Pemateri: KH DR. Miftah Farid
Materi: Menjadikan Rasulullah sebagai teladan
Pengantar oleh KH Abdullah Gymnastiar
Salah satu perilaku yang bisa ditiru dari Rasulullah adalah ketenangan hati beliau. Siapapun yang berjumpa akan merasa segan dan cinta, karena wibawa beliau itu asli, tidak ada rekayasa, segala sikap perilakunya terkendali, tidak ada yang sia-sia. Begitulah seharus akhlak seorang pemimpin.
Menurut artikel KH Didin Hafidhuddin yang ditulis di Republika, paling tidak terdapat tiga ciri pemimpin yang memiliki hikmah, yaitu:
- kasrotun 'ilmi , atau memiliki berbagai macam ilmu pengetahuan (dari berbagai bidang)
- kasrotul hilmi , atau memiliki kesabaran dan kedewasaan yang matang, tidak mudah mengeluh dan tidak mudah menyalahkan orang lain.
- kasrotul unah , atau memiliki kehati-hatian dan kewaspadaan, baik dalam ucapan apalagi tindakan. Ucapannya terukur, jelas, dan gamblang, tidak sembarangan.
Jadilah pemimpin yang baik, mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil, mulai saat ini.
Besok tanggal 12 Rabi’ul Awwal kita merayakan maulid Nabi Muhammad saw. Sebenarnya, tidak ada petunjuk maupun contoh khusus dari Nabi dan para sabahat untuk merayakannya, tetapi disekitar abad pertengahan ada ide dari para pemimpin islam saat itu untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw sebagai salah satu cara untuk mengobarkan semangat juang umat Islam. Oleh karena itu, perayaan maulid Nabi hendaknya dapat dijadikan sebagai momen untuk mengingat pentingnya misi kenabian, dan perjuangan beliau dalam berdakwah.
Allah mewajibkan atas setiap orang Islam supaya beriman kepada semua rasul yang diutus, dan tidak ada satu umat pun yang tidak diutus seorang rasul kepada mereka. Kita, paling tidak telah mengenal ada 25 nama nabi, dan yang terakhir adalah Muhammad Rasulullah.
Menurut Al Qur'an, Muhammad adalah :
- nabi yang diutus untuk seluruh manusia,
- nabi dan rasul yang terakhir, tidak ada nabi lagi setelah beliau
- seorang ummi, yang tidak pernah berguru kepada makhluk untuk mendapatkan ilmu tertentu, tetapi langsung mendapat pengajaran dari Allah
- beliau adalah Rahmatan lil Alamin, Nabi yang diutus bukan hanya untuk menjadi rahmat bagi manusia saja (baik umat islam maupun kafir), tetapi juga bagi seluruh alam
- seseorang berakhlak mulia yang layak dijadikan teladan, akhlaknya tidak ditunjukan pada saat menjadi rasul saja, bahkan sebelum menerima risalah kenabian-pun beliau dikenal sebagai orang jujur, amanah, tangguh dalam menjalani kehidupan, ulet dan mandiri
Oleh sebab itu kita seharusnya kita mampu mencontoh segala perilaku beliau, semampu dan semaksimal mungkin, meski tidak sempurna.
Wallaahu a’lam bish-shawaab