Allah

Ringkasan Materi:
Saat ini Aa bersama jamaah umroh sedang berada di bis, memasuki kota madinah. Ingat, bahwa tidak ada satu pun karunia yang tidak datang dari Allah, semua datang dariNya. Mata berkedip, tarikan nafas, mulut menguap, jantung berdetak, pori-pori mengeluarkan keringat, rasa lapar, dahaga, dan capek semua adalah karunia Allah. Lapar, dahaga dan capek adalah sinyal positif bahwa tubuh kita membutuhkan makan, minum, dan istirahat. Jadi tidak ada sesuatu yang perlu dikeluhkan, orang yang suka mengeluh adalah karena mereka tidak berhasil adil menilai karunia Allah. Bersyukurlah, maka Allah telah menjanjikan akan bertambahnya nikmat jika kita mampu bersyukur.

Sesi II
Pemateri: Ustadz Fuad
Materi: Merasa senantiasa disertai

Ringkasan Materi:
Salah satu sifat yang harus dimiliki seorang muslim yaitu maiyah. Maiyah adalah kita merasa senantiasa disertai. Jadi, andai suatu saat kita berada disuatu tempat seorang diri maka sebetulnya kita tidak seorang diri, karena ada yang menyertai, dimanapun kita berada, kemanapun kita pergi. Siapa?

Pertama adalah Allah. Penyertaan ini tidak sama dengan penyertaan makhluk, karena Allah tidak berdimensi tempat dan waktu. Maha Suci Allah.
"Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Hadid: 4)

"Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS Al Mujadilah: 7)
Mudah-mudahan, kesadaran ini (bahwa kemanapun kita pergi dan dimanapun kita berada, apapun yang kita lakukan semuanya diketahui oleh Allah) bisa menjadi filter, self of control bagi diri kita untuk berucap dan bertindak dengan baik dan benar sesuai perintah Allah.

Kedua adalah malaikat Allah. Mereka adalah Malaikat Raqib, Atid, dan Malaikat Maut.
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkanoleh hatinya, dan Kami lebih kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaf: 16-18)

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: " Ini adalah dari sisi Allah ", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: " Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad) ". Katakanlah:" Semuanya (datang) dari sisi Allah ". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?" (QS. An Nisa: 78)
Ketiga adalah Setan.
"Iblis menjawab:" Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)." (QA. Al Araf: 16-17)
Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini



View Comments

Thursday, April 29, 2010

MQ Pagi 29 April 2010

Thursday, April 29, 2010
"Sesungguhnya perintahNya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: 'Jadilah!' maka terjadilah ia." (QS. Yaasin: 82)
Ayat dalam surat ini seharusnya menjadi keyakinan kita, jikalau Allah menginginkan terjadinya sesuatu maka tinggal 'Kun' maka 'Fayakun, tidak ada yang mustahil. Segala sesuatu ada dalam genggaman Allah, tidak ada yang luput. Semuanya. Jadi, berharaplah hanya kepada Allah, karena semua yang terjadi adalah karena ijin dari Allah, bergabung jin dan manusia untuk mewujudkan atau mencegah sesuatu terjadi tidak akan dapat terlaksana jika Allah tidak mengijinkan. Kita diciptakan untuk mengabdi kepadaNYA, Allah-pun mengilhamkan kepada kita untuk memilih jalan yang akan kita tempuh, ingin bertaqwa atau sebaliknya, semua hal ada pertanggungjawaban-nya. Mau bersyukur atau tidak, akan ada rangkaian takdir yang mengikutinya.

Maka dari itu carilah ridha Allah, ridha adalah sesuatu yang Allah ijinkan terjadi dan disukai oleh Allah. Lakukan segala sesuatu yang Allah sukai, terserah nanti bagaimana hasil akhirnya. Ridha saja. Berjuanglah terus menyempurnakan ikhtiar untuk mendapatkan takdir yang lebih baik. Kalau semua memilih jalan takwa, insya Allah semua akan mendapatkan kemuliaan dan kebahagiaan. Berbeda jika yang dilakukan sebaliknya, pasti ada kegelisahan dan ketidaktenangan.

Begitulah. Jadi, kalau kita mempunyai keinginan atau ketakutan, upayakan semua itu bisa menjadi sarana untuk lebih mendekatkan diri ke Allah. Kembalikan semua hal kepada Allah.

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Wednesday, April 28, 2010

MQ Pagi 28 April 2010

Wednesday, April 28, 2010
Sesi I
Pemateri: Ustadzah. Erika Suryani Dewi, LC
Materi: Menjaga nikmat dan hidayah

Ringkasan Materi:
Segala nikmat harus dijaga, ketika nikmat tidak dijaga maka konsekuensi dari nikmat itu harus dipertanggungjawabkan, bahkan bisa jadi nikmat itu akan Allah cabut. Karena, ketika nikmat dan hidayah tidak dijaga maka Allah akan menghilangkannya dan menggantikan dengan kemurkaan dan azab yang bertambah, seperti kesulitan mencari rejeki, kesulitan dalam kehidupan, musibah yang berantai, permasalahan yang tidak ada ujungnya. Hal-hal tersebut boleh jadi muncul karena kita kurang bersyukur dan tidak taat kepada perintah Allah dan RasulNya.

Penting bagi kita untuk menyadari dan merenungi bahwa kewajiban kita sebagai hamba Allah adalah untuk taat dan beribadah. Beribadah bukan semata-mata sholat, puasa, zakat dan haji. Tidak, tetapi seluruh aktifitas muslim harus bernilai ibadah. Tentunya harus berlandaskan kepada tuntunan, tidak menyalahi syariat dan diniatkan untuk mencari keridhaan Allah.
"Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (QS. An Nisa: 69)
Inilah anugerah yang diberikan Allah kepada kita, berteman dengan orang seperti ini tentunya akan makin membuat kita menjadi lebih dekat dengan Allah.

Keberanian dan sikap tegas dalam menerima kebenaran adalah keberanian yang terpuji dan sejati. Allah ta’ala mensifati kaum yang beriman dengan firman-Nya (artinya):
“Maka demi Rabb-mu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dengan keputusan yang kamu berikan dan mereka menerima sepenuhnya.” (An Nisa: 65)
“Sesungguhnya jawaban orang-orang yang beriman bila mereka dipanggil kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya agar Rasul menghukumi (mengadili) diantara mereka ialah ucapan: “Kami mendengar dan kami patuh.” Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (An Nur: 51)
Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Tuesday, April 27, 2010

MQ Pagi 27 April 2010

Tuesday, April 27, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Ujian Nasional

Ringkasan Materi:
Hari kemarin, salah satu episode hidup adalah pengumuman kelulusan. Banyak yang menyangka, ujian ini hanyalah kepada murid, padahal episode ini kena ke murid, guru, orang tua dan keluarganya. Banyak yang menyangka, ujian itu cuman soal menjawab pertanyaan saja, padahal ada yang lain, diantaranya: ujian kejujuran, ketawadhuan, dan kesombongan.

Jadi, ujian nasional sebaiknya tidak diukur hanya dari kepentingan pribadi dan negara, tetapi juga dari kepentingan iman. Karena memang rata-rata orang menghadapi ujian ini, bagi yang ditakdirkan lulus, hati-hati, karena itu belum selesai. Sebab, bila muncul perasaan bangga karena merasa kelulusan ini terjadi atas usaha dia semata adalah tanda bahwa tidak lulus ujian kesombongan.

Kelulusan bukanlah tanda kemuliaan dan kehebatan, apalagi sebab masuk surga. Ini adalah ujian hidup semata, sikapi dengan tawadhu. Jangan juga lupakan prosesnya, berterima kasihlah kepada orang-orang yang telah membantu kita untuk bisa melewati episode ini dengan baik. Tafakuri kejadian ini apakah kita lulus benar-benar dengan jujur? kalau memang dirasa ada beberapa hal yang nyontek, segera bertaubat, dan jangan pernah diulangi lagi.

Bagi yang tidak lulus, ini adalah takdir, yang bisa jadi takdir ini diundang karena kelalaian dan kemalasan. Atau bagi yang sudah sungguh-sungguh belajar Allah memberi ujian ketidaklulusan seperti ini. Jangan panik, jangan dengki. Bagi orang tua juga demikan, jangan sampai menekan anak dan menyalahkan orang lain karena ketidaklulusan ini.

Sesi II
Pemateri: Ustadz Edi Abu Marwa
Materi: Hadapi dengan sabar dan sholat

Ringkasan Materi:
Tadi Aa' menyampaikan tentang ujian nasional. Mudah-mudahan mereka yang menjalani diberikan yang terbaik oleh Allah swt. Hidup memang penuh dengan ujian.
Allah berfirman: "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al Baqarah: 155-157)
Maka dari itu hadapi ujian yang ada dengan sabar dan sholat, karena ini adalah penyebab dari datangnya petunjuk Allah.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Monday, April 26, 2010

MQ Pagi 26 April 2010

Monday, April 26, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Hikmah dibalik sakit

Ringkasan Materi:
Rasulullah SAW bersabda “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit atau sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya, seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Berfirman Allah Ta’ala: Apabila Aku menimpakan bala ke atas hamba-Ku yang mu’min, lalu ia bersabar (atas penderitaan itu), tiada ia mengadu atau mengeluh kepada pengunjung-pengunjungnya, niscaya akan Aku lepaskan dia dari tahanan-Ku (penderitaan itu), kemudian Aku tukarkan dagingnya dengan daging yang lebih baik, dan darahnya dengan darah yang lebih baik, sehingga ia dapat bekerja semula (yakni: setelah semua dosa dan kesalahan yang lalu Allah ampunkan semuanya)”. (HR. Al Hakim)
Segala sesuatu adalah milik Allah dan DIA bebas melakukan apapun terhadap segala sesuatu. Allah sangat berhak melakukan apapun terhadap makhluknya tanpa perlu dipertanyakan sebab-sebabnya. Allah Maha Tahu, Maha Memiliki, Maha Bijak. Jadi, apabila suatu saat kita menderita sakit, kita tidak berhak

menanyakan kenapa Allah memberi kita sakit? Paling yang bisa kita tanyakan adalah "Dosa apa yang telah kita lakukan, sehingga menggundang keburukan bagi saya". Terlepas apakah kita sakit karena dosa atau bukan, tapi alangkah lebih baik jika sakit itu dipakai untuk memeriksa dosa-dosa kita. Pasti ada hikmahnya.

