Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Israf (berlebihan) bag.2
Materi sebelumnya : Israf (berlebihan) bag.1
Ringkasan Materi:
"Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithan dan syaithan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya" (QS. Al Isra: 26-27)
"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian" (QS. Al Furqan: 67)
Sebagai seorang muslim, kita tidak diperkenankan untuk bertindak secara berlebihan dan emosional. Lakukanlah segala sesuatu secara proporsional, sewajarnya, tidak dilebih-lebihkan, dan tidak juga dikurangi. Karena, semua hal ada hitungannya, sekecil apapun. Segala sesuatu yang berlebihan akan dijadikan bermasalah oleh Allah.
Berikut beberapa contoh:
- Saat mencuci piring ataupun menggosok gigi, jangan terbiasa membiarkan air terbuang percuma hanya karena kita terlalu malas mematikan kran air disaat sedang mencuci atau menggosok gigi.
- Saat menghadiri resepsi pernikahan, jangan terbiasa mengambil makanan terlalu banyak, yang pada akhirnya tersisa. Ambillah secukupnya, bila ternyata kurang - tambah.
- Saat berbicara, jangan terlalu banyak mengeluarkan kata-kata yang tidak perlu, dan pada akhirnya membuat kita menambah perkataan dan menjadikan perkataan kita menjadi ghibah, fitnah, atau dusta.
- Saat berbelanja, jangan terlalu bernafsu membeli hanya karena barang yang dijual murah. Bukan mahal/murah yang menjadi ukuran, tetapi perlu tidaknya kita terhadap barang itu. Sesuatu yang mahal akan menjadi sesuatu yang wajar untuk dibeli bila memang kita membutuhkannya.
- Saat sakit, jangan suka mendramatisir keadaan, tidak usah menunjukkan penderitaan kita dihadapan orang lain, percuma juga, buat apa?