Live Streaming Aa' gym di USTREAM

Cek terus halaman ini untuk melihat ceramah aa' secara live via ustream. Jadwal live streaming - menyusul, atau kunjungi http://www.ustream.tv/channel/aagym-dt untuk melihat rekamannya.

Kajian Asmaul Husna - tiap Kamis malam pukul 19.30 wib

Live video chat by Ustream

Tuesday, April 6, 2010

MQ Pagi 06 April 2010

Tuesday, April 6, 2010
Sesi I
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Dunia bukanlah ukuran yang sejati

Ringkasan Materi:
Kita seringkali mengukur kesuksesan, kerugian, dan keberuntungan dengan takaran duniawi. Harta, jabatan, kepopuleran, kecelakaan, dan musibah sejatinya tidak dapat dijadikan ukuran untuk menilai seseorang itu sukses atau tidak.

Rasul pernah ditanya, orang yang paling beruntung itu yang bagaimana? Rasul menjawab "Barang siapa yang keadaannya hari ini kualitas hidupnya lebih baik dari hari kemarin maka dia adalah orang beruntung, barangsiapa keadaan hidupnya pada hari ini sama dengan hari kemarin maka ia termasuk orang yang rugi, dan barangsiapa keadaan hidupnya pada hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka dia itulah orang yang celaka"

Menurut Rasul keberuntungan itu adalah jika kualitas hidup kita hari ini lebih baik dari hari kemarin. Jadi, kesuksesan dan keberuntungan tidak ditentukan dari banyaknya uang, tingginya jabatan, dan kepopuleran. Musibah yang menimpa kita pun bukan ukuran bahwa kita celaka, boleh jadi itu adalah ujian untuk membuat kita semakin mendekatkan diri kepada Allah dan menjadi seorang yang makin bertaqwa. Taqwa inilah keberuntungan yang sejati.

Dicabutnya nikmat dunia bukan berarti kerugian, asal hal ini dapat makin mendekatkan kita kepada Allah. Penderitaan, baik lahir maupun batin jika disikapi dengan baik maka akan menjadi sarana untuk menggugurkan dosa, dari sini akan ada banyak hal positif yang bisa didapat antara lain: hati menjadi lembut, ibadah menjadi khusyu', akhlak menjadi lebih baik, tawadhu, dan istiqomah.

Lihatlah berapa banyak orang dengan dunia berlimpah tetapi jauh dari Allah, hatinya goyah, cenderung melakukan maksiat dan munafik.

Sesi II
Pemateri: Syech Kholil dari Madinah bersama Ustadz Roni Abdul Fattah
Materi: Tiga hal yang mesti kita perjuangkan

Ringkasan Materi:
Berikut ini adalah doa yang senantiasa dipanjat oleh Rasulullah saw:
Allahumma inni as'aluka 'Ilman naafi'an, wa rizqan tayyiban, wa 'amalan mutaqabbalan
"Ya Allah, aku mohon kepadamu agar engkau memberi kamu ilmu yang bermanfaat, rejeki yang baik, dan terimalah amal ibadah kami"
Dalam doa ini Rasul memohon kepada Allah 3(tiga) hal, ketiga hal ini sebaiknya juga dapat selalu mewarnai kehidupan kita.

Ilmu yang bermanfaat - Carilah ilmu sebanyak-banyaknya baik yang berkaitan dengan dunia maupun akhirat, jangan sampai hari-hari kita terlewati tanpa ada pertambahan ilmu.

Rejeki yang baik - Setidaknya ada 2(dua) syarat yang harus dipenuhi agar rejeki dapat dikatakan baik jika zat dan cara memperolehnya juga halal.
“Setiap daging yang tumbuh dari yang haram, maka nerakalah yang pantas baginya.” (HR. Tirmidzi)

“Sesungguhnya Allah mengharamkan surga atas tubuh yang tumbuh dengan yang haram.” (HR. Abu Nuaim)

“Kemudian Ia (Nabi Muhammad Saw) menyebut seorang laki-laki yang sudah jauh perjalanannya, kusut rambutnya dan berdebu pakaiannya, ia selalu mengangkat tangannya ke langit sambil berdoa, ya Tuhan, ya Tuhan, tetapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan tumbuh dengan yang haram, maka bagaimana mungkin doa itu akan dikabulkan oleh Allah.” (HR. Muslim)
Amal yang diterima - Ini merupakan tujuan setiap muslim, ada beberapa syarat agar amal kita diterima Allah, yaitu:
  1. dilakukan ikhlas karena Allah, bukan untuk mencari duniawi
  2. Umar bin Khatab Ra, berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya. Barang siapa yang hijrahnya itu karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya” (HR. Bukhari Muslim)
  3. dilakukan sesuai dengan petunjuk Rasulullah
  4. Dari Aisyah ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang mengamalkan suatu amal (ibadah) yang tidak pernah kami lakukan, maka amalnya itu ditolak.” (HR. Muslim)
  5. sempurna, dalam arti amal dilakukan secara murni hanya kepada Allah. Tidak boleh beribadah kepada Allah dan menyertai amalan itu dengan pergi ke dukun
Wallaahu a’lam bish-shawaab

blog comments powered by Disqus