Segala sesuatu telah diukur, sakit dan perih yang kita rasakan pasti ada batasnya, karena Allah yang menciptakan rasa sakit dan tahu batas kemampuan kita, Allah tidak pernah dzolim kepada kita. Kenapa Allah menciptakan sakit? kita tidak tahu. Tetapi bagaimana kita memanfaatkan sakit untuk mendekat kepada Allah, itu harus tahu. Sakit, harusnya dapat menjadi jalan untuk mengingat dosa kita, membuat hati lebih ber-empati, lebih lembut, dan bisa menjadi sarana pengugur dosa. Jadi, tidak usah berkeluh kesah kepada sesama makhluk yang tidak bisa membuat kita sembuh. Cukuplah hanya Allah.

Kalau memang syariatnya harus mengeluarkan uang untuk bisa sembuh, relakan saja, harta itu dipergilirkan, kalau memang sudah waktunya keluar. Keluarkan saja. Tidak usah disesali, toh rejeki sudah diatur. Ringan saja. Kalau memang sedang menjadi jalan untuk membantu orang lain yang sakit, bersyukurlah, karena kita telah dipilih untuk membantu. Bayangkan kalau kita yang sakit? sudah dapat sakit, mesti bayar. Kalau ada yang sedang sakit, jangan ditertawakan, karena Allah bisa akan membuat kita menderita sakit seperti itu. Mudah bagi Allah

Sesi II
Pemateri: Ustadz Edi Abu Marwa
Materi: Jangan putus asa dalam berdoa

Ringkasan Materi:
Semoga kesabaran dalam melaksanakan ujian yang ada membuat kita memperoleh ampunan dan ketinggian derajat dari Allah swt. Dalam kehidupan kita di dunia, banyak sekali hal-hal yang tidak cocok dengan keinginan kita, tetapi itu belum tentu keburukan. Disaat kita memohon meminta kebaikan, mungkin yang terjadi adalah sebaliknya - kita malah tertimpa musibah. Apakah ini tanda bahwa doa kita tidak diijabah? Tidak, musibah bukanlah tanda bahwa doa kita diijabah atau tidak. Boleh jadi Allah sedang menyiapkan sesuatu yang terbaik bagi kita, sesuatu yang lebih baik dari apa yang kita doakan.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah: 216)
Ibnu Athaillah dalam Al Hikam berpesan "Tertundanya pemberian setelah engkau mengulang-ulang permintaan, janganlah membuatmu berpatah harapan. Allah menjamin pengabulan doa sesuai dengan apa yang Dia pilih buatmu, bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri, dan pada saat yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau ingini"

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Sunday, April 25, 2010

MQ Pagi 25 April 2010

Sunday, April 25, 2010
Materi: Hikmah dan Tips Perjalanan dari Aa Gym

Ringkasan Materi:
Sebagian dari kita sering melakukan perjalanan. Seringkali perjalanan ini, apalagi jika perjalanan tersebut jauh, hanya menjadi sesuatu yang melelahkan tanpa hikmah yang berarti. Perjalanan yang kita lakukan sangat bergantung pada kita yang mau membawa kemana perjalanan tersebut, apakah sekedar perjalanan atau menjadi sesuatu yang lebih berharga. Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan ketika kita sedang melakukan perjalanan :

1.TAFAKUR ; manfaatkan momen perjalanan untuk tafakur dengan mengingat dosa-dosa yang kita lakukan. Baik dosa pada orangtua, anak-anak, ataupun yang lain. Tafakur juga dapat dilakukan dengan lebih banyak mensyukuri hal-hal yang kita miliki. Hal-hal ini akan menumbuhkan ketenangan dan ketentraman dalam hati.

2.HINDARI MAKSIAT ; Selama dalam perjalanan, berusahalah untuk menghindari kemaksiatan sekecil apapun baik dalam pikiran, obrolan, ataupun pendengaran. Jagalah mata dari hal-hal yang haram dan jauhkan pendengaran dari hal-hal yang sia-sia. Mungkin bisa diganti dengan murattal, ceramah, ataupun nasyid yang membuat kita senantiasa ingat pada Allah.

3.USAHAKAN BERWUDHU DAN MENJAGANYA. Ketika perjalanan, sebaiknya kita dalam keadaan berwudhu dan berusaha menjaganya. Keuntungannya, jika tiba waktu shalat, kita tinggal shalat saja tanpa terlalu pusing mencari air. Selain itu kegigihan menjaga kesucian tentu menjadi nilai tersendiri sehingga jika sewaktu-waktu kita meninggal, kita bisa wafat dalam keadaan memiliki wudhu.

4.BAWA SELALU PERLENGKAPAN IBADAH. Ini penting karena tidak selalu kita bepergian ke tempat-tempat yang masyarakatnya mayoritas muslim. Kalau perlengkapan ibadah kita lengkap, kita tidak perlu bergantung pada peralatan ibadah di tempat ibadah umum.

5. MENJAGA SHALAT DIMANAPUN BERADA. Walaupun dalam perjalanan terdapat ruqshah (keringanan), kita harus mengusahakan agar tetap menjaga shalat dimanapun berada. Jika memungkinkan shalat tepat waktu, maka shalatlah. Yang terpenting sekuat tenaga menjaga shalat.

6.JAUHI BERKELUH KESAH TENTANG PERJALANAN. Berkeluh kesah dan membahas hal-hal yang tidak enak mengenai perjalanan termasuk dalam perbuatan sia-sia yang hanya mengundang kesengsaraan tanpa mengurangi beban perjalanan tersebut.

7.PERBANYAK DZIKIR. Jika kita ingin tidur, maka dahuluilah dengan dzikir. Dzikir ini bisa dengan membaca istighfar, tadabbur quran, ataupun wirid lainnya.

8.PERBANYAK BERDOA. Salah satu orang yang doanya mustajab adalah orang yang dalam perjalanan (musafar). Maka manfaatkan waktu perjalanan dengan mengirim doa untuk diri kita sendiri maupun orang-orang lain tanpa perlu menceritakannya karena sebaik-baik doa adalah yang tidak diketahui orang lain.

Mari kita meluruskan niat dalam perjalanan dan ingatlah bahwa kita tidak pernah sendiri karena ada Allah yang selalu bersama kita.

di copas dari sini

View Comments

MQ Pagi 24 April 2010

Materi : Indah dan Beruntungnya Menjadi Muslim

Sesungguhnya kita semua adalah orang yang sangat beruntung karena ditakdirkan menjadi seorang yang memeluk agama Islam. Karena laksana akar yang ada pada sebuah pohon, Islam memiliki akar yang sangat kokoh yaitu dasar keyakinan pada Allah SWT. Terdapat beberapa alasan mengapa kita harus merasa beruntung menjadi seorang Islam, yaitu :

1.ISLAM MENYEDIAKAN PILAR-PILAR HIDUP DENGAN RUKUN/ATURAN YANG KUAT ; Aturan ini meliputi aturan yang terkait dengan keyakinan (Aqidah), syariah, fiqih, ataupun muamalah (aturan dalam interkasi sesama manusia). Hidup menjadi lebih indah dengan pijakan keyakinan dan rasa takut pada aturan Allah karena rasa takut pada Allah akan membawa kita mendekat padaNya. Kita jadi paham dan yakin bahwa walaupun sekarang kita tidak dapat melihat Allah namun suatu saat jika kita memasuki surgaNya, kita akan bertemu dengan Allah yang memberikan aturan-aturan tersebut.

2.ISLAM MEMBERIKAN PRINSIP KEADILAN ; Hal ini jelas karena rasa adil adalah kebutuhan setiap manusia. Dalam Alquran surat Al Maidah di salah satu ayatnya terdapat pernyataan bahwa adil mendekatkan diri pada taqwa. Islam memberikan keadilan ini melalui aturan-aturan dalam Al Quran dan hadist Rasulullah. Jika di dunia terdapat hal-hal yang seperti tidak adil, yakinlah bahwa tidak ada satupun yang luput di hadapan Allah.

3.DENGAN ISLAM, KITA MEMILIKI KETENTRAMAN YANG SESUNGGUHNYA ; Kadang kita berpikir yang memberikan ketentraman hidup adalah harta, pangkat, kedudukan, atau keturunan. Namun kesemuanya itu akan kembali kepada Allah sehingga menyukainya boleh namun tidak boleh tenggelam didalamnya. Ketentraman yang sesungguhnya kita dapatkan ketika kita menggantungkan ketentraman hanya pada Allah.

