Live Streaming Aa' gym di USTREAM

Cek terus halaman ini untuk melihat ceramah aa' secara live via ustream. Jadwal live streaming - menyusul, atau kunjungi http://www.ustream.tv/channel/aagym-dt untuk melihat rekamannya.

Kajian Asmaul Husna - tiap Kamis malam pukul 19.30 wib

Live video chat by Ustream

Tuesday, March 2, 2010

MQ Pagi 03 Maret 2010

Tuesday, March 2, 2010
Sesi I
Pemateri: Ustadzah Rosyida
Materi: Zainab binti Jahsy

Ringkasan Materi:
Zainab binti Jahsy adalah putri dari bibi Rasulullah yang bernama Umaymah binti Abdul Muthalib bin Hasyim. Beliau lahir di Mekkah 17 tahun sebelum kenabian. Zainab termasuk salah satu wanita pertama yang ikut hijrah.

Terdapat beberapa ayat Al-Qur’an yang memerintahkan Zainab menikah dengan Zaid bin Haritsah. Zaid adalah budak Khadijah binti Khuwailid yang dihadiahkan kepada Rasulullah, yang kemudian dimerdekakan dan diangkat menjadi anak. Setelah diangkat menjadi anak, Rasul merubah nama Zaid bin Haritsah menjadi Zaid bin Muhammad. Tetapi setelah turunnya ayat
"Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Ahzab: 5)
Rasulullah mengembalikan nama Zaid kembali menjadi bin Haritsah.

Pernikahan Zainab dan Zaid adalah atas permintaan Rasul. Sebelumnya, Zainab telah dilamar oleh beberapa orang Quraisy, karena tidak tahu harus berbuat apa, maka Zainab mengutus Hamnah (saudara perempuan Zainab) untuk meminta pendapat Rasulullah. Begitu Rasul mengutarakan keinginan untuk menikahkan Zainab dengan Zaid, Hamnah menjawab "Wahai rasul, apakah engkau tega menikahkan sepupumu dengan pelayanmu?", hal ini terjadi karena kebiasaan kaum Quraisy yang menikahkan seseorang yang sederajat, bangsawan dengan bangsawan, pelayan dengan pelayan.

Sesampai di rumah, Hamnah memberitahu Zainab perihal jawaban Rasulullah, Zainab marah, karena respon inilah turun ayat
"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata" (QS. Al Ahzab: 36).
Akhirnya Zainab menikah dengan Zaid sebagai pelaksanaan atas perintah Allah, meskipun sebenarnya Zainab tidak menyukai Zaid. Melalui pernikahan itu Rasulullah ingin menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan di antara manusia kecuali dalam ketakwaan dan amal perbuatan mereka yang baik. Pernikahan itu pun bertujuan untuk menghilangkan tradisi jahiliah yang senang membanggakan diri dan keturunan. Akan tetapi, Zainab tetap tidak dapat menerima pernikahan tersebut karena ada perbedaan yang jauh di antara mereka berdua. Di depan Zaid, Zainab selalu membangga-banggakan dirinya sehingga menyakiti hati Zaid. Zaid menghadap Rasulullah untuk mengadukan perlakukan Zainab terhadap dirinya. Rasulullah menyuruhnya untuk bersabar dan bertaqwa kepada Allah, dan Zaid pun mengikuti nasihat beliau. Akan tetapi, dia kembali menghadap Rasulullah dan menyatakan bahwa dirinya tidak mampu lagi hidup bersama Zainab.

Sebelum Zaid bercerai Nabi pernah datang ke rumah Zaid untuk mencarinya dan tidak menemukan dia di sana. Pada saat itu Zainab keluar untuk menyapa Rasul dengan memakai baju rumah, tapi Nabi memalingkan muka darinya. Zainab berkata, “Dia tidak ada di sini, Nabi, masuklah. Demi bapak dan ibuku.” tetapi Nabi menolak untuk masuk. Karena kejadian ini, hati Rasul tertarik pada Zainab. Dia pergi sambil menggumamkan sesuatu yang hampir tidak dapat dimengerti selain kalimat ini, ”Terpujilah Allah yang membolak-balikkan hati.”

