Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Undangan Umrah
Ringkasan Materi:
Sekarang Aa' sedang umrah bersama beberapa jamaah yang diberi kesempatan oleh Allah menjadi tamuNYA. Berangkat umrah ini sejatinya bukan karena kita punya uang, sholeh, dan taqwa. Tetapi, karena Allah mengundang kita. Kalau Allah sudah mengundang, Allah akan membuat kita berniat dan mencari informasi,
menyehatkan badan kita dan memberi kita rejeki, kita tidak boleh takabur, karena hal ini dapat membuat umrah tidak mabrur dan berdosa. Karena, bisa jadi orang yang belum pernah sampai ke tanah suci mempunyai hati yang lebih bersih dan dekat kepada Allah.
Jamaah umrah ini ada banyak, ada yang ilmunya terbatas, belum bisa membaca Al Quran, sholat dan wudhunya belum terlalu bisa, macam-macam. Ada yang baru pertama kali umrah dan mempunyai niatan untuk bersuci dan membersihkan hati membuat umrahnya mabrur, ada pula yang karena sudah berkali-kali umrah dan merasa bertaqwa membuat umrahnya menjadi tidak mabrur, amalannya hilang seperti debu yang berada diatas batu yang licin kemudian disiram dengan hujan yang lebat, tidak bersisa.
Berangkat umrah tidak selalu identik dengan uang, tapi hanya karena Allah yang mengundang. Kalau sudah diundang, rejeki pasti akan datang dari tempat yang tidak terduga. Yang perlu diingat adalah yang berangkat umrah tidak lantas menjadi lebih baik daripada yang belum berangkat.
Sesi II
Pemateri: Hilman Rosyad
Materi: Meningkatkan keimanan kepada Rasulullah bagian. 2
Ringkasan Materi:
Dalam bahasan kemarin ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keimanan kita kepada Rasulullah, yaitu: mengakui kenabian Muhammad saw, meniru perilaku beliau dalam kehidupan, dan memperbanyak shalawat kepada beliau.
Setelah Rasulullah wafat, beliau meninggalkan Al Quran dan Sunnah untuk kita pelajari dan amalkan, supaya kita dapat menjadi manusia yang bertaqwa dan bisa mengimani beliau dan menyembah Allah dengan benar. Dan, jangan sampai terjebak dalam sesuatu yang bid'ah.
Target hidup kita adalah untuk dicintai dan menjadi dekat dengan Allah. Untuk mencapai derajat ini kita dianjurkan untuk mengikuti sunnah Rasul.
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran: 31)Dalam kaitan memperbanyak shalawat kepada Rasulullah, Allah secara khusus berfirman
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya" (QS. Al Ahzab: 56)Ini menarik, karena pujian adalah mutlak milik Allah, tetapi Allah membuka pintu penghormatan kepada Muhammad saw melalui shalawat, yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai keagungan dan kenabian beliau membuat kita menjadi menuhankan Muhammad saw. Semua ibadah adalah kepunyaan Allah.
Saat-saat yang baik untuk bershawalat, ketika selesai mendengarkan adzan, didalam duduk tasyahud akhir, ketika ada orang membaca kata Muhammad, Rasulullah ataupun kata-kata yang bermaksud menyebut nama beliau, ketika berada di majelis shalawat, dan ketika berdoa, rangkaikan lah dengan shalawat.
Pertanyaan penelepon MQ Pagi
Bagaimana dengan sunnah berpoligami?
Jawaban Ustadz Hilman Rosyad,
Yang sunnah bukanlah beristri 4(empat), tetapi jika Allah mentakdirkan kita beristri lebih dari satu maka syariatnya adalah kita harus bisa berlaku adil dan tidak boleh memiliki istri lebih dari 4(empat). Hal ini seperti halnya dengan hadist mengenai merawat jenggot. Menurut hemat saya, bukan jenggotnya yang sunnah, tetapi jika kita memiliki jenggot maka hendaknya dapat merawatnya dengan baik sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah. Apa kalau tidak berjenggot lantas tidak mengikuti sunnah Rasul? Tidak demikian
Wallaahu a’lam bish-shawaab