Live Streaming Aa' gym di USTREAM

Cek terus halaman ini untuk melihat ceramah aa' secara live via ustream. Jadwal live streaming - menyusul, atau kunjungi http://www.ustream.tv/channel/aagym-dt untuk melihat rekamannya.

Kajian Asmaul Husna - tiap Kamis malam pukul 19.30 wib

Live video chat by Ustream

Saturday, February 27, 2010

MQ Pagi 27 Februari 2010

Saturday, February 27, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Ketaqwaan Rasulullah

Ringkasan Materi:
Segala sesuatu adalah milik Allah, tidak ada yang tersembunyi, semua dalam kekuasaannya. Mutlak. Sempurna.

Kita oleh Allah diciptakan dan diturunkan ke dunia adalah untuk diuji keimanannya. Tinggal bagaimana sikap kita terhadap Allah, mau menurut atau tidak. Jikalau kita mau mendekat padaNYA, pasti bakal ditolong oleh Allah.

Sebagai seorang hamba, Rasul adalah seseorang yang turut, patuh, dan tunduk kepada Allah. Kemuliaan yang beliau peroleh tidak lantas membuatnya sombong. Beliau sangat tawadhu, tidak mengandalkan hebatnya penampilan, kekuasaan dan kekayaan untuk memperoleh sesuatu dari mahkluk.

Beliau adalah pemimpin yang lebih suka melayani daripada dilayani. Meskipun diuji dengan cobaan yang bertubi-tubi, dicaci maki, diboikot, di ancam akan dibunuh, beliau tenang-tenang saja, mantap, tidak takut. Ketaqwaan beliau betul-betul teruji.

Taqwa tidak selalu identik dengan kemudahan, kelapangan hidup, dan pujian. Tetapi juga bisa dalam bentuk kesedihan, kesulitan, dan kesengsaraan. Seseorang bisa dikatakan bertaqwa apabila diberi kemudahan dia bersyukur, tidak terlena, dan bila diberi kesulitan dia mampu bersabar.
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikan berita gembira kepada orang-orang yang sabar". (QS. Al Baqarah: 155)
Taqwa tidak bisa diilhat dari aksesori duniawi yang melekat, tapi lebih kepada hati. Hati yang mantap dan jernih pada setiap keadaan, yakin bahwa segala sesuatu berasal dari Allah. Yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah untuk membersihkan hati kita dari selain Allah. Tidak ada sesuatu yang buruk, yang perlu kita lakukan hanyalah memperkuat tekad, bertobat, tingkatkan taat, dan beri manfaat agar hati ini menjadi lebih dekat kepada Allah.

Sesi II
Pemateri: Ust. Fuad
Materi: Mencintai Rasulullah

Ringkasan Materi:

Ada banyak cara agar kita dicintai Allah, salah satunya adalah dengan mencintai Rasulullah saw. Lantas, bagaimana cara kita membuktikan cinta kita kepada Rasulullah. Berikut beberapa diantaranya:
  • Dengan mengimani kenabian dan kerasulan beliau
  • Perbanyak sholawat kepada Rasul
  • Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.(QS. Al Ahzab: 56)
  • Menjadikan Rasul sebagai contoh/teladan dala semua hal (akidah, ibadah, dan akhlak)
  • Dengan menghidupkan sunnahnya
  • Mencintai apa yang dicintai Rasul dan membenci apa yang dibenci Rasul
  • yang dicintai Rasul: memakmurkan masjid, sholat berjamaah, meolong orang lain, sedekah
  • Melanjutkan risalah dakwahnya
  • Menjaga citra baik Islam yang telah diperjuangkan Rasul
Keuntungan mencintai Rasul, antara lain:
  • Dicintai Allah
  • Dosa-dosa diampuni
  • "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah, “Taatilah Allah dan Rasul-Nya. Jika kalian berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir." (QS Ali Imran: 31-32).
  • Dicintai Rasul
  • Bersama-sama dengan Rasul di surga
  • "Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, berarti ia mencintaiku, dan barangsiapa yang mencintaiku maka ia akan bersamaku di surga" (HR. Bukhari)
  • Termasuk umat yang diakui oleh Rasul
  • Mendapatkan syafaat Rasul
  • Dapat mencicipi telaga milik Rasul
  • "Sesungguhnya aku menunggu (kedatangan) kamu sekalian di telaga. Barangsiapa melewati, dia pasti minum. Dan barangsiapa minum, maka dia tidak akan dahaga selamanya." (HR.Bukhari)
Wallaahu a’lam bish-shawaab

blog comments powered by Disqus