Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Lokasi: Masjid Baitul Amal - Batam
Materi: Ridho
Ringkasan Materi :
Kunci dalam menghadapi setiap persoalan hidup adalah kemampuan untuk ridho, karena dengan ridho, hati akan menjadi sejahtera, jiwa menjadi tentram. Karena, dengan tidak adanya ridho akan membuat masalah terasa semakin menekan, dan pada akhirnya menyebabkan stress yang berkepanjangan.
Segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak dan ijin Allah, dan pasti terbaik buat kita. Semua telah diatur dan direncanakan oleh Allah yang Maha Baik, jadi tidak mungkin ada kedzoliman.
Karena semua kebaikan "yang menimpa" kita berasal dari "sisi Allah" dan keburukan "yang menimpa" kita adalah disebabkan diri kita sendiri (dari nafs kita sendiri), karena ketika kita mengikuti segala perintah Allah dan cara-caranya, maka yang menimpa kita semuanya berupa kebaikan, dan sebaliknya.
"Boleh jadi kamu sangat tidak menyukai peristiwa yang menimpa diri kamu, padahal itu sangat baik sekali bagimu. Boleh jadi sesuatu itu yang sangat kamu sukai, padahal sesuatu itu yang sangat tidak baik bagi kamu. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui, kalian tidak tahu apa-apa" (QS. Al Baqarah: 216)Ridho bukanlah pelarian atas kejadian yang menimpa, jangan lantas bersembunyi dibalik sikap ini ketika ada masalah menghampiri. Ridho bukan berarti berpasrah tanpa ikhtiar.
Ridho adalah awal dari solusi. Bila nasi telah menjadi bubur, yang pertama kali harus kita lakukan adalah ridho, dilanjutkan dengan mencari cakue, kacang polong, ayam dan bawang goreng. Jadikan bubur ayam special. Baru setelah itu kita evaluasi diri, kenapa kok bisa niat memasak nasi kok jadi bubur, temukan masalahnya, ambil hikmahnya, dan berubahlah untuk menjadi lebih baik.
Sesungguhnya, kita menderita bukan disebabkan kenyataan, tetapi dikarenakan tidak bisa menerima kenyataan yang ada. Karena, mau ridho ataupun tidak, segala sesuatu yang ditakdirkan Allah pasti terjadi.
Setiap masalah yang ada, kejadian demi kejadian seyogyanya bisa dijadikan bahan renungan, karena tidak ada kejadian sia-sia, tidak ada kejadian kebetulan, semua telah direncanakan oleh Allah.
Sesi II
Pemateri: Syech Kholil dari Madinah bersama Al Ustadz Roni Abdul Fattah
Lokasi: Masjid Daarut Tauhid - Bandung
Materi: Akhlak Baik
Ringkasan Materi:
Buah dari akhlak baik, antara lain:
- Menjadi penyebab masuknya kita kedalam surga Allah swt
- Kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah
- Memberatkan timbangan di hari kiamat nanti
- Allah akan mencintai kita
- Kita akan bersama Rasul di hari kiamat
- Manusia akan mencintai kita
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang sebab paling banyak yang mengakibatkan orang masuk surga? Beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan akhlaq mulia”. Beliau juga ditanya tentang sebab paling banyak yang mengakibatkan orang masuk neraka, maka beliau menjawab, “Mulut dan kemaluan”
(HR. Tirmidzi, dia berkata : ‘Hadits hasan shahih).
"Tidak ada sesuatu yang dapat memperberat timbangan (kebaikan) seorang mukmin pada hari Kiamat selain kebaikan akhlaknya". (HR. Tirmidzi)
Rasulullah menyatakan dengan sangat gamblang bahwa hamba yang paling Allah suka adalah manusia yang paling baik akhlaknya.Hamba yang paling Allah suka di sisi-Nya adalah yang terbaik akhlaknya (Shahih al-Jami' al-Shaghir : 179)
“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat kedudukannya denganku di hari kiamat kelak adalah orang yang terbaik akhlaqnya. Dan orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku pada hari kiamat kelak adalah tsartsarun, mutasyaddiqun dan mutafaihiqun”. Sahabat berkata : “Ya Rasulullah…kami sudah tahu arti tsartsarun dan mutasyaddiqun, lalu apa arti mutafaihiquun?” Beliau menjawab, “Orang yang sombong” (HR. Tirmidzi, ia berkata ‘hadits ini hasan gharib’. Hadits ini dishahihkan oleh al-Albani dalam kitab Shahih Sunan Tirmidzi)
- Kita akan bangkrut dari amal kebaikan di akhirat
- Kita akan jauh dari majelis Nabi
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dia berkata,
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wasallam bersabda:
“Tahukah kamu siapa sebenarnya orang yang bangkrut?”
Para shahabat menjawab,
“Orang yang bangkrut menurut pandangan kami adalah seorang yang tidak memiliki dirham (uang) dan tidak memiliki harta benda”.
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wasallam berkata,
“Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari Kiamat membawa pahala shalat, pahala puasa dan zakatnya, (tapi ketika hidup di dunia) dia mencaci orang lain, menuduh orang lain, memakan harta orang lain (secara bathil), menumpah kan darah orang lain (secara bathil) dan dia memukul orang lain, lalu dia diadili dengan cara kebaikannya dibagi-bagikan kepada orang ini dan kepada orang itu (yang pernah dia zhalimi). Sehingga apabila seluruh pahala amal kebaikan nya telah habis, tapi masih ada orang yang menuntut kepadanya, maka dosa-dosa mereka (yang pernah dia zhalimi) ditimpakan kepadanya dan (pada akhirnya) dia dilemparkan ke dalam neraka.”
(HR. Ibnu Hibban, Muslim, at-Tirmidzi, Ahmad dan selain mereka)