Live Streaming Aa' gym di USTREAM

Cek terus halaman ini untuk melihat ceramah aa' secara live via ustream. Jadwal live streaming - menyusul, atau kunjungi http://www.ustream.tv/channel/aagym-dt untuk melihat rekamannya.

Kajian Asmaul Husna - tiap Kamis malam pukul 19.30 wib

Live video chat by Ustream

Friday, March 5, 2010

MQ Pagi 05 Maret 2010

Friday, March 5, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Berhati-hatilah dengan pujian

Ringkasan Materi:
(Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Rabbmu Maha Luas ampunanNya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah Yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa. (QS. An Najm: 32)
Allah yang Maha Mengetahui, tahu betul siapa diri kita sebenarnya. Mulai sari pati tanah, bertemunya sperma dengan sel telur, terbentuknya fisik kita, apakah kita menjadi laki-laki/perempuan, hari kelahiran kita, sampai jalan rejeki kita. Allah tahu semuanya, tidak ada yang tersembunyi. Allah sangat mengetahui segala perilaku kita, mulai dari niatan hati, lintasan pikiran, sampai tindakan nyata kita. Segala yang telah kita peroleh dan dapat sampai hari ini adalah murni karena bantuan Allah, siapa kita?
  • Kita ini sebenarnya bodoh, tidak berilmu, kecuali Allah mengijinkan sedikit dari ilmunya diketahui oleh kita.
  • Kita ini sebenarnya lemah, tak berdaya, kecuali Allah memberikan kita kekuatan dan kemudahan dalam berusaha
  • Kita ini sebenarnya miskin, tak punya apa-apa, kecuali apa-apa yang telah Allah percayakan kepada kita.
Bila ada seseorang yang memuji lantaran perbuatan yang telah kita lakukan, apakah itu pantas? Mengingat begitu banyaknya bantuan dari Allah dan tertutupnya aib yang ada pada diri ini.

Disaat kita menerima pujian, berhati-hatilah. Jangan sampai pujian ini membuat kita terbelenggu. Dengan segala aib yang telah ditutup oleh Allah, apakah pujian ini layak kita terima? Layakkah kita membohongi diri sendiri? Pujian sejatinya hanyalah sangkaan orang lain terhadap kita, orang yang sebenarnya tidak mengetahui siapa diri kita sebenarnya. Aneh sekali melihat orang senang dipuji, padahal pujian itu hanya sangkaan belaka.

Ibnu Athaillah al-Iskandari berkata "Sebodoh-bodohnya manusia adalah siapa yang menanggalkan keyakinannya untuk menuruti sangkaan orang-orang."

Dengan berpredikat sebagai seorang sarjana, apakah ini lantas menyebabkan kita menjadi lebih pintar dari orang lain? Belum tentu. Coba periksa, bagaimana proses ke-sarjana-an kita, apakah layak untuk dibanggakan? Ingatkah kita disaat kita waktu berbuat curang dikala ujian?
Diriwayatkan dari Said bin Abi Nadhalah bahwa dia mendengar Rasulullah bersabda, “Apabila Allah mengumpulkan umat terdahulu dan umat kemudian pada suatu hari yang tidak diragukan lagi, maka seseorang berseru,”Barangsiapayang menyekutukan Allah dalam suatu amal, maka mintalah pahalanya kepada pihak selain Allah. Allah adalah yang paling kaya tidak memerlukan sekutu dari penyekutuan” (HR. Ahmad)

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa memperdengarkan amalnya kepada orang lain (agar orang tahu amalnya), maka Allah akan menyiarkan aibnya di telinga-telinga hambaNya, Allah rendahkan dia dan menghinakannya.” (HR. Thabrani)

Diriwayatkan dari Abu Ustman an-Nahdi, Umar bin khattab berkata dalam khutbahnya, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Sesungguhnya, perkara yang sangat aku takutkan atas ummat ini adalah orang munafik yang lihai bersilat lidah’.” (al-Baihaqi)
Wallaahu a’lam bish-shawaab

blog comments powered by Disqus