Live Streaming Aa' gym di USTREAM

Cek terus halaman ini untuk melihat ceramah aa' secara live via ustream. Jadwal live streaming - menyusul, atau kunjungi http://www.ustream.tv/channel/aagym-dt untuk melihat rekamannya.

Kajian Asmaul Husna - tiap Kamis malam pukul 19.30 wib

Live video chat by Ustream

Monday, June 28, 2010

MQ Pagi 28 Juni 2010

Monday, June 28, 2010
Pemateri: KH Abdullah Gymnastiar
Materi: Memiliki hati yang tidak menuntut

Ringkasan Materi:
Q.S Thaha ayat 25-28: “Berkata Musa: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataannku”

Orang yang beruntung adalah orang yang dilapangkan hatinya oleh Allah SWT sehingga kemudahan menyertainya dalam segala urusan dan yang keluar dari mulutnya adalah perkataan-perkataan yang berbobot. Sebaliknya, orang yang sempit hatinya akan menghadapi kesulitan dalam urusan-urusannya dan perkataan-perkataan yang dikeluarkan merupakan sesuatu yang dangkal.

Hendaknya kita tidak pernah menuntut orang lain untuk menjaga perasaan kita, tidak menyebut-nyebut pengorbanan dan jasa-jasa yang telah dilakukan. Mari bayangkan jika seorang pemimpin, baik itu panglima perang, direktur perusahaan, kyai, guru, atau ayah sebagai kepala rumah tangga, berkeluh kesah mengenai hal-hal yang telah dia lalui, masalah-masalah kesehariannya dan lain-lain. Hal ini pasti menimbulkan kesan bahwa mereka adalah pemimpin yang cengeng, mudah mengeluh, dan terlalu berkutat dengan diri mereka sendiri.

Kita harus melatih diri untuk menjadi orang yang mampu meraba perasaan orang lain, tidak perlu mengharapkan orang untuk mengerti perasaan kita. Penting bagi kita untuk berterima kasih kepada orang lain, tetapi tidak perlu untuk mengharap rasa terima kasih orang lain bagi kita. Sebaiknya kita juga senantiasa menghargai orang lain, tidak perlu sebaliknya; berharap agar orang lain menghargai kita. Orang-orang yang mempu melakukan ini adalah orang-orang yang mulia akhlaknya.

Orang-orang yang terlalu menuntut tidak akan pernah merasa tenang, selalu terpenjara oleh ekpektasi yang tinggi terhadap orang lain dan akan merasa sakit hati karena sikap mereka sendiri. Orang-orang di sekitarnya tidak akan merasa respek dengan orang yang bermental miskin seperti ini.

Ada satu lagu sederhana dengan lirik yang sangat bermakna; “Hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya, menyinari dunia”. Lagu ini memang tentang kasih seorang ibu, tetapi jika kita dapat memaknainya dengan lebih luas, maka orang-orang yang dapat memberi tanpa pamrih adalah orang-orang yang memiliki kenikmatan yang hakiki.

Orang-orang seperti ini dapat mengondisikan hati mereka sehingga terasa ringan dan lapang, tidak merasa kehilangan atas yang telah mereka berikan dan tidak berpikir mengenai imbalan yang bisa mereka dapatkan. (dicopas dari sini)

Wallaahu a’lam bish-shawaab

materi audio dapat didownload disini

blog comments powered by Disqus