4.ISLAM MEMBERIKAN KESEMPATAN UNTUK TERUS BERKARYA, BERAMAL, DAN BERIBADAH TANPA ADA KATA SELESAI ; Karena sebaik-baik muslim adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain, dengan Islam, setiap pemeluknya dapat terus berkarya,beramal, dan beribadah sepanjang hidup dan baru akan selesai ketika ajal menjemput.

5.ADA GHIRAH UNTUK MEMBELA AGAMA ISLAM ; Islam memberikan petunjuk agar setiap muslim bersemangat dalam beramal dan membela syariatnya sehingga tidak hanya untuk dirinya sendiri namun juga menjadi bagian dari dakwah untuk saudara yang lain

di copas dari sini

View Comments

Thursday, April 22, 2010

MQ Pagi 23 April 2010

Thursday, April 22, 2010
Mungkin kita sering mengalami peristiwa ketika kita memberikan nasihat kepada anak, nasihat itu diabaikan oleh anak-anak kita. Kalau direnungkan lebih dalam dan lebih jujur mengakui seringkali hal itu disebabkan oleh kita sendiri. HATI ANAK-ANAK TERUTAMA YANG BELUM BALIGH LEBIH MURNI DARI HATI KITA ORANG DEWASA. Mungkin anak-anak ilmunya masih terbatas namun hatinya masih bening sehingga tidak ada siasat, strategi, apalagi kemunafikan. Kebeningan hati ini membuat perasaan anak-anak sangat peka. Bahkan bayi yang belum mengerti bahasa verbal pun sudah bisa memahami bahasa qalbu.

Mendidik anak haruslah dengan hati dan tidak terkecoh dengan menggunakan bahasa muluk ataupun rekayasa sehingga anak merasa nyaman. Ketika anak-anak tidak merasa nyaman, sadarilah bahwa radar hatinya yang bening jalan dan berarti ada yang salah dengan kita. Jangan sampai kita mendidik anak dengan acting sambil bertujuan dinilai orang lain sehingga yang berputar adalah otak kita dan bukan menghadirkan hati kita.

MARILAH KITA MENGHADIRKAN HATI DALAM MENDIDIK DAN MEMBINA ANAK-ANAK KITA dengan semata-mata mengharap ridha Allah karena kebeningan hati akan berdampak dahsyat dan tembus dengan hati anak-anak kita. Insya Allah.

di copas dari sini

View Comments

Wednesday, April 21, 2010

MQ Pagi 22 April 2010

Wednesday, April 21, 2010
Berbahagialah orang-orang yang diberi kemampuan oleh Allah untuk memperbaiki diri sebab tidak ada yang lebih mencelakakan dan membinasakan diri selain kita sendiri yang tidak mau meningkatkan kualitas diri. Sebelum kita ingin mengubah orang lain kita harus mengubah diri kita sendiri dulu.Namun bagaimana kita dapat mengubah diri kita sendiri jika kita tidak tahu apa yang harus diubah. Jadi langkah yang harus ditempuh adalah menjadi JUJUR apa saja dosa yang harus ditobati dan hal-hal apa yang harus diperbaiki.

Siapa sajakah yang mengetahui kesalahan-kesalahan kita sehingga bisa kita mintakan tolong dalam rangkap usaha memperbaiki diri sendiri ?

YANG PERTAMA DAN UTAMA TENTULAH ALLAH SWT. Allah yang menciptakan dan menguasai diri kita sudah pasti melihat, mengetahui, menyaksikan, dan mencatat setiap perbuatan kita sekaligus membalasnya dengan adil untuk setiap detail kebaikan dan kesalahan. Sehingga kalau kita ingin dapat memperbaiki diri sudah seharusnya kita meminta tuntunanNya Yang Maha Mengetahui agar dapat bertaubat dan menjadi insan yang lebih baik.

di copas dari sini

YANG KEDUA PALING MENGETAHUI KESALAHAN KITA ADALAH DIRI KITA SENDIRI. Masalahnya kita seringkali sulit mengakui keburukan-keburukan kita. Kita lebih nyaman dengan pujian, sanjungan, dan penghargaan yang kadang-kadang merupakan topeng. Daripada melihat topeng, sebaiknya dan seharusnya berusaha JUJUR berusaha mengoreksi diri sendiri apa saja hal-hal pada diri kita yang harus diperbaiki dan dosa-dosa apa yang harus ditaubati.Bukan hal yang mudah namun berharga jika kita bisa melakukannya.

YANG KETIGA YANG JUGA TAHU KESALAHAN-KESALAHAN KITA ADALAH ORANG-ORANG YANG TERDEKAT DENGAN KITA. Orang-orang ini bisa pendamping hidup (suami/istri), anak-anak, khadimat di rumah, supir, ataupun saudara dekat yang sehari-hari berinteraksi dengan kita. Kita harus waspada jika di luar rumah kita dihormati namun di rumah tidak disukai karena mungkin kita terbuai dengan topeng yang kita bangun di luar rumah sedangkan orang-orang terdekat inilah yang lebih tahu bagaimana aslinya kita. Jadi bertanya pada orang-orang terdekat dapat membantu kita mengevaluasi diri untuk menjadi manusia yang lebih baik.

View Comments

Tuesday, April 20, 2010

MQ Pagi 21 April 2010

Tuesday, April 20, 2010
Sesi I
Pemateri: Ummu Yusuf
Materi: Berumah tangga dengan bahagia

Ringkasan Materi:
Tentang rumah tangga Rasul saw bersabda "Rumahku Surgaku" "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku (terhadap) keluargaku adalah orang yang terbaik diantara kalian" (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Baihaqi) "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang orang yang dipimpin. Imam bertanggungjawab akan rakyatnya, seorang suami adalah pemimpin rumah tangga dan bertanggung-jawab akan orang-orang yang dipimpinnya, seorang istri adalah pemimpin di rumah suaminya dan bertanggung-jawab akan keluarganya, khadim/pelayan adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan bertanggung-jawab tentang apa yang ia kelola, setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung-jawaban akan kepemimpinannya" (HR. Bukhari). Rumah tangga adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan supaya tetap dalam koridor agama.

Din Islam diturunkan untuk membahagiakan hamba-hamba Allah, dan pernikahan adalah bagian dari menjalankan din islam. Tetapi, seringkali kebahagiaan ini hanya dirasakan di awal pernikahan saja. Bila hal ini terjadi maka boleh jadi ada yang salah dalam cara kita berumah tangga, ini harus diperbaiki.

Lihatlah kehidupan Rasul saw, meskipun ditimpa berbagai masalah, pernikahan beliau tetap bahagia. Rasul saw mengajarkan kepada kita untuk mengikat pernikahan dibawah ketaatan pada Allah, menjadikan segala sesuatu sebagai bagian dari ibadah kepada Allah, ikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah, ini membutuhkan keikhlasan yang sangat besar.

Berikut beberapa hal yang mungkin dapat diterapkan agar kehidupan berumah tangga menjadi sakidah, mawaddah, warohmah:
  1. Laksanakan hak dan kewajiban suami-istri sesuai dengan aturan Allah, patuhi aturan ini sesuai dengan pemahamaan para sahabat Rasul saw sehingga tidak ada pihak yang terdzolimi
  2. Bangun rumah tangga dengan ilmu dan nasehat, kewajiban ini ada pada suami, suami juga harus bisa mendidik istri untuk berilmu baik secara langsung ataupun tidak langsung(mengijinkan istri untuk mengikuti majelis ilmu). Hal ini perlu, karena permasalahan akan terus bertambah tiap tahunnya, ini butuh ilmu yang juga harus bertambah
  3. Tumbuhkan akhlak yang baik, laki-laki tidak boleh terlalu sering melihat wanita - begitu pula sebaliknya
  4. Jaga kehormatan diri dengan baik
  5. Menumbuhkan kata saling dalam konteks positif (saling memahami, saling mencintai, saling membantu, dlsb)
  6. Mampu menahan diri untuk tidak marah dan saling memaafkan
Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Monday, April 19, 2010

MQ Pagi 20 April 2010

Monday, April 19, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Memahami orang lain

Ringkasan Materi:
Betapa suasana hati kita salah satu yang membuat tidak nyaman adalah sikap orang lain. Ketika bergaul, respon manusia sangat mempengaruhi suasana hati kita, pada umumnya kita sangat senang kalau respon mereka positif, menghargai, menghormati, memuji, dan mengatakan hal-hal yang baik. Pokoknya kita ingin seseorang bersikap seperti keinginan kita, dan kita kecewa, sedih, marah kalau sikap mereka tidak sesuai dengan keinginan kita. Sayangnya orang lain itu unik, punya pikiran, pengalaman, latar belakang, usia, bakat, dan sudut pandang sendiri. Jadi akan sangat berat jika kita ingin orang lain bersikap sesuai dengan keinginan kita.

Kita harus bisa memaklumi keadaan orang lain yang tidak sesuai dengan harapan dan keinginan kita, memaklumi bukan berarti membenarkan kesalahan orang lain, merendahkan orang lain, dan membiarkan kesalahan itu ada(kalau kesalahan itu memang ada). Mari kita belajar untuk memaklumi dan memahami orang lain, dengan tulus. Insya Allah akan membuat hati menjadi lebih tenang.

