Live Streaming Aa' gym di USTREAM

Cek terus halaman ini untuk melihat ceramah aa' secara live via ustream. Jadwal live streaming - menyusul, atau kunjungi http://www.ustream.tv/channel/aagym-dt untuk melihat rekamannya.

Kajian Asmaul Husna - tiap Kamis malam pukul 19.30 wib

Live video chat by Ustream

Wednesday, July 21, 2010

MQ Pagi 22 Juli 2010

Wednesday, July 21, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Menghadirkan hati pada setiap amal sholeh

Ringkasan Materi:
Pagi ini, kita baru saja melaksanakan sholat subuh. Sholat yang baru saja kita lakukan mungkin sah secara syariat. Namun, apakah sholat kita diterima? Belum tentu. Sholat akan diterima apabila kita mampu menghadirkan hati di dalamnya, mulai dari niat, takbir, membaca fatihah, dan seterusnya hingga salam. Begitu juga dengan amal sholeh yang lain, diterima atau tidaknya bergantung pada kesungguhan hati dalam mengerjakannya.

Berusahalah agar setiap kata yang terucap dari mulut senantiasa sama dengan yang dirasa dalam hati. Bulatkan niat sebelum melakukan amal sholeh, laksanakan amal sholeh tersebut dengan sepenuh hati, mohonlah kepada Allah agar amal sholeh tersebut diterima, dan jagalah amal sholeh tersebut. Contoh penjagaan atas amal sholeh agar diterima adalah dengan tidak menyebut-nyebutnya di hadapan orang lain.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), ……...” (Al-Baqarah: 264)

Orang-orang yang beramal sholeh dengan menghadirkan hati tidak akan ingat dengan pandangan manusia, cukuplah Allah yang menjadi saksi… wakafa billahi syahida…(dicopas dari sini)

Pemateri: KH DR. Miftah Farid
Materi: Menghadirkan hati pada setiap amal sholeh

Ringkasan Materi:
Niat mempunyai posisi yang sangat penting dalam setiap perbuatan. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari-Muslim:
“Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”.
Sebab turunnya hadits tersebut adalah mengenai seorang lelaki yang berhijrah hanya untuk menikahi seorang wanita yang bernama Ummu Qois maka diapun dipanggil dengan sebutan Muhajir Ummu Qois (Orang yang berhijrah karena Ummu Qois).

Sungguh, amal perbuatan itu tergantung niatnya. Amal duniawi bisa bernilai ukhrowi jika diniatkan dengan benar. Begitu juga sebaliknya, amal ukhrowi bisa bernilai sia-sia jika niatnya salah.

Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah ra bahwasanya dia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Manusia yang pertama kali di adili pada hari Kiamat ialah orang yang mati di medan laga. Ia didatangkan kemudian Allah memberitahu nikmat nikmat-Nya kepadanya dan iapun mengakuinya. Allah berfirman, “Apa yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat tersebut?” Orang tersebut menjawab, “Aku berperang di jalan-Mu hingga aku gugur sebagai syahid”. Allah berfirman, “Engkau bohong, engkau berperang agar dikatakan sebagai pemberani dan betul bahwa engkau sudah dikatakan sebagai pemberani”. Kemudian diperintahkan agar orang tersebut diseret dan tersungkur wajahnya sampai ke neraka.”

Pelajaran yang lain dapat kita ambil dari siroh, mengenai seorang yang meninggal dalam peperangan, kemudian para sahabat berkata orang ini syahid. Namun Rasulullah tidak membenarkannya. Malaikat Jibril telah memberitahukan kepada Rasulullah bahwa orang tersebut terluka dalam peperangan dan karena tidak tahan dengan rasa sakit akhirnya dia menusukkan pedangnya ke tubuhnya sendiri. Orang tersebut meninggal karena bunuh diri.

Seseorang yang kelihatannya sedang melakukan amal duniawi bisa jadi nilainya besar di mata Allah jika niatnya benar dan dilakukan dengan ikhlas. Ilmuwan yang melakukan penelitian demi kemaslahatan manusia, suami yang bekerja untuk menafkahi keluarga, seseorang yang menanam pohon demi kelestarian lingkungan, dan berbagai amal “duniawi” lainnya bisa bernilai ibadah jika dilakukan dengan ikhlas dan niat yang benar, niat karena Allah. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

blog comments powered by Disqus