Live Streaming Aa' gym di USTREAM

Cek terus halaman ini untuk melihat ceramah aa' secara live via ustream. Jadwal live streaming - menyusul, atau kunjungi http://www.ustream.tv/channel/aagym-dt untuk melihat rekamannya.

Kajian Asmaul Husna - tiap Kamis malam pukul 19.30 wib

Live video chat by Ustream

Wednesday, May 5, 2010

MQ Pagi 05 Mei 2010

Wednesday, May 5, 2010
Pemateri: Ustadzah Rosyida
Materi: Shafiyyah binti Huyay

Ringkasan Materi:
Nama lengkapnya adalah Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab bin Sa’yah bin Amir bin Ubaid bin Kaab bin al-Khazraj bin Habib bin Nadhir bin al-Kham bin Yakhurn dari keturunan Harun bin Imran. Ibunya bernama Barrah binti Samaual dari Bani Quraizhah. Shafiyyah dilahirkan 3 (tiga) tahun setelah masa kenabian Rasulullah saw. Ayahnya adalah seorang pemimpin Bani Nadhir.

Beliau termasuk wanita yang cerdas dan cantik, bahkan sebelum masuk islam beliau terkenal sebagai wanita yang memegang teguh agama lamanya. Sayyidah Shafiyyah bin Huyay r.a. telah dua kali menikah sebelum dengan Rasulullah. Suami pertamanya bernama Salam bin Musykam, salah seorang pemimpin Bani Quraizhah. Suami keduanya bernama Kinanah bin Rabi’ bin Abil Hafiq. Semasa menikah dengan suami keduanya Shafiyyah pernah bermimpi bahwa dia melihat bulan dari Yatsrib yang masuk ke kamar dan jatuh ke pangkuannya, hal ini beliau ceritakan kepada suaminya. Mengetahui takwil dan mimpi itu, suaminya marah dan menampar wajah Shafiyyah sehingga berbekas di wajahnya. Luka di wajah ini pun sempat dilihat oleh Rasulullah, hal ini menyebabkan Rasullah bertanya dan Shafiyyah pun menceritakan sebabnya.

Kisah tentang beliau sangat banyak kaitannya dengan politik pemerintahan yang dilakukan oleh Rasulullah saw, jadi kisah ini tidak terlepas dari upaya Rasulullah saw saat menjadi kepala negara di Madinah pada saat itu yang hendak menaklukkan Yahudi di Khaibar. Setelah melakukan perjanjian dengan kaum Quraisy di Hudaibiyah untuk tidak membantu Yahudi Khaibar bila hendak menyerang kaum muslim, maka Rasul pun dapat berkonsentrasi penuh untuk menaklukkan Khaibar. Khaibar terkenal memiliki benteng yang sangat kokoh dan sulit untuk ditaklukkan, karena secara umum kaum Yahudi tidak pandai berperang.

Lebih kurang pada tahun 6 H, Rasulullah saw menyiapkan penaklukan Khaibar. Sebelum menyerang, selalu Rasulullah menawarkan pilihan, mau masuk islam atau mereka tetap dengan agamanya yang lama tetapi tunduk kepada aturan-aturan islam dalam hal kehidupan sehari-hari, bukan dalam hal yang berkaitan dengan ibadah agama mereka. Maka, ketika kedua pilihan ini tidak dihiraukan, langkah terakhir adalah dengan berperang.

Pada saat inilah terjadi peperangan yang sangat 'alot', tetapi Allah pada akhirnya memberikan kemenangan dengan diruntuhkannya benteng Khaibar satu-persatu. Dikisahkan, tawanan wanita dibawa kehadapan Rasulullah, diantaranya ada Shafiyyah. Bilal membawa Shafiyyah bersama sepupunya menghadap Nabi saw, di sepanjang jalan yang dilaluinya terlihat mayat-mayat tentara kaumnya yang dibunuh. Hati Shafiyyah sangat sedih melihat keadaan itu, apalagi jika mengingat bahwa dirinya menjadi tawanan kaum muslimin. Rasulullah saw memahami kesedihan yang dialaminva, kemudian beliau bersabda kepada Bilal, “Sudah hilangkah rasa kasih sayang dihatimu, wahai Bilal, sehingga engkau tega membawa dua orang wanita ini melewati mayat-mayat suami mereka?”

Rasulullah saw pun menikahi Shafiyyah. Pernikahan beliau dengan Shafiyyah didasari beberapa landasan. Shafiyyah telah mernilih Islam serta menikah dengan Rasulullah ketika beliau memberinya pilihan antara memeluk Islam dan menikah dengan beliau atau tetap dengan agamanya dan dibebaskan sepenuhnya. Ternyata Shafiyyah memilih untuk tetap bersama Nabi.

Rasulullah saw. menghormati Shafiyyah sebagaimana hormatnya beliau terhadap istri-istri yang lain. Akan tetapi, istri-istri beliau menyambut kedatangan Shafiyyah dengan wajah sinis karena dia adalah orang Yahudi, di samping juga karena kecantikannya yang menawan. Dalam riwayat, ketika itu Shafiyyah mendengar obrolan Hafshah dan Aisyah tentang dirinya dan mengungkit-ungkit asal-usul dirinya. Betapa sedih perasannya. Lalu dia mengadu kepada Rasulullah sambil menangis. Rasulullah menghiburnya, ‘Mengapa tidak engkau katakan, bagaimana kalian berdua lebih baik dariku, suamiku Muhammad, ayahku Harun, dan pamanku Musa”

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

blog comments powered by Disqus