Selanjutnya, dalam surat Qaaf kemarin kita belajar tentang bagaimana mendidik anak supaya mengetahui bahwa tidak ada yang luput dan tersembunyi dari Allah - dimana pun, ini penting. Karena, kalau anak dibuat berbuat karena takut kepada orang tua, tauhid anak tidak akan bagus dan akan merasa bebas kalau jauh dari orang tua. Kita harus didik anak agar mengetahui bahwa segala sesuatu yang dilakukan diawasi dan pasti dibalas, tidak akan meleset, walaupun orang tua tidak tahu. Inilah pelajaran yang diberikan Luqman kepada anaknya, bahwa mereka harus waspada, karena setiap perbuatan disaksikan oleh Allah. Dan, harus disadari bahwa sebelum memperbaiki anak, kita sebagai orang tua juga mesti memperbaiki diri, supaya perkataan kita menjadi mantap dan memiliki tenaga.
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkanoleh hatinya, dan Kami lebih kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaaf: 16-18)
Sesi II
Pemateri: Ustadz Edi Abu Marwa
Materi: Syarat memperoleh kenikmatan dari Allah

Ringkasan Materi:
"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari yang besar (Kiamat)." (QS. Hud: 3)
Menurut ayat di atas, kalau yang kita inginkan kenikmatan (harta dunia), Allah mempersyaratkan begitu mudah untuk mendapatkannya yaitu dengan memohon ampun dan bertaubat kepadaNYA. Firman Allah yang seperti ini tidak hanya ada satu atau dua ayat, karena kalau Allah berbicara tentang istighfar dan taubat maka Allah akan memberikan kepada kita sesuatu yang selama ini kita usahakan secara mati-matian selama hidup dunia. Terkadang, dunia itu seperti bayang-bayang, kita kejar dia lari, kita diam dia berhenti. Bekerja memang penting, karena itu merupakan bagian dari amal sholeh dan jihad. Tetapi, usaha batiniah ini juga perlu diperhatikan karena ini adalah pembuka jalan bagi rejeki yang selama ini kita mati-matian mengejarnya.
Dan (dia berkata): "Wahai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS. Hud: 52)

"maka aku katakan kepada mereka:" Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS Nuh: 10-12)
Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

View Comments

Sunday, April 18, 2010

MQ Pagi 19 April 2010

Sunday, April 18, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Menjadi orang tua yang bertauhid

Ringkasan Materi:
Anak adalah mutlak ciptaan Allah, didesain oleh Allah, benar-benar tiap saat diurus oleh Allah. Kita tidak pernah tahu komposisinya, jantung dan paru-parunya, Bagaimana kita bisa mengurus sesuatu yang kita tidak tahu? Anak adalah amanah yang harus diperlakukan sesuai keinginan yang menitipkan.

Kesalahan kita adalah merasa bahwa anak adalah milik kita, kita yang memberi rejeki dan menjaganya. Memang, hal ini benar, tapi hal itu sangat sedikit.

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi nasehat kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman berkata): “Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan. Dan rendah dirilah ketika berjalan dan pelankan suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai” (QS. Luqman: 13-19)


Pelajaran terpenting bagi anak adalah menjadikan anak mempunyai tauhid yang kuat, jangan didik untuk menuhankan harta, dan dunia. Anak - anak harus tahu bahwa orang tua bukanlah pencipta, pemilik dan pemberi rejeki. Orang tua hanyalah jalan yang sewaktu-waktu bisa tiada, anak harus dididik untuk bisa hidup tanpa orang tua. Wajib bagi kita jika ingin mempunyai anak yang baik. Maka, kita sebagai orang tua juga harus baik.

Anak juga harus dididik untuk menjalankan sholat, ber-amar ma'ruf nahi munkar, dan bersiap menjalani setiap episode kehidupan yang tidak selalu sesuai dengan harapan dan keinginan mereka, ajari mereka untuk menjadi manusia tangguh yang mampu berjuan menegakkan agama Allah.

Sebagai orang tua, kita juga harus rajin membersihkan hati, supaya frekuensi hati kita tetap baik dan dapat mendekati hati anak dengan mudah. Bila frekuensinya sudah sama ini adalah jalan masuknya nasehat, dan tidak usah menasehati hal-hal yang kita sendiri tidak pernah melakukannya, tidak akan efektif.

file audio dapat didownload disini
Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

MQ Pagi 18 April 2010

Yang perlu diperhatikan adalah kemudahan kita dalam mengucapkan sesuatu, karena tidak ada satupun dari ucapan yang tidak tercatat, semua akan dimintai pertanggungjawaban. Jangan sembarang berucap dan berkomentar. Kita tidak akan celaka oleh omongan orang lain, tetapi oleh omongan kita sendiri.

---------------------------------------------------------------------------

MQ Pagi edisi hari ini cukup menarik, dipimpin oleh Ustadz Yusuf Mansyur di Masjid Daarut Tauhid. Beliau bercerita tentang bagaimana kualitas membaca Quran yang dimilikinya masih jauh dari sempurna. Ternyata banyak sekali ilmu "membaca" yang belum kita ketahui, seperti sifat-sifat huruf dan makhraj-nya.

Mungkin selama ini kita beranggapan bahwa belajar membaca Quran adalah konsumsi anak-anak kita, di TK atau di TPA. Kita lupa bahwa sebenarnya kalau kita melakukan "check-up" atas bacaan kita, masih banyak tajwid kita yang berlepotan.

Mari kita melakukan "upgrading". Undang guru yang ahli tajwid. Lakukan check-up atas kualitas bacaan kita. Perbaiki kekurangannya secara persisten dan istiqomah ...

View Comments

Saturday, April 17, 2010

MQ Pagi 17 April 2010

Saturday, April 17, 2010
Dalam suatu hadist Rasul bersabda " Sedikit mencukupi lebih baik daripada banyak melalaikan". Suatu pernyataan yang sederhana namun sangat bermakna. Jika keadaan berlebih-lebih berpotensi untuk membuat kita lalai untuk mendekatkan diri ke Allah maka sebaiknya cukup dengan keadaan biasa-biasa saja. Karena tidak ada satu katapun dari mulut kita yang luput dari pendengaran Allah, tidak ada satu perbuatan sekecil apapun yang luput dari pengelihatan Allah dan pencatatan malaikat Allah

Sesungguhnya yang harus kita waspadai dalam hidup ini adalah diri kita sendiri karena tidak ada kesulitan kecuali datang dari diri kita sendiri.

Pada saat kesulitan datang pada kita, lakukanlah evaluasi, teruslah berpikir dan mencari apa saja dosa yang telah kita perbuat yang menjadi penyebab dari bencana itu, kemudian bertaubatlah dengan sungguh-sungguh untuk menghapus dosa-dosa kita karena dosa-dosa itulah yang menghalangi datangnya pertolongan Allah.

di copas dari facebook MQ Pagi

View Comments

MQ Pagi 16 April 2010

Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Berani tampil apa adanya

Ringkasan Materi:
Kita cenderung ingin terlihat lebih baik di mata orang lain. Terlihat kaya, terlihat pintar, ini buat apa? Apa perlunya menyiksa diri seperti ini? kenapa sibuk menutupi kenyataan? Hiduplah apa adanya, tidak usah terlalu sibuk dengan penilaian orang lain, terserah orang mau ngomong apa, pujian dan cacian tidak akan berdampak apa-apa, kecuali sesuatu yang sudah ditakdirkan Allah bakal terjadi. Sudah, lempeng saja, nikmati hidup ini apa adanya, tidak usah sibuk menutupi kekurangan.

Berikhtiar untuk memperbaiki keadaan memang harus dilakukan, tetapi jangan sampai membuat kita tidak mensyukuri nikmat yang ada. Ada seorang sahabat yang karena malu saat akan naik angkot, dia berusaha sembunyi dari teman-temannya, tapi tidak ada yang tersembunyi dari Allah. Begitu dia memberhentikan angkot, secara tidak terduga teman-temannya memergoki dia dan mengajaknya naik ke mobil mereka. Apa mau dikata, maksud hati ingin bersembunyi karena malu akan keadaan dirinya, tetapi Allah merencanakan lain. Allah membuat hal yang tersembunyi menjadi tampak.

Terima segala yang ada dengan ridha, mau bersembunyi dan menghindar juga percuma saja, segala yang ditetapkan Allah pasti terjadi. Buat apa gengsi dan malu? Berani tampil apa adanya akan membuat kita menjadi tawadhu (rendah hati), saat berkekurangan hati ikhlas, saat berkelebihan hati tidak sombong.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Wednesday, April 14, 2010

MQ Pagi 15 April 2010

Wednesday, April 14, 2010
Fakta bahwa Allah yang menciptakan, membina, mengurus dan memiliki seluruh jagad raya, dunia beserta isinya harus selalu kita ingat dalam tiap langkah kehidupan kita. Karena dengan mengingatnya kita dapat terhindar dari berbagai dosa dan penyakit hati termasuk di dalamnya nafsu untuk dipuji oleh orang lain.

Sesungguhnya segala puji hanya bagi Allah SWT, sang penguasa mahluk dan kehidupan, sedangkan jika mahluk yang milik Allah mendapatkan pujian dari mahluk lain tidak lain karena karunia yang dititipkan Allah kepadanya. Seseorang dipuji karena wajahnya yang menarik, padahal wajah rupawan itu merupakan karunia Allah yang dapat dengan mudah ditarik kembali, seseorang dipuja karena kekayaannya padahal harta itu hanya titipan dari Allah yang suatu saat akan dipergilirkan kepemilikannya, demikian seterusnya pada semua hal yang membuat seorang mahluk menuai puja dan pujian dari mahluk lain.

