Live Streaming Aa' gym di USTREAM

Cek terus halaman ini untuk melihat ceramah aa' secara live via ustream. Jadwal live streaming - menyusul, atau kunjungi http://www.ustream.tv/channel/aagym-dt untuk melihat rekamannya.

Kajian Asmaul Husna - tiap Kamis malam pukul 19.30 wib

Live video chat by Ustream

Wednesday, March 31, 2010

MQ Pagi 01 April 2010

Wednesday, March 31, 2010
Sesi I
Pemateri: KH DR. Miftah Farid
Materi: Tepat dalam mengelola harta

Pengantar oleh KH Abdullah Gymnastiar:
Seringkali aku berkata,
Ketika semua orang memuji milikku
Bahwa sesungguhnya ini
hanyalah titipan

Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya
Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya: mengapa Dia menitipkan padaku???

Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ???
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ???...

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku, aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak rumah, lebih

banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,

Seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika: aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan Kekasih. Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”, dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah… “ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”
oleh WS. Rendra
Menarik membaca tafakur WS. Rendra pada syair ini, kita sering berkata bahwa semua hal yang kita milii adala titipan Allah, tetapi kenapa kita sering menderita saat titipan ini diambil?

Kita sering berburuk sangka terhadap semua hal yang tidak cocok dengan keinginan. Padahal, hidayah dan taufik Allah bisa datang dari mana saja, disaat lapang maupun sempit. Seberapa banyak diantara kita yang mampu duduk bersujud dan bersyukur pada saat kelapangan datang? Hal ini tidak mudah. Karena, sujud tersungkur meminta belas kasih Allah saat ujian menerpa akan menjadi sangat mudah dibanding dengan sujud bersyukur ketika kelapangan datang.

Ringkasan Materi:
Salah satu manifestasi dari tauhid adalah ketepatan kita dalam menyikapi harta. Pemilik segala yang ada di semesta ini adalah Allah, dan DIA memiliki kekuasaan absolut dalam memberikan rejeki kepada siapa saja yang DIA kehendaki. Kita memang diwajibkan bekerja, tetapi yang memberikan rejeki adalah Allah.

Dalam perspektif Islam harta dapat diasumsikan sebagai anugerah yang wajib disyukuri, amanah yang pasti akan dipertanggung jawabkan, titipan yang harus dijaga, dan hiasan hidup yang harus disikapi dengan baik. Bagi orang yang dipercaya mengelola harta lebih banyak, seyogyanya dapat memanfaatkan dan menggunakan harta yang ada sesuai dengan perintah Allah, karena setiap dari harta ini akan dihitung dan dipertanggungjawabkan, semakin banyak harta yang dikelola maka akan semakin lama proses pertanggungjawabannya.

Harta juga boleh jadi adalah sarana untuk menguji kita, apakah kita bisa bersyukur dan tidak menjadi sombong atau sebaliknya.
"Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. At Taubah: 41)
Islam menekankan agar kita bekerja dengan penuh semangat dan menggunakan rejeki yang ada sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah, bisa dalam bentuk zakat, sedekah, infaq, fidyah, dam, dan lain sebagainya. Silahkan mencintai harta tetapi bersiaplah, karena suatu saat nanti kamu pasti akan meninggalkan hartamu atau harta yang akan meninggalkanmu. Karena harta bersifat sementara.

Bagi yang berkekurangan sebaiknya tidak terlalu kuatir karena tidak bisa beribadah menggunakan hartanya karena dengan keridhaan kita terhadap kemiskinan yang ada ditambah upaya keras untuk mengatasi kemiskinan tanpa meminta bantuan kecuali dalam keadaan terpaksa itu sudah cukup. Semoga kita dapat memaksimalkan segala yang ada untuk beribadah kepada Allah.

Wallaahu a’lam bish-shawaab

blog comments powered by Disqus