Ketika Zaid tiba di rumah, Zainab memberitahu dia Nabi telah datang. Zaid bertanya, “Apakah Engkau menyuruhnya masuk?”
Dia menjawab, “Ya, tapi beliau menolak.”
“Beliau bicara apa?” tanya Zaid
Zainab menjawab, “Ketika dia berbalik pergi, aku dengar dia mengucapkan sesuatu yang hampir tidak dapat aku mengerti. Aku hanya mendengar beliau berkata, “Terpujilah Allah yang membolak-balikkan hati,” Karena peristiwa ini, turunlah ayat
"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Ahzab: 59)
Setelah Zaid bercerai, ada Rasulullah berkeinginan menikahi Zainab, tetapi karena takut kepada pandangan orang Quraisy beliau mengurungkan niatan itu. Pada saat itu ada pandangan bahwa ayah angkat tidak boleh menikahi mantan isti dari anak angkatnya. Tetapi, setelah Allah menurunkan ayat
"Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi." (QS. Al Ahzab: 37)
Rasul pun mengkhitbah Zainab, untuk kemudian menikahinya.
Anas r.a. berkata bahwa ketika masa 'iddah Zainab sudah berakhir, Rasulullah saw. bersabda kepada Zaid: "Lamarkanlah aku kepadanya." Zaid segera berangkat menemui Zainab yang waktu itu sedang membuat adonan roti. Selanjutnya Zaid menuturkan: "Begitu aku melihatnya, dadaku bergetar keras, sampai-sampai aku tidak kuasa untuk memandangnya, apalagi untuk menyampaikan lamaran Rasulullah saw. Dengan perasaan tidak karuan dan sambil membelakang, aku paksakan berbicara: 'Wahai Zainab, Rasulullah saw. mengutusku untuk melamarmu.'" Zainab berkata: "Aku tidak bisa berbuat sesuatu sebelum aku shalat istikharah kepada Tuhanku." Lalu Zainab berdiri menuju masjidnya. Ayat Al-Qur'an turun, berbunyi: "Dan (ingatlah) ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya." Sesaat kemudian datanglah Rasulullah saw., lalu langsung menemuinya tanpa izin ... (HR. Muslim)
Ada beberapa persepsi keliru mengenai kejadian ini, saat menikah hendaknya kita memperhatikan keadaan kita, apakah sekufu atau tidak, karena kalau tidak sekufu/setara, rumah tangga tidak akan harmonis. Hal ini didasarkan pada pernikahan Zaid dan Zainab. Hal ini tidak benar. Peristiwa ini terjadi adalah untuk menghapus hukum jahiliyah yang tidak memperbolehkan mantan istri anak angkat dan ayah angkat menikah.
“Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda : Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama” (HR. Muslim dan Tirmidzi)

“Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama” (HR. Ibnu Majah)
Islam hanya memandang kesetaraan dalam hal akidah, bukan dalam hal status sosial, kekayaan, kepintaran ,dan hal duniawi lainnya.

Beberapa keistimewaan Zainab:
  1. Zainab adalah istri Nabi yang paling rajin bersedekah. Zainab bertangan terampil, menyamak kulit dan menjualnya, juga mengerjakan kerajinan sulaman, dan hasilnya diinfakkan di jalan Allah.
  2. Zainab binti Jahsy adalah istri Rasulullah yang pertama kali wafat menyusul beliau
  3. Aisyah mengatakan bahwa beberapa orang istri Nabi saw. bertanya kepada Nabi saw.: "Siapa di antara kami yang paling cepat menyusulmu?" Beliau menjawab: "Orang yang paling panjang tangannya di antara kalian." Lalu mereka mengambil tongkat untuk mengukur panjang hasta/tangan mereka. Ternyata Saudah yang paling panjang tangannya. Maka tahulah kami setelah itu (setelah wafatnya Zainab) bahwa yang dimaksud dengan panjang; tangan itu adalah yang paling banyak sedekahnya. Dan adalah Zainab orang yang paling cepat di antara kami menyusul Rasulullah saw. Zainab adalah orang yang paling suka bersedekah." (Bukhari Muslim)
  4. Kebanggaan zainab menjadi istri Nabi
  5. Anas berkata: "Zainab merasa bangga di atas istri-istri Nabi saw. yang lain. Dia berkata: 'Kalian dikawinkan oleh keluarga kalian, sementara aku dikawinkan oleh Allah SWT dari atas langit yang tujuh ..." (HR Bukhari)
  6. Zainab adalah muslimah yang sami'na wa ata'na dalam menjalankan perintah Allah dan Rasulnya.
Mari menumbuhkan kekuatan untuk bisa menjalankan semua perintah Allah dan Rasulnya.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

blog comments powered by Disqus