Jika kita terus berpegang dan menyadari kenyataan di atas maka kita akan terhindar dari nafsu dan keinginan dipuji, dihargai dan diperlakukan special oleh manusia. Karena seringnya mendapatkan pujian sangat berpotensi membuat manusia mabuk dan lupa diri bahkan tidak jujur pada diri sendiri, menganggap dirinya lebih baik dari keadaan yang sebenarnya. Menganggap diri kita mulia padaha hina dimata orang lain yang mengenal keseharian kita dengan baik . Dikisahkan salah satu jihad orang shaleh adalah menghindar dari hal-hal yang membuat dirinya mendapatkan pujian berlebihan yang tidak meningkatkan ketakwaan tapi malah menambah tebal hijab hati.

Untuk itu janganlah kita sibuk mencari penilaian dari orang lain tapi sibuknya mencari penilaian baik dan pertolongan Allah.

dicopas dari sini

View Comments

Tuesday, April 13, 2010

MQ Pagi 14 April 2010

Tuesday, April 13, 2010
Sesi I
Pemateri: Ustadzah. Erika Suryani Dewi, LC
Materi: Wanita penghuni neraka

Ringkasan Materi:
Dikatakan oleh ‘Abdullah bin Amr ra meriwayatkan sabda Rasulullah saw :“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)

Rasulullah saw bersabda kepada Umar ibnul Khaththab ra: “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud)
Ini mengerikan, karena ada beberapa hadist yang memuliakan wanita, diantaranya bahwa surga berada dibawah telapak kaki ibu, aktifitas wanita dalam mengurus rumah tangga adalah jihad, kematian wanita saat melahirkan adalah syahid. Seharusnya, kemudahan-kemudahan ini dapat menjadi kebanggaan bagi wanita, karena perihal mengenai jihad dan syahid ini tidak mudah untuk didapatkan, terutama bagi laki-laki, mereka baru bisa memperoleh syahid bila dalam peperangan dan dalam perjuangan menegakkan kalimat Allah.

Tetapi, saat Allah me-mi'raj-kan Rasul, Beliau melihat kedalam neraka yang kebanyakan penghuninya adalah para wanita?

Tentang hal ini, Rasulullah saw bersabda :“Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)
Beberapa sebab wanita menjadi penghuni neraka:
  1. Kufur terhadap suami dan kebaikan-kebaikannya
  2. Kekufuran model ini banyak dijumpai di tengah keluarga muslim, yakni seorang istri yagn mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya karena satu-dua sikap suami yang tidak cocok dengan kehendak istri. Seperti kata pepatah, panas setahun dihapus oleh hujan sehari. Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri ialah bersyukur terhadap apa yang diberikan suaminya, janganlah mengkufuri kebaikan-kebaikan sang suami.

    Padahal, boleh jadi salah seorang (wanita) diantara kalian mengundur-undur masa perawan untuk mendapatkan suami dan anak sholeh, tetapi begitu menikah dan mendapati suami melakukan kesalahan kecil maka mereka membenci dan meninggalkan suaminya.

  3. Permintaan cerai tanpa alasan syar'i
  4. Permintaan cerai ini biasa diawali dengan pertengkaran antara suami dan istri karena ketidakpuasan sang istri terhadap kebaikan dan usaha sang suami.
    Rasulullah saw bersabda : “Wanita mana saja yang meminta cerai pada suaminya tanpa sebab (yang syar’i) maka haram baginya wangi Surga.” (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi)
Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

MQ Pagi 13 April 2010

Sesi II
Pemateri: Ustadz Hilman Rosyad Shihab
Materi: Al Baqarah - 186

Ringkasan Materi:
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran" (QS. Al Baqarah: 186)
Menurut Ibnul Jauzi dalam tafsirnya ada beberapa yang menjadi sebab turunnya ayat ini, antara lain:
  1. Seorang arab badui mendatangi Rasulullah saw kemudian berkata: Apakah Rabb kita dekat sehingga kita bermunajat (berbisik) dengan-Nya ataukah jauh sehingga kita menyeru-Nya?
  2. Yahudi Madinah berkata: Wahai Muhammad! Bagaimana Rabb kita mendengar doa kita sedangkan engkau menganggap antara kita dan langit berjarak perjalanan 500 tahun?
  3. Sahabat-sahabat berkata: Wahai Rasulullah! Seandainya kita mengetahui kapan waktu yang paling disukai Allah untuk kita berdoa dengan doa kami.
  4. Sahabat-sahabat bertanya kepada Rasulullah saw: Di mana Allah?
Dari ayat diatas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu
  • bahwa, ibadah yang kita lakukan akan membuat kita semakin dekat dengan Allah
  • kedekatan kita kepadaNYA akan membuat Allah senang dan cinta kepada kita, sehingga membuat Allah berkenan mengabulkan doa-doa kita
  • bahwa, orang yang dekat dengan Allah akan semakin yakin akan kebesaran Allah sehingga hidup mereka digunakan untuk mendapatkan ridha Allah, mematuhi segala perintah Allah, dan senantiasa memperoleh petunjuk dari Allah.
Wallaahu a’lam bish-shawaab

catatan admin: untuk hari ini saya terlambat mengikuti sesi I, sehingga hanya bisa mentranskip sesi ke II saja (dengan beberapa tambahan yang saya kira perlu disertakan). Mohon maaf atas keterbatasannya.

View Comments

Sunday, April 11, 2010

MQ Pagi 12 April 2010

Sunday, April 11, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Berbicara benar dan manfaat

Ringkasan Materi:
Sentosa datang jika kita yakin dan patuh pada Allah, kita harus sadar bahwa hati bersih adalah aset yang tidak tenilai. Salah satu upaya agar hati senantiasa bersih tidak bernoda adalah dengan melakukan tafakur (berfikir, memikirkan atau merenungkan), tafakuri setiap hal yang telah dan akan kita lakukan.

Saat memikirkan sesuatu, tanyakan pada hati kita, apakah hal ini perlu saya pikirkan? apakah pikiran ini akan membersihkan hati atau malah akan mengotorinya? apakah pikiran ini bermanfaat bagi dunia - akhirat? Kalau tidak bermanfaat, segera hentikan, alihkan pikiran ke hal yang lebih bermanfaat seperti dzikir dan istighfar

Saat akan berkata-kata, pikirkan dengan sungguh-sungguh, apakah perkataan ini harus keluar? dapatkah ucapan ini mensolusikan masalah yang sedang terjadi? ada manfaatkah perkataan ini bagi kita dan orang lain? Jaga lidah kita, tidak usah iseng dalam berkata dan berkomentar

"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar" (QS. An Nisa: 114)

Diriwayatkan dalam Muwatha Imam Malik dan Kitab At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Bilal bin Al-Harits Al-Muzni bahwa Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya seseorang laki-laki mengatakan sebuah kalimat yang diridhai Allah dan ia tidak menyadarinya sampai di tempatnya, ternyata dengan kalimat itu Allah menuliskan keridhaan-Nya hingga hari Dia bertemu dengannya. Sesungguhnya seorang laki-laki mengatakan suatu kalimat yang dimurkai Allah dan ia tidak menyadarinya sampai ditempatnya, ternyata karena kalimat tersebut Allah menulis kemurkaan-Nya hingga hari Dia bertemu dengannya."

Kita sering kali hanya berhati-hati terhadap perkataan dan perbuatan orang lain karena menganggap hal itu dapat membahayakan. Padahal, segala sesuatu terjadi atas ijin Allah semata. Mulailah berhati-hati segala perbuatan dan perilaku kita sendiri, karena hal ini juga berdampak pada kehidupan kita.

Insya Allah, dengan seringnya kita bertafakur maka suara hati yang selama ini tidak terdengar karena tertutup oleh dosa akan muncul dan terdengar.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

MQ Pagi 11 April 2010

Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Berbicara benar dan manfaat

Ringkasan Materi:
Seringkali kita terjebak mengatakan sesuatu yang tidak bermanfaat dan sia-sia. Berpikirlah sebelum berbicara, perkataan ibarat anak panah yang melesat dari busurnya - tidak dapat dikejar dan ditarik lagi ketempat semula tanpa meninggalkan bekas. Bicaralah yang benar dan manfaat, disaat yang tepat dan pada orang yang tepat. Tidak semua hal harus disampaikan, kita harus bisa meletakkan perkataan dengan tepat. Bicara seperlunya saja, tidak usah ditambah-tambahi, tidak usah segala dibicarakan, sehingga membuat kita tergoda untuk berbicara lebih banyak, lebih baik, dan cenderung mengada-ada.

catatan admin:
Dewasa ini banyak sekali hal-hal yang cukup menggoda untuk dibuat bahan pembicaraan, mulai dari makelar kasus, makelar pajak, dan lain sebagainya. Pertanyaannya, apakah kita perlu membicarakannya? apakah kita tahu kebenaran dibalik semua kejadian ini? andaikan kita tahu apakah pantas kita mempergunjingkannya?
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan)dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yaang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al Hujurat: 11-12)
Sesi II
Pemateri: Ustadz Fachrudin
Materi: Indikator Kebahagiaan

Ringkasan Materi:
Setiap kita pasti ingin bahagia. Menurut Ibnu Abbas indikator orang bahagia dunia akhirat adalah:
  1. Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur
  2. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh
  3. al auladun abrar, yaitu anak yang soleh
  4. albiatu hasanah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita
  5. al malul halal, atau harta yang halal
  6. Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama
  7. umur yang barokah
Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di masjid.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Friday, April 9, 2010

MQ Pagi 10 April 2010

Friday, April 9, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Memanfaatkan waktu semaksimal mungkin

Ringkasan Materi:
Satu hari berisi 24 jam berlaku bagi siapapun dan di belahan bumi manapun. Namun dalam 24 jam yang berputar, output yang dihasilkan tiap insan tidak sama. Dalam kurun waktu yang sama ada manusia yang berhasil mengatur dan mengurusi negara, ada yang mampu menghasilkan banyak amal shaleh, namun ada juga yang mengurusi diri sendiri saja tidak berhasil.

