Pemateri: KH DR. Miftah Farid
Materi: Nikmat beribadah di tanah suci
Pengantar oleh KH Abdullah Gymnastiar:
Beribadah ke tanah suci adalah karunia dari Allah, pergi ketanah suci sudah seharusnya menjadi cita-cita bagi setiap muslim. Kalau memang belum bisa berangkat, jangan patah semangat. Allah pasti akan memberikan jalan bagi hambaNYA yang memang diundang ke Baitullah. Mintalah, niscaya Allah akan menyediakan jalan. Uang bukanlah sebab bisa tidaknya kita pergi ke tanah suci, karena ada beberapa orang yang dititipi uang oleh Allah tetapi tidak menyempatkan diri untuk berangkat kesana.
Pergi ke tanah suci bukanlah untuk mendapat gelar, gengsi dan berbagai pujian dari mahkluk, ini tidak ada urusannya. Karena ada hal yang lebih penting dari semua itu yaitu penebusan dosa. Di tanah suci banyak tempat yang dijanjikan Allah sebagai tempat terkabulnya doa, pun demikian pahala yang didapat dari beribadah disini berkali lipat lebih banyak dibanding dengan beribadah diluar tanah suci. Ini tidak ada nilai, sangat berharga.
Ringkasan Materi:
Berkesempatan pergi ke tanah suci adalah salah satu nikmat Allah yang berharga.
Rasulullah saw bersabda: “Janganlah memaksakan (berusaha keras) mengadakan perjalanan kecuali pada tiga masjid, Masjidil Haram, Masjid Rasul saw, dan Masjid Al Aqsha” (HR. Bukhari)Disamping mendapat pahala yang berlipat ganda, beribadah di tanah suci akan mendatangkan nikmat ibadah. Memang, nikmat ibadah tidak harus didapat di tanah suci saja, dilingkungan kita sendiri hal ini juga bisa dirasakan. Tetapi, datang ke Baitullah akan menimbukan kesan yang berbeda.
Dalam sebuah hadits yang berasal dari Abu Ad-Darda’ ra, Rasulullah saw juga bersabda, ”Sholat di Masjidil Haram lebih utama seratus ribu kali lipat daripada sholat di masjid-masjid lainnya. Sholat di Masjid Nabawi lebih utama seribu kali lipat. Dan sholat di Masjidil Aqsa lebih utama lima ratus kali lipat.” (HR Ahmad)
Beribadah kepada Allah seharusnya dapat membuat hati kita menjadi lebih tenang dan sejuk. Perjalanan ke tanah suci dapat dijadikan sarana pengobatan spiritual, pembentukan karakter/akhlak, terhindar dari perbuatan keji dan mungkar, mengendalikan hawa nafsu, serta membuat kita menjadi pribadi yang tangguh. Memang, pada beberapa orang hal ini tidak berdampak, haji dan umrah tidak membuatnya menjadi yang lebih baik. Karena, hal baik tidak bisa didapat dengan cara yang tidak baik.
Hal ini seringkali terlihat pada saat melakukan thawaf, keinginan untuk mencium hajar aswad akan membuat kita bisa menilai karakter seseorang, ada yang demi bisa mencium hajar aswad dia rela melakukan segala cara demi agar bisa mendekat, meskipun harus dengan menyikut, mendorong, dan menyerang jamaah lain. Ada pula orang yang dengan sabar, sedikit demi sedikit mendekati dengan cara yang baik, dan ada juga yang pasrah, dapat mencium syukur, enggak juga tidak apa-apa.
Haji adalah ibadah yang ketat waktu dan tempat, kita tidak bisa seenaknya pergi berhaji, ada batasan waktu dan tempat. Inilah yang menyebabkan haji menjadi satu-satunya ibadah yang dibatasi, untuk bisa berhaji seseorang harus rela antri. Tetapi, bagi yang memang rindu merasakan nikmatnya pergi ke tanah suci untuk beribadah Allah menyediakan sarana lain yakni dengan umrah.
Wallaahu a’lam bish-shawaab