Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Merasakan kedamaian yang sebenarnya
Ringkasan Materi:
Tenang dan gelisah itu milik Allah. Sakinah itu milik Allah, Dialah Allah yang menurunkan sakinah di hati orang-orang beriman. Sakinah tidak bergantung pada apapun selain keimanan kepada Allah.
"Dialah Tuhan yang menurunkan rasa tentram (ketenangan) di hati orang beriman,agar imannya makin hari makin kuat.Kepunyaan Allahlah seluruh tentara di langit dan di bumi.Dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana." (QS. Al Fath: 4)Sebagian orang mencari ketenangan dengan narkoba, pergi ke taman, menonton film, rekreasi, juga melalui manusia. Tidak akan bisa, karena hati hanya akan menjadi tenang jika kita ingat kepada Allah.
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar Ra'd: 28)Salah satu sebab hati menjadi sengsara dan tidak tenang adalah keinginan kita untuk dipuji oleh mahkluk, hal ini terkadang membuat kita melakukan hal yang dilarang Allah. Seringkali, karena ketakutan atau kecintaan kepada seseorang kita melakukan hal-hal yang tidak disukai Allah. Padahal, hati sepenuhnya dalam kekuasaan Allah.
"Barangsiapa memurkakan (membuat marah) Allah untuk meraih keridhaan manusia maka Allah murka kepadanya dan menjadikan orang yang semula meridhainya menjadi murka kepadanya. Namun barangsiapa meridhakan Allah (meskipun) dalam kemurkaan manusia maka Allah akan meridhainya dan meridhakan kepadanya orang yang pernah memurkainya, sehingga Allah memperindahnya, memperindah ucapannya dan perbuatannya dalam pandanganNya." (HR. Ath Thabrani)Jangan berlelah-lelah mengejar hati seseorang, apapun alasannya. Cukup mencari ridha Allah, karena Allah dengan mudah bisa membuat hati orang yang kita kejar berbalik, tidak sesuai dengan keinginan kita. Ini sangat mudah bagi Allah.
Mulai hari ini berhentilah, periksa diri kita, kita melakukan sesuatu karena apa? untuk Allah atau makhluk. Saat kita bercermin (berhias), jangan melakukan secara berlebihan, dengan menebalkan make-up atau memakai pakaian yang tidak sesuai syariat. Buat apa? Untuk siapa? Kalau untuk Allah, benarkah Allah membutuhkan hal-hal demikian?
Sudah, berhentilah merekayasa perilaku dan penampilan demi untuk terlihat baik, buat apa? bukankah Allah Maha Tahu Segalanya?
Rasakan ketenangan dan kedamaian hidup dengan hanya mengharap ridha Allah. Ini nikmat. Lakukan segala sesuatu dengan wajar dan lurus, selama itu benar, tidak usah sibuk memikirkan penilaian orang lain. Ketenangan hati tidak ada hubungannya dengan makhluk.
Wallaahu a’lam bish-shawaab