Dalam Islam orang yang beruntung adalah orang yang hidupnya berubah lebih baik dari hari kemarin. Karena itu agar tidak menjadi sia-sia kita memerlukan manajemen waktu dal hidup. Dan salah satu ciri orang yang memiliki manajemen waktu adalah mampu menentukan skala prioritas. Mana hal-hal yang penting, genting, sedang, atau dalam bahasa islam wajib, sunnah, makruh, mubah, haram.

Bahaya yang paling mengancam diri kita sesungguhnya adalah keburukan diri kita sendiri. Karena itu kita harus terus berusaha untuk bertanya pada diri sendiri agar dapat efektif dalam berpikir dan berbicara. Jangan sampai kita sibuk memikirkan dan membahas hal-hal atau kesalahan orang lain sementara lalai memikirkan dan membahas kekurangan atauapun kesalahan diri kita sendiri. Jangan sampai kita sibuk berbicara tentang banyak hal terkait orang lain tapi lupa menerapkannya pada diri kita sendiri, padahal ketika perkataan tidak sesuai dengan perbuatan...itulah kehancuran.

Jadi berhati-hatilah dalam menjalani waktu, karena semua aktivitas di dunia termasuk di dalamnya berbicara dan berpikir adalah amanah. Jangan sampai kita tergolong manusia yang sia-sia karena tidak mampu menentukan skala prioritas dalam kehidupan.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

Tulisan ini diambil dari notes FB MQ Pagi

View Comments

Thursday, April 8, 2010

MQ Pagi 09 April 2010

Thursday, April 8, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Surga dunia

Ringkasan Materi:
Kita semua pasti ingin masuk surga. Tetapi, kita jarang sekali melakukan hal yang makin mendekatkan diri kesana, bahkan berdoapun cenderung cuma basa-basi.

Seseorang, jika sudah menginginkan sesuatu, pasti akan dikejar habis-habisan. Tetapi, untuk yang menginginkan surga, pernahkah kita berusaha habis-habisan? Pernahkah kita memikirkan nasib keluarga kita kelak? masuk surga atau tidak? Apakah kita kepikiran atas rejeki yang telah kita usahakan, halal atau tidak? Periksa lagi, seberapa besar keinginan kita akan surga? basa basikah?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Di dunia itu terdapat surga. Barangsiapa yang tidak memasukinya, maka dia tidak akan memperoleh surga akhirat”

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa surga dunia adalah mencintai Allah, mengenal Allah, senantiasa mengingat-Nya, merasa tenang dan thuma’ninah ketika bermunajat pada-Nya, menjadikan kecintaan hakiki hanya untuk-Nya, memiliki rasa takut dan dibarengi rasa harap kepada-Nya, senantiasa bertawakkal pada-Nya dan menyerahkan segala urusan hanya pada-Nya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Bukanlah kekayan itu dengan banyaknya harta. Tetapi, sesungguhnya kaya itu ialah kaya jiwa" (HR. Bukhari Muslim)
Sakit-sehat, lapang-sempit, dinaikkan-dirutunkan, diberi dunia - diambil lagi, bahagia-sedih, susah-senang, sikapi dengan tenang, tidak perlu puji dan dibalas budi. Lempeng aja. Tetaplah tersenyum, bersikap sopan, santun, pemaaf, tenang, damai, sakinah. Itulah surga dunia.

Jangan tempelkan dunia pada hati, semua hal pasti digilirkan oleh Allah, uang yang kita dapat-pun pada saatnya nanti akan keluar, sikapi dengan tenang, ada dan tiada tidak lantas membuat gelisah karena semua hal ditempatkan pada tempat yang sebenarnya. Sepatu ditempatkan dikaki, uang ditempatkan di dompet, dunia ditempatkan di dunia. Hati cukuplah untuk Allah.

Jangan risaukan rejeki yang akan datang, selama kita hidup, demi Allah semua akan dicukupi. Yang menjadi masalah justru cara kita dalam menjemput rejeki yang ada, sudah sesuatu dengan syariat yang ditetapkan Pemilik Rejeki atau tidak. Jangan sibukkan diri memikirkan rejeki yang sudah dijamin, tetapi sibuklah mengingat Allah.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka" (QS. Ali Imran: 190-191)
Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

MQ Pagi 08 April 2010

Pemateri: KH DR. Miftah Farid
Materi: Menjadi muslim yang berakhlak baik

Pengantar oleh KH Abdullah Gymnastiar:
Hati-hatilah saat mengenang dan membicarakan masa lalu kita, jangan terlalu bangga dengan pencapaian yang telah kita raih, boleh jadi pada kejadian itu ada sebuah dosa tersembunyi yang tidak kita sadari dan luput dari pengamatan kita. Pada saat mendapat pujian, periksa lagi, apakah kita memang pantas dan layak untuk dipuji? Ketika kita memperoleh jabatan baru yang lebih tinggi, periksa, apakah kita layak mendapatkannya? Apakah semua hal yang kita lakukan adalah buah dari kerja keras kita semata? apakah proses yang kita lalui sudah sesuai dengan syariat Allah?

Allah Maha Tahu tentang diri kita, DIA sangat tahu segala perilaku kita. Jangan sampai semua 'kenikmatan' ini kita sikapi dengan salah, pujian dan pencapaian yang ada malah semakin mempertebal hijab kita, jangan sampai hidup ini penuh dengan rekayasa dan kemunafikan, sehingga secara perlahan kita bangga terhadap dosa yang kita lakukan hanya karena tertutupi pujian makhluk. Periksa dengan sebenar-benarnya. Sungguh, perbanyaklah bertaubat, periksa dan periksa.

Ringkasan Materi:
Dosa memang harus disikapi dengan penyesalan, ditinggalkan, tidak ulang, bahkan dipertontonkan. Janganlah merasa bangga dengan dosa yang telah kita lakukan.

Dewasa ini, umat muslim sepertinya melupakan pelajaran penting dalam ajaran islam yaitu memberi kesenangan kepada orang lain. Muslim itu semestinya ramah, sopan, santun, mudah menyampaikan terima kasih, dan mudah meminta maaf. Ini adalah ajaran yang sepele, tapi banyak orang yang malu untuk melakukannya.
"Sedikitpun janganlah engkau menganggap remeh perbuatan baik, meskipun ketika berjumpa dengan saudaramu engkau menampakkan wajah ceria" (HR. Muslim)
Saat berada dijalan dan melihat ada gangguan, janganlah mudah mencaci maki, bersingkap angkuh, arogan dan bermuka masam. Maafkanlah mereka, buat orang lain senang karena ini juga merupakan sedekah.

Tampakkan sikap yang baik. Oleh karena itu, jangan mudah marah dan jangan membuat perilaku yang akan membuat orang marah, jangan menggunjing dan jangan membuat perilaku yang menyebabkan orang lain menggunjing, jangan memfitnah dan jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan datangnya fitnah.

Muslim harus mempunyai pribadi yang suka menolong orang lain, tangguh menghadapi tantangan dan ujian, tidak sensitif dan mudah marah. Lihatlah Rasulullah saw, sosok yang toleran, pemaaf, penyabar, dan santun baik terhadap muslim maupun non muslim.

Mari, bersama-sama membangun keakraban dan persaudaraan, jangan mempersulit diri dan orang lain. Mudahkan. Semoga Allah selalu membimbing kita.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Tuesday, April 6, 2010

MQ Pagi 07 April 2010

Tuesday, April 6, 2010
Pemateri: Ustadzah Rosyida
Materi: Juwairiyah Binti Al-Harits, wanita yang membawa berkah bagi kaumnya

Ringkasan Materi:
Juwairiyah binti Al-Harits bin Abi Dhirar bin Al-Habib Al-Khuza’iyah Al-Mushthaliqiyah adalah putri dari Al Harits bin Abu Dhirar pemimpin Bani Musthaliq. Sebelum memeluk islam beliau bernama Burrah, Juwairiyah dikenal sebagai gadis yang luas ilmunya dan baik akhlaknya.

Setelah kemenangan kaum muslimin atas Bani Musthaliq dalam Perang Muraisi, Juwairiyah termasuk salah satu tawanan perang yang diberikan untuk Tsabit bin Qais bin Syamas. Begitu mengetahui dirinya menjadi tawanan, Juwairiyah mengajukan keinginannya untuk membebaskan diri kepada Tsabit dan Rasulullah saw.

Saat diijinkan bertemu Rasulullah, dia berkata, "Rasulullah, aku Burrah, putri dari Al Harits. Ayahku adalah pemimpin kaumku. Sekarang aku ditimpa kemalangan dengan menjadi tawanan perang dan jatuh ke tangan Tsabit bin Qais. Ia memang lelaki baik, tidak pernah berlaku buruk padaku. Namun ketika kukatakan aku ingin menebus diri, ia membebaniku dengan sembilan keping emas. Maka kupikir lebih baik minta perlindungan padamu. Tolong, bebaskan aku!"

