Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Meluruskan Niat
Ringkasan Materi :
Setiap hari, Allah selalu memberi kita pilihan, baik dan buruk, semua ada ganjarannya
"maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya." (Q.S Asy-Syams: 8)Di saat kita sakit dan ingin sembuh, maka kita pun berikhtiar dengan berobat. Mau sesuai dengan syar'i atau tidak, itu terserah pada kita. Karena, pada setiap ikhtiar yang kita lakukan, selalu ada takdir yang mengiringi. Satu hal yang harus di ingat, bahwa sebab kesembuhan adalah Allah, bukan medianya(obat-obatan, air putih ataupun ayat Al Quran). Jadi, pada saat berobat hendaknya kita lakukan dengan niatan yang lurus, memohon kesembuhan dengan cara yang diridhai Allah.
Di saat mencari ilmu dan beribadah-pun, seyogyanya kita lakukan dengan hati yang bening, tidak usah ada keinginan agar dipuji oleh mahkluk. Ingin terlihat pintar dan sholeh, tidak perlu. Ikhlas saja, lakukan semuanya hanya karena Allah, berharap segala sesuatu yang kita lakukan menjadi amal ibadah yang diterima Allah, tidak ada rekayasa, akting, dan topeng.
Allah yang Maha Dekat, Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Mengetahui pasti tahu setiap niatan yang terlintas dihati kita. Jadi apa untungnya bersembunyi dibalik topeng?
Untuk bisa meluruskan niat ada beberapa latihan yang bisa dilakukan, salah satunya adalah dengan menyendiri. Saat tahajud, latihlah kepekaan kita akan kehadiran Allah, sibukkanlah diri ini untuk selalu melihat aib yang Allah tutup, mencari kekurangan dan kesalahan diri.
Dengan latihan seperti itu, kita akan mengetahui bahwa sebenarnya pujian itu hanya pantas ditujukan ke Allah. Karena, dengan begitu banyaknya kekurangan diri yang telah Allah tutupi, tidak sepantasnya kita memperoleh pujian. Bahkan, hinaan yang ditujukan pada diri kita pun sebenarnya terlalu dangkal. Mungkin, seandainya aib kita terbuka, kita lebih pantas dihina dengan hinaan yang lebih buruk lagi.
Lakukanlah segala sesuatu hanya karena Allah, bulatkan tekad untuk mengabdi pada Allah. Untuk bisa mendapatkan keyakinan ini, kita harus banyak-banyak bertobat, menguras isi hati, melihat keburukan diri dan aktif meningkatkan ketaatan dengan perilaku seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah.
Mulailah memberi manfaat dengan ikhlas.
Wallaahu a’lam bish-shawaab