Rasulullah berpikir sejenak. Iba hati Rasulullah menyaksikan Juwairiyah, seorang wanita terhormat yang tiba-tiba berubah menjadi budak. Lalu Rasul balik bertanya, "Maukah engkau yang lebih baik dari itu?"
Jawaban Rasulullah kemudian membuat Juwairiyah tercengang, namun wajahnya berseri-seri. Betapa tidak, selain Rasulullah sendiri yang akan membayar tebusan, Rasulullah pun melamarnya. Dengan senyuman, Juwairiyah menerima pinangan Rasulullah, lalu memeluk Islam.

Setelah itu tersebarlah berita bahwa Rasulullah saw telah menikahi Juwairiyah binti Al-Harits bin Abi Dhirar, maka orang-orang berkata:"Kalau Rasul menikahi Juwairiyah maka tawanan kita adalah kerabat Rasulullah saw, maka mereka melepaskan tawanan perang yang mereka bawa, hal ini menyebabkan Bani Musthaliq berbondong-bondong memeluk islam". Bahkan, Aisyah ra mengatakan "Aku tidak mengetahui jika ada seorang wanita yang lebih banyak berkahnya terhadap kaumnya daripada Juwairiyah."

Mendengar putrinya berada dalam tawanan kaum muslimin, al-Harits bin Abu Dhirar mengumpulkan puluhan unta dan dibawanya ke Madinah untuk menebus putrinya. Sebelum sampai di Madinah dia berpendapat untuk tidak membawa seluruh untanya, dan menyembunyikan dua ekor unta yang terbaik. Lalu dia pergi ke Madinah dan menemui Rasulullah. Maka Nabi saw bersabda:"Bagaimana pendapatmu seandainya anakmu disuruh memilih diantara kita, apakah anda setuju?".

"Baiklah", katanya. Kemudian ayahnya mendatangi Juwairiyah dan menyuruhnya untuk memilih dirinya dengan Rasulullah maka Juwairiyah menjawab,"Aku memilih Allah dan Rasul-Nya"

Setelah itu Rasul menanyakan perihal dua ekor unta yang disembunyikan. Mendengar pertanyaan itu Al Harits langsung terperangah, hatinya terguncang hingga tampak bingung. Lalu ia berkata, "Demi Allah, kau benar-benar utusan Allah. Tak ada yang tahu masalah ini selain Allah." Ia lalu masuk Islam, dan secara serentak diikuti seluruh kaumnya.

Juwairiyah telah memeluk Islam dan keimanan di hatinya telah kuat. Semata-mata dia mengikhlaskan diri untuk Allah dan Rasul-Nya. Ibnu Abbas banyak meriwayatkan shalat dan ibadahnya, di antaranya, "Ketika itu Rasulullah saw hendak melakukan shalat fajar dan keluar dan tempatnya. Setelah shalat fajar dan duduk hingga matahari meninggi, beliau pulang, sementara Juwairiyah tetap dalam shalatnya. Juwairiah berkata, 'Aku tetap giat shalat setelahmu, ya Rasulullah.’ Nabi bersabda, 'Aku akan mengatakan sebuah kalimat setelahmu. Jika engkau kenjakan, niscaya akan lebih berat dalarn timbangan, 'Maha Suci Allah, sebanyak yang Dia ciptakan. Maha Suci Allah Penghias Arasy-Nya. Maha Suci Allah, unsur seluruh kalimat-Nya' "

Dari Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah saw masuk ke rumah Juwairiyah binti Harits pada hari Jumat sedang ia sedang berpuasa. Lalu Nabi bertanya kepadanya "Apakah engkau berpuasa kemarin?" Dia menjawab "Tidak" dan besok apakah engkau bermaksud ingin berpuasa? "Tidak" jawabnya. Kemudian Nabi bertanya lagi dia menjawab tidak pula. "Kalau begitu berbukalah sekarang!"

Begitulah, ada banyak sekali pelajaran yang dapat diambil dari perjalanan hidup Juwairiyah binti Al-Harits, seorang muslimah yang cerdas, berani mengeluarkan pendapat, mampu menjaga kehormatan (berupaya sekuat tenaga melepaskan diri dari status tawanan perang), taat beribadah, suka belajar, dan bisa menerima kritik dan memperbaiki diri atas kesalahan yang pernah dilakukan.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

MQ Pagi 06 April 2010

Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Dunia bukanlah ukuran yang sejati

Ringkasan Materi:
Kita seringkali mengukur kesuksesan, kerugian, dan keberuntungan dengan takaran duniawi. Harta, jabatan, kepopuleran, kecelakaan, dan musibah sejatinya tidak dapat dijadikan ukuran untuk menilai seseorang itu sukses atau tidak.

Rasul pernah ditanya, orang yang paling beruntung itu yang bagaimana? Rasul menjawab "Barang siapa yang keadaannya hari ini kualitas hidupnya lebih baik dari hari kemarin maka dia adalah orang beruntung, barangsiapa keadaan hidupnya pada hari ini sama dengan hari kemarin maka ia termasuk orang yang rugi, dan barangsiapa keadaan hidupnya pada hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka dia itulah orang yang celaka"

Menurut Rasul keberuntungan itu adalah jika kualitas hidup kita hari ini lebih baik dari hari kemarin. Jadi, kesuksesan dan keberuntungan tidak ditentukan dari banyaknya uang, tingginya jabatan, dan kepopuleran. Musibah yang menimpa kita pun bukan ukuran bahwa kita celaka, boleh jadi itu adalah ujian untuk membuat kita semakin mendekatkan diri kepada Allah dan menjadi seorang yang makin bertaqwa. Taqwa inilah keberuntungan yang sejati.

Dicabutnya nikmat dunia bukan berarti kerugian, asal hal ini dapat makin mendekatkan kita kepada Allah. Penderitaan, baik lahir maupun batin jika disikapi dengan baik maka akan menjadi sarana untuk menggugurkan dosa, dari sini akan ada banyak hal positif yang bisa didapat antara lain: hati menjadi lembut, ibadah menjadi khusyu', akhlak menjadi lebih baik, tawadhu, dan istiqomah.

Lihatlah berapa banyak orang dengan dunia berlimpah tetapi jauh dari Allah, hatinya goyah, cenderung melakukan maksiat dan munafik.

Sesi II
Pemateri: Syech Kholil dari Madinah bersama Ustadz Roni Abdul Fattah
Materi: Tiga hal yang mesti kita perjuangkan

Ringkasan Materi:
Berikut ini adalah doa yang senantiasa dipanjat oleh Rasulullah saw:
Allahumma inni as'aluka 'Ilman naafi'an, wa rizqan tayyiban, wa 'amalan mutaqabbalan
"Ya Allah, aku mohon kepadamu agar engkau memberi kamu ilmu yang bermanfaat, rejeki yang baik, dan terimalah amal ibadah kami"
Dalam doa ini Rasul memohon kepada Allah 3(tiga) hal, ketiga hal ini sebaiknya juga dapat selalu mewarnai kehidupan kita.

Ilmu yang bermanfaat - Carilah ilmu sebanyak-banyaknya baik yang berkaitan dengan dunia maupun akhirat, jangan sampai hari-hari kita terlewati tanpa ada pertambahan ilmu.

Rejeki yang baik - Setidaknya ada 2(dua) syarat yang harus dipenuhi agar rejeki dapat dikatakan baik jika zat dan cara memperolehnya juga halal.
“Setiap daging yang tumbuh dari yang haram, maka nerakalah yang pantas baginya.” (HR. Tirmidzi)

“Sesungguhnya Allah mengharamkan surga atas tubuh yang tumbuh dengan yang haram.” (HR. Abu Nuaim)

“Kemudian Ia (Nabi Muhammad Saw) menyebut seorang laki-laki yang sudah jauh perjalanannya, kusut rambutnya dan berdebu pakaiannya, ia selalu mengangkat tangannya ke langit sambil berdoa, ya Tuhan, ya Tuhan, tetapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan tumbuh dengan yang haram, maka bagaimana mungkin doa itu akan dikabulkan oleh Allah.” (HR. Muslim)
Amal yang diterima - Ini merupakan tujuan setiap muslim, ada beberapa syarat agar amal kita diterima Allah, yaitu:
  1. dilakukan ikhlas karena Allah, bukan untuk mencari duniawi
  2. Umar bin Khatab Ra, berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya. Barang siapa yang hijrahnya itu karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya” (HR. Bukhari Muslim)
  3. dilakukan sesuai dengan petunjuk Rasulullah
  4. Dari Aisyah ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang mengamalkan suatu amal (ibadah) yang tidak pernah kami lakukan, maka amalnya itu ditolak.” (HR. Muslim)
  5. sempurna, dalam arti amal dilakukan secara murni hanya kepada Allah. Tidak boleh beribadah kepada Allah dan menyertai amalan itu dengan pergi ke dukun
Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Monday, April 5, 2010

MQ Pagi 05 April 2010

Monday, April 5, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Pribadi dengan hati yang bersih (Qalbun Salim)

Ringkasan Materi:
Bagi seseorang yang bening hati, dimanapun berada, dia akan selalu merasakan pengawasan Allah. Hal ini akan membuatnya selalu berusaha jujur dan menghindari maksiat. Berusaha pun dia lakukan dengan sungguh-sungguh mentaati semua rambu yang telah Allah tetapkan, karena keyakinan yang mantap bahwa rejeki sudah diatur oleh Allah, tidak akan tertukar. Pujian dan hinaanpun dapat disikapi dengan baik, tenang. Orang seperti ini akan selalu berusaha melakukan hal-hal yang disenangi oleh Allah.
Allah berfirman "Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At Tahrim: 6)
Nikmat yang ada tidak lantas membuatnya menjadi lupa diri, musibahpun disikapi dengan sabar. Ciri lain yang ada pada mereka adalah kemantapan mereka yang hanya bergantung kepada Allah, tidak suka memelas dan menghiba dalam meminta bantuan kepada makhluk karena mereka percaya bahwa segala sesuatu terjadi atas ijin Allah Sang Maha Pengasih dan Penyayang.

Sungguh, pribadi seperti ini akan diliputi banyak kebaikan, karena selalu berpikiran positif, tidak suka menggunjing, tidak terpengaruh pujian dan hinaan, semua hal dilakukan secara wajar, tidak berlebihan, proporsional, pas. Demi mengharap keridhaan Allah semata

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Sunday, April 4, 2010

MQ Pagi 04 April 2010

Sunday, April 4, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar & ustadz Roni Abdul Fattah
Materi: Riya (Pamer)

Ringkasan Materi:
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah tak melihat bentuk badan dan rupamu tetapi melihat niat dan keikhlasan didalam hatimu.” Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya yg paling kutakuti atas kamu sekalian adl syirik kecil.” Sahabat bertanya: “Apa syirik kecil itu ya Rasulullah?” Rasulullah bersabda: “Syirik yg kecil itu adalah riya”. Riya pada dasarnya terjadi karena kita melakukan sesuatu bukan karena mengharap keridhaan Allah, tetapi karena penilaian orang lain.

Kalau belajar, lakukanlah dengan gigih tanpa berharap pujian dari makhluk, tidak usah terlalu bangga dengan pencapaian yang telah kita peroleh.

Memperlihatkan amal ibadah boleh-boleh saja, tetapi lakukanlah dengan wajar, lempeng saja. Luruskan niat (melakukan segala sesuatu hanya demi mengharapkan ridha Allah) diawal, pada saat berproses, dan diakhir usaha yang kita lakukan, mudah-mudahan kita terbebas dari penyakit hati ini.

Dengan terbebasnya dari penyakit ini, maka diharapkan hati bisa menjadi bersih dan bening, sehingga segala sesuatu yang dilakukan berbuah pahala, menjadikan kita semakin dekat dan dapat merasakan kehadiran Allah.

Ciri-ciri orang yang hatinya bening adalah:
  • senang memurnikan tauhid
  • hatinya selamat dari kesombongan
  • terus berjuang untuk menghilangkan penyakit hati
Imam Malik pernah berkata "Tidaklah aku berjumpa dengan orang lain selain aku berpikir bahwa amal dan ibadah dia lebih baik dari aku"

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

MQ Pagi 03 April 2010

Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Hindari perkataan sia-sia

Ringkasan Materi:
"Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Hai orang-orang yang beriman mengapa kalian mengatakan apa yang tidak kalian perbuat." (QS. As Shaff: 1-2)
Ayat diatas diturunkan berkenaan dengan seorang lelaki yang mengatakan dalam masalah perang Uhud hal-hal yang tidak ia lakukan, seperti memukul, menusuk dan membunuh musuh, padahal dia tidak melakukannya.
“Barangsiapa yang dapat menjamin bagiku (bahwa ia akan menjaga) apa yang berada diantara kedua rahangnya (lidah) dan apa yang berada di kedua pahanya (kemaluan), Aku akan menjamin baginya surga.” (HR. Bukhari)
Berbicara memang mudah, tetapi jangan sampai hal ini membuat kita melebihkan kenyataan yang ada. Pastikanlah setiap perkataan harus melalui proses pertimbangan yang matang. Jangan sampai tergelincir dengan mengatakan sesuatu dusta. Ingatlah, segala sesuatu akan dipertanggungjawabkan.

Dari kata-kata yang keluar orang dapat dibedakan menjadi 4(empat), yaitu:
  1. Perkataan orang yang mempunyai derajat tinggi, dari orang seperti ini akan muncul perkataan yang benar, bermanfaat, selalu menyangkut Allah dan solutif
  2. Perkataan orang biasa, orang seperti ini terbiasa untuk menceritakan kejadian/peristiwa yang ada tetapi berisi hikmah
  3. Perkataan orang rendahan, orang seperti ini terbiasa untuk mengeluh, menghina, dia adalah seorang yang senang melihat segala sesuatu dari sisi negatif
  4. Perkataan orang dangkal, orang seperti ini cenderung senang membicarakan diri sendiri
Sebaiknya tidak menceritakan sesuatu hal dengan maksud untuk dipuji orang, buat apa? Bukankah hati ini dalam kekuasaan Allah, buat apa bersusah payah menyenangkan hati orang lain?

Tidak semua hal harus dikatakan, sebelum berbicara sebaiknya diperiksa dulu, benar/tidak, berlebihan/tidak, perlu/tidak. Latihlah hati untuk bisa menjadi radar untuk menilai setiap perkataan dan perilaku kita. Semakin peka hati kita, maka kita akan semakin tahu tindakan yang kita lakukan ini melenceng ataukah sia-sia. Bagaimana melatih kepekaan hati? Tentunya dengan mendekat kepada Allah.

Sesi II
Pemateri: Ustadz Mulyadi Al Fadil
Materi: Potensi Manusia

Ringkasan Materi:
Secara umum manusia memiliki 3(tiga) potensi, yaitu: potensi fisik, akal, dan hati. Potensi fisik ini harus dijaga, karena dengan fisik yang prima kesempatan beribadah kepada Allah menjadi lebih mudah dilakukan. Bahkan Islam sangat menganjurkan agar kita memiliki fisik yang sehat. Almu`minuni qowiyyu, mu`min yang kuat lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada mu`min yang lemah.

Potensi yang kedua adalah akal. Akal inilah yang membedakan kita dengan makhluk Allah lainnya. Dengan akal kita dapat membedakan antara yang baik dan yang tidak baik. Dengan adanya akal kita juga dapat mengelola bumi dan membangun peradaban.

Potensi ketiga adalah hati. Inilah potensi terpenting manusia, karena baiknya fisik dan akan tergantung pada beningnya hati. Rasulullah saw bersabda “Ingatlah bahwa dalam jasad ada segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh jasadnya dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati”

Terlepas dari itu, ketiga potensi ini harus bisa dimaksimalkan, tidak boleh ada yang pincang, karena semua potensi itu saling berkaitan.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments

Friday, April 2, 2010

MQ Pagi 02 April 2010

Friday, April 2, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Suudzon (Berprasangka Buruk)

Ringkasan Materi:
Salah satu sebab hati terhijab dari Allah adalah suka berprasangka buruk kepada orang lain, hal ini akan membuat kita berjalan dengan tuntunan nafsu, hidup seperti ini tidak akan nyaman, dan cenderung membuat kita menjadi munafik.
"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yaang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang" (QS. Al Hujurat: 12)

Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah oleh kalian prasangka buruk, karena sesungguhnya prasangka buruk itu adalah sedusta-dustanya perkataan. Dan janganlah kalian mencari-cari berita kesalahan orang lain, dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah kalian saling mementingkan diri sendiri, dan janganlah kalian saling dengki, dan janganlah kalian saling marah, dan janganlah kalian saling memusuhi dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. (HR. Muslim)

"Cukuplah seorang dikatakan pendusta jika ia menceritakan setiap apa yang ia dengar"
(HR. Muslim)
Al Quran tidak mengajarkan buruk sangka, tetapi bergerak dan bertindak berdasar fakta. Kita sama sekali tidak bisa menilai orang lain apalagi dengan seseorang yang baru saja kita kenal, apakah orang ini orang baik atau tidak? kita tidak memiliki hak untuk itu. Memang, setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan, tetapi semua itu tidak dapat dijadikan ukuran untuk menilai orang lain. Bukan urusan kita menilai hati orang lain.

Prasangka buruk akan menjadikan kita menolak kebenaran yang ada, ini terjadi karena hati sudah terlanjur menjadikan prasangka sebagai ukuran, hal ini mengakibatkan kita cenderung menarik hal-hal yang mendukung prasangka yang ada, meskipun hal itu tidak benar.
“Ketika anak Adam bangun dari tidurnya, setiap bagian tubuhnya memohon perlindungan kepada lidahnya, berkata: “Takutlah kepada Allah tentang kami karena sesungguhnya kami adalah bagian darimu. Maka apabila engkau lurus maka luruslah kami, dan jika engkau rusak maka rusaklah kami” (HR. Tirmidzi, Ahmad)

Rasulullah saw ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan orang ke dalam surga, lalu beliau bersabda: “Taqwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” Dan beliau ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka, kemudian beliau bersabda: “Dua hal yang kosong: Mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi)
Kalaupun memang benar ada seseorang yang berniat buruk kepada kita, Allah yang Maha Tahu pasti akan menampakkan hal itu kepada kita. Fakta akan terlihat jika kita memang mencari kebenaran, bukan pembenaran.

Maka dari itu, disetiap akan melakukan sesuatu usahakanlah untuk selalu melibatkan Allah, mendekat dan minta tolong padaNYA, niscaya Allah akan membimbing dan menampakkan kebenaran.
"Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk" (QS. Az Zukhruf: 36-37)
Wallaahu a’lam bish-shawaab

View Comments